ID dan Nama Wahana : RSUD MA Hanafiah Topik : Retensio urine e.c susp. BPH Tanggal (kasus) : 30 Mei 2012 Nama Pasien : Tn. B No. RM : 005318 Tanggal Presentasi : 10 Juli 2012 Pendamping Dr. Martining Saswati Tempat Presentasi : Ruang Komite Medik RSUD MA Hanafiah Objektif Presentasi : Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Seorang laki-laki, 57 tahun, mengeluh tidak bisa BAK sejak 1 hari sebelum masuk RS. Bila hendak BAK pasien harus menunggu lama dan mengedan agar BAK Deskripsi : keluar. BAK sering keluar menetes sedikit-sedikit . Pasien sudah di ketahui mempunyai riwayat penyakit prostat sejak 2 tahun yang lalu. Pemeriksaan RT di Tujuan : Bahan Bahasan : Cara Membahas : Data dapatkan kesan pembesaran prostat Menegakkan diagnosis dan tatalaksana BPH Tinjauan Pustaka Diskusi Riset Presentasi dan Diskusi Kasus E-mail Audit Pos
Nama : Tn. B Pasien : Nama Klinik : UGD Data Utama untuk Bahan Diskusi : 1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Pasien mengeluh tidak bisa BAK sejak 1 hari yang lalu. BAK tidak lancar sejak 2 tahun yang lalu. Pasien sering menunggu lama dan mengedan saat pertama akan buang air kecil, tetapi air kencing yang keluar tidak lancar. Pasien merasakan ingin segera buang air kecil dan seperti tidak dapat ditahan tetapi pada saat awal buang air kecil tetapi harus menunggu untuk memulai kencing. Setelah BAK pasien sering merasa tidak puas dan pancaran air kencing saat akhir menetes. Setelah beberapa saat setelah kencing sering merasa ingin BAK kembali. Pasien menyatakan sering terbangun saat malam hari untuk BAK, hingga 4 kali dalam semalam. Kencing berwarna merah seperti bercampur darah, nyeri pada daerah pinggang dan kencing berpasir disangkal oleh pasien. RT Anus : Tenang Spincter : adekuat Mukosa : licin Ampula : tidak menganga Teraba prostat membesar, permukaan licin , konsistensi kenyal padat, sulcus medianus teraba, pole superior masih teraba, nyeri tekan (-).
Pasien sudah mengalami keluhan serupa sejak 2 tahun yang lalu 3. Riwayat Keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini. 4. Riwayat Pekerjaan : Pasien adalah seorang pensiunan PNS 5. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : Pasien adalah seorang pensiunan, mempunyai seorang istri dan memiliki 4 orang anak 6. Riwayat Imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus) : Tidak ada yang penting 7. Lain-lain : Daftar Pustaka :
1. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT BEDAH DE JONG
selanjutnya
3. Komunikasi efektif antara dokter dan keluarga pasien
1. Subjektif :
Pasien mengeluh tidak bisa BAK sejak 1 hari yang lalu. BAK tidak lancar sejak 2 tahun yang lalu. Pasien sering menunggu lama dan mengedan saat pertama akan buang air kecil, tetapi air kencing yang keluar tidak lancar. Pasien merasakan ingin segera buang air kecil dan seperti tidak dapat ditahan tetapi pada saat awal buang air kecil tetapi harus menunggu untuk memulai kencing. Setelah BAK pasien sering merasa tidak puas dan pancaran air kencing saat akhir menetes. Setelah beberapa saat setelah kencing sering merasa ingin BAK kembali. Pasien menyatakan sering terbangun saat malam hari untuk BAK, hingga 4 kali dalam semalam. Kencing berwarna merah seperti bercampur darah, nyeri pada daerah pinggang dan kencing berpasir disangkal oleh pasien.
2. Objektif :
VITAL SIGN Keadaan Umum : Tampak sakit sedang. Kesadaran Tekanan darah : CMC : 130/70 mmHg Nadi : 84 x/menit. Pernafasan : 24 x/menit. Suhu axilla : 37,1 0C
STATUS INTERNUS :
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Leher : JVP 52 cmH2O THT : tidak ada kelainan Thoraks : Abdomen Inspeksi : distensi ( - ) Palpasi : hepar dan lien tidak teraba Perkusi : timpani
Auskultasi : BU (+) normal
Inspeksi : Warna kulit sama dengan sekitarnya, tanda inflamasi tidak ada, alignment tulang belakang lurus, gibbus tidak ada. Palpasi Perkusi : Tidak teraba massa, nyeri tekan (-) : Nyeri ketok (-) Regio Suprapubic massa. Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, buli-buli teraba, massa tumor tidak teraba
Inspeksi : Kesan blaas menonjol, warna kulit sama dengan sekitar, tidak tampak
RT Anus : Tenang Spincter : adekuat Mukosa : licin Ampula : tidak menganga Teraba prostat membesar, permukaan licin , konsistensi kenyal padat, sulcus medianus teraba, pole superior masih teraba, nyeri tekan (-). HandScoen : feses (+), darah (-), lendir (-).
Pembesaran prostat benigna atau lebih dikenal sebagai BPH sering diketemukan pada pria yang menapak usia lanjut. Istilah BPH atau benign prostatic hyperplasia sebenarnya merupakan istilah histopatologis, yaitu terdapat hiperplasia sel-sel stroma dan sel-sel epitel kelenjar prostat. Meskipun jarang mengancam jiwa, BPH memberikan keluhan yang menjengkelkan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Keluhan yang disampaikan oleh pasien BPH seringkali berupa LUTS (lower urinary tractsymptoms) yang terdiri atas gejala obstruksi (voiding symptoms) maupun iritasi (storage symptoms) yang meliputi: frekuensi miksi meningkat, urgensi, nokturia, pancaran miksi lemah dan sering terputus-putus (intermitensi), dan merasa tidak puas sehabis miksi, dan tahap selanjutnya terjadi retensi urine. Pembesaran prostat dianggap sebagai bagian dari proses pertambahan usia, seperti halnya rambut yang memutih. Oleh karena itulah dengan meningkatnya usia harapan hidup, meningkat pula prevalensi BPH.
Medikamentosa
Antagonis adrenergik reseptor yang dapat berupa: a. preparat non selektif: fenoksibenzamin b. preparat selektif masa kerja pendek: prazosin, afluzosin, dan indoramin c. preparat selektif dengan masa kerja lama: doksazosin, terazosin, dan tamsulosin Inhibitor 5 redukstase, yaitu finasteride dan dutasteride Fitofarmaka 3. Pendidikan Penyakit yang diderita diakibatkan oleh proses penuaan. Terjadi pembesaran dari kelenjar prostat yang meyebabkan gejala-gejala BAK tidak lancar dan harus menunggu lama untuk mulai BAK. BPH juga dapat menimbulkan komplikasi pada saluran kencing, misalnya infeksi, batu akibat BAK yang sering tertahan. Tindakan pemasangan kateter urin yang di lakukan pada pasien hanya bersifat sementara, mengurangi keluhan pasien. Terapi definitive pada pasien sebaiknya adalah dengan pembedahan. Pasien sebaiknya berkonsultasi ke dokter spesialis bedah / bedah urologi untuk penyakitnya ini.
4. Konsultasi Pasien ini diharapkan dapat berkonsultasi kepada ahli bedah / bedah urologi untuk penatalaksanaan selanjutnya
Mengetahui Pendamping