Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Nama/NPM NPM Fakultas / Departemen No. Percobaan Nama Percobaan Tanggal Percobaan Group/Rekan Kerja

: Putri Sakinah Matondang : 1106066795 : MIPA/Kimia : KR02 : Calory Work : 11 April 2012 : 9/ Nurul Aisha

Laboratorium Fisika Dasar UPP - IPD Universitas Indonesia

Tujuan Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.

Alat 1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan 2. Kawat konduktor ( bermassa 2 gr ) 3. Termometer 4. Voltmeter dan Ampmeter 5. Adjustable power supply 6. Camcorder 7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis Dasar Teori Hukum Kekekalan Energi mengatakan Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Hukum ini diciptakan oleh James Prescott Joule, seorang ahli fisika Inggris yang namanya diabadikan menjadi satuan energi. Hukum ini juga berlaku dalam kehidupan manusia. Aktivitas yang kita lakukan setiap hari merupakan perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Contohnya, saat kita makan, kita mengubah energi kimia dari makanan menjadi energi yang kita gunakan untuk bergerak dan berpikir. Energi yang kita berikan untuk perusahaan saat kita bekerja akan ditukar menjadi energi potensial yang kita dapatkan dari perusahaan (income). Pada percobaan kali ini akan dilakukan pengkonversian energi dari energi listrik menjadi energi panas. Energi Listrik Energi listrik adalah kemampuan untuk melakukan atau menghasilkan usaha listrik (kemampuan yang diperlukan untuk memindahkan muatan dari satu titik ke titik yang lain). Energi listrik dilambangkan dengan W.

Sedangkan perumusan yang digunakan untuk menentukan besar energi listrik adalah : W = Q.V

keterangan : W = Energi listrik ( Joule) Q = Muatan listrik ( Coulomb) V = Beda potensial ( Volt ) Karena I = Q/t maka diperoleh perumusan W = (I.t).V W = V.I.t Apabila persamaan tersebut dihubungkan dengan hukum Ohm ( V = I.R) maka diperoleh perumusan : W = I.R.I.t Satuan energi listrik lain yang sering digunakan adalah kalori, dimana 1 kalori sama dengan 0,24 Joule selain itu juga menggunakan satuan kWh (kilowatt jam). Energi listrik dapat diubah-ubah menjadi berbagai bentuk energi yang lain. Energi listrik menjadi energi kalor, alat yang digunakan yaitu setrika listrik, ceret listrik, kompor listrik , dan lain-lain. Energi listrik menjadi energi cahaya, alat yang digunakan yaitu lampu pijar, lampu neon, dan lain-lain. Energi listrik menjadi energi gerak, alat yang digunakan yaitu kipas angin, penghisap debu, dan lain-lain dan masih banyak lagi penggunaan energi listrik. Energi Kalor

Energi kalor atau sering dikenal juga dengan energi panas merupakan salah satu bentuk energi. Kalor atau panas adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor atau panas berbeda dengan suhu. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas yang diserap maupun yang dilepaskan oleh suatu benda. Sementara itu, suhu merupakan ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor pun dapat didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki suatu zat. Secara umum, untuk mendeteksi adanya kalor atau panas yang dimiliki oleh suatu benda adalah dengan cara mengukur suhu benda tersebut. Secara matematis, kalor dapat dirumuskan sebagai:

Q = m.c.(t2 t1) Dimana : Q = kalor yang dibutuhkan (J) m = massa benda (kg) c = kalor jenis (J/kgC) (t2-t1) = perubahan suhu (C) Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius. H = Q/(t2-t1) Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter. c = Q/m.(t2-t1) Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru H = m.c Hubungan antara kalor dengan energi listrik Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi listrik. Dalam pembahasan ini hanya akan diulas tentang hubungan energi listrik dengan energi kalor. Alat yang digunakan mengubah energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel listrik, pemanas listrik, dan lain-lain. Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor yang dihasilkan. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan. W=Q Untuk menghitung energi listrik digunakan persamaan sebagai berikut : W = P.t

Keterangan : W adalah energi listrik (J) P adalah daya listrik (W) t adalah waktu yang diperlukan (s) Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m.c.(t2 t1) maka diperoleh persamaan ; P.t = m.c.(t2 t1) Azas Black Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat dirumuskan : Q lepas = Q terima Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh : Q lepas = Q terima m1.c1.(t1 ta) = m2.c2.(ta-t2) Prosedur Percobaan 1. Mengaktifkan Web cam (mengklik icon video pada halaman web r-Lab) 2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor 3. Menghidupkan Power Supply dengan mengklik radio button disebelahnya. 4. Mengambil data perubahan temperatur , tegangan dan arus listrik pada kawat konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara mengklik icon ukur

5. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di web cam, tunggulah hingga mendekati temperatur awal saat diberikan V0 . 6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3 Data Pengamatan
t 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 I 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 35.02 35.02 35.02 35.02 35.02 35.02 35.02 35.02 35.02 35.02 50.42 50.31 50.31 50.31 50.31 50.31 50.31 50.31 50.31 50.31 41.75 41.75 41.75 41.75 41.75 41.75 V 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 1.52 1.53 1.53 1.53 1.53 1.53 1.53 1.53 1.53 1.53 1.03 1.03 1.03 1.03 1.03 1.03 T 23,4 23,3 23,2 23,1 23.0 22,9 22,9 22,8 22,7 22,6 20,5 20,6 20,7 20,9 21,1 21,2 21,3 21,5 21,6 21,8 20.6 21,0 21.8 22.8 23.7 24.5 25.2 25.8 26.4 26.9 25,1 25 25.1 25.3 25,5 25,7

21 24 27 30

41.75 41.75 41.75 41.75

1.03 1.03 1.03 1.03

25,9 26 26.1 26,3

Rumus Pengolahan Data Pada percobaan ini, dalam mengolah data menggunakan metode least square.

Dimana H : kapasitas kalor = m.c c = kalor jenis (J / g C) Maka didapatkan , dengan t adalah suhu (C).

Berikut adalah rumus-rumus least square yang digunakan pada percobaan kali ini :

Pengolahan Data Tabel Data V0


Waktu 3 6 9 12 15 18 I 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 V 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Temp 23,4 23,3 23,2 23,1 23.0 22,9

21 24 27 30

23.84 23.84 23.84 23.84

0.00 0.00 0.00 0.00

22,9 22,8 22,7 22,6

Perhitungan pada V0

Waktu (x) 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 165

Temperatur (y) 23.4 23.3 23.2 23.1 23.0 22.9 22.9 22.8 22.7 22.6 229.9

x^2

y^2

xy

9 36 81 144 225 324 441 576 729 900 3465

547.56 542.89 538.24 533.61 529 524.41 524.41 519.84 515.29 510.76 5286.01

70.2 139.8 208.8 277.2 345 412.2 480.9 547.2 612.9 678 3772.2

Grafik 1 ( Temperatur terhadap Waktu saat V = 0 volt)

23,5 23,4 23,3 Temperatur (celcius) 23,2

23,1
23 22,9 22,8 22,7 22,6 22,5 0 5 10 15 20 25 30 35 Waktu (sekon) y = -0,0256x + 21,9 R = 0,9893

Dimana : a = 0.0256 v = 0 volt I = 23.84 mA m = 2 gram

Tabel Data V1
Waktu 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 I 35.02 35.02 35.02 35.02 35.02 35.02 35.02 35.02 35.02 35.02 V 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 T 20,5 20,6 20,7 20,9 21,1 21,2 21,3 21,5 21,6 21,8

Tegangan V1 ( V = 0.65 volt) Perhitungan pada V1

Waktu (x) 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 165

Temperatur (y) 20.5 20.6 20.7 20.9 21.1 21.2 21.3 21.5 21.6 21.8 211.2

x^2

y^2

xy

9 36 81 144 225 324 441 576 729 900 3465

420.25 424.36 428.49 436.81 445.21 449.44 453.69 465.25 466.56 475.24 4465.3

61.5 123.6 186.3 250.8 316.5 381.6 447.3 516 583.2 654 3520.8

Grafik 2 ( Temperatur terhadap Waktu saat V = 0.65 volt)

22 21,8 Temperatur (celcius) 21,6 21,4 21,2 21 20,8 20,6 20,4 20,2 0 5 10 15 20 25 30 35 Waktu (sekon)

y = 0,0428x + 21,52 R = 0,994

a = 0.0428 v = 0.65 volt I = 35.02 mA m = 2 gram

Tabel Data V2
t 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 I 50.42 50.31 50.31 50.31 50.31 50.31 50.31 50.31 50.31 50.31 V 1.52 1.53 1.53 1.53 1.53 1.53 1.53 1.53 1.53 1.53 T 20.6 21,0 21.8 22.8 23.7 24.5 25.2 25.8 26.4 26.9

Tegangan V2 ( V = 1.53 volt) Perhitungan pada V2

Waktu (x) 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 165

Temperatur (y) 20.6 21.0 21.8 22.8 23.7 24.5 25.2 25.8 26.4 26.9 238.7

x^2

y^2

xy

9 36 81 144 225 324 441 576 729 900 3465

424.36 441 475.24 519.84 561.69 600.25 635.04 665.64 696.96 723.61 5743.6

61,8 126 196.2 273.6 355.5 441 529.2 619.2 712.8 807 4122.3

Grafik 2 ( Temperatur terhadap Waktu saat V = 1.53 volt)

30 25 Temperatur (celcius) 20 15 10 5 0 0 5 10 15 20 25 30 35 Waktu (sekon) y = 0,226x + 19,21 R = 0,9916

a = 0.226 v = 1.53 volt I = 50,31 mA m = 2 gram

Tabel Data V3
t 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 I 41.75 41.75 41.75 41.75 41.75 41.75 41.75 41.75 41.75 41.75 V 1.03 1.03 1.03 1.03 1.03 1.03 1.03 1.03 1.03 1.03 T 25,1 25 25.1 25.3 25,5 25,7 25,9 26 26.1 26,3

Tegangan V3 ( V = 1.03 volt)

Perhitungan pada V3 Waktu (x) 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 165


i yi i

Temperatur (y) 25.1 25.0 25.1 25.3 25.5 25.7 25.9 26.0 26.1 26.3 256
yi
i

x^2 9 36 81 144 225 324 441 576 729 900 3465

y^2 630.01 625 630.01 640.09 650.25 660.49 670.81 676 681.21 691.69 6555.56

xy 75.3 150 225.9 303.6 382.5 462.6 543.9 624 704.7 789 4261.5

10 1

1 1

1 1 Grafik 3 ( Temperatur terhadap Waktu saat V = 1.03 volt) 1

26,4 26,2 Temperatur (celcius) 26 y = 0,0505x + 24,767 R = 0,9663

25,8
25,6 25,4

25,2
25 24,8 0 5 10 15 20 25 30 35 Waktu (sekon)

a = 0.05 v = 1.03 volt I = 41.75 mA m = 2 gram

Didapatkan c rata-rata

Setelah dicari terlebih dahulu, diketahui bahwa c literatur merupakan c Perak yaitu 230 J/kC Kesalahan literatur =

Kesalahan literatur = =

Analisis Data Percobaan kali ini adalah percobaan mengenai calory work. Percobaan ini bertujuan untuk menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor. Percobaan r-lab mengenai calori work ini dilakukan dengan memberikan tegangan yang berbeda pada alat laboratorium fisika dengan memilih tegangan lalu mengklik tombol power supply lalu klik ukur. Dan secara otomatis tegangan langsung diberikan, hal ini dilakukan agar diperoleh data yang bervariasi sehingga hasil perhitungan menjadi lebih akurat. Saat melakukan praktikum, praktikan memperhatikan suhu awal terlebih dahulu karena suhu sebelum tegangan dirubah haruslah sama atau mendekati suhu awal agar sistem menjadi seimbang kembali. Diketahui pada sistem, kawat konduktor memiliki massa 2 gram yang dikonversi pada satuan SI (Standar Internasional) sebesar 2 x 10 -3 kg . Praktikan mengklik tombol ukur dengan tujuan mendapatkan data berupa arus, waktu, dan suhu yang bervariasi, hal ini akan digunakan dalam perhitungan data sehingga diperoleh nilai kapasitas kalor suatu zat. Pengukuran ini dilakukan dalam tiga puluh detik dengan melakukan pendataan disetiap tiga detik. Pada setiap detik, kawat yang dialiri listrik akan mengalami kenaikan temepratur kecuali pada pengukuran yang dialiri listrik 0 V Pada percobaan pertama dengan tegangan V0 tegangan yang didapatkan 0 sedangkan suhu yang didapatkan lumayan bervariasi. Untuk menentukan kalor jenic (c) dan kapasitas kalor (C) didapat ditentukan karena tegangannya 0. Pada percobaan kedua dengan tegangan V 1 tengangan yang didapatkan dibervariasi yaitu 0,65 V sedangkan suhu yang didapatkan cukup bervariasi interval 23,4-22,6 C. Sehingga pada percobaan ini dapat menghitung kapasitas kalor (C) dan kalor jenis (c). Dari percobaan C = J/C dan c = J/kgC. Pada percobaan ketiga dengan tegangan V 2 arus dan tegangan yang didapat tidak bervariasi sedangkan suhu cukup bervariasi, sehingga didapatkan C = J/C dan c = J/kgC. Pada percobaan keempat dengan tegangan V3, arus dan tegangan yang didapatkan tidak bervariasi sedangkan suhu cukup bervariasi sehingga didapatkan C = J/C dan c = J/kgC. Setelah setiap tegangan telah didapat kalor jenis dan kapasitas kalornya. Maka praktikan dapat menentukan nilai kapasitas kalor rata-rata dan kalor jenis rata-rata. Kapasitas kalor rata-rata yang didapatkan J/C dan kalor jenisnya J/kgC. Dari nilai kalor jenis tersebut kita dpat mengetahui jenis kawat konduktornya dari data tabel yang terlampir diketahui kalor jenis percobaan mendekati kalor jenis perak yang sebesar 230 j/kgC karena kalor jenis yang didapatkan percobaan sebesar 216,5 j/kgC.

Berdasarkan hasil perhitungan kesalahan literatur, Angka kesalahan yang diperoleh praktikan dalam melakukan percobaan kecil, yaitu 5,7 %. Hal ini menandakan bahwa praktikan sudah cukup baik dalam melakukan percobaan kali ini. Meskipun suhu awal yang dipilih untuk masingmasing percobaan nilainya tidak sama persis, nyatanya hal tersebut tidak terlalu berpengaruh pada hasil akhir. Untuk menganalis penyebab-penyabab kesalahan yang menyebabkan kesalahan literatur sebesar 5,7 % itu cukup sulit. Dikarenakan percobaan ini menggunakan R-lab yang sulit bagi kita hal-hal yang memungkinkan kesalahan kesalahan terjadi. Ada hal yang memungkinkan kesalahan itu terjadi yaitu tidak tepatnya suhu dengan suhu awal lilitan. Kesalahan yang memungkinkan lagi yaitu kesalahan teknis karena faktor akses internet. Dari hasil percobaann yang dilakukan praktikan, terdapat empat buah grafik. Keempat grafik ini merupakan gambaran dari percobaan yang telah dilakukan praktikan dengan empat keadaan yang berbeda, yaitu V0, V1, V2, dan V3. Grafik hasil percobaan menggambarkan bahwa variabel m diwakili oleh waktu (t) dikarenakan waktu memiliki interval yang tetap, sedangkan variabel y yang diwakili oleh perubahan tidak memiliki interval yang tetap. Untuk keadaan V 0, grafik yang terbentuk adalah garis lurus. Hal ini terjadi karena pada saat diberikan tegangan V 0, suhu tidak berubah/konstan. Sedangkan pada grafik V1, V2, dan V3 terlihat garis yang tidak merata sehinggga grafik menjadi berkelok-kelok. Hal ini dikarenakan suhu yang ditangkap oleh sistem cepat sekali berubah sehingga berpengaruh pada perubahan suhu yang ditampilkan dalam grafik. Namun pada ketiga grafik tersebut nilai kebenarannya sangat besar, yaitu mendekati 1, atau tepatnya V0 : 0,9893, V1 : 0.994, V2 : 0.9916 dan V3 : 0,966 Prinsip dasar percobaan calori work bahwa Ketika nilai kalor jenis kecil, hal tersebut menandakan bahwa benda tersebut mempunyai konduktivitas yang tinggi karena dapat menaikkan suhunya dengan energi yang kecil. Di sisi lain untuk benda yang memiliki kalor jenis besar, berarti benda tersebut membutuhkan energi yang besar untuk menaikkan suhunya. Benda yang kalor jenisnya tinggi, berarti konduktivitasnya rendah. Untuk kapasitas kalor yang didapatkan sudah sesuai dengan teori dimana kalor yang terdisipasi pada kawat akan sebanding dengan perubahan tegangan dan arus. Kesimpulan Energi bersifat kekal dan dapat berubah bentuk. Percobaan ini membuktikan perubahan Energi Listrik menjadi Energi Kalor yang meningkatkan suhu kawat. Ketika kawat dialiri listrik, maka suhu kawat tersebut akan naik.

Kapasitas kalor bergantung pada besar tegangan, arus, massa bahan yang digunakan, perubahan suhu, dan waktu. Setiap logam memiliki kalor jenis yang berbeda-beda

Daftar Pustaka Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ, 2000. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005. www.sitrampil.ui.ac.id

Anda mungkin juga menyukai