Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny Y GI P00000 DENGAN ABORTUS INKOMPLETUS


di BPS Ny. ROSDIANA SARAGIH Jl. Wisma Tengger XVII / 18 Surabaya Oleh I GUSTI AGUNG AJU NITYA DHARMANI NIM : 05021034

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN UNGGULSURABAYA


PRODI D4 KEBIDANAN / Kelas Umum Angkatan III

2008
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disetujui dan disahkan laporan yang berjudul Asuhan Kebidanan pada

PADA Ny Y GI P00000 DENGAN ABORTUS INKOMPLETUS


, di BPS Ny. ROSDIANA SARAGIH, Jl. Wisma Tengger XVII / 18 Surabaya Periode 01 April 2008 sampai dengan 19 April 2008. Mahasiswa STIKES INSAN UNGGUL I GUSTI AGUNG AJU NITYA DHARMANI

( 05021034) Disetujui oleh Pembimbing Akademik Pembimbing Praktek Klinik (Sutjiati Dwi H,S.Pd, SST, M.MKes) ( Rosdiana Saragih ) NIP. 140226595 Mengetahui A.n . Ketua STIKES INSAN UNGGUL Surabaya PLH . Ketua Program Studi D IV Kebidanan (Endang Sri Resmiati , SH , SST, M. MKes) NIP . 140 059 054

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Pada Ny Y GI P00000 DENGAN ABORTUS INKOMPLETUS, di BPS Ny. ROSDIANA SARAGIH, Jl. Wisma Tengger XVII / 18 Surabaya Makalah ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan semester VI, program D IV kebidanan di STIKES INSAN UNGGUL SURABAYA Dalam rangka meningkatkan keterampilan mahasiswa diharapkan tindakan asuhan kebidanan dapat dilaksanakan dengan baik dan optimal . Dalam makalah ini penyusun menggunakan dasar teori dari berbagai sumber buku dan pengamatan secara langsung pada klien serta dengan tanggung jawab maupun dari status klien . Selain itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak .

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kekeliruannya . Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk makalah selanjutnya . Sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya . (PENULIS)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ............................................. .............................. i Kata Pengantar

............................................. .................................... ii Daftar iii Isi

............................................. ........................................... iii BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1 1.1 Latar belakang ....................................................................... 1 1.2 Tujuan penulisan.................................................................... 2 1.2.1 Tujuan umum .............................................................. 2 1.2.2 Tujuan khusus ............................................................. 2 1.3 Metode penulisan ................................................................... 2 1.4 Ruang lingkup ....................................................................... 2

1.5 Sistematika penulisan ............................................................. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 4 2.1 Batasan judul asuhan kebidanan pada Ny Y dengan abortus inkompletus................................................. 4 2.2 Konsep Dasar Abortus ........................................................ 4 2.3 Konsep Dasar Abortus Inkompletus ...................................... 9 2.4 Konsep Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan ........................ 13 BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................ 16 Pengkajian ....................................................................... 16 Analisa data / diagnosa / masalah ....................................... 20 Diagnosa potensial ............................................................ 21 Tindakan segera ................................................................ 21 Intervensi dan rasional ....................................................... 21 Implementasi .................................................................... 25 Evaluasi ........................................................................... 27 BAB IV PENUTUP ......................................................................... 28 4.1 Kesimpulan ..................................................................... 28 4.2 Saran .............................................................................. 28 Daftar Pustaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan penjelasan hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan sampai saat ini janin yang terkecil yang dilaporkan dapat hidup diluar kandungan. Mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir akan tetapi, karena jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat badan dibawah 500 gram dapat hidup luas, maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu. abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan. Abortus buatan ialah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan. Abortus terapeutik ialah abortus buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Secara klinik abortus spontan dapat dibagi menjadi 7 bagian salah satu diantaranya yang dikaji dalam makalah ini adalah abortus inkompletus. Abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus, pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Perdarahan pada abortus inkompletus dapat banyak sekali, sehingga menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan. Oleh karena itu pelayanan / asuhan merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu dengan abortus inkompletus dan mengetahui secara dini bila ada perdarahan, penyimpangan /

kelainan lain yang ditemukan dengan tujuan agar ibu dapat sehat kembali dan bisa menghasilkan keturunan lagi. (Manuaba, 2001:48-49) 1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1 Tujuan Umum Agar mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada klien dengan abortus inkopletus 1.2.2 Tujuan Khusus Mahasiswa mampu : 1. Melaksanakan pengkajian pada ibu dengan abortus inkompletus 2. Mengintesprestasikan data yang dikaji 3. Mengantisipasi masalah potensial 4. Mengidentifikasikan tindakan kebutuhan segera 5. Merencanakan tindakan dan rasionalisasi 6. Melaksanakan rencana asuhan 7. Melakukan evaluasi 1.3 Metode Penelitian 1.3.1 Metode pendekatan yang sifatnya mengungkapkan peristiwa yang terjadi 1.3.2 Pengumpulan data dan pengolahan data melalui observasi, wawancara, dan pemeriksaan fisik. 1.3.3 Sumber data primer dari klien dan data sekunder dari petugas kesehatan

1.3.4 Sumber teori dari literatur 1.4 Ruang Lingkup Laporan asuhan kebidanan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas di BPS Ny. ROSDIANA SARAGIH, Jl. Wisma Tengger XVII / 18 Surabaya Periode 01 April 2008 sampai dengan 19 April 2008. 1.5 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Meliputi : Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, Ruang Lingkup dan Sistematika Penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Meliputi : Batasan, Konsep Dasar Abortus, Konsep Dasar Abortus Inkompletus BAB III : TINJAUAN KASUS Meliputi : Pengkajian, Analisa Masalah / Diagnosa, Diagnosa Potensial, Identifikasi Kebutuhan Segera, Intervensi, Implementasi, Evaluasi BAB IV : PENUTUP Meliputi : Kesimpulan, Saran DAFTAR PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Batasan Judul Asuhan Kebidanan Pada Ny. Y Dengan Abortus Inkompletus.

2.1.1 Asuhan kebidanan Adalah aktivitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan khususnya dalam bidang KIA atau KB. (Syahlan JH, 1993 : 3). 2.1.2 Abortus inkompletus Adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus, kanalis servikalis terbuka, jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau ostum uteri eksternum. (Sarwono, 1999 : 3). 2.2 Kosep Dasar Abortus 2.2.1 Pengertian abortus Adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum kehamilan berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan. (Sarwono, 2001 : 145). 2.2.2 Klasifikasi Abortus dapat dibagi atas 2 golongan. (Rustam Muchtar, 1998:211). 2.2.2.1 Abortus spontan Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktorfaktor mecanis ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. 2.2.2.2 Abortus provokatus

Adalah abortus yang di sengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat, abortus ini dibagi menjadi dua : 1. Abortus Medisinalis Adalah abortus dengan alasan, bila kehamilan

dilanjutkan atau membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis) 2. Abortus kriminalis Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis. 2.2.3 Klinis abortus spontan Klinis abortus dapat dibagi. (Rustam Muchtar, 1998 : 211). 2.2.3.1 Abortus kompletus (keguguran lengkap) Artinya seluruh hasil konspeksi dikeluarkan (desidua dan fetus) sehingga rongga rahim kosong. 2.2.3.2 Abortus inkompletus (keguguran bersisa) Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua dan plasenta. 2.2.3.3 Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung) Adalah abortus yang sedang berlangsung dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba, kehamilan ini tidak dapat dipertahankan lagi. 2.2.3.4 Abortus iminens (keguguran membakat)

Adalah abortus membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obatan. 2.2.3.5 Missed abortion Adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. 2.2.3.6 Abortus habitualis (keguguran berulang) Adalah keadaan dimana penderita menjalani keguguran berturut-turut 3 x atau lebih 2.2.3.7 Abortus infekstiosus dan abortus septik Adalah keguguran yang diselesaikan infeksi genital, abortus septik adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toxinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum. 2.2.4 Etiologi Menurut Rustam Mochtar (1998:209). Faktor-faktor yang menyebabkan kematian janin adalah faktor ovum sendiri, faktor ibu dan faktor bapak. 2.2.4.1 Kelainan Ovum Pada ovum abnormal 6% diantaranya terdapat diagnosa hidatid villi, abortus spontan yang disebabkan oleh kelainan ovum berkurang kemungkinannya kalau kehamilan sudah sedikit lebih satu bulan artinya makin mudah kehamilan saatnya terjadi abortus semakin besar, kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum (50-80%) 2.2.4.2 Kelainan Genetalia Ibu

Yaitu pada ibu yang menderita hipoplasia uteri, uterus bikornis, kelainan letak uterus seperti retrofleksi, uteri fixata tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi ovum yang sudah dibuahi seperti kurangnya progesteron submukosa. 2.2.4.3 Gangguan Sirkulasi Placenta Yaitu dijumpai pada ibu yang menderita nefritis hipertensi toxemia gravidarum 2.2.4.4 Penyakit Ibu Yaitu penyakit yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, pielitis, rubella. Ibu yang asphiksia seperti pada decompensasi cordis, penyakit paru berat dan anemia gravis juga pada ibu yang malnutrisi, hipotiroid kurang vitamin A, C, dan E dan DM. 2.2.4.5 Antagonismus Rhesus Yaitu darah ibu yang melalui placenta merusak daerah fetus sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus 2.2.4.6 Terlalu cepatnya corpus luteum menjadi atropi atau faktor serviks yaitu inkompetensi serviks, servicitis. 2.2.4.7 Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus bekontraksi umpamanya terkejut, ketakutan, obat-obatan uterotonika 2.2.4.8 Penyakit Bapak Yaitu penyakit kronis seperti TBC, Anemia, Sifilis 2.2.5 Patologis atau estrogen endometritis, mioma

Abortus biasanya ditandai dengan adanya perdarahan didalam desidua basalis dan perubahan nekrotik dijaringan sekitarnya. buah kehamilan dapat terlepas sebagian atau seluruhnya dan menjadi benda asing di dalam uterus, sehingga merangsang kontrasksi uterus yang mengakibatkan pengeluaran janin. (Wahyu W, 1999 : 57). Pada kehamilan dibawah 8 minggu hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal, karena itu akan banyak terjadi perdarahan. (Rustam Muchtar, 1998:211). 2.2.6 Masa terjadinya abortus Kebanyakan abortus terjadi dalam kehamilan 12 minggu mengeluh perdarahan antara kehamilan 12-20 minggu, sekitar 1 dalam 6 kehamilan berakhir dengan abortus sering kali antara 610 minggu abortus jarang pada wanita dibawah usia 25 tahun, kasusnya 1 dalam 10 wanita usia lebih tua 35 tahun 1 dalam 5 kehamilan berakhir dengan abortus. (Desek Lewelliyn-Jones, 1997 : 316). Diperkirakan frekuensi keguguran berkisar antara 10-15% frekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar ditentukan karena abortus buatan banyak yang tidak dilaporkan, juga karena sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan sehingga penderita tidak datang ke dokter, RS atau fasilitas kesehatan. (Rustam Mochtar, 1998 : 211). 2.2.7 Komplikasi abortus 2.2.7.1 Perdarahan

Dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah, kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya. 2.2.7.2 Perforasi uterus Dapat terjadi perforasi pada kerokan terutama pada uterus dalam posisi hiperetrofleksi, jika terjadi perforasi harus segera dilakukan laporotomi. 2.2.7.3 Infeksi Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus. lebih sering ditemukan pada abortus inkompletus dan abortus buatan yang tanpa memperhatikan aseptik dan antiseptik. 2.2.7.4 Syok Keadaan syok dapat ditimbulkan oleh bemacam-macam sebab yang terbanyak adalah syok hipovolemik yaitu adanya kekurangan volume darah yang beredar akibat perdarahan atau dehidrasi. (Sarwono, 1999 : 311). 2.3 Konsep Dasar Abortus Inkompletus 2.3.1 Pengertian abortus inkompletus Ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. (Sarwono, 1999 : 307). 2.3.2 Gajala abortus inkompletus 2.3.2.1 Amenorhea

2.3.2.2 Perdarahan bisa sedikit , bisa banyak, perdarahan berupa stolsel (berdarah beku) sudah ada keluar fetus atau jaringan 2.3.2.3 Sakit perut dan mules-mules 2.3.2.4 Pada pemeriksaan dalam, ostium uteri terbuka didapatkan sisa kehamilan atau placenta dalam kanalis servikalis atau covum uteri 2.3.2.5 Uterus lebih kecil dari kehamilan seharusnya (Rustam Muchtar, 1998 : 212). 2.3.2.6 Perdarahan pada abortus inkompletus dapat banyak sekali, sehingga menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan. (Sarwono, 1999 : 307). 2.3.3 Komplikasi abortus inklopletus 2.3.3.1 Perdarahan mengakibatkan syok hemoragik 2.3.3.2 Perforasi sering terjadi sewaktu dilatasi dan curretage 2.3.3.3 Infeksi dan tetanus 2.3.3.4 Payah ginjal akut 2.3.3.5 Syok (Sarwono, 1999 : 309). 2.3.4 Penanganan abortus inkompletus 2.3.4.1 Apabila abortus inkompletus disertai syok karena perdarahan segera diberikan infus cairan NaCl fisiologis atau cairan ringer yang disusul dengan tranfusi

(Sarwono, 1999 : 307). 2.3.4.2 Setelah syok teratasi dilakukan curretage 2.3.4.3 Sebelum curretage klien diminta mengosongkan kandung kencingnya, dan mulai diberikan cairan intravena, biasanya pextrosa 5 % dalam larutan RL yang mengandung 20 unit oksitosin per 1000 ml. Oksitosin membantu mengurangi kecepatan perdarahan dengan merangsang kontraski uterus, sementara curretage dilaksanakan (Ben-Ziou Taber, 1994 : 65). 2.3.4.4 Prosedur curretage pada abortus inkompletus 1. Persetujuan tindakan medis 2. Persiapan sebelum tindakan Pasien, cairan dan selang infus sudah terpasang, perut bawah dan lipat bawah sudah dibersihkan dengan air dan sabun, uji fungsi kelengkapan peralatan resusitasi kardiopulmones, siapkan kain alas bokong, serung kaki dan penutup perut bawah. medica mentosa, analgetika (pethidin 1-2 mg / kg BB, ketamin HCl 0,5 mg / kg BB, tramadol 1-2 mg / kg BB, sedativa (diazepam 10 mg), atropin sulfas 0,25-0,50 mg / ml. larutan antiseptik (providan iodin 10 %) oksigen dengan regulator. Instrumen, cunam tampon 1, cunam peluru atau tenakulum 1, klem ovum lurus dan lengkung 2, sendok curretage 1set, uterus sonde 1 , spekulum sims atau L dan kateter karet 2 dan, jarum suntik sekali pakai 2, dilator penolong, baju kamal tindakan apron, masker, kaca mata pelindung 3 set, sarung tangan DTT / steril 4 pasang, alas kaki 3 pasang, instrumen lampu sorot 1, mangkok logam 2 penampung darah dan jaringan 1.

3. Pecegahan infeksi sebelum tindakan 4. Tindakan Intruksikan pasien untuk memberikan sedatif dan analgetik, lakukan katerisasi kandung kemih, lakukan pemeriksaan bimanual ulangan untuk menentukan bukaan seviks, besar, arah dan konsistensi uterus, bersihkan dan lakukan dekontaminasi sarung tangan dengan larutan chorin 0,5 %. Pakai sarung tangan DTT / steril yang baru dengan satu tangan memasuki spekulum sims / L secara vertikal ke dalam vagina, setelah itu putar kebawah sehingga posisi menjadi tranversal. Minta asisten untuk menahan spekulum bawah pada posisinya, dengan sedikit menarik spekulum kebawah (hingga lumen vagina tampak jelas) masukkan bila spekulum atas hingga jelas terlihat serviks, minta asisten untuk memegang spekulum atas pada posisinya. Bersihkan jaringan dan basah dalam vagina, (dengan kapas antiseptik yang dijepit dengan cunam tampon), tentukan bagian serviks yang akan dijepit jam 11 dan 13, jepit serviks dengan tenakulum pada tempatnya yang telah ditentukan, setelah penjepitan terpasang baik keluarkan spekulum, memasukkan klem ovum yang sesuai dengan bukaan serviks hingga menyentuh fundus (keluarkan dulu jaringan yang tertahan pada kanalis). Bila dilatasi serviks cukup besar, lakukan pengambilan jaringan dengan klem ovum (dorong klem dalam keadaan terbuka hingga menyentuh fundus kemudian tutup dan tarik).

Pilih klem ovum yang mempunyai permukaan cincin yang halus dan rata, agar tidak melukai dinding dalam uterus keluarkan yang terjepit atau keluar, pegang gagang sendok curret (sesuai lengkung uterus) melalui kanalis servikalis ke dalam uterus hingga menyentuh fundus uteri (untuk mengukur kedalaman) lakukan kerokan dinding uterus secara sistematis dan searah jarum jam, sehingga bersih (seperti mengenai bagian tersebut). Untuk dinding cavum uteri yang berlawanan dengan cavum uteri masuknya sendok curretage sesuai dengan lengkap uteri, setelah mencapai fundus puter gagang sendok 180 derajat, bahu lakukan pengerokan keluarkan semua jaringan dan bersihkan darah yang mengenai lumen vagina bagian belakang. Lepaskan jaringan tenakulum pada serviks, lepaskan spekulum bawah 5. Dekontaminasi 6. Cuci tangan pasca tindakan 7. Perawatan pasca tindakan Periksa kembali TTV segera lakukan tindakan apabila terjadi komplikasi. Catat kondisi klien beritahu ke klien keluarganya bahwa tindakan telah selesai tetapi pasien masih memerlukan perawatan. 2.3.4.5 Setelah tindakan selesai, maka dapat diberikan sintukan 0,2 mg metil ergonovin atau ergonovin IM untuk merangsang kontraksi uterus dan meminimumkan perdarahan. Jika tidak ada komplikasi, maka klien dapat dipulangkan setelah masa observasi 2-4 jam dengan resep

untuk 6 tablet ergonovin atau metil ergonovin per oral 3 kali satu tablet sehari selama 2 hari abat analgesik 325 mg asetaminofen dengan 30 mg kodien atau 50 mg pentazosin. Klien harus dianjurkan untuk mendapat tambahan besi untuk memulihkan konsentrasi hemoglobin (Ben-Zion Taber, 1994 : 65) 2.3.4.6 Pendidikan klien Setelah terjadi abortus inkompletus, mengalami

perdarahan seperti, haid yang intermiten dan kram selama 1 minggu berikutnya, aktivitas yang biasa segera setelah merasa baik, senggama ditunda selama 2 minggu, dan haid berikutnya terjadi dalam 4 sampai 5 minggu kemudian. (Ben-Zion Tabes, 1994 :65) 2.4 Konsep Asuhan Kebidanan pada Kehamilan 2.4.1 PENGUMPULAN DATA / PENGKAJIAN Pengkajian meliputi biodata, keluhan utama, riwayat menstruasi, riwayat kehamilan, pola kehidupan sehari-hari, riwayat kesehatan, dan pemeriksaan fisik. A. Data Subyektif 1. Identitas 2. Status Kesehatan - Eliminasi - Sexual - Aktivitas - Nutrisi

3. Riwayat kehamilan dan kebidanan - Haid a. Menarche b. Siklus c. Teratur / tidak d. Disminore / tidak e. Jumlah darah haid f. Warna g. Bau h. HPHT i. TP 4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu Hamil Suami UK Jenis Penolong Penyakit BB/TB Jenis ke ke pers 5. Riwayat kehamilan ini ANC / TT B. Data Obyektif 1. Tanda-tanda vital 2. Kejadian Umum 3. Pemeriksaan Khusus Inspeksi Palpasi kelamin Hidup/mati ASI Riwayat KB

- TFU - Leopold I - Leopold II - Leopold III - Leopold IV - Auskultasi = DJJ - Parkusi = reflek Patela Pemeriksaan panggul luar - Distahna spinarum : cm - Distahna cristarum : cm - Distahna boudelogue : cm - Lingkar panggul : cm 6. Data Penunjang - Pemeriksaan laboratorium 1. HB 2. WR Lain Urine : - Albumin Reaksi - Pemeriksaaan lain foto USG 2.4.2 ANALISA DATA / menilai data yang telah dikaji sehingga menjadi rumusan

Diagnosa menjadi acuan dalam membuat perencanaan 2.4.3 DIAGNOSA POTENSIAL Tidak ada 2.4.4 TINDAKAN SEGERA Tidak ada 2.4.5 INTERVENSI / PERENCANAAN Membuat rencana asuhan yang sesuai rumusan diagnosa atau kebutuhan klien 2.4.6 IMPLEMENTASI Melaksanakan rencana asuhan 2.4.7 EVALUASI Mengevaluasi keefektifan dari asuhan dengan SOAP

BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian Anamnesa dilakukan pada tanggal 04 April 2008 jam 12.45 WIB oleh : I Gusti Agung Aju Nitya D Data Subyektif 3.1.1.1 Biodata Nama : Ny. Y Nama : Tn. A

Umur : 24 tahun Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Penghasilan : Alamat : Sememi Jaya 3.1.1.2 Keluhan Utama

Umur : 27 tahun Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan :Wiraswasta Penghasilan : Alamat : Sememi Jaya

Klien mengatakan hamil 2 bulan, keluar darah menggumpal dari kemaluan 3.1.1.3 Riwayat Haid Menarche : 12 tahun Siklus : 1 bulan Lama : 8 hari Disminorhea : kadang-kadang sebelum haid Flour albus : tidak mengalami keputihan baik sebelum dan sesudah haid HPHT : 31 Januari 2008 3.1.1.4 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu Kehamilan UK Persalinan Anak Nifas

No

Suami ke

PenyulitPenolongPenolong PenyulitJenisJK BBH/M MenetekiKB

H A M I L I N I
Klien mengatakan hamil anak pertama, pernah periksa ke Bidan2 kali dan test kehamilan juga di Bidan pada tanggal 12 Februari 2008 hasilnya positif. pada tanggal 04 April 2008 jam 07.00 WIB perut terasa mules dan nyeri di daerah perut bagian bawah diatas kemaluan. Mulai keluar darah dari kemaluan banyak mengumpal tanggal 04 April 2008 jam 11.45 WIB, kemudian diperiksakan di Bidan. Bidan mengatakan bahwa ibu keguguran tuntas, ibu masih tidak percaya kalau darahnya sudah keluar semua.

3.1.1.5 Riwayat Kehamilan Sekarang

3.1.1.6 Riwayat Perkawinan Klien menyatakan kawin 1 kali, saat usia 21 tahun dan sekarang usia perkawinannya sudah 1 tahun. 3.1.1.7 Pola Kehidupan Sehari-Hari Pola sehari-hari meliputi pola nutrisi, eliminasi, aktivitas, istirahat / tidur dan seksualitas. 1. Nutrisi Klien menyatakan makan 3 kali sehari, porsi sedang, nasi putih, telur 1 minggu 2 kali, daging 1 minggu 2 kali, ikan laut 1 minggu 3 kali setiap hari selalu ada tempe dan tahu, sayur setiap hari :

bayam, kangkung, sawi, nafsu makan baik, kadang-kadang terasa mual dan muntah. 2. Elimnisai Klien mengatakan sebelum hamil BAB lancar setiap hari, selama hamil ini BAB 2 hari sekali. BAK lancar tidak ada keluhan dan tidak terasa nyeri, warna kuning jernih. 3. Aktivitas Klien menyatakan sehari-hari berkerja sebagai ibu rumah tangga seperti menyapu, mengepel, mencuci, memasak dan waktunya banyak dihabiskan dirumah 4. Istirahat / tidur Klien mengatakan tidur siang 1 jam (12.00-13.00) dan tidur malam 7 jam (22.00-05.00) nyenyak. 5. Seksualitas Klien mengatakan sebelum hamil 1 minggu 3 kali, selama hamil 1 minggu sekali. 3.1.1.8 Riwayat Kesehatan Riwayat kesehatan mencakup riwayat penyakit yang pernah atau sedang menderita, periksa kesehatan dan riwayat kesehatan keluarga. 1. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti TBC, Jantung, Ginjal, Tekanan darah tinggi. 2. Perilaku kesehatan Klien tidak pernah merokok, tidak minuman keras, tidak minum jamu, tidak pernah minum obat tanpa resep dokter personal

hygiene : penampilan ibu bersih, mandi 2 kali sehari, mengganti pakaian dalam pagi dan sore setiap hari. 3. Riwayat kesehatan keluarga Klien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti Hipertensi, DM, Asma, Jantung dan klien tidak ada riwayat kembar (gemelli) 3.1.1.9 Riwayat psikososial dan spiritual 1. Ibu, suami dan keluarga senang dengan kehamilan ini 2. Hubungan ibu, suami dan keluarga baik 3. Kebiasaan / kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan yaitu adanya selamatan masih dilakukan oleh klien. 4. Tidak ada pantangan terhadap makanan keculi pantangan oleh agama 5. Komunikasi menggunakan bahasa Jawa / Indonesia 3.1.2 Data Obyektif 3.1.2.1 Pemeriksaan umum KU klien : agak lemah, ekspresi wajah tegang, cemas, gelisah Kesadaran : composmentis TTV : T : 110/80 mmHg N : 88 x/mnt S : 369 oC RR : 21 x/mnt TB : 153 cm

BB : 45 kg BB sblm hamil : 44 kg LILA : 24 cm 3.1.2.2 Pemeriksaan fisik 1. Inspeksi - Rambut dan kulit kepala : bersih terawat tidak rontok - Muka : cloasma gravidarum (-) - Mata : conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus - Hidung : normal tidak ada kelainan - Mulut : tidak ada stomatitis - Gigi : tidak ada caries, tidak ada gigi palsu - Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada struma - Payudara : simetris, mamae membesar, hiperpigmentasi areola, tidak tampak adanya benjolan - Perut : tidak kelihatan membesar, tidak ada bekas operasi - Ekstremitas atas : normal, tidak ada odema - Ekstremitas bawah : normal, kaki tidak ada odema dan tidak ada varises - Genetalia externa : perdarahan pervaginam sedikit, tidak tampak kondiloma, tidak ada oedema vulva tidak ada varises

- Anus : tidak tampak hemoroid 2. Palpasi - Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis - Payudara : tidak ada benjolan, tidak ada keluaran cairan - Perut : fundus uteri 1 jari atas symphisis, nyeri tekan pada perut bagian bawah 3. Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan DJJ 4. Perkusi : reflek patella kanan kiri positif 5. Pemeriksaan dalam Pemeriksaan dalam tanggal 04 April 2008 jam 13.33 WIB, ada perdarahan sedikit dari jalan lahir, porsio membuka, teraba lunak, ada gumpalan darah dan sebagian jaringan yang keluar. 3.1.3 Data Penunjang - PPT : (+) tanggal 12 Februari 2008 3.2 Analisa Data / Diagnosa / Masalah Tgl/Jam 04-04 08 12.45 WIB Analisa data Diagnosa

- DS : Klien mengatakan hamil pertama, GI P00000 kehamilan 8 umur kehamilan 2 bulan, keluar minggu dengan darah dari menggumpal DO : Keadaan umum agak lemah TTV : - Tekanan darah : 130/80 mmHg kemaluan banyak abortus inkompletus Mules dan nyeri Takut dan cemas sehubungan dengan tindakan curretage

- Pernafasan : 21 x/mnt - Suhu badan : 369 oC - Nadi : 88 x/mnt - BB : 45 kg - LILA : 24 cm - HB : 10 gr % DS : Klien mengatakan mules dan nyeri perut bagian bawah diatas kemaluan DO : Ekspresi wajah tampak

menyeringai TTV : - TD : 130/80 mmHg - Pernafasan : 21 x/mnt - Suhu badan : 369 oC - Nadi : 88 x/mnt DS : Klien mengatakan takut dan cemas akan dilakukan curretage DO : Ibu tampak cemas dan gelisah

3.1 Diagnosa Potensial Terjadi anemia 3.2 Tindakan Segera

Pada kasus ini tindakan segera dilakukan curretage 3.3 Intervensi dan Rasional Diagnosa / Masalah GI P00000 dengan abortus inkompletus Tujuan Setelah dilakukan asuhan Rencana tindakan Rasional

kebidanan dalam waktu 2-4 jam di harapkan perdarahan dapat teratasi Kriteria : 1. Keadaan umum ibu : baik 2. TTV dalam batas normal - Tekanan darah : 100-140/60-90 mmHg - Pernafasan : 18-24 x/mnt - Nadi : 69-100 x/mnt - Suhu badan : 36-37 oC 3. Perdarahan berhenti

Masalah I Mules dan nyeri perut bagian bawah

Rencana tindakan 1. Lakukan observasi keadaan umum klien 2. Lakukan observasi tanda-tanda vital

1. Untuk mengetahui keadaan klien terutama saat terjadi perdarahan sehingga dapat segera mengetahui tanda-tanda syok

3. Beri penyuluhan tentang maksud, tujuan dilakukan curretage, sebab dan akibat bila tidak dilakukan curretage, sebab dan akibat bila tidak dilakukan curretage serta proses pelaksanaan curettage 4. Siapkan surat persetujuan untuk tindakan medis (curretage) 5. Observasi perdarahan 6. Perhatikan keluhan klien seperti mata berkunangkunang, pusing, lemah, ekstremitas dingin, sesak nafas 7. Kolaborasi dengan dokter untuk pelaksanaan curregate 8. Siapkan alat-alat untuk curretage dan jaga kesterilannya 9. Siapkan pasien posisi litotomy diatas meja gynec 10. Anjurkan pada klien untuk berdoa pada Tuhan 11. Bantu pelaksanaan curregate secara septik dan aseptic 12. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian

dan dapat ditangani secara dini. 2. Tanda-tanda vital dalam batas normal menandakan keadaan umum klien baik untuk memastikan tidak terjadi syok 3. Dengan memberikan penyuluhan diharapkan klien dan keluraga mengerti dan mau melaksanakan apa yang diintervensikan 4. Bukti tertulis klien dan keluarga menyetujui tindakan medis yang akan dilakuan 5. Deteksi dini adanya syok hemorogik / hipovolemik 6. Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh perdarahan tersebut pada klien, sehingga team kesehatan lebih waspada

terapi post curretate 13. Lakukan observasi TTV post curretage 14. Jelaskan pada klien penyebab mules dan nyeri perut 15. Anjurkan klien mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi

7. Melakukan fungsi dependen sisa konsepsi menggangu kontraksi uterus sehingga menimbulkan perdarahan 8. Agar proses curregate berjalan dengan lancar sehingga komplikasi dapat dihindari dan infeksi tidak terjadi 9. Untuk memudahkan meriksa melakukan tindakan curregate 10. Dapat membantu ketenangan jiwa klien 11. Untuk mempermudah dan mempercepat proses curregate 12. Agar terapi yang yang diberikan sesuai dengan keadaan klien 13. Tanda-tanda vital dalam batas normal menandakan KU klien baik, untuk

memastikan terjadinya syok. 14. Klien mengerti dan memahami keadaan yang kadangdialaminya 15. Dengan melaksanakan teknik relaksasi otot dan pernafasan akan mengurangi rasa nyeri Masalah II Tekut sehubungan dengan tindakan curretage 16. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obat mengurangi rasa sakit 17. Anjurkan klien untuk berdoa dan beri dorongan moril 18. Dampingi klien dan dengarkan keluhan serta bantu keperluannya 16. Analgesik dapat mempengaruhi syarat yang dapat penyebabkan rasa nyeri hilang 17. Dapat membantu ketenangan jiwa klien 18. Menunjukkan perhatian petugas terhadap keberadaan klien 3.4 Implementasi Tanggal 04-0408 Diagnosa GI P00000 dengan abortus inkompletus Jam 12.45 12.50 12.55 Pelaksanaan / Implementasi 1. Melakukan observasi keadaan umum klien. Keadaan umum agak lemah 2. Melaksanakan observasi TTV

Masalah I Mules dan nyeri perut bagian bawah Masalah II Takut sehubungan dengan tindakan curretage

13.05 13.08 13.10 13.15 13.18 13.23 13.25 13.27 13.35 13.40 13.02 13.04 13.35 13.25 13.27

T : 130/80 mmHg S : 369 oC N : 88 x/mnt RR : 21 x/mnt 3. Memberikan penyuluhan tentang maksud, tujuan dilakukan curretage, sebab dan akibat bila tidak dilakukan curretage serta proses pelaksanaan curretage. 4. Melakukan informed consent Klien menyetujui tindakan curettage dengan pembiusan 5. Melakukan observasi perdarahan Perdarahan pevaginam sedikit sekali 6. Memperhatikan keluhan klien seperti mata berkunang-kunang, pusing, lemah, ekstremitas dingin, sesak nafas. Klien agak lemah dan ekstremitas dingin karena takut menghadapi proses curretage 7. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pelaksanaan tindakan curretage 8. Melakukan persiapan alat-alat untuk curretage dengan menjaga sterilitas 9. Melakukan persiapan klien dalan posisi litotomy diatas meja gynec 10. Menganjurkan klien untuk berdoa pada Tuhan 11. Membantu pelaksanaan curretage secara septik dan aseptik

12. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi Selama 5 hari

antibiotik : amoxilin 3 x 500 mg analgesik : as mefenamat 3 x 500 mg uterotonika : metergin 3 x 1 13. Melakukan observasi TTV T : 130 / 80 mmHg S : 367 oC N : 84 x/mnt RR : 21 x/mnt 14. Menjelaskan pada klien penyebab nyeri 15. Menganjurkan klien cara mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi otot, ambil nafas dalam sewaktu terjadi nyeri 16. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat mengurangi nyeri 17. Memberikan dorongan moril pada klien dan menganjurkan untuk berdoa pada Tuhan 18. Mendampingi klien dan mendengarkan

keluhan klien serta membantu keperluan pelaksanaan curretage 3.5 Evaluasi Tgl : 04-04-2008 jam : 15.30 WIB

S : klien mengatakan nyeri agak berkurang, pasrah menerima keadaan yang dialaminya dan sudah tidak cemas lagi karena proses curretage sudah dilalui O : hasil pemeriksaan didapatkan - KU : Agak lemah - TTV : - Tekanan darah : 130 / 80 mmHg - Suhu : 367 oC - Pernafasan : 21 x/mnt - Nadi : 84 x/mnt - Perdarahan : 30 cc - Klien melakukan mobilisasi : miring kanan, miring kiri setelah itu kalau mampu dianjurkan untuk berjalan A : 2 jam post partum curretage abortus inkompletus P : Memberikan HE tentang : - Menjaga kesehatan dengan makan dan minum sesuai kebutuhan - Tidak boleh pantang makan - Minum banyak air putih - Minum obat teratur sesuai dengan petunjuk dokter : selama 5 hari

Amoxillin 3 x 500 mg

- Asam Mefenamat 3 x 500 mg - Metergin 3 x 1 - Melakukan hubungan suami istri selama tidak ada keluhan - Kebersihan badan terutama genetalia - Bila ada keluhan seperti perdarahan ibu harus segera memeriksakan kondisinya ke rumah sakit - Klien boleh pulang - Kontrol 1 minggu lagi di BPS Rosdiana Saragih, Surabaya tanggal 12 April 2008.

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari pembahsan ini dapat disimpulkan bahwa abortus adalah suatu kehamilan atau sebelum kematian kurang dari 20 minggu dan fetus sebelum mampu untuk hidup di luar kandungan. Dan abortus dapat meningkatkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia. Abortus ada 2 macam abortus spontan (terjadi dengan sendirinya) dan abortus praktis (disengaja) oleh karena itu dinegara berkembang menetapkan kutip yang mengancam perilaku yang mengarah ke abortus provokatus kecuali ada alasan medis yang dapat membahayakan nyawa si ibu atau dalam upaya penyelamatan nyawa seorang ibu. 4.2 Saran 4.2.1 Bagi Petugas

- Seorang petugas harus mengetahui tanda-tanda abortus secara dini dengan pemeriksaan secara teliti. - Meningkatkan konseling kepada masyarakat tentang gizi dan nutrisi yang penting bagi ibu hamil. Mengadakan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan

kehamilan (ARIC) 4.2.2 Bagi Klien. - Klien punya kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya sesuai jadwal yang ditentukan. - Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gizi dan vitamin. - Mengurangi aktivitas yang berlebihan yang dapat membahayakan janin dalam kandungan.

DAFTAR PUSTAKA 1. Bagus, Gde Manuaba, Spog, Kapita Selecta Penata Laksanaan Rutin

Obsetetri Ginekologi dan KB, Jakarta, 2001 EGC.


2. Bagian Obygyn FK Unpad. Obstetric Patologi. Bandung 1984. Eister Offset 3. Depkes RI BPPK, Perawatan Ibu di Puskesmas, Surabaya 2004. 4. Jones, Derek Vewellyn, dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. 2002 5. Mochtar, Rustam, MPH, Sinopsis Obtetri, Jilid I edisi 2 Jakarta 6. FKUI, Kapita Selecta Kedokteran Jilid I edisi 3; Jakarta 2001, media Aescu Lapis 7. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kesehatan Material dan Neonatal. Jakarta 2001 Yayasan Bina Pustaka.

8. Muda Achmad Ak , Kamus Lengkap Kedokteran, Surabaya 2004 PPPPK Diposkan oleh CANTIKCERDAS.blogspot.com di Sabtu, Januari 03, 2009 Reaksi: 0 komentar: Poskan Komentar Link ke posting ini Buat sebuah Link

Anda mungkin juga menyukai