Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN RBL FISIKA PENGEREMAN MAGNETIK FTMD ITB 2012

Anggota : Delfi Arisyadi Faiz Febrianto Gunawan Wibisono Dewantara Putra (16911002) (16911020) (16911038) (16911206)

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Dalam laporan ini akan dijelaskan bagaimana membuat dan mempelajari pengereman secara magnetik. Disamping itu juga menentukan ketergantungan gaya pengereman magnetik pada jarak dan kecepatan relatif terhadap konduktor nonmagnetik.

Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada para dosen pembimbing, kedua kedua orang tua kami, dan teman-teman di fakultas teknik mesin dan dirgantara ITB atas bantuannya baik secara moril maupun materiil dalam menyelesaikan laporan ini, penulis berharap laporan ini mampu memberikan manfaat bagi pengembangan jembatan yang kuat dan efisien. Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu penulis berharap adanya saran maupun kritik yang membangun untuk menyempurnakan karya ini.

Bandung, 2 Mei 2012

Penulis

I Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dalam bidang transportasi semakin maju dan modern. Keselamatan dan keamanan dari suatu alat transportasi pun semakin dituntut untuk lebih maju demi mengurangi risiko kecelakaan yang terjadi. Salah satu aspek penting dalam suatu alat transportasi adalah sistem pengereman kendaraan. Rem adalah suatu alat yang memiliki fungsi untuk menghentikan laju suatu kendaraan. Tanpa adanya kehadiran rem tentu saja kecelakaan banyak sekali terjadi, dan tentu saja akan memakan banyak korban dan menimbulkan kerugian. Dalam kasus ini penulis meninjau sistem pengereman pada kereta api. Kecelakaan kereta api akhir-akhir ini semakin banyak terjadi, entah karena kelalaian masinis yang lupa membunyikan klakson kereta saat melintasi perlintasan kereta api atau karena kelalaian pengemudi kendaraan bermotor yang tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Penulis ingin memanfaatkan magnet (dalam roda kereta) sebagai sistem pengaman untuk melambatkan laju kereta api saat melewati perlintasan kereta api.

II Tujuan 1. Mempelajari sifat-sifat gaya pengereman magnetik. 2. Menentukan ketergantungan gaya pengereman magnetik pada jarak dan kecepatan relatif terhadap konduktor nonmagnetik.

III Teori Dasar Ketika magnet bergerak di dekat konduktor non-magnetik seperti tembaga dan aluminum, ia akan mengalami gaya disipasi yang disebut gaya pengereman magnetik (magnetic

breaking force). Dalam eksperimen ini, kita akan menyelidiki sifat alami dari gaya ini. Gaya pengereman magnetik bergantung pada : Kekuatan magnet (momen magnet ), Konduktivitas konduktor (c), Ukuran dan geometri magnet maupun konduktor, Jarak antara magnet dan permukaan konduktor (d), dan Kecepatan magnet relatif terhadap konduktor (v).

Pada eksperimen ini gaya pengereman magnet dianggap bergantung pada kecepatan (v) danjarak magnet dengan aluminum (d). Secara empiris dituliskan sebagai F =k.dpvn ko: Suatu konstanta bergantung ,c, dan geometri magnet dan konduktor yang tidak berubahdalam experimen ini. Dimana: d : jarak dari tengah magnet ke permukaan konduktor. v : kecepatan magnet relatif terhadap konduktor dan n : faktor pangkat (tidak harus bulat)yang akan dicari dari eksperimen.

Prinsip dari pengereman magnetik biasa digunakan pada kereta, rem magn etik terdirid a r i s a t u a t a u d u a l a p i s magnet neodymium. Ketika sisi logam (biasanya tembaga atau tembaga / aluminium alloy) lewat di antara deretan magnet, arus eddy dihasilkan dalam sirip, yang membuat medan magnet berlawanan dengan gerak sirip. Resultan gaya pengeremanberbanding lurus dengan kecepatan di mana sirip bergerak melalui bagian rem. Rem adalah komponen yang sangat penting tetapi salah satu kelemahan pengereman magnet dalam gaya eddy adalah kereta tidak pernah dapat benar-benar berhenti

kereta dalam kondisi ideal. Efek pengereman magnetik dapat dijelaskan dengan contoh saat roda kereta melewati setiap r a n g k a i a n r e m . K e c e p a t a n k e r e t a ( d a l a m u n i t a p a p u n ) p a d a a w a l n ya a k a n m e n j a d i 4 0 , kemudian 20, 10, 5, dan seterusnya. Hal ini kemudian sering diperlukan untuk membawa kereta berhenti sempurna dengan paket tambahan rem sirip atau "roda kicker" dengan ban karet sederhana yang melakukan kontak dengan kereta. Karena magnet yang digunakan cukup kuat sehingga magnet bumi memberi torka cukup kuat padanya. Torka ini akan memutar magnet ketika magnet menggelinding turun,sehingga akan menimbulkan gaya gesek yang kuat dengan lintasan. Pada percobaan torka harus diminimalkan yaitu dengan cara membuat sudut

(memiringkan) pada bidang lintasan sehingga saat magnet menggelinding pada lintasan gaya gesek juga dapat diperkecil. Sesuai hukum III Newton, akan ada gaya aksi reaksi dengan besar yang sama tetapi berlawanan arah dengan kerja magnet. Gaya aksi reaksi inilah dikenal sebagai gaya pengereman magnetik. Jika jarak magnet dengan konduktor konstan, maka gaya pengereman magnetik hanya bergantung pada kecepatan gerak magnetik. Sehingga persamaannya menjadi. F= kdpvn= - k1vn k1 adalah konstanta dalam eksperimen.

IV Alat dan Bahan 1. 2. 3. Magnet silinder 1 buah dengan ukuran diameter hampir 2 cm. tinggi 0,4 cm. Batang aluminium 2 buah. Lintasan bidang miring dengan sudut tertentu.

4. 5. 6. 7.

Gergaji basi. Penggaris. Dobletip. Gunting.

V Langkah Kerja 1. Siapkan alat-alat dan bahan 1 2 3 4 5 6 7 8 Magnet silinder 1 buah dengan ukuran diameter hampir 2 cm. tinggi 0,4 cm. Batang aluminium 2 buah. Lintasan bidang miring dengan sudut tertentu. Gergaji basi. Penggaris. Solatip.. Gunting. Stopwatch

2 Membuat desain 3 Potong aluminium menjadi 2 bagian.

4 Gabung kedua aluminium menjadi satu dengan menggunakan solatip.

5 Letakkan-lah magnet kedalam lintasan dan amati. Pasti terjadi pengereman secara magnetik dengan cara memperlambat gerakan magnet sedikit demi sedikit.

Setelah kurang lebih 3 detik.

Magnet Silinder

Akhir Uang Logam

Awal Setelah kurang lebih 1,5 detik.

6 Kita dapat juga melihat efeknya jika kita memiringkan lintasan dengan sudut yang bervariasi. VI Prosedur Percobaan

Percobaan 1. Ketergantungan Gaya Pada Kecepatan Bidang lintasan yang sudah dipasang jalur lintasan diatur posisinya sehingga bidang lintasan berada pada sudut tertentu dengan lima variasi sudut. Jarak magnet dengan konduktor diatur pada jarak d dan tidak berubah. Untuk mendapatkan nilai kecepatan dilakukan percobaan dengan cara menggelindingkan magnet dari ujung atas hingga akhir, saat magnet menggelinding pada lintasan catat jarak dan waktu tempuhnya.

Percobaan 2. Ketergantungan Gaya Pada Jarak Pada percobaan ini percobaan yang dilakukan tidak beda jauh dengan percobaan yang pertama hanya saja pada percobaan ini sudut bidang lintasan tidak divariasikan atau tetap dengan jarak konduktor dengan magnet divariasikan sebanyak lima kali dengan pengambilan data pada tiap jarak magnet-konduktor sebanyak 20kali. Hasil Pengamatan Tabel 4.1. Percobaan Ketergantungan Gaya pada Kecepatan. 0,5 ln sin() d0,05(10 -2m) t t (s) X 0,0005 (m) V V (m/s) %ketelitian (V) 5 -2,44 2 2,530,49 1,22 0,480,0 81,25% 10 -1,75 2 1,730,25 1,22 9 0,710,10 85,91% 15 -1,35 2 1,130,12 1,22 1,080,12 88,89% 20 -1,07 2 0,970,15 1,22 1,26 0,19 84,92% 25 -0,86 2 0,790,07 1,22 1,540,14 90,91%

Tabel 4.2. Percobaan Ketergantungan Gaya pada Jarak. 0,5 d0,05(10 -2m) t t (s) X 0,0005 (m) V V (m/s) %ketelitian (V) 10 2 2,380,16 1,22 0,510,03 94,12% 10 3 2,320,15 1,22 0,530,03 94,34% 10 4 2,260,11 1,22 0,540,03 94,44% 10 6 2,070,15 1,22 0,590,04 93,22%

Sumber : www.scribe.com/doc/50707469/pengereman-magnetik-sujiani

VII Rincian Dana 1. Magnet silinder 2. 2 Batang Alumunium 3. Doubletip Total @Rp.21.000 @Rp.30.000 @Rp.4000 Jumlah = 1 x Rp.21.000 Jumlah = 2 x Rp.30.000 Jumlah = 1 x Rp.4000 Jumlah = Rp.21.000 = Rp.60.000 = Rp.4000 = Rp 85.000

VIII Kesimpulan

Pada percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui jika jarak magnet-konduktor tetap sedangkan sudut bervariasi berpengaruh terhadap waktu tempuh magnet pada lintasan sehingga memberikan pengaruh terhadap kecepatan, berdasarkan rumus makin besar kecepatannya maka makin besar gaya pengereman magnetiknya. Sedangkan pada percobaan dengan jarak d divariasikan menghasilkan kesimpulan makin besar jarak d maka makin cepat waktu tempuh magnet pada lintasan.

IX Daftar Pustaka

1. HALLIDAY-RESNICK, 1985, Fisika, Penerbit Erlangga, Jakarta. 2. TIPLER, 1998, Fisika Untuk Sains dan Teknik, Penerbit Erlangga, Jakarta. 3. Serway, R. Physics for Science & Engineers With Modern Physics , James Madison university Harrison Burg, Virginia, 1989. 4. Sanjaya, M. Modul Belajar Listrik Magnet, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung, 2010. 5. http://duniaguru.com/index.php? option=com_content&task=view&id=168&Itemid=31

Anda mungkin juga menyukai