Anda di halaman 1dari 3

PENCEGAHAN RABIES

Pre-exposure rabies vaccination Vaksinasi pre-exposure diberikan kepada orang-orang yang berisiko tinggi terkena rabies, yaitu staf laboratorium, perawat binatang, atau petugas-petugas lapangan yang sering terjun ke daerahdaerah liar, serta anak-anak yang tinggal di daerah endemis rabies.8 Vaksinasi diberikan dalam 3 dosis, yang diberikan pada hari ke 0, 7, dan 28. Dapat diberikan secara intramuscular sebanyak 0.5 sampai 1 ml, atau secara intradermal sebnayk 0.1 ml. Penyuntikan dilakukan di daerah deltoid pada orang dewasa, atau area anterolateral paha pada anak-anak.8,9 Tabel 2. Risk Categories for Active Preexposure Immunization and Rabies Titer Monitoring10
Category Continuous Target Population Rabies research laboratory or biologics production workers Rabies diagnostic laboratory workers, spelunkers, veterinarians and staff, animal control and wildlife workers in rabies-enzootic areas, travelers to areas of enzootic rabies for more than 30 days Veterinarians and staff/students, animal control and wildlife workers in areas of low rabies risk US population at large Immunization Regimen Primary course; booster when serum antibody is less than 1:5 dilution based on RFFIT results Primary course; booster every 2 years or when serum antibody is less than 1:5 dilution based on RFFIT results Primary course; no booster None Serologic Testing Every 6 months Every 2 years if not regularly boosted

Frequent

Infrequent Rare

None None

Post-exposure rabies management a. Perawatan Luka Perawatan luka harus dilakukan dengan segera, namun tetap penting dilakukan meskipun sudah cukup lama terpapar. Pembersihan dilakukan dengan sabun/detergen dan air yang mengalir selama 15 menit, juga dapat didisenfeksi dengan ethanol atau iodine. Pembersihan yang kuat telah terbukti efektif mencegah infeksi di negara-negara dengan endemik rabies. Kateter harus digunakan untuk irigasi luka tusukan. Jika trauma pengobatan lokal menyakitkan, anestesi lokal (misalnya, lidokain) dapat digunakan tanpa menambah resiko.6

b. Post-Exposure Prophylaxis (PEP)

Pemberian profilaksis pasca paparan merupakan tindakan yang emergensi yang tidak boleh ditunda, dengan menggunakan vaksin dan immunoglobulin. Jika immunoglobulin rabies tidak tersedia pada kunjungan pertama, injeksi profilaksis dapat ditunda maksimal 7 hari dari injeksi vaksin yang pertama. Pemberian profilaksis pasca paparan dapat dihentikan beli hewan yang menggigit tetap sehat setelah 10 sampai 14 hari observasi, atau jika hewan tersebut mati namun dari laboratorium dinyatakan bebas rabies.8,9 Kasus gigitan hewan pada orang-orang yang sudah pernah divaksinasi sebelumnya ditatalaksana dengan perawatan luka, dan pemberian vaksin, namun tidak perlu diberikan rabies immunoglobulin, kecuali bila orang tersebut diduga mengalami penurunan daya tahan tubuh, seperti penderita HIV/AIDS atau imunosupresi lainnya. 8

Gambar2. Kategori paparan dan penggunaan profilaksis pasca paparan

Gambar3. Penatalaksanaan kasus Gigitan Hewan HPR

Anda mungkin juga menyukai