Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN INTENSIP PADA PASIEN PERILAKU KEKERASAN Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang tidak

dapat mengontrol perilakunya dan membutuhkan tindakan yang segera. Kondisi individu saat dibawa ke Rumah Sakit dalam keadaan di ikat/borgol dan sangat gaduh gelisah sehingga membutuhkan perawatan di rumah sakit. Pasien dengan perilaku tidak terkontrol atau perilaku kekerasan sangat membahayakan bagi pasien itu ssendiri, orang lain serta lingkungan dan membutuhkan penanganan oleh Tim yang profesional serta membutuhkan terapi medikasi.

A. PENGERTIAN Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku untuk melukai atau menciderai diri sendiri, orang lain, lingkungan dan juga bisa secara verbal. Atau tindak kekerasan merupakan satu agresi fisik dari seseorang terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan, dan perilaku kekerasan terjadi bisa karena ada rasa curiga pada orang lain, halusinasi, reaksi kemarahan, dan karena ada keinginan yang tidak terpenuhi.

Rentang Respon Respons adaptif Respons Maladatif

Asertif

Frustasi

Pasif

Agresif

Perilaku Kekerasan

Pada keperawatan di UPIP dari rentang respon yang ada hanya berfokus pada kondisi maladatif yaitu masalah agresif dan perilaku kekerasan. Dimana agresif merupakan perilaku destruktif tapi masih terkontrol sedangkan perilaku kekerasan adalah perilaku destruktif dan tidak terkontrol.

B. Pengkajian perilaku kekerasan di UPIP Pengkajian pada pasien perilaku kekerasan di ruang UPIP dengan menggunakan rentang skore 1-30 skala respon umum fungsi adaptaf (RUFA) dimana pengkajian tersebut terbagi dalam 3 kelompok berdasarkan skala RUFA yaitu:

Skore 01-10 : 1. Perilaku : melukai diri sendiri, orang lain, merusak lingkungan, menentang, mengancam, mata melotot. 2. Verbal : bicara kasar, intonasi tinggi, menghina orang lain, menuntut, berdebat. 3. Emosi : labil, mudah tersinggung, ekspresi tegang, marah-marah, dendam, merasa tidak aman. 4. Fisik : muka merah, pandangan tajam, napas pendek, keringat (+), tekanan darah meningkat. Skore 11-20 1. Perilaku : menentang, mengancam, mata melotot. 2. Verbal : bicara kasar, intonasi sedang, menghina orang lain, menuntut, berdebat 3. Emosi : labil, mudah tersinggung, ekspresi tegang, dendam, merasa tidak aman. 4. Fisik : pandangan tajam, tekanan darah meningkat. Skore 21-30 1. Perilaku : menentang 2. Verbal : intonasi sedang, menghina orang lain, berdebat 3. Emosi : labil, mudah tersinggung, ekspresi tegang, merasa tidak aman 4. Fisik : pandangan tajam, tekanan darah menurut. Hasil dari pengkajian akan menentukan tindakan keperawatan yang akan diberikan terhadap klien, bentuk tindakan keperawatan berdasarkan 3 kategori yaitu : RUFA 01-10 : masuk dengan kategori intensif 1 RUFA 11-20 : masuk dengan kategori intensif 2 RUFA 21-30 : masuk dengan kategori intensif 3 C. Asuhan keperawatan Intensif pada pasien perilaku kekerasan 1. Asuhan keperawatan intensif 1 (24 jam pertama) a. Diagnosa PERILAKU KEKERASAN b. Tindakan keperawatan 1) Tujuan : mengamuk,

Pasien tidak membahayakan dirinya, orang lain dan lingkungan. 2) Tindakan a) Komunikasi terapeutik Bicara dengan tenang Vokal jelas dan nada suara tegas Intonasi rendah Gerakan tidak tergesa-gesa Pertahankan posisi tubuh Jaga jarak 1-3 langkah dari pasien

b) Siapkan lingkungan yang sama Lingkungan tenang Tidak ada barang-barang yang berbahaya atau singkirkan semua benda yang membahayakan c) Kolaborasi Ukur tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu. Jelaskan secara singkat pada pasien tentang tindakan kolaborasi yang akan di lakukan. Berikan obat-obatan sesuai standar medik seperti transquiliser sesuai program terapi (pengobatan dapat berupa suntikan valium 10 mg IM/IV 3-4 x amp / hari dan suntikan haloperidol (serenance) 5 mg, 3-4 x1 amp/hari ) Pantau keefektifan obat-obatan dan efek sampingnya

d) Observasi pasien setiap 15 menit sekali, catat adanya peningkatan atau penurunan perilaku (yang harus diperhatikan oleh perawat terkait dengan perilaku, verbal, emosi, dan fisik) e) Jika perilaku pasien tidak terkendali dan semakin tidak terkontrol, terus mencoba melukai dirinya sendiri, orang lain dan merusaklingkungan maka dapat dilakukan tindakan pembatasan gerak, jika perilaku masih tidak terkendali dapat dilakukan pengekangan dan tindakan pengekangan tindakan merupakan tindakan akhir yang dapat dilakukan. f) Tindakan pembatasan gerak/pengekangan

Jelaskan tindakan yang akan dilakukan, bukan sebagai hukuman tetapi untuk mengamankan klien, orang lain dan lingkungan dari perilaku klien yang kurang terkontrol

Siapkan ruang isolasi/alat pengekang (restain) Lakukan kontrak untuk mengontrol perilakunya jika pengekangan dilakukan. Lakukan pengikatan pada ekstremitas dengan petunjuk ketua tim Lakukan observasi pengekangan dengan skala RUFA setiap 2 jam Perawatan pada daerah pengikatan Pantau kondisi kulit yang diikat: warna, tempratur, sensasi Lakukan latihan gerak pada tungkai yang diikat secara bergantian setiap 2 jam Lakukan perubahan posisi pengikatan tindakan

Libatkan dan latih klien untuk mengontrol perilaku sebelum ikatan dibuka secara bertahap. Kurangi pengekangan secara bertahap, misalnya: ikatan dibuka satu persatu secara bertahap. Jika klien sudah mulai dapat mengontrol perilakunya, maka klien sudah dapat di coba untuk bersama-sama dengan klien lain dengan terlebih dahulu membuat kesepakatan yaitu jika kembali perilakunya tidak terkontrol maka klien akan diisolasi/pengekangan kembali.

c. Tindakan keperawatan untuk keluarga 1) Tujuan a) Keluarga mampu mengenal masalah perilaku kekerasan pada anggota keluarganya. b) Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah perilaku kekerasan. c) Keluaraga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah perilaku kekerasan. d) Keluarga mampu mempraktekkan cara merawat pasien dengan perilaku kekerasan di level intensif I. 2) Tindakan keperawatan

a) Diskusikan tentang pengertian perilaku kekerasan b) Diskusikan tentang tanda dan gejala perilaku kekerasan c) Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari perilaku kekerasan d) Diskusikan cara merawat pasien dengan perilaku kekerasan dengan cara mengajarkan tehnik relaksasi napas dalam. e) Jelaskan tentang terapi obat pasien pada level intensif I.

Anda mungkin juga menyukai