Anda di halaman 1dari 43

MODUL KULIAH

TEKNIK FONDASI II
disusun
oleh
Ana Nurnaningsih,S.T.
Agus Nugroho,S.T.
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2003
BAHAN KULIAH TEKNIK FONDASI II
BAB I. PENDAHULUAN
A. Jenis fondasi tiang
B. Pemasangan tiang
BAB II. KAPASITAS DUKUNG TIANG TUNGGAL
A. Rumus pancang (Dynamic Formula)
B. Rumus berdasarkan sifat tanah (static pile capacity)
C. Pendekatan hasil uji penetrasi
D. Uji beban langsung (load test)
BAB III KAPASITAS DUKUNG KELOMPOK TIANG
A. Jarak tiang
B. Efisiensi kelompok
C. Analisis kapasitas dukung kelompok tiang
BAB IV. TIANG MENDUKUNG BEBAN LATERAL
A Tiang dengan beban lateral pada tanah kohesif
B. Tiang dengan beban lateral pada tanah non-kohesif
C. defleksi tiang
BAB V. TURAP
A. Fungsi Turap
B. Jenis turap
C. Analisis Perancangan turap
PENDAHULUAN
FUNGSI FONDASI
: Meneruskan beban yang diterima ke tanah dasar fondasi
KARAKTERISTIK TANAH DIPENGARUHI OLEH
1. Muka air tanah berat volume tanah
2. Jenis tanah daya dukung tanah
TEPI FONDASI YANG DIGUNAKAN
1. D/B 4 fondasi telapak
2. D/B 10 fondasi tiang
3. 4 D/B 10 fondasi sumuran
PERTIMBANGAN PENGGUNAAN FONDASI TIANG
1. Lapisan tanah kuat terletak cukup dalam, D/B 10
2. Adanya erosi misal, abutment jembatan
3. Untuk mendukung beban yang cukup besar (beban vertikal dan horizontal)
4. Untuk mendukung beban yang sensitif terhadap perubahan penurunan (seatlement)
5. Untuk menahan gaya angkat, gaya guling dan beban yang besar pada kondisi muka
air tanah tinggi
PERTIMBANGAN PEMILIHAN TIANG
1. Lokasi
2. Jenis struktur.
3. Kondisi tanah
4. Keawetan tiang
CARA MENERUSKAN BEBAN OLEH TIANG
1. END/POINT BEARING PILE
ujung tiang mencapai tanah keras
2. FRICTION BEARING PILE
digunakan pada tanah yang mempunyai nilai kuat gesek tinggi
beban ditahan gesekan antara tiang dan tanah (granular, -Soils)
3. COHESIVE BEARING PILE
digunakan pada tanah yang mempunyai nilai kohesi tinggi
beban ditahan lekatan antara tiang dan tanah (c Soils)
TIPE TIANG BERDASAR ASAL MATERIAL
1. Tiang kayu
2. Tiang beton
3. Tiang baja
4. Tiang komposit
1. TIANG KAYU
Tiang kayu sangat peka terhadap perubahan temperatur.
Berfungsi sebagai tiang permanen muka air tanah tinggi (terendam)
Berfungsi sebagai tiang sementara ring (desak : selubung besi ; tarik : plat)
Kapasitas tiang tergantung kualitas kayu
Minimalisasi kerusakan tiang kayu pada saat pemancangan
Bagian atas topi
Bagian tengah ring (desak : selubung besi ; tarik : plat)
Bagian bawah sepatu
2. TIANG BETON
jenis dari tiang beton :
Pre-stressed concrete pile (tiang beton prategang)
Precast concrete pile (tiang beton pracetak)
Cast in place pile (tiang cor di tempat)
Composit
A. PRE-STRESSED CONCRETE PILE
Lebih ringan kualitas lebih bagus
Mempunyai tegangan tarik besar
Kapasitas tiang beton pra-tegang :
Pa = Ag(0,33fc 0,27f
pe
)
Ag = luas total penampang beton
f
pe
= pra-tegang efektif (t Mpa)
B. PRECAST CONCRETE PILE
Dapat dibuat dengan pabrikasi dan di lokasi
Penulangan ditentukan berdasarkan
- tegangan lentur selama pengangkutan dan pengangkatan
- tegangan lentur akibat gaya lateral
- sebagai tahanan terhadap beban vertikal dan gaya tarik selama pemancangan
Tipikal momen lentur pada saat pengangkatan
- satu tumpuan tiang pendek
- dua tumpuan tiang panjang
Kapasitas tiang beton precast
Pa = Ac.fc + As.fs
C. CAST IN SITU PILE
Jenis :
- tanpa casing
- dengan casing
- pedestal
D. TIANG BAJA
Jenis :
- profil H
- pipa terbuka / tertutup
- gelagar WF / I
Keuntungan memakai tiang baja :
- mudah disambung
- ringan
- tanah yang dipindahkan kecil
Kerugian
- mahal
- dapat terjadi buckling
- mudah korosi
Proteksi terhadap korosi
- di lapisi beton
- cathodic protection
- di cat khusus
PEMANCANGAN TIANG
A. METHODE PUKULAN
1. DROP HAMMER
o Digunakan untuk pekerjaan ringan (tenaga manusia)
o Alat pukul : hammer dengan alat bantu berupa
TRIPOD/CRANE
o Calendering dilakukan setiap 10 pukulan
2. DROP HAMMER
o Digunakan untuk pekerjaan berat (tenaga uap)
o Alat pukul : Hammer
o Calendering dilakukan setiap 10 pukulan
o Tipe alat
# SINGLE ACTING
# DOUBLE ACTING
3. DIESEL HAMMER
o Digunakan untuk pekerjaan berat (tenaga diesel)
o Alat pukul : hammer
o Calendering dilakukan setiap 10 pukulan
B. METHODE GETARAN
o Cocok untuk tanah non-kohesif
o Lebih efisien penetrasi 50 mm/dt
o Tidak menimbulkan polusi udara dan suara pukulan
o Prinsip kerja dengan memanfaatkan putaran pada eksentrisitas tiang yang
dapat merubah struktur tanah akibat getaran yang diberikan pada tiang.
C. METHODE SEMPROTAN/JETTING
o Cocok untuk tanah yan berbutir lepas (pasir)
o Prinsip kerja dengan memanfaatkan tenaga air yang disemprotkan ke dalam
lubang
Berdasarkan cara tiang meneruskan beban ke tanah dasar
1. End Bearing/Point bearing Pile
Tahanan ujung ultimit secara pendekatan dapat dihitung menggunakan persamaan kapasitas
dukung ultimit fondasi dangkal
N * d * * 0.5 N * p N * C
A
Q
qu
q b c b
b
b
+ +
dimana
q
u
: tahanan ujung per satuan luas tiang (kN/m3)
Q
b
: tahanan ujung tiang ultimit (kN)
A
b
: luas tampang bawah tiang (m
2
)
C
b
: kohesi di ujung tiang (kN/m
2
)
p
b
: z * = tekanan overburden pada ujung tiang
: berat volume tanah (kN/m
3
)
d : diameter tiang (m)
N
c
; N
q
; N

= faktor kapasitas dukung tiang (fungsi dari )


2. Friction /Adhesive Pile
d
Z
Q
d
Kapasitas dukung tiang ditentukan oleh tahanan ujung
tiang .
Umumnya tiang dukung ujung berada pada zone tanah
lunak di atas tanah keras.
Adalah tiang yang kapasitas dukungnya ditentukan oleh perlawanan gesekan ( >>)/
lekatan (C >>) antara dinding tiang dengan tanah di sekitarnya

3. Tiang dukung ujung dan friction ( 1+2)
Q
Qs
Q
Cd
n
o
p k *
n

tgg *
n

d
C

+
p o * k * z * k
v
* k
h

n

Menurut Coloumb tahanan gesek dinding
( )

+
+
d tg * po * kd C As Q
shg
tgg C
A
Q

d s
n d
s
s
d
4. Kapasitas dukung tiang tunggal cara statis (dari sifat-sifat tanah/ uji labor)
p s b u
W Q Q Q +
sehingga

+ + + +
p d d s q b c d b
W tgg * po * k (c A N * * d * 0.5 N * p N * (c * A Qu
Tiang pada tanah non kohesif (tanah granular : pasir, kerikil,c=0)
Karena c=0 maka,
p s b u
W Q Q Q +
( )
( ) N * * d * 0.5 N * p A
W d tg * po * k (c A N * * d * 0.5 N * p N * c * A Qu
q b b
p d d s q b c d b
+
+ + + +

( )

+ d tg * kd * po cd As Qs
Sehingga untuk tanah nonkohesif
Qu = Qb + Qs Wp
= Ab(pb * Nq + 0.5*d* *N) + As*po*kd*tgd Wp
Catatan :
Dari pengujian vesic menunjukkan tekanan overburden tidak selalu naik dengan
bertambahnya kedalaman, tapi mencapai nilaimaksimum dan konstan setelah kedalaman
Zc =20d.
Tahanan ujung dan tahanan gesek maksimal pada 10 20d, sehingga tahanan ujung dan
tahanan gesek dibatasi
Dari pengalaman
Qu
Qs
W
p
a. Nilai tahanan ujung satuan dibatasi
q
b
= Q
b
/A
b
= 10.7 MN/m
2
= 108 kg/cm
2

Qb = 10.7 x 10
3
KN/m
2
x Ab
b. Nilai tahanan gesek satuan dibatasi
fs = Qs/As = 107 kN/m
2
= 1.08 kg/cm
2
Qs = 107 x As kN/m
2
Tiang pada tanah kohesif ( = 0 C >>) lempung
a. Tahanan ujung (Qb)
Qb = Ab(Cb * Nc + pb * Nq + 0.5 * d * N)
Untuk = 0 maka d = 0 Nq = 1 N = 0
Qb = Ab(Cb * Nc + pb * Nq
b. Tahanan gesek dinding ultimit
Qs = As (Cd + po * kd * tgd ) =As * Cd
Adhesi antara dinding tiang dan tanah didefinisikan sebagai:
Cd = ad * Cu
Dimana
Cd = faktor adhesi
Cu = kohesi f terdrainasi
Sehingga Qs = As * Cu * ad
Qu = Qb + Qs Wp
= Ab(Cd * Nc + pb) + As * ad * cu Wp
Pada tanah kohesif berat sendiri tiang (Wp) mendekati sama dengan berat tanah yang
dipindahkan akibat adanya tiang maka :
Ab * pb Wp sehingga :
Qu = Ab * Cb * Nc + As * ad * Cu
Contoh Soal
Tiang pancang baja di pancang pada tanah nono-kohesif diameter tiang 0.4 m dan berat tiang
Wp = 81.4 kN. Tentukan kapasitas dukung ultimit tiang (Qu)
Nc=9 Nq=1 N
= 57.6+646.2
= 703.8 kN
Kedalaman d Kepadatan kd
0 2
2 10
10 21
21 - 22
30
32
30
32
20
20
20
20
t padat
sedang
t padat
sedang
0.5
0.7
0.5
0.7
Contoh Soal
Tiang beton panjang 15m dan diameter 0.45m akan dipancang menembus tanah lempung
dengan kondisi lapisan sebagai berikut :
Q
0.00
-2
-10
-21
-22

b=18 kN/m3

'=9 kN/m3
pasir

'=8,5 kN/m3
pasir

'=9 kN/m3
pasir
Nc=9 Nq=1 N
= 57.6+646.2
= 703.8 kN
Qu = Qb + Qs Wp
Qb = Ab (pb * Nq + 0.5 * d * * N)
Qs = As(po * kd * tgd)
Hitunglah kapasitas dukung ultimit tiang tersebut
Penyelesaian :
1. Tahanan ujung ultimit
Qb = Ab * Cb * Nc = 0 Nc = 9
= 0.16 * 40 * 9 Ab = * * 0.45
2
= 0.16m
= 57.6 kN
Cek tahanan ujung satuan maksimum
2
kN/m 360
0.16
57.6
Ab
Qb
fb
2. Tahanan dinding (lekatan ) ultimit
keliling tiang = m 1.41 0.45 * d *
Dari kurva Tomlinson untuk Cu = 30 kPa ad = 0.92
Cu = 40 kPaad = 0.8
Qs = ad * Cu * As
Kedalaman 0 5m Qs
1
= 1.41 * 5 * 0.92 * 30 = 195 kN
5 15m Qs
2
= 1.41 * 10 * 0.8 * 40 = 451.2 kN
Qs = Qs
1
+ Qs
2
= 195 + 451.2 = 646.2 kN
-25
Qb
Cu=30kPa

'=10 kN/m3
ad=0.92
0 Nc=9 Nq=1 N

=0
Sehingga kapasitas dukung ultimitnya
Qu = Qb + Qs
= 57.6+646.2
= 703.8 kN
Q
0.00
-5
-21
Cu=40kPa

'=8,5 kN/m3
ad=0.8
Cek tahanan gesek satuan maximum
( )
2 2
kN/m 10700 kN/m 45.83
1.41 * 3 14.1
646.2
As
Qs
fs <
+

ok
Kapasitas dukung tiang dari uji kerucut statis (sondir)
1. Methode Mayerhoff (Qu = Qb + Qs)
a. Tahanan ujung tiang ultimit (Qb) = Ab * qc dengan qc adalah rata-rata dihitung 8d di
atas dasar tiang dan 4d di bawah dasar tiang.
b. Tahanan gesek dinding tiang (Qs = As * fs)
b.1 Untuk tiang pancang beton ; kayu
2
kg/cm
200
qc
fs
b.2 Untuk tiang profil H pada tanah pasir
2
kg/cm
400
qc
fs
sehingga :
( ) ( ) 3 - 2.5 SF fs * As qc * Ab
SF
Qu
Qall Qs Qb Qu
+
+
2. Methode Bageman, 1965
Hampir sama dengan methode Mayerhoff hanya tahanan gesek dinding tiang diambil
sama dengan tahanan selimut sondirnya. Sehingga kapasitas dukung ultimit tiang pancang
menurut Bageman
3 - 2.5 SF qf(kg) * As qc * Ab
SF
Qu
Qall Qs Qb Qu
+
+
dengan :
Ab = luas ujung bawah tiang (cm
2
)
As = luas dinding tiang (cm
2
)
qc = tahanan penetrasi kerucut statis (kg/cm
2
)
qf = tahanan gesek kerucut statis (kg/cm
2
)
dimana nilai qc dan qf diambil rerata dari 8d di atas ujung tiang dan 4d di bawah ujung
tiang .
3. Methode Vesic (1967)
3 - 2.5 SF
SF
Qu
Qall
fs * As fb * Ab Qu
baja tiang qf fs fs * As Qs
beton g untuk tian 2qt fs qb * Ab Qb
qc qb Qs Qb Qu

+


+
Catatan:
Bila belum ada data yang meyakinkan untuk hubungan tahanan kerucut (qc) dan tahanan
tanah.
Tomlinson (1977) menyarankan menggunakan faktor untuk hitungan tahanan ujung
qc * Ab * 0.5 qc * Ab * Qb
4. Methode Belanda Qu = (Qb + Qs)
5
Qs
3
Qb
Qa
2
qc2 qc1
qc
5 SF ; 3 SF
SF
qf * k
SF
qc * b
Qu
2 1
2 1
+
+

+
qc
1
= rata-rata nilai konis 8d di atas ujung tiang
qc
2
= rata-rata nilai konis 3.5d di bawah ujung tiang
5. Methode Wesley.
5
k * Tf
3
qc * Ab
Qa
k * Tf qc * Ab Qu
+
+
qc = nilai konis pada ujung tiang.
Tf = jumlah hambatan lekat
Ab = luas tampang ujung tiang.
k = keliling tampang ujung tiang
pasir sedang
pasir padat
qc rata-rata = kd = 1
25 kg/cm
2
= 30 = d = 22.5
qc rata-rata = kd = 2
135 kg/cm
2
= 36 = d = 22.5
Kapasitas dukung tiang dari Uji Penetrasi Standar
1. Methode Mayerhoff
kapasitas dukung ultimit tiang dapat dihitung secara empiris dari nilai N hasil SPT dengan
:
Qs Qb Qu
profil baja tiang As * N * 1/100 Ab * Nb * 4 Qu
beton tiang As * N * 1/50 Ab * Nb * 4 Qu
+
+
+
dengan:
Qu = kapasitas ultimit tiang (ton)
Nb = nilai N dari uji SPT pada tanah sekitar dasar tiang.
N
= nilai N rata-rata uji SPT di sepanjang tiang.
As = luas selimut tiang (ft
2
) (1 ft = 30,48 cm)
Ab = luas dasar tiang (cm
2
)
Pada penelitian selanjutnya Mayerhoff (1976) mengusulkan persamaan untuk menghitung
tahanan ujung tiang :
( ) ( ) kN Ab N * 380 d
Lb
N * 38 Ab Qb

,
_

dengan
N
adalah nilai rata-rata dari 8d di atas dasr tiang sampai 4d di bawah dasar
tiang.Lb/d merupakan rasio kedalaman
Apabila pengujian dilakukan pada pasir halus di bawah muka air tanah maka nilai N hasil
SPT perlu dikoreksi untuk N>15
N = 15 + (N 15)
2. Menurut L. Decourt
As * 1
3
N
Qs
Ap * k * Np Qb
Qs Qb Qu

,
_

+
dimana :
k = koefidien L. Decourt
Np = rata-rata harga N di bawah ujung tiang
pasir sedang
pasir padat
qc rata-rata = kd = 1
25 kg/cm
2
= 30 = d = 22.5
qc rata-rata = kd = 2
135 kg/cm
2
= 36 = d = 22.5
pasir padat
Contoh soal
Tiang pancan beton berdiameter 0.45m, harus mendukung beban kerja sebesar 750 kN. Data
teknis tanah adalah sebagai berikut :
0 10m : lempung lunak Cu = 10 kN/m
2
= 9 kN/m
3
10 21m : pasir kepadatan sedang = 10 kN/m
3
21 30m : pasir padat = 10 kN/m
3
Hitung faktor aman (SF)
a. Cara Brom (Metode Statis)
b. Cara Mayerhoff
Dicoba dengan dasar tiang pada lapisan pasir padat minimum sedalam 4d = 0.45 * 4 = 1.8m.
Panjang tiang L = 21 + 1.8 = 22.8m L=23m
(jadi panjang tiang yang menembus lapisan pasir padat = 2m)
Q=750 kN
0.00
-10
-21
-23

'=9 kN/m3
Cu=10 kN/m2
Lempung

'=10 kN/m3
pasir sedang
pasir padat

'=10 kN/m3
0
-5
-10
-15
-20
-23
50 500 100 150 200
qc rata-rata = kd = 1
25 kg/cm
2
= 30 = d = 22.5
qc rata-rata = kd = 2
135 kg/cm
2
= 36 = d = 22.5
pasir padat
2. Methode Broms (cara Statis)
Pasir kepadatan sedang qc
rt
= 25 kg/cm
2
= 30
d = 0.75 = 22.5
kd = 1
Pasir padat qc
rt
= 25 kg/cm
2
= 36
= 0.75 = 27
kd = 2
Pada kedalaman 20d dari lapisan pasir o p dianggap konstan Zc = 20 x 0.45 = 9m dari
permukaan pasir atau 10 + 9 = 19m dari MT.
Wp Qs Qb Qu +
( ) N * * d * 0.5 Nq * pb Ab Qb +
56 N 55 Nq 36
Q=750 kN
0.00
-10
-20
-23

'=9 kN/m3
Cu=10 kN/m2

'=10 kN/m3
pasir padat

'=10 kN/m3
-19
po = 10.9 = 90kN/m2
po = 10.9 + 9.10 = 180kN/m2
180 kN/m2
159 . 0 45 . 0 *
4
1
Ab
2

( ) kN 1594.134 56 * 10 * 0.45 * 0.5 55 * 180 0.159 Qb +
Berat tiang Wp ( beton =25 kN/m
3
)
kN 87.8 23 * 25 * 0.45 *
4
1
Wp
2

( )

+ d tg * kd * o p cd As Qs
2
1
kN/m 10 1 * 10 ad * Cu Cd 1 ad 10 Cu 90 0 Qs
( )

tg22.5 * 1 * 45 10 10 * 0.45 * Qs
1
+
( )

tg22.5 * 1 * 135 9 * 0.45 * Qs


2

( )

tg27 * 2 * 180 3 * 0.45 * Qs


3

Wp Qs Qb Qult
Qs Qs Qs Qs Qs
4 3 2 1
+
+ + +
Cara Mayerhoff (Qu = Qb + Qs)
2
2
1
kN/m 12.26 98.1 * 0.125
kg/cm 0.125
200
25
200
qc
qs


2
2
2
kN/m 22 . 66 98.1 * 0.675
kg/cm 0.675
200
135
200
qc
qs


Tahanan gesek total
( ) kN 377.88 2 * 66.22 11 * 12.26 0.45 * Qs +
3 . 836 * 2 1 . 98 * 5 . 107 * 45 . 0 * *
4
1
* 5 . 0 * Qb
2
qc Ab
KAPASITAS DAYA DUKUNG TIANG
Menurust Terzaghi klasifikasi tiang dalam mendukung beban
1. END/POINT BEARING PILE
2. FRICTION BEARING PILE (Tiang gesek)
3. ADHESIVE BEARING PILE (Tiang lekat)
ANALISIS TIANG TUNGGAL
Methode menghitung kapasitas tiang
Rumus Pancang (dynamic formula)
1. Rumus berdasarkan sifat tanah (static pile capacity)
2. Pendekatan hasil uji penetrasi
3. Uji beban langsung (load test)
RUMUS PANCANG (DYNAMIC FORMULA)
Rumus ini merupakan perkiraan. Rumus pancang diturunkan dari material tiang dengan
prinsip kekekalan momentum.
Tenaga yang diberikian = tenaga digunakan + tenaga hilang
A = luas penampang tiang pancang
E = modulus elastisitas
E
h
= efisiensi hammer
e
h
= tenaga palu yang dipakai per satuan waktu
g = percepatan gravitasi
h = tinggi jatuh
I = jumlah impuls
K
1
= kompresi blok topi elastik dan topi tiang pancang
K
2
= kompresi tiang pancang elastik
K
3
= kompresi tanha elastik
L = panjang tiang pancang
m = masa
M
r
= momentum balok besi panjang
n = koefisien restitusi
nI = jumlah impuls yang meyebabkan restitusi
P
u
= kapasitas tiang ultimit
S = banyaknya penetrasi titik per satuan pukulan
V
ce
= kec. tiang pancang dan balok besi panjang akhir kompresi
V
i
= kec. balok besi panjang saat tumbukan
V
p
= kec. tiang pancang pada akhir retitusi
V
r
= kec. balok besi panjang pada akhir retitusi
W
p
= berat tiang pancang dan asesoris
W
r
= berat balok besi panjang
I
g
Vi Wr
akhir Mr
g
Vi Wr
awal Mr
.
) ( ;
.
) (
I
Wp
g
Vce
Energi total = momentum tiang pancang + momentum balok besi
Kapasitas tiang pancang ultimit banyak dirumuskan diantaranya oleh Hiley, 1930
Wp Wr
Wp n Wr
K K k s
h Wr eh
Pu
+
+
+ + +

2
) 3 2 1 (
2
1
. .

Berdasar rumus diatas, pada saat pemancangan proses calendering harus diperhatikan untuk
optimalisasi kapasitas ulutimit tiang pancang. Pemancangan tiang pancang harus dihentikan
ketika hasil calendering menunjukkan hasil :
1. Tiang kayu : 10 X pukulan , penetrasi tiang 5 6 cm
2. Tiang beton : 10 X pukulan , penetrasi tiang 3 4 cm
3. Tiang baja : 10 X pukulan , penetrasi tiang 1,2 2 cm
Nilai efisiensi hammer (e
h
) berdasar alat pemancang
Jenis pemancang Efisiensi hammer (e
h
)
Drop Hammer 0,75 1,00
Single Acting Hammer 0,75 0,85
Double Acting Hammer 0,85
Diesel Hammer 0,85 1,00
Nilai S diperoleh dari hasil calendering
Nilai K :
K1 : dapat dilihat dalam tabel
K2 : dihitung dari P
u
. L / A.E
K3 : 0 (untuk tanak keras; batuan, kerikil)
2,5 5 mm untuk material yang lain
Tabel 17-1 Beberapa formula tiang-pancang dinamik (gunakan sembarang himpunan
satuan yang konsisten)
Kode Bangunan Nasional Kanada (gunakan F = 3)
( )
0,0001
E
L
C
2A
P
C
W W
0,5W n W
C
.C C S
.C .E e
P
3
u
2
p r
p
2
r
1
3 2
1 h h
u
+
+
+

Perhatikan bahwa satuan-satuan dari C2C3 adalah sama seperti s


Rumus Danish [Olsen dan Flaate (1976)] (gunakan F = 3 sampai 6)
s) dari (satuan
2.A.E
.L .E e
C
C s
.E e
P
h h
1
1
h h
u

+

Rumus Eytelwein (gunakan F = 6) [Chellis (1941)]
s) dari (satuan
1 , 0 s
.E e
P
h h
u

,
_

s
p
W
W
Rumus Gates [Gates (1957) ] (gunakan F = 3)
( )
lain yang palu semua untuk 0,85 dan pancang blok untuk 0,75 eh
SI 2,4 Fps; 1,0 b SI 104,5 Fps; 27 a mm atau inci S
kNm atai kip.kaki E kN atau kips P
s log b .E e a P
h u
h h u




Janbu [lihat Olsen dan Flaate (1967), Mansur dan Hunter(1970)] (gunakan F = 3 sampai 6)
2
s
h h
d
d u
r
p
d
u
h h
u
A.E
.L .E e

C

1 1 C k
W
W
0,15 0,75 C
.s k
.E e
P

,
_

+ +
+
Gunakan satuan-satuan yang sesuai untuk menghitung P
u
. Ada suatu ketaksepakatan didalam
penggunaan e
h
karenan e
h
tersebut muncul di dalam C
d
; akan tetapi,kecocokan statistik yang
lebih baik cenderung akan didapatkan dengan menggunakan e
h
seperti yang diperlihatkan.
Rumus-rumus ENR yang dirubah (gunakan F = 6)
] [ENR(1965)
W W
W n W
0,1 s
.E 1,25.e
P
p r
p
2
r
h h
u
+
+
+

kayu) pancan g untuk tian terutama 6; F dan 2.3.6 (bagian AASHTO Menurut
( )
0,1 s
W .h e
P
r h
u
+
+

p A
r
Untuk palu uap kerja rangkap ambil A
r
= luas penampang blok besi panjang dan p = tekanan
uap (atau udara); untuk yang rangkap tunggal dan gravitasi A
r
p = 0. Gunakan satuan yang
sesuai ambil e
h
1,0. Rumus di atas dan rumus lain dapat digunakanuntuk baja dan tiang
pancang beton.

Rumus Navy McKay (gunakan F = 6)
( )
( )
r
p
1
1
r r h
u
W
W
C
0,3C 1 s
p A W .h e
P
+
+

Kode Bangunan Uniform Pantai Pasifik (PCUBC) (dari Kode Bangunan Uniform, Bab 28)
(gunakan F = 4)

s) dari (satuan
AE
.L P
C
lain pancan tiang semua untuk 0,1
baja pancang g untuk tian 0,25 k
W W
kW W
C
C s
.h.C e
P
u
2
p r
p r
1
2
1 h
u

+
+

pada umunya mulailah dengan C


2 =
0,0 dan hitunglah nilai P
u;
reduksilah nilai sebesar 25%;
hitunglah C
2
dan nilai P
u
yang baru. Gunakan nilai P
u
ini untuk menghitung C
2
yang baru, dan
begitu seterusnya sampai nilai P
u
yang digunakan P
u
yang dihitung.

Tabel 17-2 Nilai nilai k
1
kompresi kepala tiang pancang dan topi* sementara
k1 (mm)
Tegangan pendorong P/A pada kepala tiang pancang atau topi, Mpa (ksi)
Bahan tiang pancang 3,5 (0,5) 7,0 (1,0) 10,5 (1,5) 14 (2,0)
Tiang pancang baja atau pipa 0 0 0 0
Langsung di atas kepala
Langsung di atas kepala
Tiang pancang kayu 1,0 (0,05) 2,0 (0,1) 3,0 (0,15) 5,0 (0,2)
Tiang pancang beton pra cor
Dengan paking 75 100 mm
Di dalam topi 3,0 6,0 (0,25) 9,0 (0,37) 12,5 (0,5)
Topi bertutup baja yang
Mengandung paking kayu
Untuk baja H atau
Tiang pancang pipa 1,0 2,0 3,0 4,0 (0,16)

Lingkaran serat 5 mm
Di antara dua plat baja
10 mm 0,5 (0,02) 1,0 1,5 (0,06) 2,0
Tabel 17-3 Nilai nilai representatip daripada koefisien restitusi untuk digunakan
dalam persamaan persamaan dinamik
Bahan n
Kayu garuk 0
Tiang-pancang kayu (ujung yang tak mengerut) 0,25
Bantalan kayu pampat di atas tiang pancang baja 0,32
Bantalan kayu pampat pada tiang pancang baja 0,4
Landasan baja di atas baja baik di atas baja maupun tiang pancang beton 0,5
Palu besi cor di atas tiang-pancang beton tanpa topi 0,4

Menurut ASCE (1941)
Contoh soal 2.11
Tiang dari beton berbentuk persegi panjang mempunyai lebar sisi 0,4 m dan panjang 20 m.
Tiang dipancang dalam tanah pasir dengan dasar tiang terletak pada lapisan kerikil padat.
Penetrasi akhir s = 3 mm/pukulan, dengan menggunakan pemukul aksi-tunggal berat 30 kN
dengan tinggi jatuh 1,5 m. Tiang diberi penutup serta dibungkus setinggi 75 mm pada kepala
tiang . Berat tiang W
p
= 75 kN, modulus elastis tianng E = 14000 MN/m
2
.
Berapa kapasitas
ultimit tiang, bila dihitung dengan cara Hilley dan Janbu ?
Penyelesaian
Berat pemukul W
r
= 30 kN, tinggi jatuh h = 1,5 m
(a). Dengan rumus Hilley :
Mula-mula dimisalkan lebih dahulu kapasitas ultimit Q
u
= 1230 kN
Tegangan pancang =
2 2
MN/m 7,7 kN/m 7687
0,4x0,4
1230

Dengan nilai tersebut , dari Tabel 2.9a, diperoleh k
1
= 6,5 mm = 0,0065 m
Dengan mengambil nilai n = 0,5 (Tabel 2.9c) dan k
3
= 2,5 mm = 0,0025 m
k
2
= 1230 x 20/(0,4 x 0,4 x 14000000) = 0,01 m
( )
h W E
W W
W n W
k k k
2
1
s
.E e
Q
r h
p r
p
2
r
3 2 1
h h
u

+
+
+ + +

dari Tabel 2.9b, untuk pemukul aksi tunggal eh = 0,75


kapasitas ultimit tiang :
( )
(ok) kN 1230 kN 253 1
75 30
x75 0,5 30
0,0025 0,01 0,0065
2
1
0,003
5 0,75.30.1,
Q
2
u

+
+
+ + +

karena hasil hitungan hampir mendekati dengan nilai Q


u
yamg dimisalkan semula
(1230 kN), maka hasil hitungan dapat dipakai.
Jadi kapasitas ultimit tiang = 1253 kN
(b) Dengan rumus Janbu
Karena dipakai pemukul aksi tunggal, e
h
= 0,75; s = 3 mm = 0,003 m,
Berat pemukul, W
r
= 30 kN, E = 14000 MN/m
2
.
( )
7,19
1,13
33,5
1 1 1,13
C

1 1 C K
1,13
30
75
0,15 0,75
W
W
0,15 0,75 C
33,5
x0,003 0,16x14x10
0,75x45x20
AE.s
.L .E e

2
1
2
1
d
d u
r
p
d
2 6 2
h h

,
_

,
_

+ +

,
_

,
_

+ +
+

,
_

+


kN 1564
7,19.0,003
5 0,75.30.1,
.s K
.h .W e
Q
: ang ultimit ti Kapasitas
u
r h
u

dari hasil-hasil hitungan (a) dan (b), terlihat bahwa rumus Janbu memberikan kapasitas
ultimit yang lebih tinggi daripada Rumus Hilley
Contoh soal 2.10
Pada pengujian tiang dipakai pemukul aksi tunggal yang beratnya (W
r
) 7000 kg dengan
tinggi jatuh h = 75 cm. Jika penetrasi akhir rata-rata untuk penetrasi tiang 15 cm, adalah s =
1,9 cm/pukulan, berapa kapasitas ijin tiang tersebut bila digunakan Engineering News
Formula ?
Penyelesaian :
Kapasitas ijin tiang menurut ENR
( ) ( )
ton 40,7 kg 40698
0,25 1,9 6
7000x75
0,25 s F
h W
Q
r
u

+

Kapasitas dukung tiang K



UJI BEBAN LANGSUNG (LOAD TEST)
Tujuan :
untuk menentukan dan memeriksa daya dukung tiang pancang rencana
Tiang uji yang digunakan :
Tiang uji khusus dengan cara diberi beban sampai batas ultimit, diaman tiang yang
digunakan nantinya tidaj bisa dipakai sebagi fondasi
Tiang yang digunakan sebagai fondasi dibebani sampai 200% dari beban
perancangan
Prosedur pelaksanaan load test
Lokasi pemancangan dipilih dekat dengan yang akan digunakan sebagai fondasi,
dipilih kondisi tanah yang paling kritis.
Metode pemancangan dan alat yang digunakan harus sama dengan alat yang akan
digunakan dalam pelaksanaan sesungguhnya
Pembebanan dilakukan secara bertahap sampai maksimal, kemudian beban dikurangi
secara bertahap pula
Kapasitas dukung tiang K
Penentuan Kapasitas Dukung
Tiang dari Uji Beban
Langsung
Tiang uji khusus
( )
ult
P
2.5 2
1
Pijin

Pultimit diambil sebagai beban yang mengakibatkan penururunan (s) = 10% x


diameter
Pult
Beban(kN)
A
S
Penurunan (cm)
Kapasitas dukung tiang K
Pult
Beban(kN)
A
Sx
Penurunan (cm)

( ) 2 SF kN 10 per mm 2.5 netto penurunan memberikan yang uji Beban *


SF
1
Pijin

( ) 2 SF jam 48 waktu dalam berhenti telah penurunan n menyebabka yang uji Beban *
SF
1
Pijin
TIANG MENDUKUNG
BEBAN LATERAL
Gaya lateral pada tiang tergantung pada :
a. Kekakuan / tipe tiang (tiang pendek atau panjang)
b. Macam tanah
c. Sifat penjepitan tiang dalam pelat penutup (pile cap / poer)
d. Sifat gaya-gaya dan defleksi
Tiang ujung jepit (fixed end piled) dan Tiang ujung bebas(free end piled)
Tiang ujung jepit bila kepala tiang tertanam dalam pile cap
(poer)beton sedalam 60 cm.
Bila ujung tiang tertanam dalam pile cap < 60cm, termasuk tiang
ujung bebas
defleksi
tiang ujung bebas
y
H
tiang ujung terjepit
H
Perancangan tiang yang menahan gaya lateral harus memenuhi 2 kriteria :
1. Faktor aman terhadap keruntuhan ultimit harus sedemikian rupa sehingga tiang
aman terhadap daya dukung
Q Qall Hmax Ha
2. Defleksi yang terjadi akibat beban harus dalam batas toleransi. Menurut Mc Nulty
(1956) defleksi maksimum
o Untuk gedung : 6mm
o Menara transmisi : 12mm
Hitungan tahanan beban lateral ultimit
Perlu diketahui faktor kekakuan tiang (R dan T) yang bergantung pada nilai EI dan
kompresibilitas tanah yang dinyatakan dalam modulus tanah (soili modulus) kh.
Untuk lempung OVER CONSOLIDATED KAKU dimana umumnya modulus tanah
konstan di seluruh kedalamannya.
4
1
*

,
_

d K
EI
R

R = faktor kekakuan tiang lempung oc
K = k
1
/1.5 2
m
ton
horizontal n perpendeka
plat tek.pada
k1
D = diameter tiang
tiang ujung bebas tiang ujung terjepit
>60cm
<60cm
Untuk lempung NORMALY CONSOLIDATED (NC) dan tanah granular (pasir ,
kerikil) dimana modulus tanah bervariasi secara linier dengan kedalamannya.
5
1
nh
EI
T
,
_

nh = koefisien variasi modulus


Faktor untuk menghitung koefisien variasi modulus (nh) untuk tanah granular c = 0
Kerapatan relatif
(relative and sity)
Tak padat sedang Padat
Untuk tanah kering atau
lembab (Terzaghi)
(MN/m
2
)
2.5 7.5 20
Untuk tanah terendam
air (Terzaghi) (MN/m
2
)
1.4 5
12
Untuk tanah terendam
air (Reese dkk)(Mn/m
2
)
5.3 16.3 34
Nilai-nilai nh untuk tanah lempung
Tanah nh(kN/m
3
)
Lempung NC lunak
Lanau organik lunak
350 700 kN/m
3
150 kN/m
3
Hubungan modulus subsgrade (k
4
) dengan kuat geser undrained untuk lempung kaku OC
(Terzaghi, 1955)
kosistensi kaku Sangat kaku Keras
Kohesi undrained
(Cu) kN/m
2
Kg/cm
2
100 200
1 2
200 400
2 - 4
>400
>4
k
1
MN/m
3
Kg/cm
3
18 36
1.8 3.6
36 - 72
3.6 7.2
>72
>7.2
k
1
direkomendasikan
MN/m
3
kg/m
3
27
2.7
54
5.4
>108
>10.8
Kriteria tiang kaku (pendek) dan tiang tidak kaku ( tiang panjang) untuk ujung bebas
(Tolinson, 1977).
Tipe tiang
Modulus tanah (k) bertambah
dengan kedalaman
Modulus tanah (k) konstan
Kaku (ujung bebas)
Tidak kaku (ujung bebas)
L 2T
L 4T
L 2R
L 3.5R
L = Panjang tiang
Perancangan tiang yang menahan gaya lateral
A. TANAH KOHESIF.
1. Tiang pendek :
a. ujung bebas
b. ujung terjepit
2. Tiang panjang :
a. ujung bebas
b. ujung terjepit
B. TANAH NON-KOHESIF
1. Tiang pendek :
a. ujung bebas
b. ujung terjepit
2. Tiang panjang :
a. ujung bebas
b. ujung terjepit
Tiang kaku (tiang pendek) L/d 12
Nilai gaya lateral ultimit (Hu ) diperoleh dari kesetimbangan gaya gaya horizontal
(tekanan tanah ) dan Momen, yaitu dengan menganggap tiang berputar pada kedalaman x.
Pada saat gaya gaya bekerja tiang dianggap sangat kaku dan tahanan geser tanah
terkerahkan seluruhnya.
Tiang tidak kaku (tiang panjang)
Kondisi tiang yang tidak kaku dapat terjadi pada tiang yang relatif panjang. Dalam hal ini
gaya lateral ultimit (Hu) ditentukan oleh momen maksimum tiang yang kemungkinan besar
tercapai saat tekanan tanah ultimit belum terlampaui.
Momen maksimum yang bekerja pada tiang tidak boleh melampaui tahanan momean tiang,
tahan lateral ultimit tiang harus merupakan nilai terkecil dari 2 hal sebagai berikut :
1. Gaya horizontal yang menyebabkan tanah runtuh.
2. Gaya horizontal yang didasarkan pada kekuatan tiang (pada saat pengangkatan)
MENENTUKKANN GAYA LATERAL ULTIMIT
M etode Brom
A. Tiang dalam tanah kohesif (lempung C 0 0)
Tahanan tanah ultimit tiang pada tanah kohesif bertambah dengan kedalamannya yi dari
2cu di permukaan tanah s/d 8 cu 12 cu pada kedalaman t 3 kali diameter tiang
Brom mengusulkan cara pendekataan 0 s/d 1.5d = 0 dan di bawah 1.5d bernilai konstan
sebesar 9Cu
1. Tiang panjang
a. Tiang panjang ujung bebas
e
Hu
x
Hu
tiang utuh
tanah runtuh
pada tiang kaku (pendek) yang
menentukan kekuaatan tanah
tiang patah (tiang panjang)
tanah belum runtuh
tiang panjang ditentukan dari
M maks rencana tiang
b. Tiang panjanng ujung jepit
Mr = tahanan momen rencana bahan tiang.
Pada tiang ujung terjepit, Broms menganggap momen yang terjadi pada tubuh tiang
yang tertanam dalam tanah sama denngan momen yang terjadi di ujung atas bagian
tiang yang terjepit dalam pelat

,
_

2
f
d
2
3
2Mr
Hu
1.5d
Mmaks
f
9 Cud
e
L
Hu
Hu
9 Cud
f
1.5d
Mr
Mr
a

,
_

+ +

,
_

+ +

2 2
3
2
f
d
2
3
e Hu M
9Cud
Hu
f
maks
f
d e
M
Hu
maks
g
f
a
a f d
2
3
L
2
f
d
2
3
9Cudf
Cuda
4
9
Mr
9Cud
Hu
f
2

+ +

,
_

+
,
_

2. Tiang pendek
a. Pendek ujung bebas
f = letak momen max di bawah 1,5d dari muka tanah.
b. Tiang pendek ujung terjepit.

e
Hu
L
g/2
g/2
1,5d
g
9Cud 9Cud
Mmax
Hu
9 Cud
1.5d
Mmaks
e
L

,
_

+ +

,
_

+ +

2
f
d
2
3
e
Mmax
Hu
Cu do
4
9
Mmax
atau
2
f
d
2
3
e Hu Mmax
9Cud
Hu
f
2
( )
( )
( )
3 2
25 , 2 9
2
1
max
75 , 0 5 , 0 max
5 , 1 9
d L Cud M
d L Hu M
d L Cud Hu

+

B. Tiang dalam tanah granular.
1. Tiang panjang
a. Tiang panjang ujung bebas
b. Tiang panjang ujung terjepit
2. Tiang pendek
a. Tiang pendek ujung bebas.
Tiang akan berkelakuan seperti tiang pendek jika momen maksimum yang dapat
ditahan tiang lebih besar daripada momen yanng terjadi akibat tekanan tanah.
( ) L e
.kp 0,5.,5.
Hu
3
+

e
L
Hu
defleksi
Mmaks
f
Mr
reaksi tanah
Hu
3.
.
f.d.kp
Mr Mr
e
f
* kp * d
Hu
0,54 e
Mmax
Hu
atau f
3
2
e Hu Mmax
f * kp * d * *
2
3
Hu
kp * * d
Hu
0,82 f
2
+

,
_

d.kp
Hu
0,54 f
.d.kp
Hu
0.54 e
2Mr
Hu
f
3
2
e Hu 2Mr

,
_

+
dimana :
kp = koefisien tekanan tanah pasif.
b. Tiang pendek ujung terjepit.
e
Hu
L
g
3.

.d.L.kp Mmax
f
?
Hu
3.
.d.L.kp
Mmaks
e
L
.d.kp .L Mmax
atau .Hu.L
3
2
Mmax
.d.kp 1,5.,5 Hu
0 FH
3
2

Defleksi Tiang Vertikal


1. Metode Konvensional : berguna untuk mengecek defleksi tiang yang mengalami
bebanlateral tidak terlalu besar. Pada hitungan tiang dianggap sebagai strutur
kantilever yang dijepit pada kedalaman Zf
Defleksi lateral pada kepala tiang dengan ujung bebas sebagai berikut :
( )
Ip Ep
Zf e H
o
. 3
3
+

H = Beban lateral (kN)
E
p
= modulus elastis tiang(kN/m
2
)
I
p
= Momen inersia dari penampang tiang (m
4
)
e = jarak beban terhadp muka tanh (kN/m
2
)
Zf = jarak titik jepit dari muka tanah (m)
Defleksi lateral ujung jepit
( )
Ip Ep
Zf e H
o
. 12
3
+

M
Q
H
Q
M
H
e
Zf
Le
Lempung
'OC'
granular
dimana :
iang ekivalen t panjang
Zf e Le
1,8T Zf
1,4R Zf

2. Metode Broms : metode Broms (1964) dianggap metode yang lebih teliti dalam hal
hitungan defleksi tiang.
a. Tiang dalam tanah kohesif
Untuk tiang dalam tanah kohesif defleksi tiang dkaitkan dengan faktor tak berdimensi
.L, dengan :
4
1
4Ep.Ip
kh.d

1
]
1

1. Tiang ujung bebas berkelakuan seperti tiang pendek bila .L < 1,5
kh.d.L
L
e
1,5. 1 4H
Yo

,
_

2. Tiang pendek ujung terjepit bila .L < 0,5


kh.d.L
H
Yo
3. Tiang panjang ujung bebas .L > 2,5
( )
kh.d
1 e 2H.
Yo
+

4. Tiang panjang ujung tiang jepit


kh.d
H.
Yo
b. Defleksi tiang pada tanah granular (non kohesif)
Untuk tiang dalam tanah non kohesif (pasir,kerikil) defleksi tiang akibat beban lateral,
dikaitkan dengan besaran tak berdimensi .L dimana
ujung bebas
H
e
Zf
ujung terjepit
Zf
H
e
= 30
5
1
Ep.Ip
n.h

1
]
1

1. Tiang pendek ujung bebas .L < 2


.n.h L
L
e
1,33. 1 18H
Yo
2

,
_

2. Tiang pendek ujung jepit .L < 2


.n.h L
2H
Yo
2

3. Tiang panjang ujung bebas .L > 4


( ) ( ) ( ) ( ) 5
3
5
2
5
2
5
3
Ep.Ip n.h
1,6Hc
Ep.Ip n.h
2,4H
Yo +
4. Tiang panjang ujung jepit .L > 4
( ) ( ) 5
2
5
3
Ep.Ip n.h
0,93H
Yo
Contoh soal
Tiang baja dengan diameter 0,25m dan panjang 18m dipancang dalam tanah pasir
=30 dan =1,83 t/m
3
=18 kN/m
3
. Momen maksimum ijin tiang Mr=218 kNm dan EI
(tiang) = 19,4 x 10
4
kN/m
2
. Kepala tiang dianggap terjepit dalam pelat penutup tiang.
Jika defleksi tiang ijin 0,25. Berapakah beban lateral tiang maximum ?
Penyelesaian :
= 30
Cek keruntuhan tanah akibat beban lateral tiang
Momen maksimum yang dapat ditahan tanah :
Mr kNm 78732 Mmax
.3 18.0,25.18
.kp .d.L Mmax
3
3
>

(karena Mr tiang < Mmax tanah M yang digunakan Mr tiang. L/d = 18/0,25 = 72 > 20;
tiang panjang).
Jadi tidak terjadi keruntuhan tanah. Keruntuhan akan diakibatkan runtuhnya bahan
tiang (tiang patah).
Cek keruntuhan tiang akibat momen lentur maksimum tiang (panjang, jepit, granular)
70
3
207
3
Hu
Ha kN 207 Hu
2966,6 Hu
18.0,25.3
Hu
0,54 0
2.218
.d.kp
Hu
0,54 e
2My
3
F
2 e
2My
Hu
2
3

Dari gambar fondasi tiang e = 0, ujung jepit (sehingga untuk tiang panjang jepit)
( )
( ) .18.3 0,25
218
..k d
Mu
gambar dari 450
. kp.d
Hu
4 4 3

Hu = 450 x 3 x 0,25
3
x 18 = 380 kN
SF = 3
tiang
baja
L=18m
Hu
d=0,25m
= 30
kN 126.5
3
380
SF
Hu
Ha
Cek defleksi tiang
Yo = 0,25 x 2,54 = 0,64 cm = 0,0064 m
42 , 0
10 x 19,4
2500

Ep.Ip
n.h

5
1
4
5
1

1
]
1

1
]
1

nh tanah untuk pasir = 2500 kN/m


3
karena , L = 0,42 x 18 = 7,5 > 4 (termasuk tiang panjang)
Nilai-nilai untuk tanah granular (c=0)
Kerapatan relatif(Dr) Tak padat sedang Padat
nh pasir kering
/lembab
(Terzaghi)/kN/m
3
2425 7275 19400
nh pasir terendam air
(kN/m
3
)
1386 4850 11779
Unutuk tiang panjang dengan ujung - jepit
( ) ( )
m 0,0064 Yo
Ep.Ip n.h
0,93H
Yo
5
2
5
3

( )
kN 98
19,4.10 0 0,0064.250
0,93
1
Ha
4

Beban lateral yang diijinkan yang terkecil antara (a) ;(b) dan (c) Ha = 7= kN untuk
defleksi 0,25 = 0,0064 m

Anda mungkin juga menyukai