Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

A CONCEPTUAL FRAMEWORK

KELOMPOK 2:

ASRUL HIDAYAT NURUL FATIMAH KRISNA MUKTI TRIWAHYUNI HARTATI Y. DADI H

NPM 1106135256 NPM 1106137463 NPM 1106136574 NPM 1106138485 NPM 1106138705

UNIVERSITAS INDONESIA 2012

A Conceptual Framework A. Peran Conceptual Framework

Suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang digunakan untuk menghasilkan teori akuntansi yang terstruktur yaitu konsisten dengan standard akuntansi dan pelaporan. - FASB Maksudnya adalah standard pelaporan keuangan harus bersifat teoritis, normatif, dan tidak sewenang-wenang. Conceptual framework terdiri dari beberapa level: 1. Level 1 (highest level) Terdiri dari scope dan tujuan Laporan Keuangan. 2. Level 2 (midle level) Mengidentifikasikan dan mendefinisikan karakteristik kualitatif informasi keuangan (yang teridiri dari relevansi, reliability, comparability, timelines, dan undestanability) dan elemen dasar akuntansi (aset, liabiliti, equity, revenue, expense, dan profit) 3. Level 3 (lowest level) Terdiri dari prinsip dasar dan aturan pengakuan dan pengukuran elemen dasar dan jenis informasi yang terdapat dalam Laporan Keuangan. Latar belakang conceptual framework: 1. Entitas menggunakan metode akuntansi secara sewenang-wenang. 2. Bad practice lebih dominan dari pada good practice. Contohnya: kecurangan pembayaran pajak. 3. Mencegah adanya intervensi politik dan intervensi lainnya. Keuntungan adanya conceptual framework: Laporan keuangan bersifat konsisten dan logis. Kepatuhan meningkat Lebih akuntabel Mengurangi specific accounting standard Mudah memahami laporan keuangan Lebih ekonomis

B.

Tujuan Conceptual Framework

IASB dan FASB menyebutkan bahwa tujuan dari laporan keuangan adalah untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pengguna informasi. Tujuan ini dapat dicapai jika informasi :

a. Berguna untuk mengambil keputusan ekonomi b. Berguna dalam menilai prospek arus kas IASB menyatakan bahwa framework harus : Mendefinisikan tujuan laporan keuangan Mengidentifikasi karakteristik kualitatif yang membuat informasi di laporan keuangan berguna. Mendefinisikan elemen dasar laporan keuangan dan konsep untuk mengakui dan mengukur mereka di laporan keuangan

C.

Perkembangan Conceptual Framework

Principlebased accounting ini merupakan konsep yang meletakkan tujuan kunci dalam pelaporan keuangan, kemudian menyedikan landasan untuk menjelaskan tujuan tersebut. Jika timbul keragu raguan mengenai sebuah aturan, pengguna diarahkan kembali ke landasan prinsip tersebut. Rulebased accounting merupakan konsep yang memberikan daftar aturan yang harus diikuti dalam menyiapkan pelaporan keuangan. Karateristik penerapan Principles-based : Standar didasarkan pada kerangka konseptual yang ditingkatkan dan diterapkan secara konsisten. Tujuan standar harus jelas dinyatakan. Standar harus memberikan detail yang cukup dan terstruktur dimana standar tersebut dapat dioperasionalisasikan dan diterapkan secara konsisten. Penggunaan yang keluar dari standar (pengecualian) harus diminimalisir. Menghindari penggunaan persentase tes. (penentuan masa sewa dan nilai sekarang dari sewa)

Informasi untuk pembuatan keputusan : Perluasan pengguna informasi keuangan, mencakup semua penyedia sumber daya, penerima barang dan jasa agar dapat melakukan review ataupun fungsi pengawasan Informasi akuntansi dipandang sebagai data masukan untuk prediksi keadaan dan performa oleh pengguna. Kepengurusan lebih berkaitan dengan masa lalu, menilai apa yang telah dicapai, dan informasi tersebut juga dipakai untuk prediksi ke masa depan, menilai apa yang akan dicapai. D. Kritik atas Conceptual Framework

Ada dua cara sudut pandang analisis: 1. Scientific critisms Ketidakmampuan conceptual framework dalam memberikan petunjuk dan cara-cara dalam praktik akuntansi yang dapat menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan

keputusan. Tidak detail dan memberikan definisi yang samar mengenai elemen-elemen akuntansi. 2. Descriptive and non-operational Ontological and Epistomological Assumptions ONTOLOGIS Berdasarkan conceptual framework, fokusnya adalah untuk memberikan informasi kepada pengguna laporan keuangan tanpa bias dan dengan sikap objektif. Bebas dari bias atau netral diartikan sebagai suatu kualitas informasi yang melindungi pengguna dalam menyimpulkan bagian-bagian penting dan dari keinginan atau prasangka. Solomons menjelaskan bahwa akuntansi adalah financial mapmaking. Peta tersebut dinilai berdasarkan seberapa baik bisa merepresentasikan fakta sebenarnya sehingga orang-orang kemudian dapat bereaksi sesuai yang mereka inginkan. EPISTOMOLOGIS Dipengaruhi oleh pendekatan hypothetico-deductive. Circularity of Reasoning Di beberapa negara tertentu, conceptual framework dilambangkan berdasarkan sirkulasi internal. Sebagai contoh, diskusi mengenai netralitas bergantung kepada relevansi, keandalan dan penyajian yang sesungguhnya, tetapi kebutuhan dan kecukupan kondisi untuk mendapatkan kualitas-kualitas tersebut tidak dijelaskan. Framework dari FASB mencoba memecahkan atau menengahi circularity of reasoning ini dengan merujuk kepada gagasan dari informan akuntansi yang memiliki kecukupan dalam pengetahuan untuk memutuskan dan menginterpretasikan laporan keuangan. Akan tetapi, hal ini tidak memberikan petunjuk yang spesifik mengenai bagaimana seharusnya mendapatkan kondisi tersebut. An Unscientific Discipline Apakah akuntansi suatu ilmu pengetahuan? Stamp mengatakan bahwa akuntansi lebih kepada pendekatan hukum/aturan daripada ilmu pengetahuan secara fisik. Akuntansi menghadapi ketidaksempurnaan pasar dan berkaitan dengan dasar-dasar subjektif, proses manusia dalam membuat sebuah keputusan. Sebaliknya, physical science mempertimbangkan disiplin positif, deskripsi secara alami dan karakterisasi berdasarkan konsep value-free. Elemen-elemen teoritis dan empiris adalah hal yang diartikan secara luas dan diaplikasikan dalam akuntansi, dan tidak cukup untuk sebuah definisi paradigma ilmiah. Penyajian secara teoritis adalah pengaplikasian ontologis, epistemologis, dan aturan metodologis yang berkaitan dengan ruang lingkup pembelajaran.

Positive Research Adanya pendapat bahwa fokus dasar dari conceptual framework menolak temuan-temuan empiris dari positive accounting research. Adanya konflik antara positive accounting research dengan conceptual framework mengenai bukti-bukti bahwa pasar tidak selalu efisien. Jika conceptual framework dapat menjamin tiap individu atau grup bisa mendapat informasi yang berguna maka ini akan menyajikan tujuan yang bermanfaat. The Conceptual Framework as a Policy Document Sebagai gambaran umum dari suatu pengetahuan, conceptual framework telah gagal dalam beberapa tes scientific. Ada pendapat bahwa di dalam akuntansi, teori dan kebijakan/politik telah tercampur. Teori akuntansi selalu berkaitan dengan kebijakan. Pemisahan antara teori dan kebijakan adalah sangat penting. Isu-isu kebijakan secara umum dapat diselesaikan dengan cara politik. Hal ini bisa menjadi sangat krusial ketika conceptual framework diinterpretasikan secara nyata dan prosesproses politik. FASB, faktanya, mendefinisikan conceptual framework sebagai suatu

konstitusi/undang-undang, sama seperti sistem yang logis dari tujuan-tujuan dan dasar-dasar yang saling berkaitan. Fakta mengenai FASB conceptual framework di beberapa instansi menggambarkan adanya proses politik yang berlaku dalam membangun suatu framework. Professional Values and Self-Preservation Kontradiksi antara self-preservation dengan professional values dalam conceptual framework. Selfpreservation mengimplikasikan kepentingan pribadi, sedangkan professional values menyarankan idealisme dan mengutamakan kepentingan orang lain.

E.

Conceptual Framework untuk Standar Audit

Pengurangan tekanan pada pengujian sistem klien dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk audit dan menurunkan sampel yang digunakan. Proses ini dikenal sebagai business risk auditing Risiko bisnis audit (business risk auditing) adalah bentuk audit yang menganggap risiko klien sebagai bagian dari proses pengumpulan bukti audit. Klien dengan pengendalian internal yang lebih efektif berisiko lebih rendah terhadap kesalahan, dan ini dapat menjadi alasan untuk mengurangi sumber daya, dan biaya audit atas klien tersebut

Anda mungkin juga menyukai