Anda di halaman 1dari 4

AKADEMI KOMUNITAS AKAN MEMPERBESAR ANGKA PENGANGGURAN DAN URBANISASI. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M.

Nuh menjelaskan ada tiga tujuan dalam mendirikan Akademi Komunitas yaitu: Pertama. AK bertujuan untuk meningkatkan kualitas ketenagakerjaan. Salah satu kriteria wilayah pendirian AK adalah kantong kantong penyedia tenaga kerja Indonesia, misalnya Indramayu, Tasikmalaya. Kedua. Daerah daerah yang memiliki sumber daya alam yang melimpah tapi belum dikelola dengan baik. Melalui AK masyarakat setempat akan memiliki daya jual dan daya saing yang lebih tinggi sehingga jika di lingkungan tersebut ada pabrik atau perusahaan, masyarakat di sekitar AK bisa dilibatkan. Ketiga. Satu kesatuan dengan MP3EI. Pedirian AK membutuhkan investasi yang besar baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dari ketiga tujuan tersebut diatas terutama yang pertama dan kedua, ditambah dengan penjelasan lain, jelas sekali AK akan menelorkan PENCARI KERJA yang terdidik, sementara daerah daerah belum dapat menyediakan lapangan kerja seperti kondisinya sekarang ini. Ini berarti para pencari kerja bukan saja yang tidak terdidik yang saat ini membanjiri kota kota besar, tetapi juga akan bertambah dengan tenaga terdidik hasil tamatan AK dari seluruh kabupaten/kota negeri ini. Untuk melengkapi gambaran bagaimana unit usaha Indonesia tidak dapat diandalkan dalamkaitan menampung tenaga kerja yang secara terus menerus dihasilkan oleh institusi pendidikan kita, mari kita lihat kondisi unit usaha kita. Menurut staistik pada tahun 2005 jumlah unit usaha di Indonesia sebesar 42.022.064 menampung 86.305.825 tenaga kerja. Pada saat itu satu unit usaha menampung 1.83 orang. Lima tahun kemudian, tahun 2010 jumlah unit usaha sebesar 53.826.549 dan menampung 102.342.480 orang yang berarti setiap unit usaha pada tahun 2010 menampung 1.9 orang. Data ini menggambarkan ketidakmampuan unit usaha kita dalam menampung tenaga kerja, yang tidak sampai dua orang per unit usaha.

2 Ironisnya pemerintah menambah terus produksi tenaga terdidik, sedangkan daya tampung unit usaha terhadap tenaga kerja tidak bertambah, namun tidak terlihat satupun program pemerintah untuk memperbaiki hal tersebut. Kondisi ini dapat diartikan bahwa pendirian AK menurut konsep Menteri Pendidikan dan Kebudayaan akan menciptakan pencari kerja terdidik yang hanya akan menimbulkan tambahan pengangguran tenaga terdidik baru sehingga akan memperbesar arus urbanisasi yang menjadi problem kita saat ini. Untuk mengatasi persoalan timpangnya antara pengadaan tenaga kerja dan daya tampung tenaga kerja unit usaha negeri ini, perlu diadakan sebuah terobosan untuk membuat sebuah paradigma baru, yaitu mengubah pencari kerja menjadi penyedia lapangan kerja. Untuk ini, disarankan agar AK yang akan didirikan di setiap kabupaten/kota nanti, ditugasi mengubah pencari kerja menjadi penyedia lapangan kerja. Caranya, pertama menghijrahkan anak didik dari karakter budaya industtri tradisional ke karakter budaya industri moderen dengan memagangkan mereka pada industri manufaktur moderen yang ada selama setahun. Kedua, memberi pengetahuan tentang entrepreneurship selama magang, lalu ketiga, menyiapkan Teaching Factory dengan industri berkarakter moderen, untuk dipakai sebagai tempat siswa mempraktekkan mendesain pabrik moderen dan mempraktekkan pengetahuan entrepreneuership menjadi ketrampilan, yang mereka dapat secara teori, selama satu tahun lagi. Setelah itu mereka sudah dapat dilepas berusaha bebas di masyarakat tetapi tetap berkonsultasi terus dengan alma maternya, sekalian memberi masukan kepada AK untuk bahan perbaikan. Usaha yang berkarakter industri moderen yang dibangun AK harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Proses produksi dilakukan dengan menggunakan mesin, bukan dengan menggunakan tangan, agar mampu berproduksi dalam jumlah besar dengan mutu, kapasitas dan biaya yang terkendali. 2. Memproduksi barang yang sudah jelas ada pembelinya, jelas dalam soal harga, jumlah, mutu, dan waktu dan tempat penyerahan.

3. 4. 5. 6.

3 Menggunakan teknologi tepat guna yang mutakhir, mudah dan murah Mengutamakan produk yang bernilai tambah tinggi. Menggunakan manajemen ilmiah: plan, do check and develop dalam seluruh proses usaha. Mengutamakan industri rakyat, daripada industri korporasi.

Dengan kegiatan semacam ini AK akan menjadi sumber terbentuknya industri moderen di kabupaten/kota yang bersangkutan sekaligus menyediakan lapangan kerja buat banyak orang, melalui karya dari alumni AK, sehingga AK tidak akan menjadi penyedia pencari kerja yang nantinya akan bergerak ke kota besar untuk memburu pekerjaan. Pada dunia industri moderen, membuat barang tidak lagi diajarkan oleh manusia tetapi sudah diajarkan oleh yang namanya pabrik. Pabriklah yang mengajarkan orang untuk memproduksi sesuatu produk. Pekerja pabrik mobil menghasilkan mobil karena pabriknya mengajarkan itu, sebab bila pekerja itu pindah ke pabrik tempe, mereka hanya akan bisa memproduksi tempe. Disitulah letak pentingnya mendirikan Teaching Factory untuk mengajarkan orang yang sudah dihijrahkan menjadi moderen untuk mengenal desain dan mampu menjalankan industri moderen dengan cara moderen pula. Teaching Factory ini harus menjadi profit center bukan sebagai cost center agar dapat menjadi sumber pembiayaan operasional AK. Alumni AK inilah yang akan menjadi trend setter dimasyarakat kabupaten/kota. Merekalah yang akan menuntun masyarakat bagaiman caranya menjalankan industri moderen, sehingga kelak akan terbentuk budaya industri moderen pada masyarakat kita.

Jakarta 23 September 2012 Eddy O.M. Boekoesoe. 0812 8767 939,

Anda mungkin juga menyukai