Anda di halaman 1dari 2

4.

Sumber dari beberapa kategori penghasilan lainnnya Kategori penghasilan kena pajak (untuk WPDN) sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 (1) UUPPh, tidak terbatas pada kategori penghasilan yang sumbernya tercantum dalam pasal 24 (3). Untuk menentukan tempat sumber dari beberapa kategori penghasilan selain yang tercantum dalam pasal tersebut, Pasal 24 (4) menyatakan bahwa penentuan tempat sumber penghasilan dimaksud harus memakai prinsip yang sama dengan yang dimaksud pada ayat (3). Di dalam ayat tersebut memakai kriteria antara lain: 1) 2) 3) 4) Tempat keududukan penerbit sekuritas Pihak penyedia penghasilan/ kedudukan atau tempat penanggung beban Tempat harta terletak Tempat menjalankan usaha atau melakukan kegiatan.

Penerapan dari beberapa kriteria tersebut atas berbagai kategori penghasilan antara lain: a. Keuntungan karena penjualan harta atau pengalihan harta Harta dapat meliputi harta bergerak dan tak bergerak, bisnis dan pribadi, finansiial dan riil, berwujud dan tak berwujud. Sesuai dengan ketentuan pada pasal 24 (3), seseorang dapat sampai pada simpulan bahwa tempat sumber keuntungan dari penjualan saham atau sekuritas adalah Negara tempat penerbit saham atau sekuritas bertempat kedudukan, keuntungan dari penjualan harta bergerak dan ha katas kekayaan intelektual (intangible) ditentukan sama dengan sewa dan royalty. Selanjutnya keuntunagn dari penjualan atau pengalihan harta tak bergerak sesuai dengan penjelasan pasal 24 (4) berada dinegara tempat harta tersebut terletak. b. Imbalan karena jaminan pengembalian utang Pada rumusan pasal 4 (1) f dan pasal 23 (1) angka 2 penghasilan mberupa imbalan karena jaminan pengembalian utang disejajarkan dengan bunga(termasuk premium dan diskonto). Untuk tujuan KPLN dapat ditentukan bahwa sumber penhasilan dari imbalan tersebut selaras dengan bunga yaitu tempat kedudukan si pembayar atau pihak penanggung beban imbalan karena jaminan pengembalian utang. c. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan Penentuan sumber penghasilan dari hadiah dan penghargaan berlaku pendekatan pembayaran dan pembebanan biaya. Negara domisili pembayar atau tempat pembebanan hadiah dan undian, pada penghasilan kena pajak merupakan sumber penghasilan dimaksud. d. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagi biaya Sesuai ketentuan pasal 27 KUP dapat terjadi pengembalian Pajak Penghasilan diikuti dengan pemberian bunga untuk meningkatkan kesetaraan antara wajib pajak dengan administrasi pajak. Karena pembayaran PPh bukan merupakan pengurangan penghasilan kena pajak maka pengembalian PPh juga bukan merupakan penghasilan kena pajak sehingga tidak perlu ditentukan sumbernya, tetapi berbeda perlakuannya dengan imbalan bunga. Karena penerimaan imbalan bunga pengembalian PPh ini menambah kemampuan ekonomis WP rasanya sudah seharusnya kalau hal tersebut termasuk dalam PKP dan olehkarena itu perlu ditentukan tempat sumber penghasilannya.

e. Penerimaan atau Perolehan Pembayatan berkala Pasal 26 (1) (f) meminta kepada pembayar (subjek pajak dalam negeri) untuk memotong pajak atas pembayaran berkala. Oleh karena itu, pendekatan pembayaran berlaku untuk penentuan lokasi sumber penghasilan. Pembayaran berkala yang diberikan oleh WPDN akan dianggap bersumber di Indonesia. f. Keuntungan karena Pembebasan Utang Dalam menentukan letak sumber suatu penghasilan, Pasal 24 (3) selain mengikuti pendekatan pembayaran juga menerapkan pendekatan penanggung beban. Karena penghasilan yang diperoleh dari pembebasan utang umumnya tidak dibayarkan tapi dapat merupakan beban (pengurang penghasilan) kreditor, maka letak sumber dari penghasilan karena pembebasan utang dapat dilokalisasi di Negara tempat kedudukan kreditor. g. Keuntungan Karena selisih Kurs Untuk keperluan penentuan dan letak sumber penghasilan yang di dapat dari selisih kurs dapat ditentukan dari penentuan sumber untuk laba usaha (lokasi tempat usaha) atau kriteria lainnya(tempat kedudukan penerbit sekuritas, pembayaran atau penanggung beban) h. Penghasilan dari kegiatan di Angkasa Luar dan Laut Lepas Apabila penyedia penghasilan adalah WPDN Indonesia atau pengeluaran tersebut menjadi pengurang penghasilan kena pajak Indonesia, maka Negara tersebut dapat disebut sebagai tempat asal sumber penghasilan dan oleh karenanya dapa dikenakan pajak pada sumbernya. i. Premi akuntansi Pasal 26 (2) menyatakan bahwa premi asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi diluar negeri dipotong pajak (penghasilan Indonesia). Hal tersebut menyiratkan bahwa letak sumber dari penghasilan berupa premi asuransi ditentukan berdasarkan (tempat kedudukan atau keberadaan) si pembayar. Premi asuransi yang dibayar oleh perusahaan di Indonesia dapat dianggap berasal dari sumber yang terletak dinegara tersebut. j. Penghasilan dari selisih lebih karena penilaian kembali aktiva Tambahan nilai karena penilaian kembali aktiva juga merupakan penghasilan yang dikenakan pajak. Untuk menentukan sumber penghasilan dari selisih lebih penilaian kembali aktiva, rujukan dapat diarahkan pada letak aktiva tetap atau wajib pajak mana yang akan membebankan depresiasi dari tambahan nilai yang dimaksud. 5. Multiplisitas penerapan KTSP Tergantung kondisi perekonomian dan kepentingan nasional suatu Negara berbagai kriteria yang berbeda dapat dipakai untuk merumuskan KTSP suatu kategori penghasilan. KTSP tersebut sekaligus melagalisir yuridiksi sumber Negara yang dimaksud. Penerapan berbagai kriteria yang berbeda antar Negara pemungut pajak dalam perumusan KTSP nya menimbulkan penggandaan sumber atas suatu kategori penghasilan yang dianggap sebagai bersumber di lebih dari satu Negara. 6. Aspek Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda Dalam bahasa P3B ( Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda) istilah asal lebih sering dipakai daripada istilah sumber. Apabila terdapat kekurangserasian antara kriteria penentu asal penghasilan dalam P3B dengan ketentuan domestic, maka prioritas pemberlakuan diberikan pada ketentuan dalam P3B.

Anda mungkin juga menyukai