Anda di halaman 1dari 12

HESTI CHANDRA N 0910230080 CE

KASUS 1 Pertanyaan Diskusi 1. Alasan pemilik perusahaan dan bank yang bersangkutan membutuhkan audit tahunan dari KAP yang independen Audit adalah pemeriksaan atas laporan keuangan suatu perusahaan. Tujuan audit adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan telah disusun sebagaimana mestinya sesuai dengan prinsip-prinsip pencatatan yang diatur dalam Prinsip Standar Akuntansi Indonesia (PSAK). Laporan keuangan merupakan media pertanggungjawaban manajemen perusahaan kepada pihak yang berkepentingan (stakeholder). Integritas laporan

keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur. Bagi perusahaan go public kewajiban penyampaian laporan keuangan auditan telah diatur oleh BAPEPAM-LK melalui peraturan nomor Kep36/Kep/PM/2003 dan peraturan BEI nomor Kep307/BEJ/07-2004. Bagi perusahaan non go public audit atas laporan keuangan juga diharuskan oleh beberapa peraturan, diantaranya Peraturan Bank Indonesia No. 8/20/PBI/2006 pasal 4(2.1) tentang transparansi kondisi keuangan, UU Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007 pasal 68 ayat 1.e,dan Bank Indonesia lewat Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005. Peraturan internal setiap bank juga mengharuskan setiap debitur yang memiliki pinjaman minimal sebesar 5 milyar, maka debitur wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik kepada bank tersebut. Pada kenyataannya dalam mengelolah perusahaan selalu ada konflik kepentingan antara (1). Manajer dan pemilik perusahaan (2). Manajer dan bawaahan-nya dan (3). Pemilik perusahaan dan kreditor, sehingga dibutuhkan adanya pihak yang melakukan proses pemantauan dan pemeriksaan. Penggunaan auditor eksternal yang independen sebagai pihak ketiga merupakan mekanisme yang didorong oleh pasar dengan tujuan untuk mengurangi agency cost. Pemilik perusahaan akan mengelola dana yang didapatkan dari kreditor. Ketika investasi membuahkan keberhasilan, maka pihak yang diuntungkan dalam hal ini hanyalah pemilik perusahaan. Kreditor hanya memperoleh pengembalian sebesar

pinjaman pokok yang diberikan beserta bunga yang telah disepakati bersama. Namun ketika mendatangkan kerugian, pihak yang dirugikan tidak hanya pemilik perusahaan, namun juga kreditor. Untuk mengatasi masalah asimetri antara kreditor (prinsipal) sebagai pemilik dana pinjaman dan pemilik perusahaan (agen) sebagai peminjam dana, alternatif terbaik yang bisa digunakan adalah harus dihasilkannya laporan yang terpercaya terhadap pengelolaan kegiatan operasional perusahaan. Pihak yang seharusnya menghasilkan laporan yang terpercaya adalah pihak ketiga diluar kreditor dan pemilik perusahaan. Pihak ketiga tersebut adalah auditor independen, karena menggunakan pihak ketiga yang independen dalam menghasilkan laporan yang bisa dipercaya dalam hal ini auditor eksternal, maka akan timbul biaya monitoring dalam bentuk biaya audit (audit fee). Jadi biaya audit yang merupakan bagian dari biaya monitoring tersebut merupakan besarnya imbal jasa yang diberikan kepada auditor terkait dengan pekerjaan pemeriksaan yang dilakukan untuk menghasilkan laporan yang bisa dipercaya. 2. Menurut saya KAP diperbolehkan menerima perikatan audit tanpa adanya partner dan manajer yang ahli di bidang elektronik. Dalam perikatan audit, klien mengadakan suatu ikatan perjanjian dengan auditor. Klien menyerahkan pekerjaan audit atas laporan keuangan kepada auditor dan auditor sanggup melaksanakan pekerjaan audit tersebut berdasarkan kompetensi profesionalnya. Tahap-tahap penerimaan perikatan audit antara lain: 1) Mengevaluasi integritas manajemen. 2) Mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa. 3) Menetapkan kompetensi untuk melekukan audit Standar umum yang pertama dalam standar auditing menyatakan bahwa : Audit harus dilaksankan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. a. Penetapan Tim Audit Tujuan elemen pengendalian mutu ini adalah untuk melihat bahwa tingkat keahlian teknis dan pengalaman tim audit akan dapat memenuhi keburuhan untuk menangani penugasan secara profesional. b. Mempertimbangkan Kebutuhan Konsultasi dan Penggunaan Spesialis Auditor perlu mempertimbangkan kemungkinan penggunaan konsultasi dan spesialis untuk membantu tim audit dalam melaksanakan audit.

4) Mengevaluasi indepedensi 5) Menentukan kemampuan untuk bekerja dengan cermat dan seksama Standar auditing ketiga menyatakan bahwa Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. pada tahap penerimaan perikatan audit di atas disebutkan bahwa auditor perlu mempertimbangkan kemungkinan penggunaan konsultasi dan spesialis untuk membantu tim audit dalam melaksanakan audit. Hal ini menyiratkan bahwa KAP diperbolehkan menerima perikatan audit tanpa adanya partner dan manajer yang ahli di bidang tersebut. Namun, akan lebih baik jika KAP tersebut mempunyai partner dan manajer yang ahli dalam bidang elektronik. Hal ini akan semakin mempermudah KAP dalam meyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengaudit industri barang elektronik tidak berbeda secara signifikan dengan audit dealer mobil yang sebelumnya juga menjadi klien dari KAP. Perbedaan dari kedua jenis bisnis ini adalah bentuk perusahaannya. Dealer mobil termasuk dalam perusahaan dagang, sedangkan industri barang elektronik termasuk dalam perusahaan masufaktur. Bentuk perusahaan ini tentu akan

mempengaruhi laporan keuangannya. Menurut saya auditor berkewajiban untuk mendiskusikan pemahamannya pada para ahli di bidang perdagangan elektronik. Dalam kode etik Profesi Akuntan Publik Seksi 130 menyebutkan bahwa prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional mewajibkan setiap praktisi untuk; a. Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk menjamin pemberian jasa profesional yang kompeten kepada klien atau pemberi kerja; dan b. Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan seksama sesuai dengan standar profesi dan kode etik yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya. Dalam tahap penerimaan audit disebutkan bhwa auditor perlu mempertimbangkan kemungkinan penggunaan konsultasi dan spesialis untuk membantu tim audit dalam melaksanakan audit. Elemen pengendalian mutu yang berkaitan dengan konsultasi menyatakan bahwa kantor akuntan publik harus memiliki kebijakan dan prosedur untuk memperoleh jaminan memadai bahwa personil kantor akuntan publik membutuhkan bantuan, sepanjang diperlukan, dari orang atau orang- orang yang memiliki tingkat pengetahuan, integritas, kebijaksanaan, dan otoritas yang sesuai . PSA No. 39,

Penggunaan Pekerjaan Spesialis (SA 336), menyatakan bahwa auditor bisa menggunakan pekerjaan spesialis untuk mendapatkan bukti kompeten.

3.

Insentif menjadi perhatian auditor karena hal ini sering berpeluang terjadinya kecurangan yang dilakukan manajemen. Manajemen laba sebagai tindakan seorang manajer dengan menyajikan laporan yang menaikan (menurunkan) laba periode berjalan dari unit usaha yang menjadi tanggungjawabnya, tanpa menimbulkan kenaikan (penurunan) profitabilitas ekonomi unit tersebut dalam jangka panjang. Sedangkan menurut Healy dan Wahlen (1999), manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan (judgment) dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk merubah laporan keuangan, dengan tujuan untuk memanipulasi besaran (magnitude) laba kepada beberapa stakeholders tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil perjanjian (kontrak) yang tergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan. Tiap-tiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang mereka kehendaki. Ada berbagai motivasi yang mendorong dilakukannya manajemen laba. Teori akuntansi positif (Positif Accounting Theory) mengusulkan tiga hipotesis motivasi manajemen laba, yaitu: (1) hipotesis program bonus (the bonus plan hypotesis), (2) hipotesis perjanjian hutang (the debt covenant hypotesis), dan (3) hipotesis biaya politik (the political cost hypotesis) (Watts dan Zimmerman, 1986). Motivasi bonus merupakan dorongan manajer perusahaan dalam melaporkan laba yang diperolehnya untuk memperoleh bonus yang dihitung atas dasar laba tersebut. Menurut PSA No. 70 tentang Pertimbangan atas Kecurangan dlm Audit LK (SA Seksi 316), untuk mengejar target bisnis, perusahaan seringkali mencurahkan hampir keseluruhan sumber daya yang dimiliki untuk kepentingan dan memfasilitasi pengembangan bisnis dengan pemberian bonus dan insentif terhadap petugas/karyawan yang diberikan target bisnis sehingga kondisi ini dapat memicu manajer atau karyawan mengabaikan risiko dan merugikan perusahaan hanya untuk mengejar bonus. Seksi 110 [PSA No. 01] Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor Independen, menyatakan bahwa "Auditor bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan dan kecurangan.

4. Menurut saya KAP dapat mengalami masalah independensi.

Dalam Undang-undang Akuntan Publik ayat 1 disebutkan Dalam memberikan jasa asurans sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), Akuntan Publik dan KAP wajib menjaga independensi serta bebas dari benturan kepentingan. Benturan yang dimaksud yaitu a. Akuntan Publik atau Pihak Terasosiasi mempunyai kepentingan keuangan atau memiliki kendali yang signifikan pada klien atau memperoleh manfaat ekonomis dari klien; b. Akuntan Publik atau Pihak Terasosiasi memiliki hubungan kekeluargaan dengan pimpinan, direksi, pengurus, atau orang yang menduduki posisi kunci di bidang keuangan dan/atau akuntansi pada klien; dan/atau c. Akuntan Publik memberikan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dan jasa lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dalam periode yang sama atau untuk tahun buku yang sama. Peraturan ini berlaku sama untuk perusahaan publik ataupun non-publik, karena hali ini merupakan tanggung jawab akuntan publik terhadap kliennya. Pemakai laporan keuangan menuntut laporan keuangan auditan yang dapat dipercaya dan menyediakan informasi yang lebih lengkap dan benar sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan.

5. Hal-hal yang perlu diobservasi oleh Rangga Prawiro tentang fasilitas toko pusat/cabang serta bangunan sebagai gudang dan kegiatan administrasi perusahaan yaitu keberadaan atas bangunan tersebut serta nilai material dari bangunan berdasarkan bisnisnya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan karaktristik perusahaan dan sistem pengendalian internal perusahaan.

6.

Alasan perusahaan untuk tidak bekerjasama dengan KAP yang juga memiliki klien lain yang juga memiliki usaha yang sejenis, yaitu berkaitan dengan kerahasiaan perusahaan. Dalam Kode Etik Akuntan Publik seksi 140 yang menyebutkan bahwa Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap Praktisi untuk tidak melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut: a) Mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan hubungan bisnis kepada pihak di luar KAP atau Jaringan KAP tempatnya bekerja tanpa adanya wewenang khusus, kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkannya sesuai denganketentuan hukum atau peraturan lainnya yang berlaku; dan b) Menggunakan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan hubungan bisnis untukkeuntungan pribadi atau pihak ketiga.

Kode Etik Akuntan Publik seksi 220 menyebutkan Setiap praktisi harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengidentifikasi setiap situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, karena situasi tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern). Dengan demikian, ia tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapa pun, sebab bagaimana pun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia a an kehilangan sikap tidak memihak , yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. Latihan 1. Faktor resiko yang mungkin dihadapi KAP saat menerima ikatan audit Berdasarkan PSA no 70 seksi 316 adalah: a. Faktor risiko yang berkaitan dengan salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan yaitu Karakteristik dan pengaruh manajemen atas lingkungan pengendalian. Faktor risiko ini berkaitan dengan kemampuan, tekanan, gaya, dan sikap manajemen atas pengendalian intern dan proses pelaporan keuangan. Kondisi industri. Faktor risiko ini mencakup lingkungan ekonomi dan peraturan dalam industri yang menjadi tempat beroperasinya entitas. Karakteristik operasi dan stabilitas keuangan. Faktor risiko ini berkaitan dengan sifat dan kekompleksan entitas dan transaksinya, keadaan keuangan entitas, dan kemampuan entitas dalam menghasilkan laba. b. Faktor risiko yang berkaitan dengan salah saji yang disebabkan oleh perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva terutama persediaan dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan berikut ini: Tingkat kecurigaan tentang terjadinya perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva. Hal ini berkaitan dengan sifat aktiva entitas dan tingkat kerentanan aktiva dari pencurian. Contoh jumlah kas atau kas dalam proses yang sangat besar serta karakteristik sediaan, seperti ukuran kecil, nilai tinggi, atau permintaan tinggi Pengendalian. Hal ini berkaitan dengan kurangnya pengendalian yang dirancang untuk mencegah atau mendeteksi terjadinya perlakuan tidak semestinya

terhadap aktiva. Contoh penjagaan fisik yang buruk terhadap kas, investasi, sediaan, atau aktiva tetap serta kurangnya pendokumentasian semestinya dan tepat waktu terhadap transaksi (sebagai contoh, pengkreditan atas retur barang dagangan). Tindakan lanjutan yang harus dilakukan auditor untuk setiap masalah potensial pada setiap faktor risiko kecurangan, di antaranya : a. Auditor tidak diwajibkan untuk merencanakan audit untuk menemukan informasi yang memberikan indikasi adanya tekanan keuangan bagi karyawan atau hubungan yang merugikan antara entitas dengan karyawannya. Meskipun demikian, auditor mungkin menyadari informasi tentang itu. Beberapa contoh informasi tersebut adalah (a) pemutusan hubungan kerja karyawan yang diperkirakan akan terjadi yang telah diketahui oleh karyawan, (b) karyawan yang memiliki akses ke aktiva yang dicurigai rentan terhadap perlakuan tidak semestinya telah diketahui tidak puas terhadap entitas, (c) perubahan yang telah diketahui, yang bersifat luar biasa dalam perilaku atau gaya hidup karyawan yang memiliki akses ke aktiva yang dicurigai rentan terhadap perlakuan tidak semestinya, dan (d) tekanan keuangan pribadi karyawan yang memiliki akses ke aktiva yang dicurigai rentan terhadap perlakuan tidak semestinya. Jika auditor mengetahui adanya informasi seperti itu, ia harus mempertimbangkannya dalam menaksir risiko salah saji material sebagai akibat dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva. b. Dalam entitas yang besar, auditor biasanya akan mempertimbangkan faktorfaktor yang umumnya menghalangi perbuatan manajemen puncak yang tidak semestinya, seperti efektivitas dewan komisaris, komite audit, atau institusi lain yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab serupa, dan fungsi audit intern. Auditor juga akan mempertimbangkan langkah-langkah apa yang telah diambil untuk menegakkan aturan perilaku formal dan efektivitas sistem anggaran dan pelaporan. Di samping itu, faktor risiko yang dievaluasi di tingkat operasi negara atau segmen bisnis dapat memberikan wawasan berbeda dibandingkan dengan evaluasi di tingkat entitas secara keseluruhan. Dalam entitas kecil, beberapa atau seluruh pertimbangan tersebut mungkin tidak berlaku atau kurang penting. Sebagai contoh, entitas yang lebih kecil mungkin tidak memiliki aturan perilaku yang tertulis, namun, entitas tersebut mengembangkan suatu budaya

yang menekankan pentingnya integritas dan perilaku etis melalui komunikasi lisan dan contoh yang diberikan oleh manajemen. c. SA Seksi 319 (PSA No. 69) Pertimbangan Pengendalian Intern dalam Audit atas Laporan Keuangan mensyaratkan agar dalam merencanakan audit, auditor memperoleh pemahaman memadai tentang pengendalian intern entitas atas pelaporan keuangan. Juga disebutkan bahwa pengetahuan tersebut harus digunakan untuk mengidentifikasi tipe salah saji potensial, mempertimbangkan faktor-faktor yang berdampak terhadap risiko salah saji material, dan mendesain pengujian substantif. Pemahaman tersebut seringkali akan berdampak terhadap pertimbangan auditor tentang signifikan atau tidaknya faktor risiko kecurangan. Di samping itu, pada waktu mempertimbangkan signifikan atau tidaknya faktor risiko kecurangan, auditor dapat menentukan apakah terdapat pengendalian khusus yang mengurangi risiko tersebut atau apakah kelemahan pengendalian tertentu dapat meningkatkan risiko tersebut. d. Penaksiran risiko salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif yang mencakup pertimbangan faktor-faktor risiko secara individual dan secara gabungan. Di samping itu, faktor-faktor risiko kecurangan dapat diidentifikasi dalam pelaksanaan prosedur audit untuk pengambilan keputusan menerima atau melanjutkan perikatan dari klien, selama perencanaan perikatan, atau selama melaksanakan pekerjaan lapangan. Kondisi lain mungkin juga diidentifikasi selama pelaksanaan pekerjaan lapangan, yang mengubah pertimbangan tentang penaksiran tersebut, seperti berikut ini: Kelemahan dalam catatan akuntansi, mencakup: (1) Transaksi yang tidak dicatat secara lengkap pada waktu yang tepat atau dicatat secara tidak semestinya dalam jumlah, periode akuntansi, klasifikasi, atau kebijakan entitas. (2) Saldo atau transaksi yang tidak didukung bukti atau yang tidak diotorisasi. (3) Jurnal penyesuaian yang dilakukan pada menit-menit terakhir yang berdampak signifikan terhadap hasil keuangan. Bukti yang hilang atau bertentangan, mencakup: (1) Dokumen yang hilang

(2) Tidak tersedianya dokumen selain dokumen fotokopi bila dokumen asli diharapkan ada. (3) Unsur signifikan dalam rekonsiliasi yang tidak dapat dijelaskan (4) Tanggapan dari manajemen atau karyawan yang tidak konsisten, kabur atau tidak masuk akal sebagai hasil dari prosedur permintaan keterangan atau prosedur analitik. (5) Perbedaan yang luar biasa antara catatan entitas dengan jawaban konfirmasi (6) Sediaan atau aktiva yang hilang secara fisik dalam jumlah yang signifikan. Hubungan bermasalah atau luar biasa antara auditor dengan klien, mencakup: (1) Penolakan akses ke catatan, fasilitas, karyawan tertentu, customers, pemasok, atau pihak lain yang menjadi sumber bukti audit. (2) Tekanan waktu yang tidak pantas yang diberikan oleh manajemen untuk menyelesaikan isu yang kompleks atau yang penuh dengan pertentangan. (3) Penundaan yang luar biasa oleh entitas dalam penyediaan informasi yang diminta. (4) Petunjuk atau keluhan kepada auditor tentang kecurangan. 2. Laporan Auditor Independen Kepada Yth Direksi dan Dewan Komisaris PT Maju Makmur Di Surabaya

Kami telah mengaudit neraca PT Maju Makmur tanggal 31 Desember 2009 serta laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.

Kecuali seperti yang diuraikan dalam paragraf berikut ini, kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami

memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Kami tidak dapat memperoleh informasi ketidaksesuaian pengakuan nilai investasi atas properti toko perusahaan yang ada di Sidoarjo sebesar Rp. 1.488.000.000 dengan Standar Akuntansi Keuangan. Hal ini dikarenakan, PT Maju Makmur tidak melakukan revaluasi aset pada properti toko perusahaan yang ada di Sidorjo karena adanya bencana Lumpur Lapindo yang membuat going concern perusahaan menurun yaitu menjadi lokasi yang tidak menarik lagi untuk dijadikan sebagai lokasi pemasaran, sulitnya akses transportasi, serta aktivitas dan frekuensi perdagangan menjadi menurun.

Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak penyesuaian tersebut, jika ada, yang mungkin perlu dilakukan jika kami menerima konfirmasi berkaitan dengan pengakuan nilai investasi atas properti toko perusahaan yang ada di Sidoarjo, laporan keuangan yang kami sebut dalam paragraf pertama atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Maju Makmur tanggal 31 Desember 2009, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

(Tanda tangan) KAP Umar dan Rekan (nomor izin akuntan publik) ( nomor izin kantor akuntan publik)

Opni yang disajikan berbeda laporan audit standar karena, pendapat wajar dengan pengecualian (wajar dengan syarat) disajikan auditor karena pendapat ini diberikan apabila auditor menaruh keberatan atau pengecualian bersangkutan dengan kewajaran penyajian laporan keuangan, atau dalam keadaan bahwa laporan keuangan

tersebut secara keseluruhan adalah wajar tanpa kecuali untuk hal-hal tertentu akibat faktor tertentu yang menyebabkan kualifikasi pendapat (satu atau lebih rekening yang tidak wajar). Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. 3. Langkah-langkah yang harus diambil oleh perusahaan sebelum menerbitkan saham ke publik: Tahap Persiapan Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses Penawaran Umum. Diawali dengan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka Penawaran Umum saham. Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya emiten melakukan penunjukan penjamin emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran Calon emiten menyampaikan pendaftaran kepada BAPEPAM-LK hingga BAPEPAM-LK menyatakan Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif. Tahap Penawaran Saham Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-agen penjual yang telah ditunjuk. Masa Penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja. Jika investor tidak mendapatkan saham pada pasar perdana, maka investor tersebut dapat membeli di pasar sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di Bursa Efek. Tahap Pencatatan saham di Bursa Efek Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Ketentuan yang diatur pada Sarbanes-Oxley act berdampak pada keputusan perusahaan untuk menerbtkan saham ke publik adalah : Sarbanes-Oxley act Title 4 berkaitan dengan penyempurnaan pengungkapan keuangan yaitu Setiap laporan keuangan yang berisi informasi laporan keuangan, dan yang umumnya diterima sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi dan diajukan dengan komisi harus mencerminkan semua penyesuaian yaitu pada neraca dilakukan selambat-lambatnya 180 hari setelah tanggal berlakunya, komisi akan

mengeluarkan peraturan bahwa setiap akhir tahunan dan triwulanan memberikan laporan keuangan yang diperlukan untuk diajukan yaitu komisi harus mengungkapkan semua materi di luar neraca berupa tindakan, pengaturan, kewajiban (termasuk kewajiban kontinjen), dan hubungan lain dari penerbit dengan terkonsolidasi entitas atau orang lain, yang mungkin memiliki bahan saat ini atau masa efek pada kondisi keuangan, perubahan kondisi keuangan, capital hasil operasi, likuiditas, belanja modal, modal sumber daya, atau komponen yang signifikan dari pendapatan atau beban. Hubungan antara penjualan saham ke publik dengan persyaratan pelaporan keuangan perusahaan adalah maka auditor dalam mengaudit klien yang telah go publik maka auditor dapat melakukan review terhadap laporan audit tahun sebelumnya yang disimpan di Bapepam, terutama yang berkaitan dengan pergantian auditor. 4. Keputusan Langgeng Santoso untuk menawarkan saham ke publik dapat mempengaruhi keputusan KAP Adi Susilo dan Rekan dalam menerima atau tidak perikatan audit . Apabila perusahaan bersifat go publik maka semakin besar resiko yang akan dihadapi auditor dalam melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan yang go publik, auditor biasanya menetapkan risiko audit pada tingkat yang rendah, karena banyaknya pemakai laporan audit, dibandingkan dengan pemakai laporan audit perusahaan perorangan. Hal ini nantinya juga akan mempengaruhi KAP dalam menetapkan fee audit.

Anda mungkin juga menyukai