Anda di halaman 1dari 16

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI DARI JANIN HINGGA LANSIA 5JUL2011Tinggalkan sebuah Komentar by kesehatan123

in Uncategorized I.Anatomi Organ Yang Terlibat Dalam Sistem Imun dan Hematolog II.Pengertian Sistem Imun dan Hematologi Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya. Asal katanya dari bahasa Yunani yaitu haima artinya darah. Sistem imun adalah serangkaian molekul, sel dan organ yang bekerja sama dalam mempertahankan tubuh dari serangan luar yang dapat mengakibatkan penyakit, seperti bakteri,jamur dan virus. Kesehatan tubuh bergantung pada kemampuan sistem imun untuk mengenali dan menghancurkankan serangan ini. jadi kalo kelainan sistem imun berarti kemampuan untuk mempertahankan kekebalan tubuh terganggu sehingga mudah diserang penyakit.

III.Organ Pembentuk Darah Sebelum bayi lahir, hatinya berperan sebagai organ utama dalam pembentukan darah. Saat tumbuh menjadi seorang manusia, fungsi pokok hati adalah menyaring dan mendetoksifikasi segala sesuatu yang dimakan, dihirup, dan diserap melalui kulit. Ia menjadi pembangkit tenaga kimia internal, mengubah zat gizi makanan menjadi otot, energi, hormon, faktor pembekuan darah, dan kekebalan tubuh. Yang menyedihkan, umumnya kita hanya memiliki sedikit pemahaman tentang fungsi hati yang sedemikian rumit, vital, dan bekerja tiada henti.

IV.Organ Yang Terlibat Dalam Sistem Kekebalan Tubuh 1. Nodus Limfe Dalam tubuh manusia ada semacam angkatan kepolisian dan organisasi intel kepolisian yang tersebar di seluruh tubuh. Pada sistem ini terdapat juga kantorkantor polisi dengan polisi penjaga, yang juga dapat menyiapkan polisi baru jika diperlukan. Sistem ini adalah sistem limfatik dan kantor-kantor polisi adalah nodus limfa. Polisi dalam sistem ini adalah limfosit.

Sistem limfatik ini merupakan suatu keajaiban yang bekerja untuk kemanfaatan bagi umat manusia. Sistem ini terdiri atas pembuluh limfa-tik yang terdifusi di seluruh tubuh, nodus limfa yang terdapat di beberapa tempat tertentu pada pembuluh limfatik, limfosit yang diproduksi oleh nodus limfa dan berpatroli di sepanjang pembuluh limfatik, serta cairan getah bening tempat limfosit berenang di dalamnya, yang bersirkulasi dalam pembuluh limfatik. Cara kerja sistem ini adalah sebagai berikut: Cairan getah bening dalam pembuluh limfatik menyebar di seluruh tubuh dan berkontak dengan jaringan yang berada di sekitar pembuluh limfatik kapiler. Cairan getah bening yang kembali ke pembuluh limfatik sesaat setelah melaku-kan kontak ini membawa serta informasi mengenai jaringan tadi. Infor-masi ini diteruskan ke nodus limfatik terdekat pada pembuluh limfatik. Jika pada jaringan mulai merebak permusuhan, pengetahuan ini akan diteruskan ke nodus limfa melalui cairan getah bening. 2. Timus Selama bertahun-tahun timus dianggap sebagai organ vestigial atau organ yang belum berkembang sempurna dan oleh para ilmuwan evolusionis dimanfaatkan sebagai bukti evolusi. Namun demikian, pada tahun-tahun belakangan ini, telah terungkap bahwa organ ini merupakan sumber dari sistem pertahanan kita. 3. Sumsum Tulang Sumsum tulang janin di rahim ibunya tidak sepenuhnya mampu memenuhi fungsinya memproduksi sel-sel darah. Sumsum tulang mam-pu mengerjakan tugas ini hanya setelah lahir. Akankah bayi ini terkena anemia saat di dalam kandungan ? Tidak. Pada tahap ini, limpa akan bermain dan memegang kendali. Merasakan bahwa tubuh mem-butuhkan sel darah merah, trombosit, dan granulosit, maka limpa mulai memproduksi sel-sel ini selain memproduksi limfosit yang merupakan tugas utamanya. 4. Limpa Unsur menakjubkan lainnya dari sistem pertahanan kita adalah limpa. Limpa terdiri dari dua bagian: pulp merah dan pulp putih. Limfosit yang baru dibuat di pulp putih mula-mula dipindahkan ke pulp merah, lalu mengikuti aliran darah. Kajian saksama mengenai tugas yang dilak-sanakan organ berwarna merah tua di bagian atas abdomen ini menying-kapkan gambaran luar biasa. Fungsinya yang sangat sulit dan rumitlah yang membuatnya sangat menakjubkan.

Keterampilan limpa tidak hanya itu. Limpa menyimpan sejumlah ter-tentu sel darah (sel darah merah dan trombosit). Kata menyimpan mungkin menimbulkan kesan seakan ada ruang terpisah dalam limpa yang dapat dijadikan tempat penyimpanan. Padahal limpa adalah organ kecil yang tak memiliki tempat untuk sebuah gudang. Dalam kasus ini limpa mengembang supaya ada tempat tersedia untuk sel darah merah dan trombosit. Limpa yang mengembang disebabkan oleh suatu penyakit juga memungkinkan memiliki ruang penyimpanan yang lebih besar.

V.Pembentukan Dan Perkembangan Sistem Imun dan Sel-Sel Darah Dari Janin Hingga Lansia a. Usia janin minggu pertama Kehidupan embrio sel darah premitif yang berinti diproduksi dalam yolk sac. b. Usia janin minggu kedua Pembentukkan terjadi pada pulau-pulau darah di sakus vitelinus/yolk sac (kantung kuning telur). Pada minggu kedua ini terbentuk eritrosit premitif (sel yang masih berinti). c. Usia janin minggu ke-empat Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukkan otak,sumsum tulang dan tulang belakang serta jantung dan aorta. d. Usia janin minggu ke-lima Pada minggu ke lima terbentuknya 3 lapisan yaitu lapisan ectoderm,mesoderm, dan endoderm. Hati yang sebagai organ utama untuk memproduksi sel-sel darah merah terbentuk pada minggu-minggu ini yang termasuk dalam lapisan endoderm. e. Usia janin minggu ke-enam Pembentukkan terjadi pada hepar dan lien juga pada timus (pembentukan limfosit). Pada minggu-minggu ini juga terbentuk eritrosit yang sesungguhnya (sudah tidak berinti) juga terbentuk semi granulosit dan tromobosit. Selain itu juga limfosit (dari timus). f. Usia janin minggu ke-lima belas Pada minggu-minggu ini tulang dan sumsung tulang terus berkembang.

g. Usia janin minggu ke-enam belas Pembentukkan terjadi pada sumsung tulang karena sudah terjadi proses osifikasi(pembentukan tulang). Tapi ada juga yang menyebutkan kalau terjadi di medulolimfatik (di medulla spinalis dan limfonodi). Tapi limfonodi ini untuk maturasi. Dan pada minggu ke enambelas ini sudah terbentuk darah lengkap. h. Pada dasarnya sumsum tulang dari semua tulang memproduksi sel darah merah sampai seseorang berusia 5 tahun; tetapi sumsum dari tulang panjang, kecuali proksimal humerus dan tibia, menjadi sangat berlemak dan tidak memproduksi lagi setelah kurang lebih berusia 20 tahun. i. Di atas umur 20 tahun, kebanyakan sel darah merah diproduksi dalam sumsum tulang membranosa, seperti vertebra, sternum, iga dan ilium. Sehingga bertambahnya usia tulang-tulang ini sumsum menjadi kurang produktif.

VI.Patologi Pada Sistem Imun dan Hematologi 1. Penyakit Lupus Penyakit Lupus merupakan penyakit kelebihan kekebalan tubuh. Penyakit Lupus terjadi akibat produksi antibodi berlebihan, sehingga tidak berfungsi menyerang virus, kuman atau bakteri yang ada di tubuh, melainkan justru menyerang sistem kekebalan sel dan jaringan tubuh sendiri. 2. Anemia Hemolitik dan Anemia Aplastik Anemia hemolitik autoimun (Autoimmune Hemolytic Anemia, AIHA) merupakan kelainan darah yang didapat, dimana autoantibodi IgG yang dibentuk terikat pada membran sel darah merah (SDM). Antibodi ini umumnya berhadapan langsung dengan komponen dasar dari sistem Rh dan sebenarnya dapat terlihat pada SDM semua orang. Pasien mengelu fatig dan keluhan ini dapat terlihat bersama dengan angina atau gagal jantung kongestif. Pada pemeriksaan fisik, biasanya dapat ditemukan ikterus dan splenomegali. Sedangkan, Anemia Aplastik terjadi karena ketidaksanggupan sumsung tulang untuk membentuk sel-sel darah. 3. Leukemia Leukemia dikenal sebagai kanker darah merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker (istilah medis: neoplasma) pada darah atau sumsum tulang yang ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel

pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid, umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih) Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita. 4. AIDS Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain). Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsurunsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita AIDS. HIV mempengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma. http://kesehatan123.wordpress.com

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM IMUN


02:48 |

Pengertian sistem imun

Sistem Imun (bahasa Inggris: immune system) adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme,

termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yang terjadi pada autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor. (Wikipedia.com) Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

Letak sistem imun

Fungsi dari Sistem Imun

Sumsum

Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk dalam sumsum tulang. Sumsum tulang adalah tempat asal sel darah merah, sel darah putih (termasuk limfosit dan makrofag) dan platelet. Sel-sel dari sistem kekebalan tubuh juga terdapat di tempat lain. Timus Dalam kelenjar timus sel-sel limfoid mengalami proses pematangan sebelum lepas ke dalam sirkulasi. Proses ini memungkinkan sel T untuk mengembangkan atribut penting yang dikenal sebagai toleransi diri. Getah bening Kelenjar getah bening berbentuk kacang kecil terbaring di sepanjang perjalanan limfatik. Terkumpul dalam situs tertentu seperti leher, axillae, selangkangan dan para-aorta daerah. Pengetahuan tentang situs kelenjar getah bening yang penting dalam pemeriksaan fisik pasien. Mukosa jaringan limfoid terkait (MALT) Di samping jaringan limfoid berkonsentrasi dalam kelenjar getah bening dan limpa, jaringan limfoid juga ditemukan di tempat lain, terutama saluran pencernaan, saluran pernafasan dan saluran urogenital.

Mekanisme Pertahanan

non Spesifik

Dilihat dari caranya diperoleh, mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga respons imun alamiah. Yang merupakan mekanisme pertahanan non spesifik tubuh kita adalah kulit dengan kelenjarnya, lapisan mukosa dengan enzimnya, serta kelenjar lain dengan enzimnya seperti kelenjar air mata. Demikian pula sel fagosit (sel makrofag, monosit, polimorfonuklear) dan komplemen merupakan komponen mekanisme pertahanan non spesifik.

Mekanisme Pertahanan Spesifik

Bila pertahanan non spesifik belum dapat mengatasi invasi mikroorganisme maka imunitas spesifik akan terangsang. Mekanisme pertahanan spesifik adalah mekanisme pertahanan yang

diperankan oleh sel limfosit, dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya seperti sel makrofag dan komplemen. Dilihat dari caranya diperoleh maka mekanisme pertahanan spesifik disebut juga respons imun didapat. Mekanisme Pertahanan Spesifik (Imunitas Humoral dan Selular) Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limfosit B dengan atau tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan oleh imunoglobulin yang disekresi oleh sel plasma. Terdapat lima kelas imunoglobulin yang kita kenal, yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE. Imunitas selular didefinisikan sebagai suatu respons imun terhadap antigen diperankan oleh limfosit T dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya. yang

Antibodi (Immunoglobulin)

Antibodi (bahasa Inggris:antibody, gamma globulin) adalah glikoprotein dengan struktur tertentu yang disekresi dari pencerap limfosit-B yang telah teraktivasi menjadi sel plasma, sebagai respon dari antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen tersebut. Pembagian Immunglobulin Antibodi A (bahasa Inggris: Immunoglobulin A, IgA) adalah antibodi yang memainkan peran penting dalam imunitas mukosis (en:mucosal immune). IgA banyak ditemukan pada bagian sekresi tubuh (liur, mukus, air mata, kolostrum dan susu) sebagai sIgA (en:secretoryIgA) dalam perlindungan permukaan organ tubuh yang terpapar dengan mencegah penempelan bakteri dan virus ke membran mukosa. Kontribusi fragmen konstan sIgA dengan ikatan komponen mukus memungkinkan pengikatan mikroba.

Antibodi D (bahasa Inggris: Immunoglobulin D, IgD) adalah sebuah monomer dengan fragmen yang dapat mengikat 2 epitop. IgD ditemukan pada permukaan pencerap sel B bersama dengan IgM atau sIga, tempat IgD dapat mengendalikan aktivasi dan supresi sel B. IgD berperan dalam mengendalikan produksi autoantibodi sel B. Rasio serum IgD hanya sekitar 0,2%. Antibodi E (bahasa Inggris: antibody E, immunoglobulin E, IgE) adalah jenis antibodi yang hanya dapat ditemukan pada mamalia. IgE memiliki peran yang besar pada alergi terutama pada hipersensitivitas tipe 1. IgE juga tersirat dalam sistem kekebalan yang merespon cacing parasit (helminth) seperti Schistosoma mansoni, Trichinella spiralis, dan Fasciola hepatica, serta terhadap parasit protozoa tertentu sepertiPlasmodium falciparum, dan artropoda. Antibodi G (bahasa Inggris: Immunoglobulin G, IgG) adalah antibodi monomeris yang terbentuk dari dua rantai berat dan rantai ringan , yang saling mengikat dengan ikatan disulfida, dan mempunyai dua fragmen antigen-binding. Populasi IgG paling tinggi dalam tubuh dan

terdistribusi cukup merata di dalam darah dan cairan tubuh dengan rasio serum sekitar 75% pada manusia dan waktu paruh 7 hingga 23 hari bergantung pada sub-tipe. Antibodi M (bahasa Inggris: Immunoglobulin M, IgM, macroglobulin) adalah antibodi dasar yang berada pada plasma B. Dengan rasio serum 13%, IgM merupakan antibodi dengan ukuran paling besar, berbentuk pentameris 10 area epitop pengikat, dan teredar segera setelah tubuh terpapar antigen sebagai respon imunitas awal (en:primary immune response) pada rentang waktu paruh sekitar 5 hari. Bentuk monomeris dari IgM dapat ditemukan pada permukaan limfosit- B dan reseptor sel-B. IgM adalah antibodi pertama yang tercetus pada 20 minggu pertama masa janin kehidupan seorang manusia dan berkembang secara fitogenetik (en:phylogenetic). Fragmen konstan IgM adalah bagian yang menggerakkan lintasan komplemen klasik.

SUMBER : http://www.scribd.com/doc/29262461/Sistem-Imun-Dan-Hematologi

Bawaan Imunitas Dan Imunitas adaptif Tubuh manusia akan terkena berbagai jenis kuman dan alergen berpikir hari. Hal ini sangat normal bahwa beberapa dapat mempengaruhi kesehatan kadang-kadang dengan tingkat yang bervariasi tetapi ini biasanya tidak terjadi lebih sering hanya karena fakta bahwa tubuh memiliki pasukan tempur sendiri. Tentara ini dikenal sebagai sistem kekebalan tubuh terbuat dari dari berbagai sel-sel khusus yang bertanggung jawab untuk melawan segala macam organisme yang menyebabkan penyakit. Sistem kekebalan tubuh pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian; imunitas bawaan dan sistem kekebalan adaptif. Yang pertama milik baris pertama dari pertahanan terhadap setiap penyerbu asing sedangkan yang kedua adalah baris berikutnya dalam banyak ini. Sistem kekebalan tubuh bawaan memiliki fitur anatomi juga dan bertindak sebagai penghalang bagi infeksi. Meskipun kedua kategori menjalankan fungsi sistem kekebalan tubuh mereka sendiri dan memiliki peran pertahanan yang berbeda untuk bermain, komponen dari satu sistem yang cenderung mempengaruhi yang lain. Terlepas dari kenyataan bahwa kedua sistem ini bekerja untuk melindungi tubuh manusia, ada beberapa ketidakmiripan antara dua dari mereka. Sistem kekebalan adaptif memerlukan sejumlah waktu untuk bereaksi terhadap salah satu patogen yang menyerang tubuh, sedangkan sistem kekebalan tubuh bawaan telah siap pertahanan yang dapat digunakan segera, dan, dengan demikian, langsung bereaksi terhadap infeksi apapun. Perbedaan kedua antara kedua adalah kenyataan bahwa sistem kekebalan

tubuh adaptif pada dasarnya antigen spesifik bereaksi terhadap organisme yang disebabkan respon, sedangkan sistem bawaan tidak sama dan bereaksi terhadap semua jenis organisme sama.

http://www.scribd.com/doc/48376519/anatomi-fisiologi-hematologi#

SISTEM KEKEBALAN TUBUH Senin, 26 September 2011

n Sistem imun n Semua makhluk punya sistem kekebalan, tapi beda cara. n Sistem imun punya kemampuan menangkap benda asing & menjadikannya perangsang agar bereaksi membentuk suatu respon spesifik & menyimpan kejadian itu dalam memory n Respon imun: n Adaptif : spesifik, ingat thd agen infeksius yang pernah dikenalinya dan memagarinya agar tidak timbul penyakit lagi.(spesifisitas & memory) n Ex: penyakit campak dan difteri n Non adaptif :sel fagositik menempel di mikroorganisme, memakannya dan menghancurkannya (nonspesifik) n Fase awal infeksi, respon imun non-adaptif lebih dominan n Komponen sistem limfoid n Kelenjar limfe n Limpa n Timus n Sumsum tulang n Jaringan limfoid yang berhubungan dengan permukaan mukosa n Limfoid primer dan sekunder

n Sistem limfoid terdiri: limfosit, sel aksesori (makrofag) dan sel penyaji antigen (antigen presenting cells) n Organ limfoid primer (lomfopoiesis) : timus dan hepar fetal serta sumsum tulang n Organ limfoid sekunder: limpa, kelenjar limfe, tonsil, plak peyeri n Limfosit
n

Limfosit T : sel Th, Tc,Ts

n Limfosit B : menghasilkan antibodi n Antibodi: molekul yang mampu mengenal secara spesifik suatu molekul target yang dinamakan antigen n Antigen: suatu molekul yang terdapat pada permukaan kuman patogen, atau berupa toksin yang dikeluarkannya. n Limfosit T n T helper: sebagai pembantu untuk memperbesar aktivitas limfosit lain n T supresor: bekerja sebagai sel supresor n T sitotoksik: bekerja sebagai sitotoksik langsung atau sel pembunuh n Imunitas seluler n Rx penolakan transplantasi organ, rx hipersensitivitas, pertahanan tubuh thd sel ganas & virus n Yang bertanggung jawab: limfosit T (sel T) n Thymus, tempat limfosit T menjalani tahap-tahap differensiasi. n Aktifitas: ditujukan pada kontrol sel-sel tubuh yang diserang virus, juga pertahanan terhadap jamur dan parasit n Juga berperan pada penolakan jaringan asing n Terdapat subpopulasi: Sel T helper/pembantu, sel T sitotoksik, sel T supressor n Imunitas humoral n Yang bertanggung jawab: sel limfosit B (Bursa fabicus/Bone) n Sel B membawa antibodi pada permukaan selnya, juga dapat mengeluarkan antibodi ke dalam plasma n Sel B bertanggung jawab atas sintesis antibodi humoral yang bersirkulasi dikenal dengan imunoglobulin. n Imunoglobulin (Ig) n Terdiri atas 2 rantai ringan (Light chain) yang identik (23 kDa) dan 2 rantai berat (Heavy chain) yang identik (53-75 kDa), disatukan ikatan disulfida.

n Bagian yang mengarah ke ujung terminal karboksil disebut regio yang konstan, sedangkan bagian ujung amino merupakan regio variabel. n Proses pencernaan IG oleh enzim papain menghasilkan dua buah fragmen pengikat antigen (Fab) dan satu fragmen yang dapat membentuk kristal (Fc) n Bagian variabel dari rantai L dan H yang membentuk ujung Fab menentukan sifat khas/spesifik dari antibodi. n Bagian Fc dalam bagian konstan dari imunoglobulin menentukan aktivitas biologis dari antibodi, misalnya IgG mampu menembus placenta, meningkatkan kemampuan komplemen, perlekatan dengan makrofag, menyebabkan degranulasi sel mast) n Imunoglobulin n Rantai L n Pada orang sehat, ada 2 macam yaitu: rantai-k(kappa) dan rantai-(lambda), selalu mengandung 2 rantai k atau , tidak pernah campuran n Rantai H n Ada lima macam : , , , , n Tidak ada dua regio variabel yang identik

n Imunoglobulin G n IgG mampu menembus plasenta, sehingga memberikan proteksi utama thd infeksi pada bayi selama bulan pertama postpartum n IgG pada kolostrum dpt menembus mukosa usus bayi dan menambah daya kekebalan n IgG mudah menyebar ke celah ekstravaskuler dan berperan utama menetralisis toksin kuman dan melekat pada kuman sebagai persiapan fagositosis n Terdapat 4 subklas: IgG1, 2, 3, 4, perbedaanya pada rantai H n BM sekitar 150.000-160.000 dan mengandung 2-4 % karbohidrat

n Imunoglobulin A n Terdapat dalam serum, BM 180.000-400.000, mengandung karbohidrat 5-10%, n Paling utama terdapat dalam saluran intestin dan cairan tubuh (saliva, tears,bronchial secretions,nasal mucosa, prostatic fluid, vaginal secretions, mucous secretions of the small intestine)

n IgA berperan pd mekanisme pertahanan primer terhadap infeksi virus dan bakteri bukan untuk merusak antigen, tetapi lebih pada pencegahan akses benda asing pada sistem imun yang umum.

n Imunoglobulin M n Rangkaian protein yang terbesar, BM 900.000, kadar karbohidrat: 10-12% n IgM merupakan antibodi pertama yang dibentuk oleh bayi yang baru lahir n Mempunyai aktivitas antibacterial lysis n IgM dan IgD adalah imunoglobulin utama yang diekspresikan pada permukaan sel B n IgM merupakan respon imun awal yang paling dominan pada kebanyakan antigen n Pada infeksi toksoplasma baru---IgM meningkat n Pada infeksi lama-------IgG meningkat n Imunoglobulin D n BM 180.000, normal pada serum dalam jumlah sedikit n Fungsi belum jelas, mungkin terlibat dalam differensiasi sel limfosit B. n Imunoglobulin E n Terdapat dalam serum, BM 190.000 n IgE bila disuntikkan ke dalam kulit akan terikat pada sel mast n Interaksi IgE dengan antigen menyebabkan pengeluaran zat-zat amin yang vasoaktif seperti serotonin dan histamin n Kadar IgE akan naik pada penyakit alergi dan infeksi parasit tertentu terutama cacing

n Sitokin n Sekelompok molekul yang terlibat untuk mengantarkan sinyal antar sel dalam respon imun n Ada beberapa jenis : n Interferon (IFN): membatasi perluasan infeksi virus tertentu, dihasilkan pada proses infeksi dini n Interleukin (IL-1 s/d IL-10), komponen terbesar dari sitokin, fungsinya mempengaruhi sel lain untuk membelah dan diferensiasi n Colony Stimulating Factors (CSFs) berperan untuk mengarahkan proses pembelahan dan diferensiasi sel stem dari sumsum tulang dan prekursor leukosit darah

n Sitokin lain termasuk TNF dan , dan transforming growth factors- (TGF-) n Fungsi TNF sebagai perantara proses inflamasi & reaksi sitotoksik n Reaksi hipersensitivitas

Tipe I Tipe anafilaktik n Antigen bereaksi dengan antibodi Ig E lalu berikatan dengan permukaan sel mast, mengakibatkan pelepasan mediator n Contoh: anafilaksis, alergi pernafasan n Reaksi hipersensitivitas

Tipe II Sitotoksik n Antibodi yang bersatu (IgG dan IgM) dengan antigen merupakan bagian sel atau jaringan tubuh; menyebabkan aktivasi komplemen, lisis atau fagositosis sel target n Contoh : anemia hemolitik imun n Reaksi hipersensitivitas

Tipe III Kompleks imun n Penyatuan antigen dan antibodi membentuk kompleks yang mengaktivkan komplemen, menarik leukosit dan menyebabkan kerusakan jaringan produk leukosit n Contoh: penyakit serum, glomerulonefritis, lesi dari sistemik lupus eritomatosus (SLE) n Reaksi hipersensitivitas

Tipe IV Diperantarai sel n Reaksi limfosit T dengan antigen menyebabkan pelepasan limfokin, sitotoksisitas langsung dan pengerahan sel-sel reaktif.

n Contoh: dermatitis kontak alergik, penolakan cangkokan, tuberkulosis (lesi dan tes kulit positif) n Vaksinasi n Prinsip: berdasarkan adanya elemen imunitas adaptif yaitu spesifisitas dan memory n Tujuan vaksin: mengubah sifat patogenik dan efek toksinnya menjadi tidak berbahaya tanpa kehilangan antigenisitasnya. n Ini dimungkinkan karena antibodi dan sel T mengenal bagian2 dari antigen dan bukan organisme keseluruhan toksin n Contoh: vaksin difteri; bakteri difteri menghasilkan toksin yang dapat merusak sel otot. Toksin ini selanjutnya dimodifikasi dengan formalin, sehingga epitopnya tetap ada, tetapi toksisitasnya hilang. Jadi berupa toksoid untuk vaksinasi.

Anda mungkin juga menyukai