Anda di halaman 1dari 18

GASTRITIS A. Konsep Dasar Penyakit 1.

Definisi Pengertian Gastritis yaitu inflamasi atau peradangan pada dinding lambung terutama pada mukosa dan submukosa lambung. 2. Epidemiologi/ Insiden Penyakit Gastritis disebabkan oleh H. Pylori. Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan kusa gastritis yang sangat penting. Di negara berkembang prevalensi infeksi Helicobacter pylori pada orang dewasa mendekati 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensi infeksi Helicobacter pylori lebih tinggi lagi. Hal ini menunjukkan pentingnya infeksi pada masa balita. Di Indonesia, prevalensi infeksi kuman Helicobacter pylori yang dinilai dengan urea breath test pada pasien dispepsi dewasa, menunjukkan tendensi menurun. Di negara maju prevalensi infeksi Helicobacter pylori pada anak-anak sangat rendah. Diantara orang dewasa prevalensi infeksi kuman Helicobacter pylori lebih tinggi dari pada anak-anak tetapi lebih rendah dari pada di negara berkembang yakni 30%. Penggunaan antibiotika, terutama untuk infeksi paru dicurigai mempengaruhi penularan kuman di komunitas karena antibiotika tersebut mampu mengeradikasi infeksi Helicobacter pylori, walaupun presentase

keberhasilannya rendah. 3. Penyebab/Faktor Predisposisi Infeksi Bakteri Bakteri yang dapat menyebabkan Gastritis yaitu H. Pylori. H.Pylori ini hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui oral yaitu dengan memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri

H.Pylori dan dapat juga melalui fekal oral (anus mulut ). H.Pylori ditularkan melalui alat alat gastroskopi dan elektroda pH yang tidak terkontaminasi dengan sempurna. Pemakaian Obat penghilang nyeri secara terus menerus Obat Analgesic Anti Inflamasi NonSteroid (AINS), seperti, aspirin, ibuprofen, dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Pemakaian obat ini apabila dilakukan secara terus menerus dan berlebihan akan dapat menimbulkan gastritis. Penggunaan alkohol secara berlebihan Alkohol ini dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun dalam kondisi normal. Penggunaan kokain. Penggunaan kokain dapat merusak dinding lambung dan menyebabkan pendarahan. Stress fisik. Stress fisik abikat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung. Kelainan autoimun Autoimun atrophik gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel sel yang sehat yang berada dalam dinding lambung. Ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar kelenjar penghasil asam lambung dan mengganggu produksi faktor intrinsik (sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorpsi vitamin B-12). Kekurangan Vitamin B-12 ini dapat mengakibatkan pernicious anemia. Autoimun atrophik gastritis terjadi terutama pada orang tua.

Crohns disease Penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan pada saluran cerna, namun kadang kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung.

Radiasi dan kemoterapi Perawatan terhadap pasien kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung dan selanjutnya dapat terjadi gastritis dan peptik ulcer. Radiasi dalam jumlah yang besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar kelenjar penghasil asam lambung.

Refluks usus lambung Membaliknya makanan yang sudah masuk ke usus kembali ke lambung. Keadaan ini tentu saja menggangu keseimbangan asam lambung, sehingga lama kelamaan bisa menyebabkan gastritis.

4. Klasifikasi Gastritis dapat dibagi menjadi 2 yaitu : a. Gastritis Akut Adalah peradangan (inflamasi mukosa lambung) yang diakibatkan diet yang sembrono, alkohol, aspirin, refluk, empedu. b. Gastritis Kronik Adalah inflamasi yang lama yang disebabkan oleh ulkus benigna, atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri helicobaster pylory (H. Pylory). (Brunner & Suddart : 1062) Gastritis Akut dibagi lagi menjadi 2 yaitu : Gastritis Eksogen Akut

Gastritis Eksogen disebabkan oleh factor factor dari luar, seperti bahan kimia, oleh termis, mekanis iritasi bacterial, dll. Gastritis Endogen Akut Gastritis yang disebabkan oleh kelainan badan. Gastritis Kronik dibagi menjadi 2 yaitu : Gastritis Kronik Tipe A Tipe A sering disebut dengan Gastritis autoimun diakibatkan dari perubahan sel pariental, yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Gastritis Kronik Tipe B Tipe B disebut juga gastritis H.Pylori mempengaruhi antrum dan pylorus (ujung bawah lambung dekat duodenum). 5. Gejala Klinis Pada gastritis akut manifestasi klinisnya sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah, anoreksia, rasa asam dimulut. Ditemukan pula pendarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca pendarahan. Pada gastritis kronik kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea, dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan. 6. Pemeriksaan Fisik Inspeksi Melihat abdomen bagian kiri atas. Dilihat dari segi bentuknya. Auskultasi Pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop (untuk mendengar peristaltik lambung atau organ pencernaan yang lain). Apabila gerakan

peristaltik cepat dan sering, Maka kemungkinan besar pasien mengalami gejala gastritis. Palpasi Menekan atau meraba bagian perut. apakah kondisi perutnya kembung, sakit kalau ditekan dsb. Perkusi Perkusi dilakukan di abdomen bagian atas sebelah kiri, disana kita mengamati apakah ada gas atau cairan di lambung. 7. Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas Tes ini dapat melihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk kedalam esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil.Tenggorokan sebelumnya diamati dan dirasakan (anestesi) sebelum endoskopi dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Biopsi Mukosa Lambung Tes ini dilakukan dengan cara mengambil sampel (biopsy) pada mukosa lambung. Dan sampel ini kemudian dibawa ke labotarium, untuk menentukan apakah terjadi gastritis atau tidak. Pemeriksaan Darah Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibody H.Pylori dalam darah. Jika hasil tes positif (+), menunjukkan pasien pernah kontak pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi.Tes darah juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung.

Pemeriksaan Barium Pemeriksaan Barium enema gastrointestinal atas, meliputi instilasi cairan Barrium ke dalam lambung dan kombinasi dari empat teknik: evaluasi barium, double contras, gambaran mukosa lambung dan gambaran kompresi lambung. Prosedur ini memungkinkan ditandainya gambaran iregulitas mukosa.

Radiologi Radiologi, misalnya Rontgen, tes ini akan melihat adanya tanda tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya pasien akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan rontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlebih jelas ketika di Rontgen.

Pemeriksaan Feces Tes ini memeriksa apakah ada H.Pylori dalam feces atau tidak. Hasil yang positif dapat mengidentifikasi terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feces. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan pada lambung.

Pemeriksaan pernafasan Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H.Pylori atau tidak.

8. Diagnosis/Kriteria Diagnosis Diagnosis Gastritis Akut Tiga cara dalam menegakkan diagnosis, yaitu gambaran klinis, gambaran lesi mukosa akut di mukosa lambung berupa erosi atau ulkus dangkal dengan tepi rata pada endoskopi, dan gambaran radiologi. Dengan kontras tunggal sukar untuk melihat lesi permukaan yang superfisial, karena itu sebaiknya digunakan kontrol ganda. Secara umum peranan endoskopi saluran cerna bagian atas lebih sensitif dan spesifik untuk diagnosis kelainan akut lambung.

Diagnosis Gastritis Kronik

Diagnosis gastritik kronik ditegakkan berdasarkan pemeriksaan endoskopi dan dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi biopsi mukosa lambung. Perlu pula dilakukan kultur untuk membuktikan adanya infeksi Helicobacter pylori apalagi jika ditemukan ulkus baik pada lambung ataupun pada duodenum, mengingat angka kejadian cukup tinggi yaitu hampir mencapai 100%. Dilakukan pula rapid ureum test (CLO). Kriteria minimal untuk menegakkan diagnosis H.pylori jika hasil CLO dan atau PA positif. Dilakukan pula pemeriksaan serologi untuk H.pylori sebagai diagnosis awal. 9. Terapi/Tindakan Penanganan Terapi terhadap asam lambung antara lain melibatkan obat obatan yang mengurangi dan menetralkan asam lambung seperti : Antasida Merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat. Penghambat asam Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatai rasa sakit tersebut, maka akan direkomendasikan obat seperti, cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi. Penghambat pompa proton Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung adalah dengan cara menutup pompa asam dalam sel sel lambung penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari pompa - pompa ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat obat ini menghambat kerja H.Pylori.

Cytoprotective agents Obat obat golongan ini membantu untuk melindungi jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk di dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol.

Terapi terhadap H.Pylori Terdapat beberapa regimen untuk mengatasi infeksi H.Pylori. Yang paling sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa proton. Terkadang ditambahkan dengan bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan efektifitas antibodi. Terapi terhadap infeksi H.Pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk membunuh kuman H.Pylori sangat beragam, bergantung pada regimen yang digunakan. Akan tetapi kombinasi dari 3 obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi 2 obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas. Untuk memastikan H.Pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernafasan dan pemeriksaan feces adalah 2 jenis pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah tidak adanya bakteri H.Pylori.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Dalam pengkajian yang dikaji pada pasien yaitu, data dasar (identitas pasien), riwayat keperawatan (alasan pasien masuk rumah sakit atau alasan pasien mencari pengobatan), data bio-psiko-sosial-spiritual (disini digunakan

berdasarkan kebutuhan dasar Virginia Henderson), riwayat kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga.

DATA DASAR A.IDENTITAS PASIEN Nama, umur, jenis kelamin, status, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis B.RIWAYAT KEPERAWATAN a. Alasan masuk rumah sakit Pasien datang ke rumah sakit dalam keadaan sadar dengan keluhan nyeri pada ulu hati, mual, dan muntah. C. DATA BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL a. Bernafas Pasien mengatakan sebelum dan sesudah masuk rumah sakit tidak mengalami gangguan pernafasan, tidak ada sesak nafas dan batuk. b. Makan Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien sering makan tidak teratur ( makan hanya habis 1/3 porsi ) dan setelah masuk rumah sakit pasien tidak bias makan karena mual. c. Minum Sebelum masuk rumah sakit pasien minum + 1600 ml, setelah masuk rumah sakit minum + 1500 ml d. Eliminasi(BAB dan BAK) Pasien mengatakan sebelum dan sesudah masuk Rumah Sakit pasien 1 x sehari, konsistensi lembek, darah tidak ada, warna kekuningan.

Pasien mengatakan sebelum dan sesudah masuk rumah sakit BAK 3 - 4 x sehari, tidak ada darah, warna kekuningan e. Gerak/Aktivitas 1. Kemampuan untuk ADL a. b. c. d. Kemampuan untuk makan; pasien mampu untuk makan sendiri Kemampuan untuk mandi; pasien tidak mampu mandi sendiri, mandi hanya dilap oleh keluarga Kemampuan untuk toileting; pasien memerlukan bantuan untuk kegiatan toileting Kemampuan untuk berpakaian; pasien tidak mampu berpakaian sendiri hanya mampu berpakaian jika dibantu 2. Kemampuan untuk mobilisasai Pasien mampu merubah posisi di tempat tidur Pasien mampu duduk di tempat tidur Pasien mampu berpindah namun dengan bantuan

f. Istirahat Pasien mengatakan sebelum masuk Rumah Sakit biasa tidur pukul 22.00, namun setelah masuk Rumah sakit tidak bisa tidur karena merasa nyeri pada ulu hati. g. Pengaturan suhu tubuh Saat pengkajian suhu tubuh pasien 360C h. Kebersihan Diri Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit, pasien bisa mandi 2x sehari namun setelah masuk rumah sakit hanya dilap. i. Rasa Aman

a. b.

Aman psikis; pasien mengatakan tidak senang dengan suasana di RS Aman fisik; pasien mengatakan terhuyung dan pusing

j. Rasa Nyaman Pasien mengatakan merasa mual dan muntah, tidak nyaman dengan kondisinya yang seperti ini, nyeri pada ulu hati membuatnya gelisah. k. Pengetahuan atau Belajar Pasien mengatakan mengerti tindakan perawat, cara minum obat, dan diit yang harus dipatuhi dan bersedia melaksanakan prosedur keperawatan. l. Sosial Komunikasi pasien dengan keluarga dan perawat baik, orientasi terhadap orang dan lingkungan baik. m. Rekreasi Pasien mengisi waktu luang di RS dengan berbincang-bincang dengan keluarga. n. Spiritual Pasien percaya bahwa penyakit yang dideritanya murni masalah medis. Data Subjektif : Pasien mengeluh nyeri ulu hati, mual, tidak mampu makan. Data obyektif : Pasien tampak meringis, muntah, porsi makan yang disediakan tidak dapat habis. 2. Diagnosis Keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan ulkus pada lambung dan spasme otot abdomen. 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah. 3. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah.

4. Pola tidur terganggu berhubungan dengan nyeri.

POHON MASALAH

3. Rencana Tindakan Dari diagnosa diatas dapat disusun perencanaan sebagai berikut : a. Diagnosis : Nyeri berhubungan dengan ulkus pada lambung dan spasme otot abdomen. Tujuan : Nyeri berkurang/ terkontrol

Outcome : Pasien tidak mengeluh kesakitan Raut muka tenang dan tidak meringis Skala nyeri 0-1 dari 0-10 skala nyeri. Intervensi : Instruksikan untuk menghindari makanan dan minuman lambung Kaji derajat nyeri dan dapatkan kenyamanan melalui penggunaan obat dan menghindari substansi pengiritasi. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi. Agar lambung tidak teriritasi, apabila teriritasi mengakibatkan nyeri. Untuk mengetahui seberapa besar nyeri yang dirasakan. Untuk mengalihkan perhatian pasien agar tidak terfokus pada nyeri sehingga nyeri berkurang. yang dapat mengiritasi mukosa

Rasional :

b. Diagnosis : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi Outcome : Pasien mampu menghabiskan porsi yang disediakan Nafsu makan meningkat Tidak mual dan muntah Tidak terjadi penurunan berat badan

Intervensi :

Berikan pasien makan porsi kecil tapi sering Motivasi pasien untuk makan Timbang berat badan pasien 3 hari sekali. Konsultasikan dengan ahli gizi melalui diet. Meningkatkan hasrat pada makanan dan jumlah masukan Pasien dapat menghabiskan porsi makanan yang diberikan Untuk mengetahui berat badan pasien. Untuk mengetahui diet yang cocok untuk pasien.

Rasional

c. Diagnosis : Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah Tujuan : Kebutuhan cairan dapat terpenuhi Outcame : Mukosa bibir lembab Turgor kulit baik Masukan dan keluaran cairan seimbang Pantau masukan dan keluaran cairan Anjurkan pasien untuk minum 8 gelas sehari Pantau turgor kulit dan kelembaban mukosa Timbang berat badan. Untuk mengetahui keseimbangan cairan Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh Untuk mengetahui keseimbangan, karena merupakan indikator langsung

Intervensi

Rasional

Untuk mengetahui berat badan pasien.

d. Diagnosis : Pola tidur terganggu berhubungan dengan nyeri. Tujuan : Kebutuhan tidur pasien terpenuhi Outcame : Pasien tidur 8 jam sehari Pasien tidak mengeluh kesulitan tidur Kurangi kebisingan Membuat suasana ruangan yang sejuk Batasi jumlah penunggu Berikan pengertian bahwa tidur penting bagi proses penyembuhan. Rasional Agar pasien dapat tidur dengan tenang Ruangan yang sejuk dapat membuat pasien tidur nyenyak Agar suasana ruangan tidak ribut Agar pasien berusaha untuk tidur.

Intervensi

4. Evaluasi Diagnosis 1 : Nyeri berhubungan dengan ulkus pada lambung dan spasme otot abdomen. Evaluasi : S : Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah berkurang dari sebelumnya.

O : Pasien tampak tidak meringis A : Tujuan tercapai sebagian P : Lanjutkan intervensi, anjurkan pada pasien untuk relaksasi saat nyeri timbul.

Diagnosis 2 : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah Evaluasi : S : Pasien mengatakan sudah bisa makan, nafsu makan meningkat. O : Makan habis 1 porsi, mual berkurang, muntah berkurang A : Tujuan tercapai P : Pertahankan kondisi. Diagnosis 3 : Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah Evaluasi : S : Pasien mengatakan muntah berkurang O : Pasien dapat mengkonsumsi minum 8 gelas per hari A : Tujuan tercapai P : Pertahankan kondisi. Diagnosis 4 : Pola tidur terganggu berhubungan dengan nyeri. Evaluasi : S : Pasien mengatakan bisa tidur pada malam hari. O : Pasien tidak tidur/mengantuk siang hari, pasien tampak segar. A : Tujuan tercapai P : Pertahankan kondisi.

DAFTAR PUSTAKA Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC. Carpenito, Linda Jual. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC. Holdstock G, Okight. Gastrointerologi dan Penyakit Hati. Jakarta : EGC. Price, Sylvia, Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai