Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Hidup manusia yang terus berkembang mendorong jaman ikut berkembang dengan pesat. Perkembangan manusia yang bertambah maju juga menuntut dipenuhinya segala kebutuhan manusia yang semakin beragam, hingga melahirkan teknologi-teknologi baru dibidangnya, dengan harapan segala kebutuhan manusia dapat terpenuhi dengan baik, jika diperhatikan segala kebutuhan manusia tidak lepas dari unsur logam. Unsur logam dominan dipakai sebagai bahan dasar dalam pembuatan alat-alat yang digunakan manusia, sehingga logam mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia guna menunjang perkembangan teknologi, maka timbul usahausaha manusia untuk memperbaiki sifatsifat dari logam tersebut, yaitu dengan merubah sifat mekanis dan sifat fisiknya. Adapun sifat mekanis dari logam antara lain : kekerasan, kekuatan, keuletan, kelelahan dan lain lain, sedangkan dari sifat fisiknya yaitu dimensi, konduktivitas listrik, struktur mikro, densitas, dan lain lain. Pada permintaan yang semakin beragam maka dibutuhkan pemilihan bahan yang sesuai. Pemilihan bahan tersebut dapat dipersempit berdasarkan kegunaannya, misalnya pada baja paduan. Baja paduan menjadi pertimbangan karena memiliki aplikasi yang luas dalam pemakaian. Baja paduan AISI 4140 adalah salah satu jenis baja paduan rendah dengan unsur tambahan kromium dan molibdenum. Baja ini memiliki kandungan sekitar 0.38-0.43%C, 0.75-1%Mn, 0.15-0.3%Si, 0.8-1.10%Cr dan 0.15-0.25%Mo [2]. Baja AISI 4140 banyak digunakan dalam pembuatan struktur pesawat terbang, poros dan gear transmisi.

Berdasarkan aplikasi dari baja AISI 4140, maka dibutuhkan proses perlakuan panas. Perlakuan panas adalah kombinasi dari operasi pemanasan dan pendinginan dengan kecepatan tertentu yang dilakukan terhadap logam/ paduan dalam keadaan padat, sebagai upaya untuk memperoleh sifatsifat tertentu. Perlakuan panas dibutuhkan untuk memodifikasi atau memperbaiki sifatnya seperti kekerasan, kekuatan dan keuletan. Salah satu proses perlakukan panas yang dapat diterapkan adalah proses quenching-tempering. Proses quenching adalah proses dimana material yang telah dipanaskan hingga temperatur austenisasi didinginkan cepat dalam media pendingin hingga mencapai temperatur ruang, media pendinginnya dapat berupa oil atau air, bertujuan untuk meningkatkan kekerasan material tersebut. Proses quenching dilanjutkan dengan tempering. Proses tempering adalah proses dimana material hasil queching dipanaskan kembali pada temperatur masih di bawah temperatur kritis A 1 selama selang waktu tertentu lalu didinginkan dengan cepat, bertujuan untuk menghilangkan tegangan sisa dan meningkatkan ketangguhan material. Proses perlakukan panas quenching-tempering pada AISI 4140 menurut ASM adalah temperatur austenisasi 885oC lalu didinginkan cepat (quenching) dalam media oli, setelah itu dipanaskan kembali (tempering) pada temperatur tertentu dan didinginkan dengan media air [1]. Kita akan mengetahui pengaruh proses quenching-tempering terhadap sifat mekanik material AISI 4140, dengan menganalisa struktur kristal, kekerasan, ketangguhan, kekuatan tarik. Data yang didapatkan akan digunakan sebagai pembanding dari proses quenchingpartitioning pada baja AISI 4140. Proses perlakuan panas quenching-partitioning merupakan proses perlakuan panas yang baru beberapa tahun ini dikembangkan [8]. Pada proses quenching-partitioning material yang telah dipanaskan pada temperatur austenisasi diquech hingga mencapai temperatur dibawah Ms (martensit

start) lalu ditahan hingga selang waktu tertentu. Proses partitioning dimana material pada temperatur quech dipanaskan kembali pada temperatur dan selang waktu tertentu lalu didinginkan cepat hingga temperatur ruang. Akibat perbedaan ini maka struktur mikro yang dihasilkan akan berbeda pula. Data yang didapatkan dari proses quenching-tempering digunakan sebagai pembanding dari proses quenching-partitioning dengan variabel temperatur tempering dan partitioning yang sama. 1.2 Perumusan Masalah Penelitian ini menitik beratkan pengaruh proses laku panas quenching dan tempering dengan variasi temperatur tempering terhadap fasa yang terbentuk dan sifat mekanik baja AISI 4140. 1.3 Batasan Masalah Proses pengujian tentunya tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh luar yang tidak sepenuhnya dapat dikendalikan. Demi mencapai tujuan pengujian ini dan permasalahan yang dibahas tidak meluas, maka pembahasan adalah mencakup fasa yang terbentuk dan sifat mekanik dari material baja AISI 4140. Hal hal yang berhubungan dengan proses kimia dan perpindahan panas pada waktu pendinginan tidak dibahas. Batasan yang diberikan agar penulis lebih spesifik adalah sebagai berikut : 1. Material yang digunakan untuk pengujian adalah baja paduan rendah AISI 4140 yang homogen. 2. Tidak terdapat cacat dalam maupun retak visual. 3. Proses pemanasan saat quenching dan tempering terjadi secara sempurna dan merata diseluruh material uji. 4. Waktu pemindahan material spesimen dari tungku ke media pendingin adalah sama dan tidak mempengaruhi dari proses perlakuan panas.

5. Kondisi peralatan yang digunakan saat pengujian dan pengambilan data telah di kalibrasi. 6. Tidak ada pengaruh lingkungan. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari pengujian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh variasi temperatur tempering terhadap perubahan struktur mikro baja AISI 4140. 2. Mengetahui pengaruh proses laku panas yang diberikan terutama temperatur tempering terhadap sifat mekanik AISI 4140. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah mengembangkan teori dan aplikasi baja 4140 dengan proses quenching dan tempering pada dunia industri. 1.6 Metode Penulisan Penulisan di susun dalam lima bab yaitu pendahuluan, dasar teori, metodologi, analisa data dan pembahasan, serta kesimpulan. Adapun perinciannya sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan dijelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, pembatasan masalah serta tujuan penelitian. BAB II DASAR TEORI Pada bab dasar teori dijelaskan tentang definisi baja AISI 4140, aplikasi baja AISI 4140 di dunia industri, proses laku panas (quenching dan tempering) serta pengaruh perlakuan panas terhadap baja AISI 4140.

BAB III METODOLOGI Pada bab metodologi penelitian dijelaskan tentang data spesimen awal, metode pengujian yang digunakan, diagram alir dan segala bentuk prosedur yang diperlukan untuk penelitian ini. BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab analisa data dan pembahasan akan dijelaskan data yang diperoleh dari percobaan atau pengujian yang dilakukan, yang meliputi ( hasil uji tarik, hasil uji kekerasan dan hasil uji struktur mikro serta analisa tentang hasil-hasil yang telah diperoleh selama percobaan dilakukan), pembahasan mengenai hubungan antara hasil percobaan dengan teori yang telah ada dan berbagai macam analisa penunjang lain yang diperlukan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab lima diberikan dengan menarik kesimpulan dari hasil percobaan yang telah dianalisa beserta dengan saran untuk penelitian berikutnya.

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Anda mungkin juga menyukai