Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM BIOPROSES PEMBUATAN TEMPE

OLEH : MOCH FARID DIMYATI 03091003022

KELOMPOK IV SELASA PAGI 1. 2. 3. MOCH FARID DIMYATI AMELIN HARTATY INTRA LESMANIA 03091003022 03091003023 03091003043

LABORATORIUM TEKNOLOGI BIOPROSES JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2012

I. II.

JUDUL PERCOBAAN: TUJUAN PERCOBAAN

PEMBUATAN TEMPE

1. Dapat mengetahui cara pembuatan tempe. 2. Dapat mengetahui peran ragi dalam membuat tempe. 3. Dapat mengetahui proses yang terjadi dalam pembuatan tempe III. DASAR TEORI Tempe adalah makanan tradisional hasil fermentasi oleh kapang Rhizopus oryzae sp.Pertumbuhan kapang menyebabkan terjadinya pemutusan beberapa ikatan peptida pada protein kedelai sehingga protein kedelai lebih mudah dicerna dan nilai gizinya meningkat. Tempe juga mengandung beberapa vitamin B, mineral, lemak dan karbohidrat. Pembuatan tempe secara tradisional biasanya menggunakan tepung tempe yang dikeringkan di bawah sinar matahari. Sekarang pembuatan tempe ada juga yang menggunakan ragi tempe. Tempe adalah makanan yang enak, sehat dan banyak digemari oleh semua lapisan masyarakat di desa maupun dikota. Tempe mengandung zat gizi yang tingi. Kandungan protein (zat pembangun tubuh) dalam tempe sama dengan kandungan protein dalam daging sapi. Oleh karena itu banyak orang ingin membuat dan menikmati tempe dengan mutu yang baik dan rasa yang memenuhi selera. Untuk itu dibutuhkan inokulum tempe yang berkualitas baik, disamping proses pembuatannya yang benar dan baik pula. Selama proses fermentasi pembuatan tempe berlangsung, berkembanglah jamurjamur dari inokulum tempe yang ditaburkan, dan menghasilkan enzim-enzim yang dapat memecah keledai menjadi bahan yang mudah dicerna dan mempunyai rasa serta aroma khas tempe.Untuk memproduksi tempe di gunakan bahan baku pokok yang sama, yaitu kedelai. Jenis kedelai terdiri atas 4 macam, yaitu: 1. Kedelai kuning 2. Kedelai hitam 3. Kedelai coklat

4. Kedelai hijau Para pengrajin tempe biasanya memakai kedelai kuning sebagai bahan baku utama. Pengrajin tempe biasanya menggunakan kedelai kuning, akan tetapi juga kedelai jenis lain, terutama kedelai hitam. Berdasarkan bijinya, kedelai dibedakan menjadi: 1. Kedelai berbiji besar bila bobot 100 bijinya lebih dari 13 gram 2. Kedelai berbiji sedang bila bobot 100 bijinya antara 11 - 13 gram 3. Kedelai berbiji kecil bila bobot 100 bijinya antara 7 -11 gram Biji kedelai yang dipakai oleh para pengrajin untuk membuat tempe harus di kupas lebih dahulu dan biji kedelai tahu digiling sesudah biji kedelai di rendam sekitar 7 jam lebih dahulu.Tingkat mutu kedelai dapat di pilah sesuai kelas mutu sebagai berikut :

Tabel 3. Syarat Pokok Mutu Kedelai Kriteria % Bobot 1. 2. 3. 4. 5. Kadar air maksimum Kotoran maksimum Butir rusak Butir keriput Butir belah Mutu I II 13 % 1% 2% 0% 1% 14 % 2% 3% 5% 3% 5% Mutu III 16 % 5% 5% 8% 5% 10 % Mutu

6. Butir warna lain 0% Sumber : SK Menteri No 501/Kpts/TP.803/8/1994 Keterangan mengenai kedelai : Nama ilmiah : Glycine max (Linn.) Sinonim

: Glycine soja, (Linn), Sieb. G. soja, (Linn), Zucc

Nama Lokal : Soybean (Inggris), Kedelai (Indonesia), Kedhele (Madura), Kedelai, Kacang jepun, Kacang bulu (Sunda), Lawui (Bima); Dele, Dangsul, Dekeman (Jawa), Retak Menjong(Lampung); Kacang Rimang (Minangkabau), Kadale(Ujung Pandang); Familia Uraian Kedelai (Glycine max) merupakan salah satu tanaman palawija yang ada di Indonesia. Menurut para ahli botani, kedelai adalah tanaman yang berasal dari Manchuria dan sebagian Cina. Tanaman ini tumbuh baik pada tanah dengan pH 4.5. Daerah pertumbuhannya tidak lebih dari 500 meter di atas permukaan laut dengan iklim panas dan curah hujan rata-rata 200 mm/bulan. Umur tanaman kedelai berbedabeda tergantung pada varietasnya, tetapi pada umumnya berkisar antara 75 dan 105 hari (Koswara, 1992). Struktur biji kedelai terdiri dari tiga bagian utama yaitu 7.3% kulit, 90.3% kotiledon dan 2.4% hipokotil (Koswara, 1992). Kulit biji biasanya dipisahkan bila kacang kedelai diolah menjadi produk karena mengandung serat kasar yang cukup tinggi. Menurut Sumarno dan Harnoto (1983), bentuk biji kedelai pada umumnya bulat lonjong, tetapi ada juga yang bundar atau bulat agak pipih. Berdasarkan warna bijinya kedelai dapat digolongkan menjadi kedelai putih, kedelai kuning, hijau, coklat dan hitam. Kedelai dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati bagi sejumlah besar penduduk Indonesia. Kedelai menduduki tempat kelima sebagai sumber protein dan menduduki tempat pertama diantara tanaman kacang-kacangan (Shurtleff dan Aoyogi, 1979). Disamping itu, kedelai juga dapat digunakan sebagai sumber lemak, vitamin, mineral dan serat. Secara tradisional masyarakat bambooa telah mengkonsumsi berbagai makanan dari kedelai, meskipun kacang-kacang lain juga terkenal seperti kacang hijau, kacang tanah. Kedelai peranannya lebih besar bambooa dengan kedua jenis kacang tersebut dalam menu masyarakat bambooa (Winarno,1993). Dilihat dari segi pangan dan gizi : Fabaceae

kedelai merupakan sumber protein yang paling murah di dunia, di samping menghasilkan minyak dengan mutu yang baik. Kedelai (Glycine max) sudah dibudidayakan sejak 1500 tahun SM dan baru masuk Indonesia, terutama Jawa sekitar tahun 1750. Kedelai paling baik ditanam di ladang dan persawahan antara musim kemarau dan musim hujan. Sedang rata-rata curah hujan tiap tahun yang cocok bagi kedelai adalah kurang dari 200 mm dengan jumlah bulan kering 3-6 bulan dan hari hujan berkisar antara 95-122 hari selama setahun. Kedelai mempunyai perawakan kecil dan tinggi batangnya dapat mencapai 75 cm. Bentuk daunnya bulat telur dengan kedua ujungnya membentuk sudut lancip dan bersusun tiga menyebar (kanan - kiri - depan) dalam satu untaian ranting yang menghubungkan batang pohon. Kedelai berbuah polong yang berisi biji-biji. Menurut varitasnya ada kedelai yang berwarna putih dan hitam. Baik kulit luar buah polong maupun batang pohonnya mempunyai bulu-bulu yang kasar berwarna coklat. Untuk budidaya tanaman kedelai di pulau Jawa yang paling baik adalah pada ketinggian tanah kurang dari 500 m di atas permukaan laut. Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut. Kacang-kacangan dan umbiumbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai. Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam,

kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering. Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai. Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lainlainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alatalat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas, penggiling, dan cetakan. Kedelai (Glycine max) sudah dibudidayakan sejak 1500 tahun SM dan baru masuk Indonesia, terutama Jawa sekitar tahun 1750. Kedelai paling baik ditanam di ladang dan persawahan antara musim kemarau dan musim hujan. Sedang rata-rata curah hujan tiap tahun yang cocok bagi kedelai adalah kurang dari 200 mm dengan jumlah bulan kering 3-6 bulan dan hari hujan berkisar antara 95-122 hari selama setahun. Kedelai mempunyai perawakan kecil dan tinggi batangnya dapat mencapai 75 cm. Bentuk daunnya bulat telur dengan kedua ujungnya membentuk sudut lancip dan bersusun tiga menyebar (kanan - kiri - depan) dalam satu untaian ranting yang menghubungkan batang pohon. Kedelai berbuah polong yang berisi biji-biji. Menurut varitasnya ada kedelai yang berwarna putih dan hitam. Baik kulit luar buah polong maupun batang pohonnya mempunyai bulu-bulu yang kasar berwarna coklat. Untuk budidaya tanaman kedelai di pulau Jawa yang paling baik adalah pada ketinggian tanah kurang dari 500 m di atas permukaan laut. Penyakit Yang Dapat Diobati : Diabetes melitus, Sakit ginjal, Reumatik; Komposisi : 1. Kandungan Kedelai (100 gr.) 2. Protein 34,9 gram 3. Kalori 331 kal

4. Lemak 18,1 gram 5. Hidrat Arang 34,8 gram 6. Kalsium 227 mg 7. Fosfor 585 mg 8. Besi 8 mg 9. Vitamin A 110 SI 10. 11. Vitamin B1 1,07 mg Air 7,5 gram

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses pengolahan tempe agar diperoleh hasil yang baik ialah: 1. Kedelai harus dipilih yang baik (tidak busuk) dan tidak kotor. 2. Air harus jernih, tidak berbau dan tidak mengandung kuman penyakit. 3. Cara pengerjaannya harus bersih. 4. Bibit tempe (ragi tempe) harus dipilih yang masih aktif (bila diremas membentuk butiran halus atau tidak menggumpal). Pada tahun 1837 tiga orang ahli yaitu Cagnaird Latour, Scwamn dan Kutzing masing-masing menemukan bahwa terdapat pada cairan-cairan yang mengandung gula yang mengalami fermentasi alkohol; perubahan zat gula menjadi alkohol dan CO2 merupakan fungsi fisiologi dari sel-sel khamir itu. Teori biologi ini mendapat tentangan dari ahli kimia seperti Berzelius yang berpendapat bahwa pembusukan dan fermentasi merupakan proses kimia murni. Pasteur justru menentang pendapat tersebut, dan berpendapat bahwa semua proses fermentasi adalah proses kegiatan mikroba. Selama menyelidiki fermentasi asam butirat, Pasteur menemukan adanya proses yang tidak membutuhkan Oksigen. Penyelidikan mikroskopik pada setetes cairan yang mengandung mikroba penyebab fermentasi asam butirat, menunjukkan bahwa mikroba yang dekat pada tepi batas cairn dengan udara akan menjadi tidak bergerak, sedang yang ada di pusat tetesan akan menjadi bergerak aktif. Kenyataan ini membuktikan bahwa udara merupakan penghambat kegiatan mikroba asam butirat.

Perkataan fermentasi sering disalin dengan perkataan peragian; hal ini sebenarnya tidak tepat. Kata-kata ragi untuk tempe, ragi untuk tape, ragi untuk roti, ragi untuk oncom, ragi untuk membuat minuman keras, itu menurut sistematiknya di dalam dunia tumbuh-tumbuhan banyaklah berbeda. Secara fisiologi ragi-ragi tersebut mempunyai persamaan, yaitu mereka menghasilkan fermen atau enzim yang dapat mengubah substrat menjadi bahan lain dengan mendapat keuntungan berupa energi. Adapun substrat yang mereka ubah itu berbeda-beda. Orang membatasi pengertian fermentasi hanya pada alkoholisasi dan laktasi. Fermentasi merupakan proses perubahan kimia dalam bahan pangan yang disebabkan oleh enzim. Enzim berperan ini berasal dari mikroba atau jasad renik yang digunakan dan dikenal sebagai ragi alkohol. Melalui fermentasi diperoleh produk yang mempunyai nilai gizi, biologis, serta cita rasa dan aroma yang lebih baik dibandingkan dengan bahan asalnya. Hal ini dikarenakan dalam ragi terdapat mikroba yang mengandung komponen seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral dalam jumlah tertentu. Proses fermentasi secar sederhana dapat dilihat sebagai berikut : C6H12O6
Sc

2C2H5OH + 2 CO2

Sc : Sacharomyces cereviseae Fermentasi adalah proses oksidasi biologi dalam keadaan anaerob. Sebagai substrat pada umumnya karbohidrat. Dalam proses fermentasi yang bekerja sebagai pembawa hidrogen atau elektron biasanya hanya NAD dan NADF; sedangkan sebagai akseptor hidrogen akhir adalah bahan organik. Bahan organik yang berfungsi sebagai akseptor hidrogen akhirnya pada umumnya adalah asam piruvat, sehingga sistem sitokhrom tidak diperlukan. Istilah fermentasi sering juga dipakai untuk menyatakan proses yang aerob pada proses-proses industri tertentu, penggunaan ini sebenarnya tidak tepat. Misalnya oksidasi alkohol menjadi asam cuka secar aerob oleh Acetobacter sp., dalam pengertian industri fermentasi disebut fermentasi asam cuka.

Dalam proses mikrobiologi fermentasi dilakukan oleh mikroba tertentu yang menghasilkan atau mempunyai enzim yang sesuai dengan proses tersebut, dibagi 2 jenis yaitu: 1. Fermentasi non-alkoholis, yaitu fermentasi yang tidak menghasilkan alkohol sebagai produk akhir selain bahan lainnya. Contoh: Pembuatan ragi tempe, Pembuatan tempe, pembuatan minyak kelapa. 2. Fermentasi alkoholis, yaitu fermentasi yang menghasilkan alkohol sebagai produk akhir disamping produk lainnya. Contoh: Pembuatan wine, Pembuatan cider, Pembuatan tape. Fermentasi dapat dilakukan oleh jasad-jasad fakultatif anaerob dalam keadaan yang anaerob, misalnya Saccaromyces Cereviseae; oleh mikroba obligat anaerob, misalnya bakteri dari genus Clostridium; atau mikroba yang indiferent terhadap Oksigen misalnya spesies Lactobasilius, hasil akhir fermentasi tidak dipengaruhi oleh atau ada tidaknya oksigen. Pernafasan anaerob dapat terlaksana secara antarmolekul atau secara intarmolekul. Pernafasan antarmolekul itu hampir serupa dengan pernafasan aerob; bedanya ialah bahwa pada pernafasan antar molekul itu oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasikan substrat tidak diperoleh dari udara bebas, melainkan dari suatu senyawa, sedang yang direduksi bukan oksigen, melainkan suatu senyawa juga. Penerima hidrogen dapat berupa zat-zat seperti nitrat, nitrit, karbonat, atau sulfat. Energi yang ditimbulkan di dalam proses ini tidak banyak. Sebagai contoh disebutkan: 1. 2 H2O + 5 S + 6 HNO3 N2 + 5 H2SO4 + Energi Di dalam hal ini, S dioksidasikan menjadi SO4, sedang HNO3 direduksi menjadi N2. 2. CH3CHOHCOOH + HNO3 CH3COCOOH + HNO2 + H2O + Energi asam susu mengalami pengoksidasian. asam piruvat Di dalam hal ini, HNO3 direduksikan menjadi HNO2, sedang CH3CHOHCOOH

Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe". Bahan Pembantu Pembuatan Tempe Dalam pembuatan tempe dikenal beberapa macam ragi atau laru tempe yang digunakan dalam proses fermentasi agar dihasilkan tempe dengan kualitas tinggi. Secara tradisional para pengrajin membuat laru tempe dengan menggunakan tempe yang sudah jadi. Tempe tersebut di iris-iris tipis, dikeringkan, digiling menjadi bubuk halus dan hasilnya digunakan sebagai bahan inokulum dalam proses fermentasi. Laru lain yang sering dipakai adalah miselium kapang yang tumbuh di permukaan tempe. Salah satu macam laru dari Jawa Tengah disebut usar, dibuat dengan cara membiarkan spora kapang dari udara tumbuh pada kedelai matang, yang ditaruh antara dua lapis daun waru dan daun jati atau daun pisang bekas pembungkus tempe. Setelah itu laru diremas-remas lalu dicampurkan ke dalam biji kedelai yang hendak dilakukan peragian. Untuk satu kilo kedelai diperkirakan membutuhkan 2 atau 3 lembar daun yang mengandung laru. Dalam praktek terjadi kesulitan memperoleh laru daun karena laru daun tidak dapat disimpan lama dan jumlah pemakaian sulit dipastikan. Oleh karena itu banyak pengrajin tempe membeli laru buatan berbentuk tepung di pasar. Bahan-bahan lain yang digunakan untuk membuat laru adalah beras, terigu dan air bersih. Air bersih dipakai juga dalam proses produksi tempe untuk mencuci serta merebus biji kedelai sebelum proses fermentasi. Bahan pembungkus tempe adalah daun pisang maupun plastik berlubang-lubang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses pengolahan tempe agar diperoleh hasil yang baik ialah: 1. Kedelai harus dipilih yang baik (tidak busuk) dan tidak kotor 2. Air harus jernih, tidak berbau dan tidak mengandung kuman penyakit 3. Cara pengerjaannya harus bersih

4. Bibit tempe (ragi tempe) harus dipilih yang masih aktif (bila diremas membentuk butiran halus atau tidak menggumpal) Jasad renik atau mikroorganisme adalah mahluk hidup yang terdiri dari satu atau beberapa kumpulan sel dengan ukuran beberapa mikron (1 mikron = 0,001 mm). Saking kecilnya, mahluk ini hanya bisa dilihat melalui mikroskop berukuran tertentu. Jasad renik bisa disebut juga sebagai bakteri. Di dalam tubuh, terutama dalam proses enzimatik, jasad renik ini memiliki peran di dalam proses perubahan senyawa organik (karbohidrat, protein dan lemak) menjadi energi dan senyawa anorganik. Jadi tidaklah mengherankan kalau bahan makanan sejak bahan baku sampai menjadi bahan makanan yang siap di makan tidak terbebas dari dari kehadiran jasa renik, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Keuntungan yang diberikan oleh jasa renik dalam berbagai macam proses adalah: 1. Berperan didalam proses fermentasi Tempe, kecap, oncom, taoco, sosis, keju, tapai, bir, brem, anggur adalah beberapa jenis makanan yang dihasilkan dari proses fermentasi yang biasa pula dikenal dengan istilah 'peragian'. Ada beberapa jasad renik yang bertugas dalam proses peragian. Diantaranya, Rhizopus oligosporus dan Rhizopus tolonifer digunakan untuk mengubah kacang kedelai menjadi tempe.Endomycopsis fibuligera juga mempunyai kemampuan mengubah tepung pati menjadi gula. Ia sangat dibutuhkan dalam pembuatan tapai singkong, tapai ketan dan lainnya. Ada juga Rhizopus oryzae yang sanggup mengubah gula menjadi alkohol, ia banyak dipakai dalam pembuatan bir, brem, atau minuman anggur. 2. Meningkatkan gizi makanan Terjadi pada pembuatan tempe maupun bahan makanan lainnya seperti oncom, taoco, terasi dan sebagainya. Dalam proses pembuatan tempe, protein kedelai diubah menjadi asam amino yang dapat lebih mudah diserap oleh tubuh. 3. Memperbaiki aroma dan rasa

Bau dan rasa kacang kedelai yang direbus biasanya kurang menarik bila dibandingkan dengan kacang kedelai yang telah diolah melalui proses fermentasi seperti tempe, kecap dan sebagainya. Juga bau dan rasa susu segar misalnya, akan lebih menarik apabila melalui proses fermentasi menjadi bahan makanan lainnya seperti yoghurt, keju dan lainnya. Tempe adalah campuran biji kedelai dengan massa kapang. Hifa kapang tumbuh dengan intensif dan membentuk jalinan yang mengikat biji kedelai yang satu dengan biji yang lain sehingga menjadi massa yang kompak dan kuat. Tempe adalah makanan tradisional hasil fermentasi oleh kapang Rhizopus oryzae sp. Pertumbuhan kapang menyebabkan terjadinya pemutusan beberapa ikatan peptida pada protein kedelai sehingga protein kedelai lebih mudah dicerna dan nilai gizinya meningkat. Tempe juga mengandung beberapa vitamin B, mineral, lemak dan karbohidrat. Pembuatan tempe tidak sulit dan dapat dilakukan dengan menggunakan alatalat yang biasa terdapat di rumahtangga. Walaupun demikian, pengolahan tempe untuk usaha kecil sangat dianjurkan menggunakan alat-alat mekanis. Penelitian mengenai kadar gizi tempe serta potensinya sebagai antibakteri, antioksidan, antidiare, dan penurun kolesterol, relatif sudah banyak dilakukan. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa tempe dapat juga digunakan untuk mencegah timbulnya hipertensi. Tempe dapat dikonsumsi dalam tiga bentuk utama, yaitu bentuk generasi I, II dan III. Pada generasi I, tempe umumnya dikonsumsi secara tradisional dalam bentuk keripik, bacem, lodeh, atau sambal goreng. Tempe generasi II umumnya berbentuk tepung yang dapat digunakan sebagai kandungan pangan yang berguna untuk meningkatkan kadar gizi dan serat, sebagai pengawet alami, dan untuk menanggulangi diare pada anak-anak.Tempe juga dapat diolah dalam bentuk generasi III, yaitu sebagai konsentrat protein, isolat protein, peptida, serta komponen bioaktif lainnya. Di masa depan, hasil olahan tempe generasi III ini tampaknya akan memiliki prospek yang sangat cerah, baik untuk kebutuhan medis maupun gizi.

Akhir-akhir ini banyak peneliti (terutama di Jepang) yang menaruh minat terhadap cara mencegah timbulnya hipertensi dengan memanfaatkan komponen aktif yang terdapat di dalam bahan pangan. Salah satu komponen aktif yang saat ini mendapat perhatian utama adalah peptida hasil penguraian protein oleh enzim protease.

IV. ALAT DAN BAHAN 1. 2. 3. 1 kg kacang kedelai yang baik dan bersih Ragi tempe (Rhizopus Oligosporus) Kantung plastik 1. 2. 3. Bersihkan dan cuci kacang kedelai, lalu rendam 1 x 24 jam Cuci kembali sambil kulitnya dan keping bijinya dipisahkan Kukus sampai agak empuk. Sebelum diangkat, tambahkan

V. PROSEDUR PERCOBAAN

dahulu sedikit tepung kanji, dicampur merata. Angkat dan letakkan di atas tampah yang bersih, biarkan sampai hangat, di tempat yang terlindung atau ditutup dengan kain kasa. 4. Inokulasi dengan ragi tempe, diaduk supaya merata. Kemudian dimasukkan ke dalam kantung plastik yang telah diberi lubang kecil dengan jarum bertangkai, ujung kantung plastik diratakan sehingga terbentuk lempengan yang cukup tebal. Hindarkan terlalu banyaknya sentuhan tangan pada kantung plastik yang telah diberi isi bahan. Inokulasikan pada suhu 28-30 oC selama lebih kurang 24 jam sampai terlihat adanya bintik air yang merata di seluruh permukaan, lalu simpan pada suhu selama 1 hari.

Anda mungkin juga menyukai