Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa merupakan masukan mentah dalam proses pengelolaan sekolah.

Ketercapaian tujuan pendidikan dilihat dari perubahan pribadi siswa dengan segala aspeknya. Oleh karena itu, sebenarnya semua sumber dana dan daya pada akhirnya bermuara pada kepentingan siswa. Siswa dipandang sebagai makhluk yang unik yang secara wajar sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan sehingga proses pendidikan yang baik akan berusaha membantu proses pertumbuhan dan perkembangan itu dengan tidak mengesampingkan keunikan masing-masing serta potensi yang dimilikinya. Kegiatan pembinaan kesiswaan merupakan salah satu bentuk kegiatan administrasi kesiswaan. Pembinaan siswa adalah pemberian layanan kepada siswa di suatu lembaga pendidikan, baik di dalam maupun di luar jam belajarnya di kelas. Pembinaan kepada siswa dilakukan dengan menciptakan kondisi atau membuat siswa sadar akan tugas-tugas belajarnya. Pembinaan kesiswaan lebih difokuskan kepada pengembangan potensi, minat, dan bakat siswa. Dengan pembinaan yang baik diharapkan muncul hasil pembinaan berupa siswa yang siap menghadapi tantangan hidup selanjutnya. Baik menempuh pendidikan lanjut yang lebih tinggi maupun terjun ke masyarakat. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari makalah ini adalah apa saja bentuk kegiatan pembinaan kesiswaan ? C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah mendeskripsikan bentuk kegiatan pembinaan kesiswaan. Selain itu makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan. D. Manfaat Makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk manambah pengetahuan mengenai bentuk kegiatan pembinaan kesiswaan di sekolah. Makalah ini dapat menjadi masukan dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan sekolah. BAB II KAJIAN TEORI A. Administrasi Kesiswaan 1. Pengertian Tim MKDK Profesi Kependidikan UNP (2008:141) mengungkapkan bahwa amninistrasi kesiswaan adalah proses pengelolaan hal-hal yang berhubungan dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan secara maksimal. Menurut Ary H.Gunawan (1996:9) administrasi kesiswaan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar (PBM) secara efektif dan efisien, demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Secara kronologis operasional, rentangan kegiatannya mulai dari penerimaan peserta didik baru sampai mereka meninggalkan sekolahnya, karena telah tamat, meninngal dunia, putus sekolah atau karena sebab-sebab lain sehingga ia tidak terdaftar lagi sebagai peserta didik sekolah tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa administrasi kesiswaan merupakan usaha dan kegiatan yang meliputi pengaturan tentang administrasi yang berkaitan dengan siswa dalam upaya mengembangkan potensi siswa. Administrasi kesiswaan ialah keseluruhan proses penyelenggaraan usaha kerja sama dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan pendidikan di sekolah mulai dari siswa masuk ke sekolah sampai keluar sekolah nantinya. 2. Tujuan administrasi kesiswaan a. Mengetahui data siswa b. Mengetahui potensi siswa c. Mengetahui, membina dan mengembangkan kemampuan siswa 3. Administrasi kesiswaan meliputi hal-hal berikut ini: a. Penerimaan siswa baru Penerimaan peserta didik baru, meliputi: 1) Penyusunan panitia beserta program kerjanya. 2) Pendaftaran calon peserta didik ( pengumuman, tempat, waktu, syarat, dan sebagainya ). 3) Penyeleksian berdasar NEM dengan kebutuhan jumlah tempat duduk yang tersedia di kelas 1 (satu/awal). 4) Pengumuman calon yang di terima (termasuk cadangan) 5) Registrasi (pencatatan peserta didik baru yang positif masuk). 6) Pencatatan peserta didik baru dalam Buku Induk dan Buku Klapper. 7) Pembagian seragam sekolah beserta kelengkapannya, seragam praktikum, seragam pramuka dengan tata tertib penggunaannya. 8) Pembagian kartu Anggota OSIS beserta tata tertib sekolah yang harus di patuhi (termasuk sanksi terhadap pelanggarnya ). 9) Pembinaan peserta didik, dan pembinaan kesejahteraan peserta didik, seperti: a) Kesejahteraan mental/spiritual (penyediaan tempat shalat, BP, dan sebagainya). b) Kesejahteraan fisik (sanitasi lingkungan, UKS, keamanan, kenyamanan sekolah, dan sebagainya). c) Kesejahteraan akademi seperti perpustakaan, laboratorium, tempat belajar yang memadai, bimbingan belajar, penasihat akademik, dan sebagainya. d) Organisasi (OSIS, PMR, Pencinta Alam, Koperasi, PKS, dan sebagainya). e) Kegiatan-kegiatan ekstra kurikular (pengembangan bakat,minat, prestasi, hobi, ekspresi, seni dan sebagainya). f) Rekreasi, pertandingan persahabatan, acara tutup tahun, study tour, dan sebagainya. g) Penataran P4, Orientasi studi dan pengenalan kampus, keakraban, dan sebagainya. b. Mutasi siswa Perpindahan siswa biasa juga disebut dengan istilah mutasi siswa. Perpindahan siswa sebenarnya mempunyai dua pengertian yaitu: 1) Perpindahan siswa dari suatu sekolah ke sekolah lain yang sejenis. Perpindahan jenis ini pada hakikatnya ialah perpindahan wilayah atau tempat. Jenis sekolah, tingkat / kelas, dan jurusan atau program studi di sekolah baru sama dengan jenis sekolah, kelas, dan jurusan pada sekolah asalnya. 2) Perpindahan siswa dari suatu jenis program ke jenis program lain. Perpindahan siswa dari suatu sekolah ke sekolah lain yang sejenis. Perpindahan siswa yang kedua ialah perpindahan jenis program. Pada suatu lembaga pendidikan terdapat program pilihan A dan program pilihan B. Siswa

dari kelompok program pilihan A ingin pindah ke program pilihan B atau sebaliknya. Perpindahan tersebut diperbolehkan asalkan kesemuanya harus memenuhi persyaratan tertentu yaitu: 1) Siswa harus telah mengikuti program yang telah dipilih sebelumnya sekurangkurangnya satu semester. 2) Siswa harus mempunyai keyakinan penuh bahwa program baru lebih sesuai dengan kemampuan dan minatnya. 3) Perpindahan program harus mendapat persetujuan orang tua atau wali yang bersangkutan. c. Penatalaksanaan kesiswaan Penatalaksanaan Kesiswaan meliputi hal-hal berikut ini: 1) Buku Induk 2) Buku Klaper 3) Buku Hadir Siswa 4) Buku Agenda Kelas 5) Buku Nilai a) Buku Nilai Mata Pelajaran b) Buku Nilai Pribadi Siswa 6) Daftar Keadaan Siswa 7) Laporan Kenaikan Kelas / Kelulusan 8) Daftar Calon Peserta Ujian Akhir d. Pembinaan kesiswaan e. Pelayanan khusus siswa Pelayanan khusus terdiri atas : 1) Bimbingan dan konseling 2) Perpustakaan dan sumber belajar lainnya 3) Beasiswa 4) Transportasi 5) Kantin / warung sekolah 6) Asrama 7) Kesehatan 8) Pengayaan 9) Remedial 10) Karyawisata B. Pembinaan Kesiswaan Pembinaan kesiswaan adalah upaya sekolah melalui kegiatan-kegiatan di luar jam pelajaran di kelas untuk mengusahakan agar siswa dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. (Tim MKDK Profesi Kependidikan UNP, 2008:149) Pembinaan kesiswaan di sekolah dilakukan melalui empat jalur pembinaan, yaitu: 1. Organisasi kesiswaan 2. Latihan dasar kepemimpinan 3. Kegiatan pengembangan diri (ekstrakurikuler) 4. Kegiatan wawasan wiyata mandala BAB III PEMBAHASAN A. Bentuk Kegiatan Pembinaan Kesiswaan

Pembinaan kesiswaan adalah upaya sekolah melalui kegiatan-kegiatan di luar jam pelajaran di kelas untuk mengusahakan agar siswa dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. (Tim MKDK Profesi Kependidikan UNP, 2008:149) Pembinaan siswa adalah pemberian layanan kepada siswa di suatu lembaga pendidikan, baik di dalam maupun di luar jam belajarnya di kelas. Pembinaan kepada siswa dilakukan dengan menciptakan kondisi atau membuat siswa sadar akan tugas-tugas belajarnya. Pembinaan Kesiswaan mengarahkan dan mengembangkan potensi untuk berwawasan masa depan (Looking forward), memiliki Keteraturan pribadi (self regulation), dan memiliki rasa kepedulian sosial yang baik (Holy social sense) para siswa. 1. Berwawasan masa depan, maksudnya mendidik para siswa untuk optimis, aktif, dan berfikir positif untuk mampu membina diri menuju kwalitas hidup yang lebih baik. Dalam konteks ini siswa di bina guna mengedepankan sikap rasional daripada emosional.Masa depan yang lebih baik tidak begitu saja datang dari langit tetapi di capai dengan usaha yang serius. 2. Memilki keteraturan pribadi(self regulation), maksudnya membina para siswa untuk memiliki kehiupan yang terarah dan terprogram.Para siswa menyadari akan pentingnya perhatian terhadap makna waktu dan tidak membiarkan waktu berlalu tanpa ada manfaat yang diperoleh dan produk positif yang nyata.Self regulation diwujudkan dalam bentuk kemampuan merencanakan dan memanejemen waktu secara cermat dan froposional dan bentik sikap hidup yang benar dan mantap.Dengan Self Regulation diharapkan terbentuk manusia yang terbiasa dan bekerja keras, berprestasi berkompetisi saling berlomba untuk mencapai yang terbaik. 3. Kepedulian social (holy social sense), maksudnya membina siswa untuk memiliki rasa keperdulian social yang baik. Siswa diarahkan untuk peduli kepada lingkungan sosialnya. Peduli pada orang-orang disekitarnya dan orang-orang lain untuk samasama memperbaiki kualitas hidupnya. Pembinaan kesiswaan dilakukan sekolah disamping kegiatan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. Pembinaan kesiswaan dipandang sebagai wadah untuk mengembangkan potensi diri siswa. Pembinaan kesiswaan ini berujuan untuk: 1. Meningkatkan peran serta siswa dalam membina sekolah sebagai wiyata mandala sehingga siswa terhindar dari usaha dan pengaruh negatif yang bertentangan dengan kebudayaan nasional. 2. Memantapkan kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang pencapaian kurikulum. 3. Meninngkatkan kesegaran jasmani dan rohani. 4. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi minat, bakat dan kreativitas 5. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan 6. Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi sesuai bakat dan minat. 7. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berahklak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (Civil society). Setiap sekolah mempunyai jalurnya masing-masing dalam melaksanakan pembinaan kesiswaan. Tetapi pada umumnya jalur kegiatan pembinaan kesiswaan terdiri dari: 1. Organisasi kesiswaan 2. Latihan dasar kepemimpinan 3. Kegiatan pengembangan diri (ekstrakurikuler)

4. Kegiatan wawasan wiyata mandala B. Organisasi Kesiswaan Organisasi kesiswaan di sekolah adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Organisasi siswa intra sekolah adalah suatu organisasi yang berada di tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah Menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing dari guru yang dipilih oleh pihak sekolah. Anggota OSIS adalah seluruh siswa yang berada pada satu sekolah tempat OSIS itu berada. Seluruh anggota OSIS berhak untuk memilih calonnya untuk kemudian menjadi pengurus OSIS. Pada dasarnya setiap OSIS di satu sekolah memiliki struktur organisasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun, biasanya struktur keorganisasian dalam OSIS terdiri atas: Ketua Pembina (biasanya Kepala Sekolah) Wakil Ketua Pembina (biasanya Wakil Kepala Sekolah) Pembina (biasanya guru yang ditunjuk oleh Sekolah) Ketua Umum Wakil Ketua I Wakil Ketua II Sekretaris Umum Sektetaris I Sekretaris II Bendahara Wakil Bendahara Ketua Sekretaris Bidang (sekbid) yang mengurusi setiap kegiatan siswa yang berhubungan dengan tanggung jawab bidangnya. Dan biasanya dalam struktur kepengurusan OSIS memiliki beberapa pengurus yang bertugas khusus mengkoordinasikan masing-masing kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Tujuan OSIS sendiri tercantum secara tersirat dari lambang OSIS yang dipakai di saku baju siswa. Adapun arti lambing tersebut adalah: 1. Bunga bintang sudut lima dan lima kelopak daun bunga Generasi muda adalah bunga harapan bangsa dengan bentuk bintang sudut lima menunjukkan kemurnian jiwa siswa yang berintikan Pancasila. Para siswa berdaya upaya melalui lima jalan dengan kesungguhan hati, agar menjadi warga negara yang baik dan berguna. Kelima jalan tersebut dilukiskan dalam bentuk lima kelopak daun bunga, yaitu: abdi, adab, ajar, aktif, dan amal. 2. Buku terbuka Belajar keras menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan sumbangsih siswa terhadap pembangunan bangsa dan negara. 3. Kunci pas Kemauan bekerja keras akan menumbuhkan rasa percaya pada kemampuan diri dan bebas dari ketergantungan pada belas kasihan orang lain, menyebabkan siswa berani mandiri. Kunci pas adalah alat kerja yang dapat membuka semua permasalahan dan kunci pemecahan dari segala kesulitan. 4. Tangan terbuka Kesediaan menolong orang lain yang lemah sesama siswa dan masyarakat yang memerlukan bantuan dan pertolongan, yang menunjukkan adanya sikap mental siswa yang baik dan bertanggung jawab.

5. Biduk Biduk/perahu, yang melaju di lautan hidup menuju masa depan yang lebih baik, yaitu tujuan nasional yang dicita-citakan. 6. Pelangi merah putih Tujuan nasional yang dicita-citakan adalah masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sejahtera baik material maupun spiritual. 7. Tujuh belas butir padi, delapan lipatan pita, empat buah kapas, lima daun kapas Pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah peristiwa penegakan jembatan emas kemerdekaan Indonesia mengandung nilainilai perjuangan 45 yang harus dihayati para siswa sebagai kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional. Kemerdekaan yang telah ditebus dengan mahal perlu diisi dengan partisipasi penuh para siswa. 8. Warna kuning Sebagai dasar lambang yaitu warna kehormatan/agung. Suatu kehormatan bila generasi muda diberi kepercayaan untuk berbuat baik dan bermanfaat melalui organisasi, untuk kepentingan dirinya dan sesama mereka, sebagai salah satu sumbangsih nyata kepada tanah air, bangsa dan negara. 9. Warna coklat Warna tanah Indonesia, berpijak pada kepribadian dan budaya sendiri serta rasa nasional Indonesia. 10. Warna merah putih Warna kebangsaan Indonesia yang menggambarkan hati yang suci dan berani membela kebenaran. Dapat disimpulkan bahwa OSIS bertujuan mempersiapkan siswa sebagai kader penerus cita-cita bangsa dan sumber insan pembangunan nasional, untuk: 1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta budi pekerti luhur. 2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan 3. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani 4. Memantapkan kepribadian dan mandiri 5. Mempertebal rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan C. Latihan Dasar Kepemimpinan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) adalah sebuah pelatihan dasar tentang segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinan. Pelatihan ini biasanya yang diberikan oleh Pengurus OSIS lama kepada calon Pengurus OSIS baru, baik untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah Atas (untuk LDK tingkat sekolah menengah). Pelatihan dasar yang diberikan ini bertujuan untuk memberikan bekal kepemimpinan kepada Pengurus OSIS baru yang nantinya akan menjadi pemimpin dari seluruh kesatuan OSIS dari sekolah yang bersangkutan. LDK biasanya diberikan dalam 2 bagian yaitu LDK Fisik dan LDK Mental. Pemberian materi dari kedua jenis LDK ini biasanya diberikan di waktu dan tempat yang berbeda. Untuk LDK Mental, yang menjadi pemberi materi bukanlah lagi para Pengurus OSIS lama melainkan Dewan Guru, Pembina OSIS, Kepala Sekolah serta Guru Psikologi dan Konseling dari sekolah yang bersangkutan, atau bisa juga dengan cara menyewa dari suatu Lembaga Psikologi Independen. LDK Fisik biasanya diberikan di sekolah dalam waktu 3-5 Hari penuh, sedangkan LDK Mental biasanya diberikan di luar kota dalam waktu 2-4 hari. 1. LDK Fisik Untuk LDK Fisik pada umumnya, materi yang diberikan secara garis besar ialah dalam bentuk Pelatihan Baris Berbaris (PBB). PBB ini meliputi beberapa hal seperti:

a. Baris berbaris dasar, seperti: hadap kanan, hadap kiri, balik kanan, hadap serong kanan, hadap serong kiri, jalan ditempat, langkah tegap maju, dan meluruskan barisan. b. Baris berbaris tingkat menengah, seperti perpaduan antara langkah tegap maju dengan balik kanan serta keempat jenis hadap-hadapan, perpaduan antara jalan ditempat dengan balik kanan serta keempat jenis hadap-hadapan, dan buka-tutup barisan. c. Baris berbaris tingkat tinggi, seperti langkah tegap maju beregu, haluan kanan beregu, haluan kiri beregu, belok kanan beregu, dan perpaduan antara langkah tegap maju, balik kanan, keempat jenis hadap-hadapan, dan jalan ditempat. d. Ujian akhir yaitu perpaduan keseluruhan materi PBB. Dalam LDK Fisik ini peserta dituntut untuk memiliki kedisiplinan yang tinggi, terlebih selama mengikuti 3-5 hari LDK. Beberapa peraturan yang pada umumnya diterapkan dalam LDK ialah : a. Selama pelaksanaan LDK, peserta harus hadir di tempat LDK tepat waktu b. Kebersamaan ialah hal yang amat diperhatikan selama pelaksanaan LDK. Jika ada 1 peserta saja yang tidak membawa air minum, saputangan, topi, ataupun atributatribut lainnya yang telah ditetapkan, maka seluruh pesertalah yang akan menanggung hukumannya c. Setiap peserta wajib mematuhi seluruh peraturan dan perintah yang diberikan oleh tim pemberi LDK. Jika tidak, maka kepadanya akan diberikan hukuman d. Kebersamaan juga diterapkan apabila ada salah satu peserta LDK yang melakukan kesalahan Hukuman dalam LDK Fisik biasanya berupa push-up untuk pria atau scott jump untuk wanita. Jumlahnya tergantung perintah dari pemberi LDK. 2. LDK Mental Untuk LDK Mental pada umumnya, materi yang diberikan secara garis besar ialah dalam bentuk Penyuluhan Mental Kepemimpinan. Kegiatan yang biasa dilakukan dalam LDK Mental adalah : a. Outbond /kegiatan alam, seperti hiking, menyebrangi sungai, mendaki bukit, menyusuri terasering/pematang sawah. b. Permainan-permainan yang memiliki nilai kepemimpinan, seperti: 1) Memasukkan paku dalam botol dengan mata tertutup. 2) Bisik berantai. Dibutuhkan kemampuan sebagai pendengar sekaligus penyampai pesan yang baik agar dapat menyampaikan pesan yang benar dari awal hingga akhir. c. Pemberian materi kepemimpinan yang dibagi dalam beberapa sesi, seperti: 1) Sesi kepemimpinan: penyuluhan mengenai karakter pemimpin yang benar. 2) Sesi komunikasi: penyuluhan mengenai cara-cara berkomunikasi yang benar sebagai layaknya seorang pemimpin. 3) Sesi Problem Solving/Proses manajemen konflik: penyuluhan mengenai caracara seorang pemimpin memecahkan masalah secara efektif dan benar. 4) Sesi Dinamika Kelompok: berupa permainan. Secara umum LDK bertujuan untuk: Meningkatkan dan memantapkan mutu kepemimpinan. 1. Meninngkatkan kemampuan berorganisasi dan kesadaran politik sebagai warga negara. 2. Meningkatkan, mengembangkan, dan memperluas wawasan dalam melaksanakan tugas-tugas OSIS.

3. Memberi tuntunan dan pola pikir, sikap, dan perilaku siswa sesuai dengan agama masing-masing, kepribadian, budi pekerti luhur, sopan santunn, dan disiplin. D. Kegiatan Pengembangan Diri (Ekstrakurikuler) Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, pemerintah terus berupaya melakukan berbagai reformasi dalam bidang pendidikan, diantaranya adalah dengan diluncurkannya Peraturan Mendiknas No. 22 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Mendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Untuk mengatur pelaksanaan peraturan tersebut pemerintah mengeluarkan pula Peraturan Mendiknas No 24 tahun 2006. Dari ketiga peraturan tersebut memuat beberapa hal penting diantaranya bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang kemudian dipopulerkan dengan istilah KTSP. Di dalam KTSP, struktur kurikulum yang dikembangkan mencakup tiga komponen yaitu: (1) Mata Pelajaran; (2) Muatan Lokal dan (3) Pengembangan Diri. Secara konseptual, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 kita mendapati rumusan tentang pengembangan diri, sebagai berikut : Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Pelaksanaan kegiatan pengembangan diri jelas berbeda dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran. pengembangan diri seyogyanya lebih banyak dilakukan di luar jam reguler (jam efektif), melalui berbagai jenis kegiatan pengembangan diri. Salah satunya dapat disalurkan melalui berbagai kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan sekolah, di bawah bimbingan pembina ekstra kurikuler terkait, baik pembina dari unsur sekolah maupun luar sekolah. Namun perlu diingat bahwa kegiatan ekstra kurikuler yang lazim diselenggarakan di sekolah, seperti: pramuka, olah raga, kesenian, PMR, kerohanian atau jenis-jenis ekstra kurikuler lainnya yang sudah terorganisir dan melembaga bukanlah satusatunya kegiatan untuk pengembangan diri. Kegiatan pengembangan diri harus memperhatikan prinsip keragaman individu. Secara psikologis, setiap siswa memiliki kebutuhan, bakat dan minat serta karakateristik lainnya yang beragam. Oleh karena itu, bentuk kegiatan pengembangan diri pun seyogyanya dapat menyediakan beragam pilihan. Pengembangan diri harus memperhatikan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik dan bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan penting untuk mengidentikasi kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik melalui kegiatan aplikasi instrumentasi dan himpunan data, untuk ditindaklanjuti dalam berbagai kegiatan pengembangan diri. Kegiatan pengembanga diri antara lain berbentuk: 1. Kegiatan pelayanan konseling, melayani: a. Masalah kesulitan belajar siswa b. Pengembangan karir siswa. c. Pemilihan jenjang pendidikan yang lebih tinggi d. Masalah dalam kehidupan sosial siswa 2. Kepramukaan

3. 4. 5. 6. 7. 8.

Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Rakyat Muda yang Suka Berkarya. "Pramuka" merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing Pramuka. Sedangkan yang dimaksud "Kepramukaan" adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia. Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia yang merupakan bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, social, intelektual dan fisiknya, agara mereka bisa: a. Membentuk, kepribadian dan akhlak mulia kaum muda b. Menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi kaum muda c. Meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan. Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui: a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka b. Belajar sambil melakukan c. Sistem berkelompok d. Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik e. Kegiatan di alam terbuka f. Sistem tanda kecakapan g. Sistem satuan terpisah untuk putera dan puteri h. Kiasan Dasar Manfaat kegiatan Pramuka bagi siswa adalah: a. Sebagai wahana siswa untuk berlatih berorganisasi. b. Melatih siswa untuk trampil dan mandiri. c. Melatih siswa untuk mempertahankan hidup. d. Memiliki jiwa social dan peduli kepada orang lain. e. Memiliki sikap kerjasama kelompok. f. Dapat menyelesaikan permasalahan dengan tepat. Olahraga, yaitu mengembangkan potensi siswa dibidang olahraga seperti atletik, tenis meja, voli, sepak bola, builu tangkis, dan lain-lain Kegiatan seni dan budaya, seperti pengembangan seni tari, pengembangan seni baca Al Qur'an, pengembangan seni bela diri, dan lain-lain. Ketrampilan PKK Tata busana Tata boga Ketrampilan Seni Rupa

9. Usaha Kesehatan Sekolah Usaha kesehatan sekolah disingkat UKS adalah suatu usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan sekolah. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu sekolah. Usaha Kesehatan Sekolah merupakan bagian dari program kesehatan anak usia sekolah. Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-21 tahun, yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2 subkelompok yakni pra remaja ( 6-9 tahun ) dan remaja ( 10-19 tahun ). Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup bersih dan sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah. Pelayanan kesehatan pada UKS adalah pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama dengan guru UKS terlatih dan dokter kecil secara berjenjang (penjaringan awal oleh guru dan dokter kecil, penjaringan lanjutan oleh tenaga kesehatan). Tujuan umum UKS yaitu meningkatkan kemampuan perilaku hidup bersih dan sehat, dan derajat kesehatan siswa serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal. Tujuan khusus UKS yaitu memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan meningkatkan derajat kesehatan siswa, yang mencakup: a. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup bersih dan sehat serta berpratisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah perguruan agama, di rumah tangga maupun di lingkungan masyarakat. b. Sehat fisik, mental maupun sosial. c. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan NAPZA. E. Kegiatan Wawasan Wiyata Mandala Dengan memperhatikan kondisi sekolah dan masyarakat dewasa ini yang umumnya masih dalam taraf perkembangan, maka upaya pembinaan kesiswaan perlu diselenggarakan untuk menunjang perwujudan sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala. Berdasarkan surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah nomor: 13090/CI.84 tanggal 1 Oktober 1984 perihal Wawasan Wiyatamandala sebagai sarana ketahanan sekolah, maka dalam rangka usaha meningkatkan pembinaan ketahanan sekolah bagi sekolah-sekolah di lingkungan pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen pendidikan dan kebudayaan, mengeterapkan Wawasan Wiyatamandala yang merupakan konsepsi yang mengandung anggapan-anggapan sebagai berikut: 1. Sekolah merupakan wiyatamandala (lingkungan pendidikan) sehingga tidak boleh digunakan untuk tujuan-tujuan diluar bidang pendidikan. 2. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh proses pendidikan dalam lingkungan sekolahnya, yang harus berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk: a. meningkatkan ketakwaan teradap Tuhan yang maha Esa, b. meningkatkan kecerdasan dan keterampilan, c. mempertinggi budi pekerti, d. memperkuat kepribadian, e. mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air. 3. Antara guru dengan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama yang baik untuk mengemban tugas pendidikan.

4. Para guru, di dalam maupun di luar lingkungan sekolah, harus senantiasa menjunjung tinggi martabat dan citra guru sebagai manusia yang dapat digugu (dipercaya) dan ditiru, betapapun sulitnya keadaan yang melingkunginya. 5. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, namun harus mencegah masuknya sikap dan perbuatan yang sadar atau tidak, dapat menimbulkan pertientangan antara kita sama kita. Untuk mengimplementasikan Wawasan Wiyatamandala perlu diciptakan suatu situasi di mana siswa dapat menikmati suasana yang harmonis dan menimbulkan kecintaan terhadap sekolahnya, sehingga proses belajar mengajar, kegiatan kokurikuler, dan ekstrakurikuler dapat berlangsung dengan mantap. Upaya untuk mewujudkan Wawasan Wiyatamandala antara lain dengan menciptakan sekolah sebagai masyarakat belajar, pembinaan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler, serta menciptakan suatu kondisi kemampuan dan ketangguhan yakni memiliki tingkat keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, dan kekeluargaan yang mantap. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diam bi kesimpulan sebagai berikut: 1. Pembinaan kesiswaan adalah upaya sekolah melalui kegiatan-kegiatan di luar jam pelajaran di kelas untuk mengusahakan agar siswa dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pembinaan kesiswaan mengarahkan dan mengembangkan potensi siswa untuk berwawasan masa depan, memiliki keteraturan pribadi, dan memiliki rasa kepedulian sosial yang baik. Pembinaan kesiswaan di sekolah dilakukan melalui empat jalur pembinaan, yaitu organisasi kesiswaan, latihan dasar kepemimpinan, kegiatan pengembangan diri (ekstrakurikuler), dan kegiatan wawasan wiyata mandala. 2. Organisasi kesiswaan di sekolah adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta budi pekerti luhur, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani, memantapkan kepribadian dan mandiri, dan mempertebal rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. 3. Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) adalah sebuah pelatihan dasar tentang segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinan. Pelatihan ini biasanya yang diberikan oleh Pengurus OSIS lama kepada calon Pengurus OSIS baru dengan tujuan untuk memberikan bekal kepemimpinan kepada Pengurus OSIS baru yang nantinya akan menjadi pemimpin dari seluruh kesatuan OSIS dari sekolah yang bersangkutan. 4. Kegiatan pengembangan diri merupakan kegiatan di luar jam pelajaran sekolah yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. 5. Wawasan Wiyata Mandala adalah cara memandang sekolah sebagai lingkungan pendidikan dan pembelajaran. B. Saran Penulis menyarankan kepada pihak penyelenggaraan pendidikan, khususnya sekolah, untuk dapat menggiatkan dan mengembangkan pelaksanaan kegiatan pembinaan kesiswaan.

Anda mungkin juga menyukai