Anda di halaman 1dari 3

A. Membuat DEM : 1. di Toolbox 2. Spatial Analyst Tools 3. Interpolation 4. Topo to Raster 5. Input feature data : nama shpnya 6.

Field : isi nama item (kolom) yang menunjukkan ketinggian 7. Output surface : nama dem hasil 8. output cell size : ukuran pixel (sekitar 15 m = skala : 3) 9. OK B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Membuat slope : di Toolbox Spatial Analyst Tools Surface Slope Input raster : nama DEM Output : nama slope hasil output measurement : pilih degree atau percent OK

C. Reklasifikasi : 1. di Toolbox 2. Spatial Analyst Tools 3. Reclass 4. Reclassify 5. Input raster : nama slope hasil 6. reclass field : value 6. Reclassification : pilih / tekan Classify 7. Method : pilih equal interval 8. Classes : masukkan berapa jumlah klas yang akan dihasilkan 9. Method lagi : pilih manual 10. pada bagian Break Values (%) : lakukan pengubahan nilai pada tiap-tiap angka = angka baru merupakan nilai interval data yang tertinggi ( misal 0 - 8%), maka ubah nilai yang ada di tampilan menjadi 8 11. untuk nilai terakhir biarkan nilainya apa adanya 12. OK 13. Output raster : nama slope reklas hasil 14. OK Sudah OK belum tampilannya ? jika belum lakukan filtering di toolbox : spatial analyst - Generalization - Majority filter.

D. Konversi ke vektor : 1. di Toolbox 2. Conversion tools 3. From Raster 4. Raster to Polygon 5. Input raster : nama slope reklass hasil atau yang sudah difilter 6. Output polygon feature : nama SHPnya 7. OK ttd Djoko Purnomo BAKOSURTANAL Cara Membuat Lereng dari Yuli Potong citra Buat slope dengan 3D analist --- surface -- slope Reclassify dari 3D analyst --- atur sesuai klasifikasi Convert hasil klasifikasi menjadi 5 kelas / 5 shapefile Kelas 1 dibuat agregat Data management tool -- generalization -- aggregate polygon distance 90 m (3 pixel) Minimum area 900 m2 Minimum hold 10.000 m2 Smothing poligon Data management tool -- generalization -- smooth poligon toleransi 90 m Smoothing algoritm : PAEK Hasil tiap smoothing diatur atributnya dengan membuat field kelas masing-masing Union dimulai dari kelas 1 & 2 = 12 -- 12 & 3 -- 123 dan seterusnya. Analyst tool -- overlay -- union *Gaps allowed dihilangkan centangnya. Jika belum dipotong dengan batas DAS maka clip terlebih dahulu Disolve kelas

Membuat peta curah hujan (isohyet) Siapkan titik lokasi stasiun hujan Buka spasial analyst Tools -- interpolation -- Spline -- Spline type (optional) pilih TENSION -- OK Reclass -- Reclassify -- value -- clasify -- pilih metodenya equal interval -- kelasnya ganti sesuai dengan yang diinginkan -- ganti metodenya jadi manual -- isi break value sesuai kelasnya yang terakhir biarkan sesuai aslinya -- OKE Terbentuk peta curah hujan dalam bentuk raster.

Rubah bentuk raster ke shape file dengan menggunakan Conversion Tools -- pilih raster to poligon Diperoleh peta curah hujan dalam bentuk shape file. Memotong citra menggunakan ERMAPPER Tampilkan peta DEM Klik logaritme Utiliti (infort shp ke ermapper/*erv) Inpor vector and GIS Format ESRI shape file -- import Input file nama -- shp yang UTM Map projection -- di setting Set colornya biar kelihatan -- oke -- close Balik ke algritma -- edit -- add vector layer -- annotasi/map compisition Muncul annotasi layer Klik open -- cari file *erv Klik edit (diermapper) -- pilih edit/creat regions -- oke (untuk membaca antasi biar bisa dibaca citranya) -- muncul tools -- klik save as -- muncul map composition -- save as -- pilih raster region -- oke -- oke -- region O -- close Balik ke algoritma -- taro di psedo -- pilim EMC2 -- muncul formula editor -- klik standar -- inside regions -- regions pilih yang region O -- close

Anda mungkin juga menyukai