Anda di halaman 1dari 18

SENYAWA NITROGEN

Jan12 Senyawa nitrogen memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas air, secara biologi tersedia sebagai nutrient untuk tanaman atau sebagai racun terhadap manusia dan kehidupan air. Nitrogen di atmosfer adalah sumber utama semua jenis nitrogen, tetapi tidak secara langsung tersedia untuk tanaman sebagai nutrient karena ikatan tiga N2 terlalu kuat untuk dipecahkan oleh fotosintesa. Konversi nitrogen di atmosfer menjadi bentuk kimia lain disebut fiksasi dan dibantu oleh bakteri tertentu yang ada di air, tanah dan akar alfalfa, semanggi, kacang polong, buncis, dan kacang lainnya. Petir di atmosfer juga sebagai sumber fiksasi nitogen karena suhu tinggi yang dihasilkan dari sambaran petir cukup untuk memecah ikatan N2 dan O2, sehingga memungkinkan terbentuknya nitrogen oksida. Nitrogen oksida yang dibuat dalam petir larut dalam air hujan dan diserap oleh akar tanaman, sehingga memasuki subcycles nutrisi nitrogen (lihat Gambar Siklus Nitrogen). Tingkat di mana nitrogen di atmosfer dapat memasuki siklus nitrogen oleh proses alam terlalu sedikit untuk mendukung produksi pertanian yang intensif akhir-akhir ini. Kekurangan nitrogen tetap harus ditambah dengan pupuk yang mengandung nitrogen hasil proses industri, yang berasal dari bahan bakar minyak bumi. Pertanian modern skala besar telah berhasil membuat sebuah metode untuk mengkonversi minyak ke dalam makanan.

Bahan bahan penyusun minyak bumi Sebagian besar penyusun minyak bumi terdiri dari hidrokarbon bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang mengandung sulfur, oksigen dan nitrogen dan sangat sedikit komponen yang mengandung logam. Berikut tabel komponen peyusun minyak bumi beserta persentasenya.

Senyawa Persentase Contoh Hidrokarbon 90% - 99% alkana, sikloalkana , dan senyawa aromatik Senyawa belerang 0,1% - 7% Tioalkana(R S R) dan Alkantriol (R S H) Senyawa nitrogen 0,01% - 0,9% Pirol (C4H5N) Senyawa oksigen 0,01% - 0,4% Asam karbosiklat Organologam < 0,4% senyawa Nikel

Macam hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mentah adalah sebagai berikut: 1. Alkana alkana mempunyai rantai yang lurus, alkana mempunyai rumus kimia CnH2n + 2. Hidrokarbon golongan alkana ini merupakan hidrokarbon terbanyak dalam minyak mentah. Contohnya nheptana dan 2,2,4-trimetil-butana. 2. Siklo alkana Sikloalkana merupakan alkana yang berantai tertutup(tidak mempunyai ujung). Sikloalkana di sebut juga Alisiklik. Contohnya metil-siklopentana 3. Aromatik Golongan benzena beserta turunannya. Contohnya benzena dan metil-benzena. Pengolahan minyak bumi Minyak bumi pada awalnya adalah cairan coklat kehitaman yang sangat kental dan berada di lapisan bumi. Untuk mengubahnya menjadi bahan yang bermanfaat perlu proses pengolahan. Proses pengolahan minyak bumi di lakukan di pertambangan minyak. Contoh daerah yang mempunyai pertambangan minyak di Indonesia adalah Sumatra Utara, Aceh, Riau, Kalimantan Timur, Irian Jaya, dan daerah pantai utara jawa(Cepu, Wonokromo dan Cirebon). Minyak bumi sebelum di olah di sebut minyak mentah atau bernama lain Crude Oil dan hasil pengolahan minyak bumi adalah Fraksi minyak. Berikut tahap pengolahan minyak mentah (Crude oil) menjadi fraksi minyak. Tahap pertama Proses destilasi bertingkat. Dalam proses destilasi bertingkat komponen-komponen minyak bumi di pisahkan. Melalui

penyulingan serta pengembunan kembali berbagai macam cairan dengan titik didih yang berbeda-beda, makin besar molekul hidrokarbon makin tinggi titik didihnya demikian pula sebaliknya semakin kecil molekul hidrokarbonnya semakin rendah pula titik didihnya. Minyak mentah mula-mula di panaskan hingga suhunya mencapai sekitar 600 derajat celcius. Minyak mentah yang di panaskan menghasilkan uap minyak. Minyak mentah yang telah menjadi uap minyak bergerak melewati plat-plat atau tingkatan-tingkatan dalam tabung destilasi bertingkat. Uap minyak akan menjadi cairan pada tingkat dan suhu tertentu. Proses ini di sebut kondensasi. Uap minyak yang sudah melewati proses kondensasi akan menghasilkan Fraksi minyak. Berikut tabel fraksi minyak. Dari yang mempunnyai titik didih rendah hingga tertinggi. Beserta kegunaanya. Fraksi Gas Ukuran Molekul C1 - C5 Titik Didih (derajat Kegunaan Celcius) bahan bakar LPG(Liquid Petroleum Gas) , -160 s/d 30 sumber hidrokarbon 30 s/d 90 Pelarut, Binatu Kimia (dry cleaning) 90 s/d 200 Bahan bakar motor Bahan bakar mesin Diesel, bahan bakar 180 s/d 400 Industri 350 keatas Pelumas> > 350 Membuat Lilin, vaselin, dll Residu Bahan bakar dan untuk pelapis jalan raya

Eter Petroleum C5 - C7 Bensin(Gasoline) C8 - C12 Solar (Kerosin) C13 - C18

Minyak Pelumas C18 - C20 Parafin C21 - C24 Aspal C25 Keatas Tahap 2

Setelah di dapatkan fraksi-fraksi minyak maka di lanjutkan dengan tahap berikutnya yaitu tahap Cracking(perengkahan), Reformasi, Treating(permbersihan dari kontaminasi), , Kristalisasi, Cooking, Polimerisasi. Berikut penjelasan proses-proses lanjutan pengolahan fraksi minyak. 1. Cracking (Perengkahan) Proses perengkahan atau Cracking bertujuan merubah struktur kimia senyawa-senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi. Minyak bumi yang mengandung hidrokarbon berantai panjang akan di pecah-pecah menjadi hidrokarbon berantai pendek. misalnya fraksi minyak pelumas yang mempunyai rantai hidrokarbon panjang akan di pecah-pecah sehingga menjadi fraksi bensin yang lebih pendek rantai hidrokaronnya. 2. Reformasi Proses Reformasi adalah proses mengubah senyawa hidrokarbon berantai lurus yang terdapat

dalam minyak bumi menjadi hidrokarbon yang mempunyai rantai bercabang. Proses ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas fraksi minyak. Misal n-heptana menjadi Isoheksana(Bensin menjadi Pertamax). 3. Treating Treating adalah proses penghilangan Zat pengotor pada minyak bumi. Proses ini di bantu dengan pemberian zat NaOH atau dengan Hidrogenasi. 4. Kristalisasi Proses kristalisasi adalah proses pemisahan fraksi minyak yang bercampur, berdasarkan titik didihnya. Misalnya solar yang bercampur dengan lilin maka untuk memisahkan solar dan lilin dilakukan proses kristalisasi. 5. Cooking Proses Cooking adalah proses mengubah Residu padat menjadi Gas.

6. Polimerisasi Proses Polimeisasi adalah Proses penggabungan molekul-molekul sederhana menjadi molekul yang lebih kompleks. Proses polimerisasi sering di sebut juga proses ALKILASI. contoh dari proses Polimerisasi adalah Metana dan etana setelah melewati proses polimerisasi menjadi Propana, Butana dan Pentana setelah melewati proses polimerisasi menjadi Nonana.

Contoh beberapa Fraksi-Fraksi minyak bumi Gas Sebelum mengalami proses kondensasi atau perubahan wujud gas menjadi cair. Fraksi gas ini tersusun dari Metana (CH4) , Etana (C 2H 6), Propana (C 3H 8), Iso-butana (C 4H 10) dan Nbutana (C 4H 10). Bensin Bensin tersusun atas senyawa hidrokarbon yaitu N-heptana (C7H16) dan Iso-oktana (2,2,4 trimethyl-Pentana). Bensin di bedakan atas kualitasnya. Kualitas bensin yang baik adalah Bensin yang tidak menimbulkan suara ketukan pada saat proses pembakaran mesin berlangsung. Tinggi atau rendahnnya kualitas bensin di tentukan oleh Bilangan oktan. Bensin yang memiliki bilangan oktan tinggi maka kualitasnya akan semakin baik. Begitu juga sebaliknya, bensin yang mempunyai bilangan oktan rendah kualitas bensin tersebut pun juga

kurang baik. Jadi pengertian bilangan oktan adalah Pembeda tinggi rendahnya kualitas bensin. Contoh jenisjenis Bensin adalah Pertamax yang mempunyai bilangan oktan 90 dan Bensin biasa yang mempunyai bilangan oktan 80. Kualitas bensin juga dapat di tingkatkan dengan menambahkan zat anti knocking(zat anti ketukan). Contoh zat anti knocking adalah TEL(tertier ethyl lead (Pb(C2H5) 4)) dan MTBE (methyl tertier Buthyl Eter). Dari kedua zat tersebut yang paling sering di gunakan adalah MTBE. TEL tidak di gunakan karena mengandung senyawa Pb(timbal). Senyawa timbal yang mencemari udarar akan di hirup oleh hidung dan dapat mengumpul sehingga menyebabkan sakit kepala. Yang mengakibatkan kerusakan otak hingga kematian. Dalam penggunaan TEL ini juga di tambahkan senyawa pendamping untuk mempermudah proses penuapan Pb di udara sehingga tidak menimbulkan efek yang merugikan. Senyawa yang di gunakan untuk membantu proses penguapan adalah Etylena di Bromida (C2H4Br2) atau Etilena di Klorida (C2H4Cl2) sehingga timbal berubah menjadi Timbal Bromida arau

Nitrogen
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari

karbon nitrogen oksigen

N P
7N Tabel periodik

Keterangan Umum Unsur Nama, Lambang, Nomor atom Deret kimia Golongan, Periode, Blok nitrogen, N, 7 nonlogam 15, 2, p tidak berwarna Penampilan

Massa atom Konfigurasi elektron Jumlah elektron tiap kulit

14.0067(2) g/mol 1s2 2s2 2p3 2, 5

Ciri-ciri fisik Fase Massa jenis gas (0 C; 101,325 kPa) 1.251 g/L 63.15 K (-210.00 C, -346.00 F) 77.36 K (-195.79 C, -320.42 F) 126.21 K, 3.39 MPa (N2) 0.720 kJ/mol (N2) 5.57 kJ/mol (25 C) (N2) 29.124 J/(molK)

Titik lebur

Titik didih Titik kritis Kalor peleburan Kalor penguapan Kapasitas kalor

Tekanan uap P/Pa pada T/K 1 37 10 41 100 46 1k 53 10 k 62 100 k 77

Ciri-ciri atom Struktur kristal Bilangan oksidasi Elektronegativitas Energi ionisasi (detail) heksagonal 3, 5, 4, 2 (oksida asam kuat) 3.04 (skala Pauling) ke-1: 1402.3 kJ/mol ke-2: 2856 kJ/mol ke-3: 4578.1 kJ/mol Jari-jari atom 65 pm

Jari-jari atom (terhitung) Jari-jari kovalen Jari-jari Van der Waals

56 pm 75 pm 155 pm Lain-lain

Sifat magnetik Konduktivitas termal Kecepatan suara Nomor CAS

no data (300 K) 25.83 mW/(mK) (gas, 27 C) 353 m/s 7727-37-9 Isotop

iso
13

NA syn 99.634% 0.366%

waktu paruh 9.965 m

DM

DE (MeV) 2.220

DP
13

N N N

14

N stabil dengan 7 neutron N stabil dengan 8 neutron


Referensi

15

Nitrogen atau zat lemas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas diatomik bukan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya. Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya. Nitrogen mengisi 78,08 persen atmosfer Bumi dan terdapat dalam banyak jaringan hidup. Zat lemas membentuk banyak senyawa penting seperti asam amino, amoniak, asam nitrat, dan sianida.

Sifat-sifat penting

Nitrogen adalah zat non logam, dengan elektronegatifitas 3.0. Mempunyai 5 elektron di kulit terluarnya. Ikatan rangkap tiga dalam molekul gas nitrogen (N2) adalah yang terkuat. Nitrogen mengembun pada suhu 77K (-196oC) pada tekanan atmosfer dan membeku pada suhu 63K (210oC).

Sejarah
Nitrogen (Latin nitrum, Bahasa Yunani Nitron berarti "soda asli", "gen", "pembentukan") secara resmi ditemukan oleh Daniel Rutherford pada 1772, yang menyebutnya udara beracun atau udara tetap. Pengetahuan bahwa terdapat pecahan udara yang tidak membantu dalam pembakaran telah diketahui oleh ahli kimia sejak akhir abad ke-18 lagi. Nitrogen juga dikaji pada masa yang lebih kurang sama oleh Carl Wilhelm Scheele, Henry Cavendish, dan Joseph Priestley, yang menyebutnya sebagai udara terbakar atau udara telah flogistat. Gas nitrogen adalah cukup lemas sehingga dinamakan oleh Antoine Lavoisier sebagai azote, daripada perkataan Yunani yang bermaksud "tak bernyawa". Istilah tersebut telah menjadi nama kepada nitrogen dalam perkataan Perancis dan kemudiannya berkembang ke bahasa-bahasa lain. Senyawa nitrogen diketahui sejak Zaman Pertengahan Eropa. Ahli alkimia mengetahui asam nitrat sebagai aqua fortis. Campuran asam hidroklorik dan asam nitrat dinamakan akua regia, yang diakui karena kemampuannya untuk melarutkan emas. Kegunaan senyawa nitrogen dalam bidang pertanian dan perusahaan pada awalnya ialah dalam bentuk kalium nitrat,terutama dalam penghasilan serbuk peledak (garam mesiu), dan kemudiannya, sebagai baja dan juga stok makanan ternak kimia.

Senyawa
Hidrida utama nitrogen ialah amonia (NH3) walaupun hidrazina (N2H4) juga banyak ditemukan. Amonia bersifat basa dan terlarut sebagian dalam air membentuk ion ammonium (NH4+). Amonia cair sebenarnya sedikit amfiprotik dan membentuk ion ammonium dan amida (NH2-); keduanya dikenal sebagai garam amida dan nitrida (N3-), tetapi terurai dalam air. Gugus bebas amonia dengan atom hidrogen tunggal atau ganda dinamakan amina. Rantai, cincin atau struktur hidrida nitrogen yang lebih besar juga diketahui tetapi tak stabil.

Peranan biologi
Nitrogen merupakan unsur kunci dalam asam amino dan asam nukleat, dan ini menjadikan nitrogen penting bagi semua kehidupan. Protein disusun dari asam-asam amino, sementara asam nukleat menjadi salah satu komponen pembentuk DNA dan RNA. Polong-polongan, seperti kedelai, mampu menangkap nitrogen secara langsung dari atmosfer karena bersimbiosis dengan bakteri bintil akar.

Isotop

Ada 2 isotop Nitrogen yang stabil yaitu: 14N dan 15N. Isotop yang paling banyak adalah 14N (99.634%), yang dihasilkan dalam bintang-bintang dan yang selebihnya adalah 15N. Di antara sepuluh isotop yang dihasilkan secara sintetik, 1N mempunyai paruh waktu selama 9 menit dan yang selebihnya sama atau lebih kecil dari itu.

Peringatan
Limbah baja nitrat merupakan penyebab utama pencemaran air sungai dan air bawah tanah. Senyawa yang mengandung siano(-CN) menghasilkan garam yang sangat beracun dan bisa membawa kematian pada hewan dan manusia.

Nitrogen dalam perindustrian


Peranan nitrogen dalam perindustrian relatif besar dan industri yang menggunakan unsur dasar nitrogen sebagai bahan baku utamanya disebut pula sebagai industri nitrogen. Nitrogen yang berasal dari udara merupakan komponen utama dalam pembuatan pupuk dan telah banyak membantu intensifikasi produksi bahan makanan di seluruh dunia. Pengembangan proses fiksasi nitrogen telah berhasil memperjelas berbagai asas proses kimia dan proses tekanan tinggi serta telah menyumbang banyak perkembangan di bidang teknik kimia. Sebelum adanya proses fiksasi (pengikatan) nitrogen secara sintetik, sumber utama nitogen untuk keperluan pertanian hanyalah bahan limbah dan kotoran hewan, hasil dekomposisi dari bahanbahan tersebut serta amonium sulfat yang didapatkan dari hasil sampingan pembuatan kokas dari batubara. Bahan-bahan seperti ini tidak mudah ditangani belum lagi jumlahnya yang tidak mencukupi semua kebutuhan yang diperlukan. Salpeter Chili, salpeter dari air kencing hewan dan manusia, dan amonia yang dikumpulkan dari pembuatan kokas menjadi penting belakangan ini tetapi akhirnya disisihkan lagi oleh amonia sintetik dan nitrat. Amonia merupakan bahan dasar bagi pembuatan hampir semua jenis produk yang memakai nitrogen.

Gambaran umum
Sejarah
Catatan pertama mengenai usaha pembentukan senyawa nitrogen sintetis pertama dilakukan oleh Priestley dan Cavendish yang melewatkan percikan bunga api listrik di dalam bejana berisi udara bebas dan akhirnya mendapatkan nitrat setelah sebelumnya melarutkan oksida yang terbentuk dalam reaksi dengan alkali. Penemuan ini cukup besar di masanya, mengingat kebutuhan senyawa nitrogen untuk pupuk yang besar namun sayangnya alam tidak cukup untuk memenuhinya. Karena itu, adanya senyawa nitrogen yang dapat dibuat di dalam laboratorium memberikan peluang baru. Namun usaha komersial dari proses ini tidak berjalan dengan mudah mengingat banyaknya kebutuhan energi yang besar dan efisiensinya yang terlalu rendah. Setelah ini banyak proses

terus dikembangkan untuk perbaikan. Nitrogen pernah juga diikatkan dari udara sebagai kalsium sianida, namun tetap saja proses ini masih terlalu mahal. Proses-proses lain juga tidak terlalu berbeda, seperti pengolahan termal atas campuran oksida nitrogen (NOX), pembentukan sianida dari berbagai sumber nitrogen, pembentukan aluminium nitrida, dekomposisi amonia dan sebagainya. Semuanya tidak menunjukkan harapan untuk dapat dikomersialkan walaupun secara teknis semua proses ini terbukti dapat dilaksanakan. Sampai akhirnya Haber dan Nernst melakukan penelitian yang menyeluruh tentang keseimbangan antara nitogen dan hidrogen di bawah tekanan sehingga membentuk amonia. Dari penelitian ini pula didapatkan beberapa katalis yang sesuai. Reaksi ini sebenarnya membutuhkan tekanan sistem yang tinggi, tetapi pada masa itu peralatan yang memadai belum ada dan mereka merancang peralatan baru untuk reaksi tekanan tinggi (salah satu sumbangan dari perkembangan industri baru ini). Bukan peralatan tekanan tinggi saja yang akhirnya tercipta karena dipicu oleh tuntutan industri nitrogen ini. Haber dan Bosch, ilmuwan lain yang bekerjasama dengan Haber, juga mengembangkan proses yang lebih efisien dalam usahanya menghasilkan hidrogen dan nitrogen murni. Proses sebelumnya adalah dengan elektrolisis air untuk menghasilkan hidrogen murni, dan distilasi udara cair untuk mendapatkan nitrogen murni yang kedua usaha ini masih terlalu mahal untuk diaplikasikan dalam mengkomersialkan proses baru pembuatan amonia mereka. Maka mereka menciptakan proses lain yang lebih murah. Usaha bersama mereka mencapai kesuksesan pada tahun 1913 ketika berhasil membentuk amonia pada tekanan tinggi. Proses baru ini masih memerlukan banyak energi namun pengembangan lebih lanjut terus dilakukan. Dengan cepat proses ini berkembang melebihi proses sintetis senyawa nitrogen lainnya, dan menjadi dominan sampai sekarang dengan perbaikan-perbaikan besar masih berlanjut.

Bahan baku
Bahan baku utama yang banyak digunakan dalam industri nitrogen adalah udara, air, hidrokarbon dan tenaga listrik. Batubara dapat menggantikan hidrokarbon namun membutuhkan penanganan yang lebih rumit, sehingga proses menjadi kompleks dan berakibat pada mahalnya biaya operasi.

Penggunaan dan ekonomi


Dari semua macam senyawa nitrogen, amonia adalah senyawa nitogen yang paling penting. Amonia merupakan salah satu senyawa dasar nitogen yang dapat direaksikan dengan berbagai senyawa yang berbeda selain proses pembuatan amonia yang sudah terbukti ekonomis dan efisiensinya yang sampai sekarang terus ditingkatkan. Sebagian besar amonia diperoleh dengan cara pembuatan sintetis di pabrik dan sebagian kecilnya diperoleh dari hasil samping suatu reaksi. Penggunaan gas amonia bermacam-macam ada yang langsung digunakan sebagai pupuk, pembuatan pulp untuk kertas, pembuatan garam nitrat dan asam nitrat, berbagai jenis bahan

peledak, pembuatan senyawa nitro dan berbagai jenis refrigeran. Dari gas ini juga dapat dibuat urea, hidrazina dan hidroksilamina. Gas amonia banyak juga yang langsung digunakan sebagai pupuk, namun jumlahnya masih terlalu kecil untuk menghasilkan jumlah panen yang maksimum. Maka dari itu diciptakan pupuk campuran, yaitu pupuk yang mengandung tiga unsur penting untuk tumbuhan (N + P2O5 + K2O). Pemakaian yang intensif diharapkan akan menguntungkan semua pihak.

Amonia Sintetik
Penggunaan dan ekonomi
Amonia kualitas komersial meliputi NH3 cair murni dan yang larut dalam air dengan konsentrasi 28 %NH3. Transportasi bahan ini sebagian besar memakai tangki silinder dan sebagian lagi ada yang langsung disalurkan melalui pipa. Belakangan ini pemakaian pipa mulai berkembang pesat, terutama dari pusat produksi ke pusat distribusi yang keseluruhan panjangnya bisa mencapai 1.000 Km[1].

Reaksi dan keseimbangan


2N2(g) + 3H2(g) ==> 2NH3(g) Karena molekul produk amonia mempunyai volum yang lebih kecil dari jumlah volum reaktan maka keseimbangan akan bertambah ke arah amonia dengan peningkatan tekanan. Peningkatan suhu reaksi menyebabkan memberikan efek yang sebaliknya terhadap keseimbangan karena reaksi bersifat eksotermis, namun memberikan efek positif terhadap laju reaksi. Maka dari itu perlu dihitung suhu optimal agar menghasilkan keuntungan yang maksimum.

Laju dan katalis reaksi


Agar peralatan dapat dibuat sekompak mungkin, maka perlu dipikirkan pemberian katalis agar laju reaksi dapat berjalan dengan cepat karena reaksi hidrogen dan nitrogen berjalan sangat lambat. Banyak jenis katalis yang digunakan secara komersial di berbagai pabrik, namun yang umum digunakan adalah katalis besi dengan tambahan banyak promotor seperti oksida aluminium, zirkonium, silikon dengan konsentrasi 3 % atau oksida kalium sekitar 1 %.

Prosedur pembuatan
Pembuatan amonia terdiri dari enam tahap[2][3][4]:
1. Pembuatan gas-gas pereaksi 2. Pemurnian 3. Kompresi

4. Reaksi katalitik 5. Pengumpulan amonia yang terbentuk 6. Resirkulasi

Biaya pembuatan amonia sangat tergantung pada tekanan yang digunakan, suhu dan katalis selain bahan yang digunakan.

Amonium nitrat
amonium nitrat atau dengan sebutan NH4NO3 (ammonium nitrate) dapat dibuat dengan amonia dan asam nitrat sebagai bahan bakunya. proses pembuatan amonium nitrat pun ada beberapa macam antara lain : 1. Proses Prilling 2. Proses Kristalisasi, dan 3. Proses Stengel atau Granulasi dari ke-tiga tahap tersebut, adalah proses kristalisasilah yang paling mudah; prosesnya; bahan baku amonia dan asam nitrat masuk ke reaktor dengan bentuk fasenya adalah amonia masih berupa gas dan asam nitrat telah berupa fase liquid. dari reaktor semua bahan baku tersebut di lanjutkan ke evaporator lalu dikristalizer dan akhirnya di separator dan jadilah amonium nitrat.

Referensi
1. ^ Appl, P.: A Brief History of Ammonia Production from Early to the Present, Nitrogen Mar./Apr., 1976 2. ^ Brykowski, F.J. (ed.):Ammonia and Synthesis Gas, Noyes, Park Ridge, N.J., 1981. 3. ^ Strelzoff, S.: Technology and Manufacture of Ammonia, Wiley-Interscience, New York, 1981. 4. ^ Varicini, C.A. and D. J. Borgars: Synthesis of Ammonia, CRC.

l b s

Tabel periodik unsur kimia H Li Be Na M g B C Al Si N P O S F He Ne

Cl Ar

K Ca

S M F C C Z Ti V Cr Ni Ga Ge As Se Br Kr c n e o u n Y Z N M R R P A C Tc In Sn Sb Te I r b o u h d g d Xe

Rb Sr

Cs Ba

L C P N P S G T D H T Y L H O A H Eu Er Ta W Re Ir Pt Tl Pb Bi Po At Rn a e r d m m d b y o m b u f s u g A T P N A C B F M N R D H M D R C Uu Uu Uu Uu Uu Uu U Pu Cf Es Lr Sg Bh c h a p m m k m d o f b s t s g n t q p h s o

Fr Ra

Alkali

Alkali tanah

Lantanida Aktinida

Logam transisi

Logam Nonlogam Gas PacaMetaloid Halogen lainnya mulia Transisi

Belum diketahui sifat kimianya

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nitrogen&oldid=5328664" Kategori:


Nitrogen Unsur kimia

Komponen Minyak Bumi


Minyak bumi adalah campuran komplek hidrokarbon plus senyawaan organik dari Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan Tembaga. Minyak bumi sendiri bukan merupakan bahan yang uniform, melainkan berkomposisi yang sangat bervariasi, tergantung pada lokasi, umur lapangan minyak dan juga kedalaman sumur. Dalam minyak bumi parafinik ringan mengandung hidrokarbon tidak kurang dari 97 % sedangkan dalam jenis asphaltik berat paling rendah 50 %. Komponen Hidrokarbon Perbandingan unsur-unsur yang terdapat dalam minyak bumi sangat bervariasi. Berdasarkan atas hasil analisa, diperoleh data sebagai berikut :

Karbon : 83,0-87,0 % Hidrogen : 10,0-14,0 % Nitrogen : 0,1-2,0 % Oksigen : 0,05-1,5 % Sulfur : 0,05-6,0 %

Komponen hidrokarbon dalam minyak bumi diklasifikasikan atas tiga golongan, yaitu :

golongan parafinik golongan naphthenik golongan aromatik sedangkan golongan olefinik umumnya tidak ditemukan dalam crude oil, demikian juga hidrokarbon asetilenik sangat jarang.

Crude oil mengandung sejumlah senyawaan non hidrokarbon, terutama senyawaan Sulfur, senyawaan Nitrogen, senyawaan Oksigen, senyawaan Organo Metalik (dalam jumlah kecil/trace sebagai larutan) dan garam-garam anorganik (sebagai suspensi koloidal). 1. Senyawaan Sulfur Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur yang lebih tinggu pula. Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan akibat, misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau berair), karena terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran gasoline) dan air. 1. Senyawaan Oksigen

Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 % dan menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk itu lama berhubungan dengan udara. Oksigen dalam minyak bumi berada dalam bentuk ikatan sebagai asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan disiklo dan phenol. Sebagai asam karboksilat berupa asam Naphthenat (asam alisiklik) dan asam alifatik. 1. Senyawaan Nitrogen Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu 0,1-0,9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi. Nitrogen klas dasar yang mempunyai berat molekul yang relatif rendah dapat diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkan yang mempunyai berat molekul yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam mineral encer. 1. Konstituen Metalik Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada proses catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan produk gasoline, menghasilkan banyak gas dan pembentukkan coke. Pada power generator temperatur tinggi, misalnya oil-fired gas turbine, adanya konstituen logam terutama vanadium dapat membentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama vanadium dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan turunnya titik lebur campuran sehingga merusakkan refractory itu. Agar dapat diolah menjadi produk-produknya, minyak bumi dari sumur diangkut ke Kilang menggunakan kapal, pipa, mobil tanki atau kereta api. Didalam Kilang, minyak bumi diolah menjadi produk yang kita kenal secara fisika berdasarkan trayek titik didihnya (distilasi), dimana gas berada pada puncak kolom fraksinasi dan residu (aspal) berada pada dasar kolom fraksinasi. Setiap trayek titik didih disebut Fraksi, misal : 0-50C : Gas 50-85C : Gasoline 85-105C : Kerosin 105-135C : Solar > 135C : Residu (Umpan proses lebih lanjut) Jadi yang namanya minyak bumi atau sering juga disebut crude oil adalah merupakan campuran dari ratusan jenis hidrokarbon dari rentang yang paling kecil, seperti metan, yang memiliki satu atom karbon sampai dengan jenis hidrokarbon yang paling besar yang mengandung 200 atom karbon bahkan lebih.

Secara garis besar minyak bumi dikelompokkan berdasarkan komposisi kimianya menjadi empat jenis, yaitu : 1. 2. 3. 4. Parafin Olefin Naften Aromat

Tetapi karena di alam bisa dikatakan tidak pernah ditemukan minnyak bumi dalam bentuk olefin, maka minyak bumi kemudian dikelompokkan menjadi tiga jenis saja, yaitu Parafin, Naften dan Aromat. Kandungan utama dari campuran hidrokarbon ini adalah parafin atau senyawa isomernya. Isomer sendiri adalah bentuk lain dari suatu senyawa hidrokarbon yang memiliki rumus kimia yang sama. Misal pada normal-butana pada gambar berikut memiliki isomer 2-metil propana, atau kadang disebut juga iso-butana. Keduanya memiliki rumus kimia yang sama, yaitu C4H10 tetapi memiliki rumus bangun yang berbeda seperti tampak pada gambar. Jika atom karbon (C) dinotasikan sebagai bola berwarna hitam dan atom hidrogen (H) dinotasikan sebagai bola berwarna merah maka gambar dari normal-butan dan iso-butan akan tampak seperti gambar berikut : Senyawa hidrokarbon normal sering juga disebut sebagai senyawa hidrokarbon rantai lurus, sedangkan senyawa isomernya atau iso sering juga disebut sebagai senyawa hidrokarbon rantai cabang. Keduanya merupakan jenis minyak bumi jenis parafin . Sedangkan sisa kandungan hidrokarbon lainnya dalam minyak bumi adalah senyawa sikloparafin yang disebut juga naften dan/atau senyawa aromat . Berikut adalah contoh dari sikloparafin dan aromat. Keluarga hidrokarbon terebut diatas disebut homologis, karena sebagian besar kandungan yang ada dalam minyak bumi tersebut dapat dipisahkan kedalam beberapa jenis kemurnian untuk keperluan komersial. Secara umum, di dalam kilang minyak bumi, pemisahan perbandingan kemurnian dilakukan terhadap hidrokarbon yang memiliki kandungan karbon yang lebih kecil dari C7. Pada umumnya kandungan tersebut dapat dipisahkan dan diidentifikasi, tetapi hanya untuk keperluan di laboratorium. Campuran siklo parafin dan aromat dalam rantai hidrokarbon panjang dalam minyak bumi membuat minyak bumi tersebut digolongkan menjadi minyak bumi jenis aspaltin . Minyak bumi di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk parafin murni maupun aspaltin murni, tetapi selalu dalam bentuk campuran antara parafin dan aspaltin. Pengelompokan minyak bumi menjadi minyak bumi jenis parafin dan minyak bumi jenis aspaltin berdasarkan banyak atau dominasi minyak parafin atau aspaltin dalam minyak bumi. Artinya minyak bumi dikatakan jenis parafin jika senyawa parafinnya lebih dominan dibandingkan aromat dan/atau siklo parafinnya. Begitu juga sebaliknya.

Dalam skala industri, produk dari minyak bumi dikelompokkan berdasarkan rentang titik didihnya, atau berdasarkan trayek titik didihnya. Pengelompokan produk berdasarkan titik didih ini lebih sering dilakukan dibandingkan pengelompokan berdasarkan komposisinya. Minyak bumi tidak seluruhnya terdiri dari hidrokarbon murni. Dalam minyak bumi terdapat juga zat pengotor ( impurities ) berupa sulfur (belerang), nitrogen dan logam. Pada umumnya zat pengotor yang banyak terdapat dalam minyak bumi adalah senyawa sulfur organik yang disebut merkaptan. Merkaptan ini mirip dengan hidrokarbon pada umumnya, tetapi ada penambahan satu atau lebih atom sulfur dalam molekulnya. Senyawa sulfur yang lebih kompleks dalam minyak bumi terdapat dalam bentuk tiofen dan disulfida. Tiofen dan disulfida ini banyak terdapat dalam rantai hidrokarbon panjang atau pada produk distilat pertengahan (middle distillate). Selain itu zat pengotor lainnya yang terdapat dalam minyak bumi adalah berupa senyawa halogen organik, terutama klorida, dan logam organik, yaitu natrium (Na), Vanadium (V) dan nikel (Ni). Titik didih minyak bumi parafin dan aspaltin tidak dapat ditentukan secara pasti, karena sangat bervariasi, tergantung bagaimana komposisi jumlah dari rantai hidrokarbonnya. Jika minyak bumi tersebut banyak mengandung hidrokarbon rantai pendek dimana memiliki jumlah atom karbon lebih sedikit maka titik didihnya lebih rendah, sedangkan jika memiliki hidrokarbon rantai panjang dimana memiliki jumlah atom karbon lebih banyak maka titik didihnya lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai