Anda di halaman 1dari 2

Uji rangsangan tunggal atau yang disebut A Not ATest adalah salah satu metode uji pembedaan dimana

panelis disediakan 1 standar baku dan 2 atau lebih sampel uji yang digunakan untuk menggolongkan suatu contoh dengan contoh lainnya (Sina 2009). Uji rangsangan tunggal merupakan metode uji pembedaan dengan pembanding. Uji pembedaan dengan pembanding diperlukan dengan tujuan pengujian untuk mengukur atau menilai pengaruh perlakuan (Dewi 2011). Pada praktikum uji rangsangan tunggal atau A Not ATest , panelis disediakan empat contoh uji dan satu contoh pembanding. Keempat contoh ujiyang disajikan berdasarkan rasa, warna, dan aroma dibandingkan dengan satucontoh pembanding, kemudian panelis memberikan penilaian berdasarkan sifat inderawi terhadap contoh uji apakah terdapat perbedaan atau tidak dengan contoh pembanding. Adapun uji rangsangan tunggal dilakukan dengan cara panelis menghadapi satu contoh baku dan satu atau lebih contoh yang akan diuji. Kemudian panelis mengidentifikasikan apakah contoh uji berbeda atau sama dengan contoh baku (Dewi S 2011). Uji rangsangan tunggal ( AN ot ATest ) adalah uji pembedaan yang digunakan untuk menggolongkan suatu contoh dengan contoh lainnya (Sina 2009). Dalam uji rangsangan tunggal pada setiap uji, tiap panelis diminta menyatakan ada atau tidak ada sifat inderawi yang diujikan. Data responnya berupa data binomial yang kemudian dapat dianalisis secara statistika. Karena demikian sederhana, maka pada analisis ambang dapat disajikan sejumlah contoh pada tiap pengujian. Namun untuk mencapai kondisi atau lingkungan uji yang sesuai diperlukan penyiapan contoh dan penyajian yang cermat. Cara-cara analisis untuk menetapkan nilai ambang dari suatu rangsangan pada umumnya berdasarkan pada uji rangsangan tunggal, dimana tiap uji menggunakan sejumlah panelis semi terlatih. Panelis dipilih dari mereka yang dapat mengenali atau mengetahui sifat indrawi dari contoh atau produk yang diuji. Pada praktikum uji rangsangan tunggal, panelis disediakan dua contoh uji dan satu contoh pembanding. Kedua contoh uji yang disajikan berdasarkan rasa, warna, dan aroma dibandingkan dengan satu contoh pembanding, kemudian panelis memberikan penilaian berdasarkan sifat inderawi terhadap contoh uji apakah terdapat perbedaan atau tidak dengan contoh pembanding. Contoh baku yang digunakan pada praktikum ini adalah susu kedelai dimana susu kedelai termasuk ke dalam susu golongan A. Sementara contoh pembanding menggunakan susu sapi dimana susu tersebut tersebut termasuk susu bukan golongan A. Panelis diminta melakukan penilaian berdasarkan sifat inderawi dan mengenali yang mana susu kedelai termasuk golongan A dan bukan golongan A. Susu kedelai diberi kode ---, sementara susu sapi diberi kodedan --. Karena hanya ada 2 pilihan,maka peluang untuk mengelompokkan contoh dengan benar adalah 50%. Dalam pengujian ini jumlah yang diperlukan untuk tingkat kepercayaan 95% sebanyak 21 respon, untuk tingkat kepercayaan 99% sebanyak 23 respon dan 25 respon untuk tingkat kepercayaan 99.9%. Hasil menunjukkan seluruh panelis sebanyak 30 orang setuju bahwa contoh uji kode 891 termasuk ke dalam golongan A. Sementara 27 panelis menyatakan bahwa contoh uji kode 472 termasuk ke dalam golongan A.

Berdasarkan hasil rekapitulasi, dari 30 orang panelis, diperoleh sebanyak 17 panelis menyatakan bahwa contoh uji 285 termasuk ke dalam contoh pembanding golongan A, 4 panelis menyatakan bahwa contoh uji 513 termasuk kedalam golongan A dan 27 panelis menyatakan bahwa contoh uji 678 termasuk ke dalam contoh golongan A. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa contoh uji dengan kode 285 dan 513 tidak termasuk ke dalam golongan A karena dari lampiran 1 terlihat bahwa jumlah terkecil untuk menyatakan suatu contoh termasuk ke dalam

golongan A adalah 21 respon, sedangkan berdasarkan data yang diperoleh, susu dengan kode 285 dan 513 tidak mencapai 21 respon. Dalam hal ini, panelis menyatakan bahwa contoh susu dengan kode 285 dan 513bukanlah susu kedelai. Untuk contoh uji susu dengan kode 678 diperoleh sebanyak 27 respon yang mencapai tingkat kepercayaan 99.9%. Dalam hal ini, panelis menyatakan bahwa susu dengan kode 678 termausk kedalam susu golongan A yaitu susu termasuk susu kedelai

Uji Pasangan Tunggal Adalah pengujian untuk menilai suatu produk / bahan yang akan diuji dengan cara menyuguhkan beberapa contoh yang berbeda dan memilih contoh yang sama dengan acuan yang telah dikenal terlebih dahulu DAFTAR PUSTAKA Dewi N. 2011. Uji pembedaan berpasangan. Purwokerto: Fakultas Pertanian,Universitas Jenderal Sudirman Sina. 2009. Uji organoleptik . http://www.sinau-sinaubareng.blogspot.com[1

Anda mungkin juga menyukai