Pendahuluan
A. Latar Belakang Menentukan Pengukuran untuk pemetaan pada hakikatnya adalah untuk menentukan posisi baik planimetris (X,Y), maupun ketinggian (Z) dari suatu titik ke titik lain. Agar titik yang telah diukur dapat dihitung atau ditentukan kembali posisinya , maka unsur-unsur yang harus diketahui atau diukur adalah Jarak, sudut arah, beda tinggi dan luas. Dalam ilmu ukur tanah sudut arah atau sudut jurusan dihitung dari arah utara geografis ke arah timur berputar searah jarum jam. Sudut arah atau sudut jurusan ini juga dikenal dengah istilah Azimuth. Dalam peralatan ukur tanah, umumnya belum banyak alat yang menunjukkan atau mengukur sudut arah dari utara geografis secara langsung ke titik yang dibidik. Pada alat-alat yang dilengkapi dengan bousole atau kompas seperti halnya theodolit dengan offset bousole, theodolit (T0) dan BTM ( Bousole Trance Montagne ) dapat secara langsung mengukur sudut jurusan atau azimuth, namun bukan azimuth geografis akan tetapi azimuth magnetis. Perbedaan antara arah utara yang ditunjukkan oleh utara magnetis dan utara geografis disebut dengan Delinasi magnit atau salah tunjuk jarum magnit.
UM UG
Gb.1 Deklinasi Magnit Besar kecilnya sudut deklinasi dipengaruhi oleh : 1. 2. 3. 4. 5. Tempat dimana dilakukannya pengamatan matahari, makin mendekati kutub makin besar, begitu juga sebaliknya. Adanya atraksi lokal atau gangguan medan magnet setempat. Adanya benda-benda yang terbuat dari logam ( besi, nikel dan lain lain ) pada tempat diadakannya pengamatan. Kesalahan konstruksi alat tersebut seperti jarum magnet tidak seajar dengan 0 - 180 Dan lain-lain.
Hal 1 Dari 60
Az
Azimuth P 160 ST Azimuth P 320 UB Gambar 2. Azimuth Selatan Timur dan Utara Barat
Hal 2 Dari 60
Az
Az
1. Jarak 2. Beda tinggi 3. Sudut ( Sudut Horizontal atau Vertikal ) 4. Dan Luas Untuk menentukan besaran dari unsur-unsur tersebut diperlukan satuan ukuran, yaitu satuan ukuran panjang, satuan ukuran luas dan satuan ukuran sudut. A. Besaran ilmu ukur tanah
Azimuth P 210 SB Azimuth P 300 UT Gambar 3. Azimuth Selatan Barat dan Utara Timur C. Skala lingkaran berlawanan arah jarum jam, garis bidik sejajar dengan garis 0 - 180 ( Gambar 3.a) D. Skala lingkaran berlawan arah jarum jam, garis bidik sejajar dengan garis 180-0 ( gambar 3b ) Apabila dalam perhitungan selanjutnya diperlukan macam azimuth UtaraTimur maka macam Azimuth Utara- Barat, dan Selatan-Timur dikonversikan menjadi azimuth Utara-Timur. Adapun konversinya sebagai berikut: 360-Azimuth Utara-Barat = Azimuth Utara-Timur 180- Azimuth Selatan-Timur = Azimuth Utara-Timur Azimuth Selatan- Barat - 180 = Azimuth Utara-Timur B.Maksud dan tujuan Perlu diingat peta rupa bumi, topografi, geologi, iklim dll dipetakan berdasarkan utara geografis bukan utara magnetis Jadi tidak benar, kalau hasil pengukuran sistem kompas dan sudut langsung dipetakan tanpa dilakukabn pengamatan matahari dan pengolahan data terlebih dahulu. Maksud dan tujuan yang akan dicapai dari hasil pengukuran teretis dan pengamatan matahari adalah : 1. Meningkatkan ketelitian hasil pengukuran 2. Mengevaluasi dan menganalisa hasil pengukuran 3. Menjadi sumber informasi berbentuk dan hasil pengukuran yang terpercaya..
Written by febrinoviansyah@yahoo.com / febrinoviansyah@hotmail.com Hal 3 Dari 60
1.
Jarak Dalam ilmu ukur tanah atau pengukuran lahan yang dimaksud dengan jarak antar dua titik adalah panjang garis mendatar dal lurus yang menghubungkan kedua titik tersebut. Jarak dapat diketahui secara langsung dengan pengukuran mendatar dan secara tidak langsung melalui pengukuran jarak miring dan pengukuran sudut lerengnya.
A-B = Jarak = d Gambar 4. Jarak 2. . Sudut Terdapat dua macam sudut yaitu a. Sudut Mendatar b. Sudut tegak. a. Sudut mendatar 1. Sudut mendatar atau sudut horizontal adal sudut yang dibentuk oleh dua garis pada bidang datar, apabila salah satu garis yang dijadikan patokan ( acuan ) adalah garis Utara maka sudut yang terbentuk adalah Azimuth. Jadi Azimuth adalah sudut mendatar yang diukur dan dihitung positif searah jarum putaran jarum jam yang dimulai dari arah utara magnetis atau geografis sampai arah garis bersangkutan, besarnya 0-360 2. Sedangkan sudut jurusan ialah sudut datar yang diukur dan dihitung positif searah putaran jarum jam, dimulai dari garis/ arah sumbu Y+ pada suatu sistem koordinat salib sumbu sampai arah/jurusan yang bersangkutan, besarnya dari 0 - 360.
Hal 4 Dari 60
b.
1.2 = Azimuth
= Sudut c.
A.B = Sudut Jurusan b. Sudut Tegak Sudut tegak atau sudut vertikal ialah sudut yang dibentukoleh garis pada bidang vertikal dengan bidang horizontal. Ada dua sistem penentuan sudut tegak yang sering dipakai dalam pengukuran lahan untuk mengukur sudut lereng yaitu : d.
Beda tinggi AB = t = tb tm Gambar. 7 Beda tinggi Trigonometri dalam ilmu ukur tanah
a. Sistem Zenith
Perhitungan trigonometri yang sering digunakan dalam ilmu ukur tanah dapat dijelasakan secara singkat sebagai berikut : ( Perhatikan Segitiga siku-siku ABC diatas )
Hal 5 Dari 60
Hal 6 Dari 60
= BC AB
= AC AB
= AC AB
a Sin
b Cos
c Sin
e. Skala Cara pertama untuk menyatakan skala adalah dengan menuliskan angka perbandingan antara suatu jarak dipeta dengan jarak yang sma dengan ukuran sebenarnya dipermukaan bumi. Misalnya suatu jarak antara dua buah titik di peta 40 Cm, sedangkan jarak sebenarnya kedua titik tersebut dipermukaan bumi adalah 10 Km, maka skala tersebut 40 Cm : 1.000.000 Cm atau 1: 25.000. cara kedua untuk menyatakan skala peta ialah dengan menarik garis, dimana pada garis tersebut dibuat skala dengan bagianbagian yang menyatakan 0,1 Km, 1 Km di permukaan bumi
Gambar. 8 Skala Garis Cara ketiga menyatakan skala peta ialah dengan menuliskan bebarapa cm pada peta yang sama dengan 1 KM dipermukaan bumi, misalnya peta skala 1 : 25.000 berarti jarak 1 km dilapangan = 4 cm di peta maka dinamakan peta 4 cm. Peta skala 1 : 50.000 berarti jarak 1 KM dilapangan = 2 cm dipeta, maka dinamakan peta 2 cm. Pada setiap lembar peta harus dicantumkan skala numeris ( dalam angka ) dan skala grafis dalam bentuk garis.
Hal 7 Dari 60
Rambu ukur untuk Pembacaan Jarak Optis Surveying Compass Keluaran Ushikata B.2 Alat ukur sudut Vertikal Alat ukur sudut vertikal antara lain T-0 wild, T2 Wild, TH-10 Theodolit, Clino meter sunnto dan masih banyak lagi. Data yang diambil yaitu sudut vertikal untuk mencari ketinggian/ beda tinggi. Selain Alat ukur sudut pengambilan beda tinggipun dapat menggunakan Pesawat Sifat datar / Auto level
Meteran Fiber 50 m
Mistar plastik 30 cm
B.3 Alat ukur Posisi Alat ukur posisi yaitu GPS ( Global Position System ) yang sakarang ini banyak digunakan untuk aplikasi survey selain data Koordinat yang dapat diketahui secara langsung hasil data GPS dapat ditransfer ke Komputer untuk pembuatan peta kerja ataupun GIS ( Geographic information system )
Hal 10 Dari 60
Perhitungan Kwadran - Kwadran I Jika = - Kwadran I Jika = - Kwadran I Jika = - Kwadran I Jika =
X + = + Y
, maka hasil tetap , maka hasil 180 - , maka hasil 180 + , maka hasil 360 +
X + = Y X
Y X = Y +
Untuk menghitung azimuth matahari dari pengamatan matahari digunakan rumus : Cos A = Sin D - Sin Q. Sin Z Cos Q. Cos t Dimana A= Azimuth matahari D = Deklinasi matahari Q = Lintang pengamatan t = Tinggi/ sudut mirirng rata-rata Sedangkan azmiuth yang digunakan adalah azimuth perbaikan antara azimuth magnet ditambah dengan koreksi bousole Rumus A = Am + C
Dimana A = Azimuth Perbaikan Am = Azimuth hasil pembacaan alat ukur C = Koreksi bousole
Gambar.9 Kwadran
Dimana : = Azimuth Geografis Xa = Koordinat X awal = Koordinat Y awal Ya = Selisih Koordinat X X Contoh hitungan Diket :
Xb = Koordinat X awal
Yb = Koordinat Y akhir Y = Selisih Koordinat Y
Cat A= Azimuth ( perbaikan ) - Azimuth dari hasil pembacaan ke muka A = Am + C - Azimuth dari hasil pembacaan belakang A = ( Am 180 ) + C
Written by febrinoviansyah@yahoo.com / febrinoviansyah@hotmail.com Hal 11 Dari 60
Xa = 565.041
Xb = 565.201 Azimuth Magnetis = 38 0 3
Ya = 9.674.000 Yb = 9.674.200
Hal 12 Dari 60
160 = 200
D = Jarak datar L = Jarak hasil pembacaan pita ukur Sin Z = Sudut Vertikal Rumus ini berlaku bila kita memakai alat ukur theodolit sumbu rangkap dan sumbu tunggal dengan hasil pembacaan dengan pita ukuran / meteran. Rumus : D = L x Cos M Dimana : D = Jarak datar L = Jarak hasil pembacaan pita ukur Cos M = Sudut Zenit / Kemiringan lereng Rumus ini berlaku bila kita menggunakan clinometer dengan pembacaan jarak menggunakan pita ukur / meteran. 4. Mencari sudut ( ) Rumus 1 = Pembacaan Azimuth belakang 2.1 Bacaan Azimuth muka 2.3 ( untuk sudut dalam ( + ) 180 gbr 11.1 atau
200
Inv = 38,659 = 38 39 35
Koreksi Bousole = Azimuth Geografis Azimuth Magnetis 38 39 35 38 0 3 = 0 39 32
2 = Pembacaan Azimuth muka 2.3 Bacaan Azimuth belakang 2.1 ( untuk sudut luar ( + ) 360 gbr.11.2 Gambar 10. Koreksi Bousole 3. Jarak Datar ( D ) Rumus : D = 100 x ( Ba Bb ) x Sin2 x Z Dimana : D = Jarak datar 100 x ( Ba Bb ) = Hasil pembacaan rambu ukur Sin2 x Z = Pembacaan sudut Vertikal
Gambar 11.1 Sudut luar ( terbuka ) Gambar 11.2 Sudut dalam ( Terbuka )
Contoh
Rumus ini berlaku bila kita memakai alat ukur theodolit sumbu rangkap dan sumbu tunggal dengan hasil pembacaan jarak optis/ langsung pada rambu ukur. Rumus : D = L x Sin Z
Catatan : Untuk sudut luar seandainya bacaan muka lebih kecil nilainya dari bacaan belakang, bacaan muka harus ditambah 360 dan untuk sudut dalam seandainya bacaan belakang lebih kecil nilainya dari bacaan muka harus ditambah 180.
Hal 13 Dari 60
Hal 14 Dari 60
Gambar 12 Rumus :
Gambar 13
B = Bacaan biasa horizzontal titik 2.3 B = Bacaan biasa horizontal titik 2.1 LB = Bacaan luar biasa horizontal titik 2.3 LB = Bacaan luar biasa horizontal titik 2.1
100 x ( Ba Bb )
( Ta Ba )
Cos Z x Sin Z
= Beda tinggi 1.2 = Pembacaan jarak di rambu = Bacaan Sudut Vertikal = Tinggi alat dikurang benang tengah
Dimana K 1.2 = Koreksi untuk setiap titik K = Kesalahan seluruh titik n = Jumlah titik yang diukur 6. Rumus lereng rata-rata Rumus V 1.2 = ( 360 Bacaan luar biasa 1.2 + Bacaan biasa Vertikal ) / 2 7. Rumus Beda tinggi ( t ) Rumus : t 1.2 = 100 x ( Ba Bb ) x Cos Z x Sin Z Dimana
Rumus ini berlaku bila tinggi alat dengan benang tengah tidak 90 atau satu garis sejajar yang disebabkan oleh pengaruh kelerengan.
Gambar. 14 Clinometer
Gambar . 15
= Beda tinggi 1.2 100 x ( Ba Bb ) = Pembacaan jarak di rambu Cos Z x Sin Z = Bacaan sudut Vertikal Rumus ini berlaku bila ukuran tinggi alat theodolit sama dengan bacaan benang tengah di rambu.
Rumus Dimana
1.2 = L x
Sin m
Sin m
Written by febrinoviansyah@yahoo.com / febrinoviansyah@hotmail.com Hal 15 Dari 60
fx & fy
= Nilai untuk tiap-tiap titik = Jarak datar setiap titik = Jumlah selisih = Nilai koreksi pertitik X dan Y
12. Rumus mencari koordinat sumbu X dan Y 8. Mencari kesalahan beda tinggi ( f t ) Dimana Rumus f t = t ( Dpl akhir Dpl Awal ) Dimana
f t = Nilai kesalahan t = Jumlah Beda tinggi Dpl = Nilai Ketinggian tanah diketahui
= Absis titik 2 = Absis titik 1 = Ordinat titik 2 Y .2 = Ordinat titik 1 Y .1 X .1.2 & K X .1.2 = Koreksi titik 1 Y .1.2 & K Y .1.2 = Perubahan absis & ordinat titik 1 ke 2
X .2
X .1
13. Rumus kesalahan dan koreksi jarak hasil pengukuran Rumus koreksi jarak fl = Kesalahan jarak Dimana
Kr = fl d
10. Rumus selisih ( X ) absis dan ordinat ( Y ) Absis = X 1.2 = D.1.2 Sin 1.2 Ordinat = X 1.2 = D.1.2 Cos 1.2 Nilai Koreksi absis ( ( KX ) dan Ordinat ( KY ) Absis = fx = d . Sin ( X akhir X awal ) Ordinat = fx = d .Cos ( X akhir X awal ) Cat. Jika fx bertanda ( + ), maka KX ( - ) dan sebaliknya Jika fy bertanda ( + ), maka KX ( - ) dan sebaliknya 11. Nilai kesalahan pertitik Rumus = KX 1.2 = d.1.2 x fx
fx 2 + fy 2
fl = Koreksi jarak
Kr = Kesalahan jarak
Rumus Dpl 2 = Dpl1 t 1.2 K 1.2 Dimana
Dpl 2
Dpl 1
t 1.2
= Tinggi titik 2 di Dpl = Tinggi titik 1 di Dpl = Beda tinggi antara titik 1 dan 2
KY 1.2 = d.1.2 x fy d
Dimana
= Interval kontur
d.
3. Orientasi lapangan Sebelum kita mengadakan pengukuran langsung kelapangan perlu diadakan orientasi lapangan yang bertujuan supaya kita mengetahui bentuk lapangan , posisi patok yang akan dipasang serta menganalisa biaya, tenaga dan waktu untuk pengukuran lanjutan. Perlu diingat pada saat pemasangan patok yang akan diukur, sebelumnya kita sudah mempunyai titik referensi/ ikatan supaya dalam perhitungan dan pengukuran kita mempunyai titik koordinat X, Y dan tinggi tanah yang mengikat antara titik 1 ke titik yang lainnya.
e.
Hal 19 Dari 60
Hal 20 Dari 60
g.
2. Untuk azimuth pokok/ sudut jurusan awal dan akhir a. b. c. Dirikan alat ukur disalah satu titik ukuran yang mengikatn dan mempunyai nilai koordinat X, Y dan Elevasi misalnya titik CAE Sesuai denganteori penyetelan sumbu mendatar, stel nivo sumbu kesatu sampai datar. Alat yang digunakan bisa T0 dan theodolit sumbu rangkap Dilanjutkan mengarahkan teropong kearah matahari posisi bacaan biasa dan kertas HVS sebagai alat penadah untuk memulai pengamatan matahari. Dimulai dengan bacaan atas kiri biasa, posisi matahari berimpit dibenang silang pada pesawat dengan kode Ya kalau teklah berimpit, baca jam (masukkan pada kolom pembacaan jam), azimuth matahari ( masukkan kekolom pembacaan lingkaran ) serta pembacaan lingkaran tegak/vertikal data tersebut dimasukkan dibuku ukur. Putar skrup penyetel tinggi, untuk pembacaan kanan biasa dengan posisi mathari berimpit dibenang silang pada pesawat dengan kode Ya kalau telah berimpit, baca jam, azimuth matahari dan vertikal. Kemudian dengan membalik posisi teropong biasa ke posisi teropong luas biasa, dengan cara yang sama ambil data diposisi kiri atas dan bawah kanan. Data yang diambil jam, azimuth matahari, dan vertikal. Kemudian bidik salah satu titik acuan (Ta) dengan jarak sejauh mungkin, bacaan biasa dan luar biasa dimasukkan kekolom kwadrat I,II,III dan IV. Data yang diambil hanaya besaran sudut dan jarak. Selesai pekerjaan pengamatan matahari untuk penentuan azimuth pokok dan dilanjutkan ke pengolahan data.
Gambar 17 Pengukuran teretis sistem sudut dan kompas Tujuan pengukuran sistem sudut adalah untuk mendapatkan besaran sudut antara dua titik atau sudut yang dibentuk oleh dua buah titik yang berbeda jaraknya, sedangkan azimuth adalah untuk mendapatkan besaran arah utara magnetis yang searah putaran jarum jam. Langkah-langkah kerja sistem sudut polygon tertutup adalah sebagai berikut : a. Dari hasil orientasi telah didapat trayek sementara dilapangan dan posisi titik ukuran serta nomor urut titik sesuai dengan tujuan untuk kerangaka pemetaan. b. Dirikan alat ukur dititik referensi yang telah mempunyai nilai koordinat X, Y dan Elevasi yang akan menjadi acuan. Misalkan titik awal CAE dan titik akhir CAE. Untuk alat bisa digunkan T0 atau theodolit sumbu rangkap. c. Seperti biasa sebelum memulai pengukuran terlebih dahulu menyetel sumbu mendatar atau gelembung nivo baik kotak maupun tabung sesuai dengan teori menyetel alat. d. Karena pada kesempatan kali ini kita menggunakan theodolit sumbu rangkap yang mempunyai tabung utara( berdifat orientasi) maka untuk sket harus kita gunakan kompas tangan untuk pengambilan arah utara magnetis sebagai acuan pembuatan sket awal dengan mengambil azimuth dari titik CAE ke titik 1
d.
e.
f.
g.
Catatan: Untuk pembacaan jam nilai toleransi 0,6 untuk setiap pembacaan pada kwadrat I,II,III dan IV karena perputaran perubahan matahari
Written by febrinoviansyah@yahoo.com / febrinoviansyah@hotmail.com Hal 21 Dari 60
Hal 22 Dari 60
d.
e. f. g. h.
i. j. k. l.
Gambar 18
Written by febrinoviansyah@yahoo.com / febrinoviansyah@hotmail.com Hal 24 Dari 60
9 10 11 12 13 14
b. N O 1 2 3 4 5 6 7
15 16 17 18
19
Untuk mengarahkan perintah keatas
20
Untuk mengarahkan perintah ke kiri Untuk mengarahkan perintah ke kanan Untuk Memproses perintah
21 22
Hal 25 Dari 60
Hal 26 Dari 60
C. Melakukan Pengukuran Garis/ Jalan dan titik 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Tekan DATA Pilih Create new file, kemudian tekan ENTER Arahkan ke feature Garis (atau sesuai nama yang kita buat) menggunakan tombol panah atas-bawah Arahkan ke Later menggunakan tombol panah kiri-kanan Tekan ENTER Isi dictionary dengan keterangan yang lengkap Tekan LOG untuk memulai pengukuran Tekan CLOSE untuk menyimpan data feature Garis yang kita ukur Arahkan ke feature Titik (atau sesuai nama yang kita buat), kemudian tekan ENTER Isi dictionary dengan keterangan yang lengkap Tekan LOG untuk memulai pengukuran feature point Setelah record pengukuran feature point sudah cukup (minimal 12 record), kemudian tekan CLOSE untuk menyimpan data ukuran feature point Tekan OPTION, pilih Continous Garis, kemudian tekan ENTER. Berarti pengukuran feature line dilanjutkan kembali. Apabila akan menyisipkan ukuran point lagi, ulangi langkah (9) sampai (12). Untuk melanjutkan pengukuran line lagi, ulangi langkah ke (3). Demikian seterusnya.
26
3.Penggunaan alat a. Melakukan pengambilan titik 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tekan DATA Pilih Create new file, kemudian tekan ENTER Arahkan ke feature Titik (sesuai nama yg kita buat) menggunakan tombol panah atas-bawah Arahkan ke Later menggunakan tombol panah kiri-kanan Tekan ENTER Isi dictionary dengan keterangan yang lengkap Tekan LOG untuk memulai pengukuran Apabila sudah selesai pengukuran, tekan CLOSE untuk menyimpan data Catatan : record pengukuran minimal 12 (logging interval 5s) 13. 14. 15.
D. Mencari Titik di Lapangan Berdasarkan Jarak 1. Buat New waypoint dengan cara sebagai berikut : a. Tekan OPTION b. Pilih New waypoint, tekan ENTER c. Isi Name sesuai yang kita kehendaki, Posisi East/North secara otomatis merupakan posisi tempat kita berdiri. Posisi ini dapat kita rubah sendiri secara manual. Tekan OPTION Pilih Selest start, tekan ENTER, arahkan ke file waypoint yang kita maksud, tekan ENTER
Hal 28 Dari 60
b. Melakukan Pengambilan garis lapangan / Jalan 1. 2. Tekan DATA Pilih Create new file, kemudian tekan ENTER
Hal 27 Dari 60
2. 3.
E. Mencari Titik di Lapngan Berdasarkan Koordinat 1. Buat New waypoint dengan cara sebagai berikut : a. Tekan OPTION b. Pilih New waypoint, tekan ENTER c. Isi Name dan koordinat yang akan kita cari di lapangan berdasarkan peta kerja (bisa dicari di komputer/MapInfo). Tekan OPTION Pilih Selest start, tekan ENTER, arahkan ke file waypoint yang kita maksud, tekan ENTER Tekan OPTION Pilih Select target, tekan ENTER, arahkan ke file waypoint yang kita maksud (yang akan dicari di lapangan), tekan ENTER Lihat ke menu utama (NAV CHART) dan perhatikan di tampilan DISTANCE dan BEARING. Pada tampilan DISTANCE dan BEARING tersebut, secara otomatis GPS akan menunjukkan jarak (distance) dan azimuth (bearing) menuju koordinat yang kita cari. Apabila sudah sampai pada koordinat yang kita cari, berhentilah, kemudian ukur posisi tersebut menggunakan feature point. Hal ini untuk membandingkan terhadap posisi yang sudah terkoreksi. Dapat juga dilakukan dengan cara lain sebagai berikut : a. Tekan SYS dan arahkan ke manu SYS GPS b. Pada menu tersebut secara otomatis akan tampil posisi/koordinat. c. Sesuai dengan peta kerja, dekati lokasi koordinat yang akan kita cari di lapangan. d. Setelah dekat dekat lokasi koordinat yang akan kita cari, hidupkan alat GPS. e. Kemudian geser-geser alat GPS tersebut sampai tepat atau sangat mendekati dengan koordinat yang kita maksud.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.
9.
Hal 29 Dari 60
Hal 30 Dari 60
Tanda ( + / - ) untuk 1/2 adalah sebagai berikut Teropong dengan bayangan Terbalik ( Wild T-0 Lama ) 1/2 1/2 + Teropong dengan bayangan tegak ( T-0 , T2 ) + -
Maka Deklinasi pada saat itu : = -22 3422 + ( 1x 3600 +7 x 60 + 36 )/ 3600 x 0 0 17,3 = -22 3422 + 0 0 19,49 = -22 34 2,51 untuk perhitungan pengamatan matahari sudut jurusan / Azimuth pokok caranya sama dengan koreksi bousole Menentukan besarnya koreksi ( r ) dan setengah diameter ( 1/2 ) tabel dibawah ini adalah besarnya koreksi refraksi untuk tinggi matahari tertentu : Tinggi Matahari 7 - 8 9 10 - 11 12 - 15 16 - 20 21 - 30 > 30 Refraksi 7 6 5 4 3 2 1
Kedudukan matahari
tepi
Jika pengamatan matahari langsung pada pusat matahri, misalnya menggunakan prisma relofs, maka koreksi 1/2 tidak perlu diberikan Menghitung Q ( Lintang ) dari interpolasi peta topografi daerah Gunung Walat, kecamatan sukabumi kabupaten Jawa Barat
Dengan demikian tinggi matahari adalah t = tuk 1 Koreksi setengah diameter ( 1/2 ) Pengamatan mathari dengan cara menadah bayangan matahari yang tepi-tepinya disinggungkan pada benang silang teropong, perlu diberikan koreksi 1/2 terhadap tinggi matahari ( sudut miring ) untuk memperoleh tinggi terhadap pusat matahari. Untuk pengamatan T0, karena 1/2 nya tetap yaitu 16, maka 1/2 dapat disusun pada tabel dibawah ini :
Hal 31 Dari 60
Hal 32 Dari 60
A = 247 24 57,7
=A+ = 247 24 57,7 + 317 37 21,5 = 565 2 19 360 = 205 2 19 Peta Topografi Skala 1 : 50.000 Jadi cara mencarinya adalah : Rumus : d.1 = d d x ( 1.2 1.1 ) d Jadi Q. Gunung Walat = -6 30 + ( 41.5 Cm x ( -70 0 (-) 630 )) 50 Cm = -630 + 02454 = -630 + 025 = -6 55 Catatan : a. b. kalau kita akan mengadakan pengamatan disebelah utara mulai dari utara ke selatan, maka Q diberi tanda (-) Kalau kita akan mengadakan pengamatan disebelah selatan mulai dari selatan ke Utara, maka Q diberi tanda (+) Diketahui jurusan awal = 205 2 19 -180 = 25 2 19 Menghitung Kesalahan Pengukuran Sudut ( f )
Rumus
K
= ( Akhir Awal + k .180 + f = ( Ahir Awal ) + k .180 = = 5'16" 9990 0' 0" 9990 = 0 5'16" = 0 5'16" ( Kesalahan Sudut ) = 9990 5'16" ( 205 2'19" 205 2'19" ) + ( 53 + 2 ) *180
K ( - ) dan sebaliknya
Nilai Koreksi Sudut untuk tiap-tiap titik adalah sebagai berikut : Rumus K 1 = K / n Dimana
B. Perhitungan kerangka Utama Polygon Tertutup Tahapan tahapan perhitungan adalah : 1. Meghitung sudut jurusan awal / akhir dengan hasil pengamatan matahari sistem tadah, pada pengamatan sore hari Dalam penentuan sudut awal / akhir, data yang diamati dalam pembacaan alat ukur antara lain : a. Pembacaan azimuth ke matahari ( A sesungguhnya ) b. Pembacaan ke titik acuan ( Ta ) c. Pembacaan lingkaran Tegak ( V )
K 1 K
= Koreksi untuk Setiap titik = Kesalahan seluruh titik = Jumlah titik yang terukur
Hal 33 Dari 60
Hal 34 Dari 60
= 25 2 19 + 156 25 22 -0 0 6 = 181 27 35 = 181 27 35 -180 = 1 27 35 = 1 27 35 +201 12 51 -0 0 6 = 202 40 20 ( dst sampai kembali ke titik CAE )
x.2.3
Nilai untuk Selisih Ordinat Coba dan hitung kembali blangko pengukuran yang ada Menghitung Jarak Datar Menghitungh jarak datar dengan menggunakan jarak optis berlanku rumus dibawah ini dengan data-data pendukung adalah : a. Sudut lereng rata-rata ( Z ) derajat b. Jarak ukuran / lapangan ( L ) meter Perhatikan gambar sebagai dasar rumus dibawah ini : Rumus y = d x Cos
y.2.3
Pengecekan dan Perbaikan Absis dan Ordinat Maksudnya untuk mengetahui berapa besar koreksi yang harus diberikan kepada besarnya kesalahan jarak pada tiap-tiap dalam suatu kegiatan pengukuran. Untuk besarnya nilai koreksi tiap-tiap titk tidak sama nilainya tergantung pada besarnya nila jarak dan kesalahan proyeksi disumbu x dan y Untuk nilai koreksi absis ( k y) Rumua : AB = d = 100.(Ba-Bb).Sin2 Z AB = d = ( Ba-Bb )*2 .100 Rumus =
Beberapa contoh dari hasil perhitungan jarak optis sesuai dengan blangko Pengukuran P.CAE.1 = 37.000 x Sin2 93 5 18 = 36.893 1.2 = 38.000 x Sin2 91 33 5 = 37.972
Hal 35 Dari 60
Hal 36 Dari 60
fl
= 4.1062 +1.9072
Untuk nilai koreksi ordinat ( k y) Rumus : Kx1.2 = d .1.2 / d x fy Beberapa contoh dari hasil pengukuran untuk perhitungan nilai koreksi (y) k..y.CAE.2 k...y.2.3 = 36,893 / 2205,834 x 1,907 = 0,032 = 51,304 / 2205,834 x 1,907 = 0,044
d
4.53 ( dijadikan /1000 ) 2205,834 = 0,205 / 1000 ( Nilai kesalahan tiap jarak sepanjang / 1000 meter )
Catatan : Hasil nilai koreksi x , y dijumlahkan jika terjadi selisih angka , koreksi terbesar diberikan pada jarak terpanjang Menghitung Koordinat x dan y Data yang diperlukan sebagai acuan perhitungan koordinat adalah : a. Koordinat awal dan akhir yang diketahui nilainya b. Selisih absis dan ordinat dari hasil perhitungan c. Koreksi absis dan ordinat dari hasil perhitungan Rumus =
Perhitungan Beda tinggi Karena alat yang kita gunakan meteran / pita ukur, maka rumus yang dipakai adalah : Rumus : AB = . d1.2 = L x Sin Z x x Cos Z Dimana : . d1.2 = Beda Tinggi 1 ke 2 L = Jarak Lapangan Z = Sudut Miring / Vertikal rata-rata
Beberapa Contoh Perhitungan Beda tinggi (. d ) . dCAE = 37.000 x Sin 93 5 18 x Cos 93 5 18 = 37.000 x 0,05 = -1.99 . d.1.2 = 51.600 x Sin 94 20 33 x Cos 94 20 33 = 51.600 x 0,08 = -3.90
Beberapa contoh dari hasil pengukuran untuk perhitungan nilai koordinat x , y 1. Koordinat Sumbu x kx.1.2 kx2.3 = -16775,360 15,614 + 0,069 = -16790,950 = -16790,905 -1,307 + 0,095 = -16792,117 2. Koordinat Sumbu y k.y.1.2 k.y2.3 = -9031,400 33,426 + 0,032 = -9064,794 = -9064,474 51,287 + 0,044 = -9116,794
Hal 37 Dari 60
Hal 38 Dari 60
A.4.d.Pembacaan Skala A.4.d.(1).Peralatan A.4.d.(1).(a)Penggaris A.4.d.(1).(b)Peta skala 1 : 10.000, Peta skala 1 : 25.000, Peta skala 1 : 50.000 A.4.d.(1).(c)Pinsil A.4.d.(1).(d)Kalkulator
Hal 39 Dari 60
Hal 40 Dari 60
B.1.b.(2).Arah utara Arah utara ini berfungsi untuk menunjukan utara dari peta. Informasi ini diperlukan karena tanpa penunjuk arah utara yang menganalisa peta menjadi sulit untuk menentukan posisi suatu obyek. Arah utara biasanya digambarkan berbentuk panah yang menunjuk kearah utara peta.
Arah Utara Geografis B.1.b.(3).Skala Skala peta berfungsi untuk mengetahui besar suatu unsur (luas atau jarak ) yang digambarkan dipeta jika unsur tersebut dilihat dilapangan.
Sumber data / peta B.1.b.(5).Angka koordinat geografis. Angka koordinat geografis adalah angka yang dituliskan pada sisi peta yang menunjukan posisi/kedudukan garis lintang (latitude) dan garis bujur ( longitude ). Garis lintang dan bujur ini dibuat minimal masing masing dua buah. Jika dalam satu peta dibuat lebih dari dua, maka interval garisnya dibuat sama. Angka koordinat dapat dinyatakan dalam satuan meter atau derajat. Sumber peta/data diperlukan untukmengetahui keabsahan dari sumber data/peta yang digunakan. Pada sumber data/peta tersebut yang perlu dicantumkan adalah : B.1.b.(6).(a)Peta dasar yang dipakai termasuk skala dan tahun pembuatannya. B.1.b.(6).(b)Asal data yang dipakai untuk pengisi peta B.1.b.(7). Pembuat peta Pembuat peta adalah instansi dan nama orang yang membuat peta. Tujuanya adalah untuk mengetahui siapa yang bertanggungjawab terhadap isi peta tersebut. B.2. Bentuk dan ukuran Peta Karena dalam kartografi dipelajari nilai estatika, maka bentuk keseluruhan peta harus terlihat indah dan rapi. Mulai dari penempatan informasi tepi, pemilihan simbol, penulisan nama sampai ke ukuran peta. Sehingga pembaca peta dapat dengan mudah membaca peta tersebut.
Hal 43 Dari 60
Hal 44 Dari 60
Format Peta
B.5 Merancang Peta Merancang Peta adalah menata bentuk dan penampilan peta secara keseluruhan yang meliputi ukuran lembar, isi peta dan informasi peta. Pada kesempatan ini , kita akan merancang peta berdasarkan hasil pengukuran polygon tettutup ysng masing-masing telah mempunyai koordinta x , y terbesar dan yang terkecil dan skala 1:2500 yang dipakai untuk penggambaran
Hal 46 Dari 60
VI. Lampiran
Keterangan
: Garis Tepi : Format Gambar dan Informasi Peta : Ukuran Kertas gambar yang dipakai
Setelah terberntuknya gambar seperti contoh diatas, dilanjutkan dengan memulai menggambar koordinat x dan y sesuai dengan koordinat terbesar dan terkesil dari hasil perhitungan dimulai dari awal dan diakhiri titik akhir.
Hal 47 Dari 60
Hal 48 Dari 60
Gbr 1
Gbr 2
Gbr 3
No Form : SV / F / 03 Keluaran : Draft
Surveyor Asisten surveyor Pemegang rambu Pencatat data Harian lepas Borongan N o. Ti tik
TALLY SHEET PENGUKURAN WATERPASS Tanggal No. Alat P. Belakang Benang B. Atas Tengah B.Bawah P. Muka Benang B. Atas Tengah B.Bawah Lokasi Jalur Jarak ( m ) Belakang Muka Beda Ting gi (+/-) No. Patok Hal / dari Tinggi Patok ( m) Keterangan
Pelaksanaan 1. Siapkan peta rencana lokasi yang akan dileveling 2. Tentukan BM / titik ikat yang mempunyai nilai elevasi 3. Pasang patok Berikutnya lalu beri keterangan kemudian dirikan rambu ukur diatas patok dan BM 4. Dirikan statip diantara titik pasang pesawat lalu stel nivo hingga keadaan datar 5. Bidik rambu Belakang dan Muka Kemudian baca benang atas, tengah dan bawah kemudian catat di tally sheet pengukuran
Written by febrinoviansyah@yahoo.com / febrinoviansyah@hotmail.com Hal 49 Dari 60
Catatan : Sketsa :
6. Pindahkan alat kepatok berikutnya,kemudian lakukan item 3 s/d 7. Lakukan perintah sampai titik akhir Setelah pengukuran selesai hitung data kemudian buat peta profil hasil pengukuran .
Written by febrinoviansyah@yahoo.com / febrinoviansyah@hotmail.com Hal 50 Dari 60
Compass suunto
Bacaan Compass
Bahan dan alat yang telah disiapkan dibawa menuju lokasi yang telah direncanakan. Inventarisasi dimulai dari titik ikat yang telah dibuat menuju plot inventarisasi pertama dengan membuat rintisan yang ditandai dengan cat warna merah. Demikian juga dengan plot-plot berikutnya e. Plot/ grid yang akan diplot di lapangan Berdasarkan Peta tanaman skala 1 : 10.000 dibuat Plot inventarisasi tanaman per petak , pembuatan ini berpatokan pada titik ikat yang terletak pada titik pasti dilapangan seperti persimpangan jalan, sungai, jembatan, rawadan lainnya yang telah diketahui posisi koordinatnya.. Jika tidak ada titik pasti diatas, maka titik ikat dibuat berdasarkan pada petak yang berlainan, kemudian ditarik lurus arah utara selatan atau barat timur sampai batas petak yang di inventarisasikan. Posisi plot dilapngan digambarkan pada peta dengan Skala 1 : 10.000 dengan bantuan titik grid Apabila titik Grid terletak diatas jalan, sungai atau rawa maka semua titik grid yang ada dalam Pohon-pohon yang ada dalam plot diberi cat warna merah ( tanda cat merah melingkar batang pohon pada ketinggian 1,3 m ). Pemberian nomor diawali dari arah selatan ke utara sebanyak lima baris tanaman dilanjutkan melingkar searah jarum jam dengan batsan utara selatan 5 baris tanaman dan barat timur 6 baris tanaman ( lihat gambar ) pemberian nomor ditulis pada label plastik kuning yang dipaku pada setiap pohon dalam plot) Salah satu parameter yang diukur adalah keliling/ Diameter pohon. Pengukuran keliling / diameter pohon dilakukan tepat pada tanda polet. Pengukuran diameter dilakukan jika menggunakan alat ukur Phiband/ caliper dan apabila keliling pohon yang akan diukur,alat ukur yang digunakan adalah pita meter. Hasil pengukuran dicatat pada Blangko inventarisasi ( Form : SV/F / ) Ketinggian letak pengecatan polet sebagai tanda untuk pengukuran diameter pohon diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
Written by febrinoviansyah@yahoo.com / febrinoviansyah@hotmail.com Hal 52 Dari 60
f.
Hal 51 Dari 60
e.
f.
Clino meter GB .1
3. Pengolahan data a. Hasil pengukuran keliling dikonversi menjadi diameter dengan rumus d = K/
Written by febrinoviansyah@yahoo.com / febrinoviansyah@hotmail.com Hal 53 Dari 60 Written by febrinoviansyah@yahoo.com / febrinoviansyah@hotmail.com Hal 54 Dari 60
2.
Perencanaan dan persiapan lapangan Rencana kanal yang akan disurvey dibuat berdasarkan peta topografi (hasil pengukuran beda tinggi) atau berdasarkan kondisi lapangan. a Mempersiapkan dan menentukan skala peta kerja (skala 1: 10.000 atau 1 : 5.000)
Buat rintisan rencana kanal yang akan diukr dengan azimuth tiap-tiap rencana kanal, lebar rintisan 1,5 meter, tiap-tiap jarak 10-15 meter ditandai dengan Pita warna kuning yaitu pada pohon yang ada ditengah-tengah rintisan. Jalur rintisan rencana kanal dibuat sistim pancang dengan jarak rata-rata 25 meter dan arahnya diukur dengan alat surveying compass
Contoh Peta rencana kanal primer, semi primer, sekunder dan tersier b Membuat jalur trayek rencana kanal yang akan disurvey pada peta kerja skala 1:10.000 atau 1:5000 c Menentukan arah Trase Kanal Primer d Pemeriksaan alat kerja sebelum memulai pekerjaan survey dilapangan (auto level, rambu ukur, tripot dan surveying compass ) pastikan peralatan tersebut dalam keadaan baik. e Mempersiapkan peralatan kerja lainnya (alat tulis, tally sheet, dan perlengkapan mandah) termasuk tenaga kerja lapangan (KHL) sesuai dengan personil yang dibutuhkan f Memberikan pengarahan kepada pekerja mengenai tugas dan tanggung jawab masing-masing personil agar mereka lebih memahami tujuan dari survey rencana pembuatan kanal sehingga efektifitas dan efesiensi kerja dapat dicapai. 3. Pekerjaan Lapangan a Tentukan titik awal pengukuran (starting point) seblum memulai pengukuran , bila perlu posisinya diukur dengan GPS agar posisi kanal tidak berubah dari rencana
Hal 55 Dari 60
Lakukan pengecekan arah/azimuth jalur rintisan rencana kanal yang sudah dibuat setiap jarak 200 meter apakah ada penyimpangan atau tidak, kalau ada penyimpangan azimuth segera dilakukan perbaikan. Tiap persimpangan rintisan rencana kanal yang sudah dibuat (saluran Primer ke saluran sekunder) dibuat patok tanda panah dan nomor jalur rintisan.
4.
Pengolahan data a Data hasil survey/Pengukuran rencana kanal diolah menggunakan program komputer dan apabila ada data hasil pengukuran yang belum terkoreksi, dilakukan pengecekan ulang dilapangan b Data hasil survey leveling setiap jalur kanal penampangnya digambarkan pada peta skala 1:50.000 atau 1:10.000 sedangkan rintisan jalur hasil survey rencana kanal digambarkan pada skala 1:25.000
Hal 56 Dari 60
c.
Gambar 1 b. Bagian Tengah Terdiri dari 2 buah nivo tabung ,skala bacaan Horizontal, skrup pengunci pengatur gerak Horizontal dan pengunci kompas
Gambar 4 Gambar 2 c. Bagian bawah Terdiri dari skrup pengunci, pengatur alat dan sambungan ke bagian kaki statif 2 Mendatarkan alat 2.1 Atur gelembung udara pada nivo tabung dengan cara memutar skrup pada kaki alat secara perlahan dan ketatkan bola nivo sudah posisi mendatar
Gambar 3
Written by febrinoviansyah@yahoo.com / febrinoviansyah@hotmail.com Hal 57 Dari 60 Written by febrinoviansyah@yahoo.com / febrinoviansyah@hotmail.com
Gambar 5
Hal 58 Dari 60
Gambar 8
Gambar 6 3.2 Putar pengatur lensa okuler sampai garis silang muncul dengan tajam dan hitam
Gambar 9
d Gambar 7
Perpindahan alat 1. 2. 3. 4. Periksa sekrup pengikat statip apabila kendur kencangkan. Longgarkan klem pengunci horizontal dan vertikal. Rapatkan kaki statip dan longgarkan sekrup pengunci kaki . Alat siap untuk dibawa pindah ketempat lainnya.
Memfokus dan mengarahkan teropong pada sasaran. 4.1 Longgarkan klem pengunci gerak horizontal dan Vertikal 4.2 Dengan pengarah optis (Visir) arahkan teropong pada sasaran, ketatkan klem-klem pengikatnya. 4.3 Putar gelang pemokus sehingga sasaran dapat terlihat melalui teropong.
Hal 59 Dari 60 Written by febrinoviansyah@yahoo.com / febrinoviansyah@hotmail.com Hal 60 Dari 60
Data grafis titik (point) biasanya digunakan untuk mewakili objek kota, statiun curah hujan, alamat customer dan lain-lain. Garis (line/polyline) dapat dipakai untuk menggambar jalan, sungai, jaringan listrik, dan lain-lain. Sementara Area ( Region) digunakan untuk mewakili batas administrasi, penggunaan lahan dan lain sebagainya. II.2.3 Data Tabular
Nama File
Customer.tab
Penjelasan
File teks yang menyimpan struktur tabel dan format data yang tersimpan Menyimpan data tabular. Bila tabel tersebut berasal dari program lain, seperti dBase, Excel, Access, dan lain-lain, maka ektensinya tidak lagi.dat melainkan sesuai dengan asal dari data tersebut9 Misalnya dbf,Xls, mdb masingmasing untuk dBase, Excel dan Access ) File data grafis menyimpan objek gambar Cross reference penghubung antara data grafis dengan data tabular File ini tidak selalu ada. File ini ada bila tabel yang dibuat diindex.
Data tabular adalah data destriptif yang menyatakan nilai dari data grafis yang diterangkan. Data ini biasanya berbentuk tabel terdiri dari kolom dan baris. Kolom menyatakan jenis data(field), sedangkan baris adalah detail datanya (record). Secara umum ada 4 tipe data tabular yaitu karakter, numerik, tanggal dan logika. Dibawah ini disajikan contoh data tabular.
Customer.dat
3 4 5
II. 2.2 Data Grafis Secara garis besar Mapinfo membagi data grafis menjadi 3 bagian yaitu titik (point), garis (line/Polyline) dan area (region). Objek titik hanya terdiri dari satu pasangan koordinat X,Y, sedangkan garis terdiri dari posisi X,Y awal dan X,Y akhir. Sementara objek area terdiri dari beberapa pasangan X,Y. gambar berikut memberikan ilustrasi tentang macam-macam data grafis.
Written by febrinoviansyah@yahoo.com / febrinoviansyah@hotmail.com Hal 1 dari 74
Data grafis akan selalu terhubung dengan data tabularnya, perhatikan gambar dibawah ini.
Written by febrinoviansyah@yahoo.com / febrinoviansyah@hotmail.com Hal 2 dari 74
II.2.4 Layer Peta Pada Pemetaan digital, setiap informasi diorganisasikan dalam bentuk layer. Setiap layer mengandung satu informasi. Misalnnya pada peta admistrasi terdapat informasi batas-batas informasi tersebut dibuat dalam layer yang berbeda dan disimpan dalam tabel yang terpisah, seperti pada gambar dibawah ini.
Bila ketiga layer tersebut dibgabung menjadi satu akan menjadi sebuah peta seperti gambar berikut
Hal 3 dari 74
Hal 4 dari 74
b.
Hal 5 dari 74
Hal 6 dari 74
Setelah itu akan muncul kotak dialog Quick start, pada pilihan ini terdapat 4 pilihan alternatif yang dapat dipilih yaitu :
Toolbar Drawing
Restore Previous Session : mapinfo menyimpan semua file, theme dan window yang masih terbuka saat pengguna keluar dari program aplikasi mapinfo Open Last used workspace : membuka workspace yang terakhir dibuka Open a Workspace : membuka workspace Open a Table : membuka tabel tabel mapinfo Untuk keluar dari menu Quick start pilih Cancel
Toolbar Main
Toolbar Standard
Toolbar Tools
Hal 7 dari 74
Hal 8 dari 74
Klik tombol Create. Muncul kotak dialog New Table Structure. Pilih Add Field kemudian pilih Created setelah itu save tabel tersebut dengan nama yang jelas. Untuk memulai proses drawing maka kita harus membuka file yang baru saja kita buat tadi dengan cara pilih menu File\ Open lalu pilih file yang baru saja kita buat tadi setelah itu pilih open. Langkah selanjutnya rubah posisi tabel menjadi Editable dengan cara pilih toolbar atau dapat melalui menu Map\ Layer kontrol setelah itu beri tanda
Untuk membuat Area dapat dilakukan dengan cara : - Klik tombol dari menu Drawing pilih toolbar area yang akan digunakan setelah itu . Cursor akan berubah menjadi tanda Plus + - Tekan mouse kiri dan tahan sambil digeser, lalu lepas. - Untuk merubah cursor ke tanda panah , klik tombol gambar panah pada menu Main
Hal 9 dari 74
Hal 10 dari 74
panah
3.3.1
1. 2. 3. 4. 5.
Klik tombol gambar hurup A dari tool bar Drawing. Cursor berubah menjadi tanda garis tegak . Letakan cursor ke tempat yang akan dibuat tulisan. Klik mouse kiri. Ketik Tulisan yang akan ditulis. Setelah selesai mengetik, klik tombol panah Main untuk mengakhiri penulisan pada menu
Hal 11 dari 74
Hal 12 dari 74
Klik obyek yang akan dimodifikasi dengan Klik Text Style dari tool bar
Hal 13 dari 74
Hal 14 dari 74
5.42 -
Jenis titik Klik obyek yang akan dimodifikasi dengan dari tool bar Klik symbol style Untuk memilih kategory symbol pilih kotak Font setelah itu pilih jenis kategory yang digunakan Pilih jenis symbol yang akan digunakan pada kotak symbol Untuk merubah warna symbol, pilih kotak color setelah itu pilih warna yang akan digunakan Untuk merubah ukuran symbol rubah ukuran pada kotak Font stelah itu ketikkan ukuran symbol Klik Oke
Hal 15 dari 74
Hal 16 dari 74
pada layer kontrol agar menu Drawing Aktif. selanjutnya Pilih Menu Tools\ Symbol Maker\ Create New. Pada Symbol Edior buatlah gambar symbol baru yang diingikan dengan menggunakan menu Drawing, setelah pembuatan symbol baru selesai untuk menyimpan hasil gambar pilih menu Tools\ Symbol Maker\ Save. kemudian muncul Kotak Dialog Mapinfo yang memberitahukan bahwa symbol baru yang kita buat akan tersimpan di Mapinfo 3.0 Compatible symbol font, setelah itu pilih OK lalu klik tombol Symbol maker. yang berada di posisi pojok kanan
. Pada kotak Dialog kita buat, dengan menggunakan toolbar symbol style Symbol Style pilih jenis symbol yang kita cari pada kotak Font, kemudian pilih Mapinfo 3.2 Compatible rubah ukuran symbol, setelah itu pada kotak Symbol pilih jenis symbol yang baru saja kita buat tadi
Gb. 2 Symbol Editor Gb.7 Symbol Style Gb.1 Menu Tools Gb 8. Sesudah diedit
Mengedit ulang gambar symbol Untuk mengedit symbol yang ada, buat titik baru dengan menggunakan
kemudian klik pada titik tersebut dengan menggunakan kemudian pilih menu Tools\ Symbol maker\ Edit and Delete. setelah itu muncul kotak dialog Symbol Picker untuk menghapus titik pilih tombol Delete, untuk membatalkan perintah pilih tombol Cancel untuk mengedit symbol pilih Edit setelah itu gambar ulang symbol yang akan kita edit pada Symbol Editor setelah symbol telah digambar ulang
Hal 17 dari 74
Hal 18 dari 74
Gb 9 Sebelum diedit
Gb. 11 Symbol Picker Gbr 1.Cara Penempatan dan Penulisan Data pada Format Excel Gb.12 Sesudah diedit
Setelah itu Save data yang telah kita ketik tadi, lalu beri nama yang jelas pada File Tersebut. Kemudian Buka Program Mapinfo dengan cara Klik Icon 2 x kemudian akan tampil Quickstart- lalu pilih Cancel
Icon Mapinfo
Hal 19 dari 74
Hal 20 dari 74
Gbr. 10
Symbol Style
Gbr. 11 Projection
Setelah proses plotting selesai tutup file excel browser Kemudian buka ulang file data koordinat yang sudah kita transfer tadi dengan intitial. Tab ditempat kita menyimpan file Excel yang telah kita ketik.
Gbr. 4 Gbr. 5 Gbr. 3
Setelah File Excel kita buka maka akan mucuk kotak dialog Excel InformationPilih Use row Above seletcted range for coloum titles- lalu OK
Gbr. 8
Setelah itu akan tampil Data Excel Browser. Selanjutnya untuk Proses Plotting data dapat kita lakukan dengan cara pilih Table - Create point . Selanjutnya akan mucul kotak dialog Create point. Untuk merubah symbol - klik pada kotak using symbol-lalu pilih jenis symbol - kemudian-OK. Setelah itu klik projection- pada kotak category pilih universal transverse mecator ( WGS 84 ) dan pada category members pilh UTM Zone 48, Southern hemisphere (WGS 84)lalu pilih OK
Hasil Tampilan Data Yang telah ditransfer ke format Tab yang berisi data informasi titik dan koordinat
Hal 21 dari 74
Hal 22 dari 74
Kemudian tutup Program Mapsource dengan cara pilih File\ Exit. Setelah itu Mapsource akan meminta file yang baru saja kita transfer tadi apakah akan disimpan atau tidak jika YA pilih Untuk receive data dari GPS dapat cara pilih atau dan tentukan dimana file tersebut akan disimpan lalu rubah nama file yang akan kita simpan tadi , jika tidak Pilih
melalui Icon setelah itu akan tampil Kotak dialog Receive From Device, kemudian item apa saja yang akan ditransfer pilih pada kotak What to Receive beri tanda pada kotak pilihan tersebut. Lalu pilih receive untuk memulai transfer data kemudian akan muncul kotak dialog Receiving From GPSMap 60 CS Software Version 3.50 yang menunjukkan Progress transfer data jika data yang kita transfer selesai maka akan muncuk kotak dialog Transfer Complete yang menunjukkan bahwa proses transfer selesai dan GPS akan berubah ke posisi Shut down (mati) setelah itu pilih OK.
Hal 23 dari 74
Hal 24 dari 74
Kemudian pilih Table\ Import setelah itu muncul kotak dialog import File lalu pilih File yang baru saja kita Export dari Program Mapsource tadi dalam format kemudian pilih Open. Pada kotak dialog pada pilihan DXF import information pilih data yang akan kita import. setelah itu pilih Projection pada kotak dialog choose projection pilih Category Longitude/latitude dan pada Category member pilih longitude/latitude (WGS 84) selanjutnya pilih lalu pada kotak dialog Import into Table pilih Save sesuai dengan nama table format DXF dari Mapsource
Untuk membuka Data yang baru saja kita import tadi, buka folder dimana kita menyimpan data tersebut kemudian kombinasikan dengan file yang lain.
Proses Extrac ini dapat dilakukan dengan cara Pilih menu Tools\ Coordinate Exctractor\ Extractor Coordinates Setelah itu muncul kotak dialog Coordinate Extractor (Version 2.3 ) kemudian pilih kotak Create new coloums to hold coordinates lalu pilih Ok pada tampilan kotak dialog Coordinate Extractor (Version 2.3 ) pilih OK Secara otomatis nilai koordinat setiap titik akan langsung terrecord dalam data Browser kemudian simpan data yang baru kita extrac tadi .
Cat. Untuk menghindari transfer data yang hasilnya akan menumpuk maka perhatikan pada proses transfer pertama kali dari GPS pada pada pilihan Receive From Device pada kotak What to receive
Hal 25 dari 74
Hal 26 dari 74
Seperti yang kita lihat tampilan longitude/latitude yang ada masih berupa decimal bukan degree minute second (DMS). Untuk merubah tampilan data longitude/latitude ke DMS dapat dilakukan dengan cara pertama buka 2 tabel baru dengan nama DMS longitute dan DMS latitude dengan Type character
Langkah berikutnya buka kembali tabel titik PSP kemudian pilih toolbar infotool klik pada titik yang akan kita isi info No_Plot. Sesudah kita mengklik titik Plot maka akan muncul kotak dialog infotool Pada baris No_Plot isikan Urutan Plot dari titik yang kita klik tadi. Lakukan pada masing-masing titik hingga penomoran selesai. Setelah itu tampilan akan hilang. Buka kembali tabel dengan cara pilih menu window\ new map window. Selanjutnya pilih menu Tools\ Converter\ Convert to column DMS pada kotak dialog Convert Decimal Degrees to DMS pilih decimal longitude yang akan di konversikan pada kotak Get Decimal Degree value from dan pilih kolom DMS_longitude untuk kolom hasil konversi pada kotak Store result in kemudian pilih OK Mengkonversikan koordinat UTM ke sistem Longitude - latitude Untuk mengkonversikan titik dengan sistem koordinat UTM ke sistem longitude-latitude dapat dilakukan dengan cara Buka titik yang baru saja kita konvert tadi, setelah itu pilih menu Tools\ Coordinate Exctractor\ Extractor Coordinates Setelah itu muncul kotak dialog Coordinate Extractor (Version 2.4 ) kemudian pilih kotak Create new coloums to hold coordinates pilih OK kemudian pilih lalu pilih Select Projection, pada kotak dialog Choose Projection pilih Longitude/Latitude. pada kotak category dan pilih Longitude/Latitude (WGS 84) pada kotak dialog
Written by febrinoviansyah@yahoo.com / febrinoviansyah@hotmail.com Hal 27 dari 74 Written by febrinoviansyah@yahoo.com / febrinoviansyah@hotmail.com Hal 28 dari 74
Untuk memperbesar dan memperkecil (zoom). Dari tool bar Main klik tombol Zoom In atau Zoom Out. Kursor akan berubah menjadi bentuk + atau dalam lingkaran. Letak kursor ke tempat yang akan diperbesar atau diperkecil, klik dan tahan tombol mouse kiri, geser mouse lalu lepas.
Print Out Data browser Setelah selesai lanjutkan dengan Print Out Data dengan Cara pilih toolbar atau dapat melalui Menu Window\ New Browser Window F2 kemudian pilih File\ Print \ tentukan jenis Printer yang digunakan lalu OK
5.2 Untuk mengeser layar. 5.3 Dari tool bar Main klik tombol Grabber. Letakan cursor ke tempat yang akan digeser. Klik mouse kiri dan tahan Geser mouse ketempat yang diinginkan, lalu lepas
Untuk membaca informasi (data non parsial) dari symbol (garis,Area,Titik). Dari tool bar Main klik tombol Info. Cursor berubah menjadi tanda + Letakan cursor ke obyek(symbol) yang akan dibaca informasinya. Klik satu kali. -
Hal 29 dari 74
Hal 30 dari 74
5.6 Menghitung Jarak/ Luas Dengan SUM 5.5 Untuk mengetahui posisi (koordinat) suatu titik. Perbesar ( zoom ini ) titik yang akan dicari koordinatnya Dari menu bar Map\ Option. Muncul kotak dialog Map Option. Klik tombol command Projection. Muncul kotak dialog Choose Proction. Pada kolom Category pilih Unversal Transverse Mercator (WGS 84). Pada kolom Category Members, pilih UTM Zone 48, Southern Hemisphere (WGS 84). Kotak dialog Choose Projection tertutup. Pada pilihan Display In Status Bar pilih Cursor Location. Pertama Tabel yang kita hitung Luas/ panjang harus bertype Decimal Kemudian pada infotool data panjang harus diisi agar pada penjumlahan SUM data tersebut bisa di akumulasikan
Klik Oke. Tekan hurup S pada keyboard. Pilih/tunjuk titik yang akan dicari posisinya dengan cursor sampai ada tanda silang ( + ) dengan garis terputus-putus.
Setelah itu pilih icon kemudian pilih garis yang akan kita hitung. Jika lebih dari satu tekan + Garis yang akan dihitung
Hal 31 dari 74
Hal 32 dari 74
5.7 Memberi Label pada object Pemberian label pada object yang akan dilabeli harus sesuai dengan posisi setting pada layer kontrol . setting ini dapat dilakukan dengan cara pertama pilih toolbar setelah itu akan muncul kotak dialog layer kontrol pilih kotak label. Kemudian muncul kotak dialog Label option pilih baris yang akan dijadikan label melalui kotak label width lalu pilih OK, pada layer kontrol pilih OK. Selanjutnya pilih toolbar labeli. lalu klik pada object yang akan kita
6.2 Buffer ( Membuffer garis ) Pilih Area yang akan dibuffer lalu pilih object\set target\setelah itu pilh garis buffer sambil tekan
Kemudian pilih Buffer. Setelah itu akan muncul Buffer object isi jumlah buffer yang akan digunakan( dalam satuan meter ) lalu pilih Next. Pada kotak data aggregation pilih OK. Pilih object lagi\Erase lalu pilih Ok
Hal 33 dari 74
Hal 34 dari 74
6.3 Convex Hull ( Membuat Area dengan point ) Untuk membuat area dengan bantuan titik dapat dilakukan dengan cara pertama buat titik yang akan dijadikan untuk acuan pembuatan Area dengan menggunakan symbol toolbar Select kemudian pilih menu Object\ Convex Hull setelah itu muncul kotak dialog Create Convex Hull kemudian Pilih OK. Setelah area terbentuk maka kita tinggal mengedit Area yang baru saja kita buat dengan merubah arsir atau pun warna area. setelah itu pilih titik yang kita buat tadi dengan
6.5 Split ( Membagi Area ) Jika Area adalah area yang panjang dan akan dibagi menjadi area yang lebih kecil dapat dilakukan dengan cara : Pilih Area yang panjang\set target lalu buat wilayah bagi untuk area yang lebih kecil. Kemudian pilih Split\OK\lalu delete wilayah pembagi
6.4 Enclose ( Membuat area dengan Polyline ) Untuk membuat area dengan bantuan polyline dapat dilakukan dengan cara pertama buat garis Polyline keliling tertutup dengan toolbar pilih object Polyline yang baru saja kita buat dengan setelah itu Selanjutnya pilih 6.6 Erase ( Menghapus object ) Pilih area yang akan dierase, lalu buat wilayah erase yang akan dijadikan bidang potong terhadap area yang akan dierase.Lalu pilih object\set target\ pilih bidang potong yang baru dibuat pilih Erase\OK. Lalu delete wilyah potong yang baru saja di Erase
Written by febrinoviansyah@yahoo.com / febrinoviansyah@hotmail.com Hal 36 dari 74
Hal 35 dari 74
6.7 Erase OutSide ( Menghapus object luar ) Pilih area yang akan dierase, lalu buat wilayah erase yang akan dijadikan bidang potong terhadap area yang akan dierase. Selanjutnya pilih area yang akan dipotong bidang luarnya Lalu pilih object\set target\ bidang potong yang baru dibuat pilih Erase outside \OK. 6.10 Smooth ( Membuat Garis Kurva ) Pertama-tama buat garis patah-patah dengan menggunakan toolbar Polyline menggunakan setelah itu pilih garis yang akan dismooth dengan lalu pilih menu Object\ Smooth
6.8 Polyline Split ( Memotong sebagian garis ) Pertama-tama siapkan garis yang akan dipotong setelah itu buat garis potong terhadap garis yang ada . selanjutnya pilih garis yang akan dipotong dengan setelah itu pilih menu Object\ set target\ pilih garis potong \Object \ Polyline Split\ muncul kotak dialog Split With Polyline lalu pilih Next \ pada Data Disaggregation pilih Ok. Setelah itu klik pilih garis yang akan kita potong dengan lalu Delete 6.11 Unsmooth ( Membuat object garis Patah ) Perintah ini adalah proses kebalikan dari perintah Smooth. untuk mengembalikan garis kurva kembali semula klik garis kurva dengan menggunakan lalu pilih menu Object\ Unsmooth
Hal 37 dari 74
Hal 38 dari 74
polyline yang baru saja kita buat tadi dengan menggunakan selanjutnya pilih menu Object\ Convert to Region
Proses transformasi dari AutoCAD ke Mapinfo dapat dilakukan jika Format AutoCAD dalam Format 2000/LT2000 Drawing (*.dwg)
Pertama-tama buat Gambar kerja pada program AutoCAD kemudian savefile tersebut dalam Format 2000/LT2000 Drawing (*.dwg) dengan cara : Pilih File\Save As\Lalu akan muncul Kotak dialog save drawing as kemudian pada type of file pilih AutoCAD 2000/LT2000 Drawing (*.dwg)
6.13 Convert to Polylines ( membuat Polyline dari Area ) Perintah ini merupakan proses kebalikan dari perintah Convert to Region untuk mengembalikan Area ke bentuk Polyline . proses ini dapat dilakukan dengan cara pilih Area yang akan dikonvert dengan menggunakan selanjutnya pilih menu Object\ Convert to Polylines
Setelah itu tutup File yang baru saja kita save as dengan cara Pilih File\Close\File\Exit Kemudian Untuk Proses transformasi buka program Mapinfo kemudian akan muncul kontak Quick start lalu pilih Cancel
Hal 39 dari 74
Hal 40 dari 74
Setelah itu untuk membuka hasil transformasi peta yang baru saja dilakukan dapat dilakukan dengan cara pilih File\Open\kemudian cari file yang baru saja ditransformasikan tadi dalam format Tab
Hal 41 dari 74
Hal 42 dari 74
Menghapus Tabel Bila kita ingin mengahapus tabel hindari menghapus tabel dari kotak dialog Open karena pada kotak tersebut kita hanya menghapus tabe; yang berinitial. Tab akibatnya sisa tabel pendukung menjadi sampah.
Setelah itu untuk membuka hasil transformasi tadi buka Program AutoCAD kemudian Pilih File\Open\ kemudian cari file yang baru saja ditransformasikan tadi dalam format DWG
Hal 43 dari 74
Hal 44 dari 74
Merename Tabel ( Mengganti Nama Tabel ) Satu Tabel yang kita buat secara automatis akan terbentuk file data pendukung yang berinitial yang berbeda. Hindari merename Tabel dari kotak dialog Open karena pada kotak tersebut, kita hanya merename initial Tab.saja sehingga sewaktu kita membuka ulang tabel yang baru saja direname tabel tersebut tidak terbuka. Untuk merename keseluruhan initial pada tabel yang ada dapat dilakukan dengan cara. Pertama buka tabel yang akan direname setelah itu pilih menu Table \ maintenance\ lalu pilih Rename Table. kemudian pada kotak dialog Rename Table pilih tabel yang akan kita rename lalu pilih Rename. Setelah itu rubah nama tabel yang akan kita ganti lalu pilih Save
Raster yang berformat *.Bmp tadi dapat dibaca oleh Mapinfo jika format raster tersebut berbentuk *.Tab. sehingga file tadi harus dikonversikan ke bentuk *.Tab. 11.1 Memasukkan gambar Logo ke format Bmp Gambar yang akan kita konversikan dapat kita Peroleh dengan cara melalui Scan gambar atau dapat digambar ulang kemudian ditransfer ke format *.bmp. penggambaran ulang ini dapat melalui progam CAD atau yang sejenis. Kita akan mencoba mentrasfer gambar yang telah kita buat dari format AutoCAD ke format Bmp dengan cara, buka program AutoCAD kemudian pilih file gambar yang akan kita transfer
Selanjutnya tekan + C setelah itu blok gambar keseluruhan lalu takan Enter Kemudian buka Program Paint untuk media penyimpanan ke format.Bmp setelah program Paint terbuka tekan + V secara otomatis file yang kita copykan dari AutoCAD telah berpindah ke Program Paint
Hal 45 dari 74
Hal 46 dari 74
Gb4.Tampilan Paint
Gb. 9 kotak dialog Displey Gb. 8 Kotak dialog Open Gb. 7 Menu File
Selanjutnya simpan file dengan cara pilih menu File\ Save kemudian akan muncul kotak dialog Save As, rubah nama file pada kotak File name setelah itu pada kotak Save as Type pilih Format Bitmap atau Bmp kemudian pilih Save
Setelah proses ini File Bmp telah terbaca oleh program Mapinfo karna telah berubah Format menjadi Tabel.
11.3
Memasukkan gambar Tabel Raster ke Layout setelah itu tekan mouse kiri kiri Pada layout peta pilih toolbar Frame dan tahan sambil digeser, lalu lepas, setelah itu akan muncul kotak dialog Frame Object pada kotak Window pilih tabel gambar yang akan kita masukkan lalu pilih OK
Gb 5 menu File
Proses transfer gambar ke format bmp selesai, setelah itu akan dilakukan proses Copy gambar format Bmp ke format tabel Mapinfo. 11.2 Memasukkan gambar format Bmp ke format Tab
Proses ini dapat dilakukan dengan cara pertama-tama buka program mapinfo setelah itu buka file gambar yang baru saja kita Save dalam format Bmp dengan cara atau dapat melalui menu File\ Open setelah itu akan muncul kotak pilih icon dialog Open kemudian buka file yang akan kita transformasikan ke format Tab pilih file, pada kotak Files of type pilih Raster image melalui kemudian simpan file
Gb. 11 Kotak Dialog Frame Object Gb 12. Tampilan Layout
Hal 47 dari 74
Hal 48 dari 74
Selanjutnya klik Map:2 kemudian pilih menu Window\ New Layout Window setelah itu muncul kotak dialog New Layout window pilih Ok.
12.2 Pengaturan Kertas pada Peta Setelah layout tampil langkah selanjutnya atur jenis kertas yang digunakan pada layout dengan cara pilih File\ Page Setup\ setelah itu muncul kotak dialog Page Setup pilih kertas yang digunakan dan orientation yang dipakai lalu pilih Ok
Hal 49 dari 74
Hal 50 dari 74
Pembuatan Kop Informasi Untuk membuat kop informasi dapat dilakukan dengan cara pilih toolbar setelah itu goraskan pada layout kemudian rubah menjadi Polyline dengan cara pilih Area\ Obejct \ Convert to Polylines Frame Peta Frame peta bisa kita sebut juga wilayah peta yang mempunyai skala yang benar. Sehingga dalam membuat frame kita juga harus memperhatikan skala ada apakah benar atau tidak. Ukuran frame bisa dibuat minimal 75 % dari total kertas atau sesuai kebutuhan. Skala pada frame tergantung dengan Map:2 yang telah kita buat sebelumnya. Untuk mengatur tampilan Map:2 dan Frame peta agar mempunyai skala yang benar aturlah skala pada Map:2 dengan menggunakan Toolbar atau lalu lihat skala yang ada apakah sesuai dengan skala yang diingikan dengan mengklik 2x Frame dengan lalu lihat pada kotak dialog Frame Object pada kotak Scale on menggunakan Paper. Jika unit skala yang ditunjukkan tidak sesuai maka rubahlah satuan unit pada Map:2 dengan cara pilih menu Map\ Option \ lalu pada kotak dialog Map option rubah unit ukur pada kotak Distance Units dan Area Units dengan unit ukur yang bisa digunakan. Membuat Judul Peta pada ( kop informasi ) Untuk membuat judul peta klik toolbar lalu ketik kata PETA HASIL PENGUKURAN UNTUK HASIL PEMBAYARAN pilih rata tengah pada kotak justification tulisan. setelah itu tarik garis line untuk memberi garis bawah pada Langkah selanjutnya buat kop informasi dengan standar kop yang ada
Hal 51 dari 74
Hal 52 dari 74
Membuat gambar skala, Skala Bar dan juga keterangan datum o Gambar Skala Untuk memasukkan gambar skala dapat ditempuh dengan memasukkan gambar raster skala atau pun melalui gambar manual Untuk memasukkan gambar skala dari format Bmp langkah pertama siapkan gambar skala yang sudah mempunyai format Bmp ( lihat bab. XI.) Setelah itu ketikkan angka skala, keterangan datum yang ada dipojok kanan dan dibawah gambar utara
Pada tampilan legend edit ledend dan beri informasi atas legenda yang dibuat dengan cara klik 2 x tampilan legend
Skala Bar Untuk membuat skala bar pilih toolbar kemudian atur tinggi dan lebar kotak pada kolom Width dan height kemudian beri angka angka skala melalui toolbar text
Untuk menampilkan legend pada layout klik toolbar kemudian goreskan pada layout, setelah itu pada Frame object pilih legenda yang baru saja kita buat . untuk menghilangkan border line yang ada pada legenda, hilangkan garis menggunakan
Hal 53 dari 74
Hal 54 dari 74
Memasukkan Logo Perusahaan Untuk memasukkan Logo langkah pertama siapkan logo dengan format Bmp kemudian masukkan gambar dengan menggunakan toolbar Frame XI ). Setelah itu ketikkan Nama Perusahaan serta alamat ( lihat Bab
Memasukkan Peta Situasi lokasi Untuk memasukkan peta situasi lokasi langkah pertama siapkan peta situasi dengan format Bmp kemudian masukkan gambar dengan menggunakan toolbar Frame ( lihat Bab XI ) Membuat Grid serta koordinat Tepi o Proses Pembuatan grid dengan Metode Float
Pengambilan data koordinat pada program mapinfo dapat dilakukan jika terdapat satu atau lebih titik (point) yang ada pada layar, setelah itu titik tersebut dapat diketahui nilai koordinatnya pada masing-masing titik. Sebagai contoh kita mempunyai gambar kerja dari AutoCAD yaitu titiktitik Grid pada sebaran titik tersebut, kita ingin mengetahui nilai koordinat X & Y. Proses Floating dapat dibuat dengan cara. Pertama-tama siapkan Gambar AutoCAD yang akan ditransfer ke Program Mapinfo setelah itu lakukan proses Transformasi melalui Tools\ Universal translator . selanjutnya gambar sebaran titik yang sudah ditransfer tadi akan di Extrac agar nilai koordinat X dan Y pada masing-masing titik masuk ke infotool Kemudian buat kolom tanda-tangan agar peta yang dikeluarkan legal. Untuk membuat kolom tanda tangan tersebut dapat dibuat dengan cara tarik garis line kemudian goreskan pada kolom yang akan dibuat.. Jika terdapat kelebihan garis pada kotak maka hapus dengan menggunakan Overlay Nodes ( lihat bab. VI bag Overlay Nodes ). Setelah itu ketikkan bagian dan seksi yang bersangkutan dengan peta tersebut dan juga yang menyetujui
Hal 55 dari 74
Hal 56 dari 74
Setelah itu kembali lagi ke Map:2 buka layer kontrol beri tanda Cek Keseluruhan Visible dan hilangkan cek pada kolom label lalu ok
pada
Langkah berikutnya buka kembali tabel Grid. kemudian gabungkan tabel pada Layer kontrol Map Master serta layer kontrol Map:2 o Membuat Koordinat Tepi
Untuk membuat koordinat tepi bukalah Map:2 setelah itu buka layer kontrol kemudian beri tanda cek pada Label dan hilangkan cek pada tabel-tabel yang lain di o Menyimpan Peta dalam WorkSpace
posisi Visible . Untuk melihat koordinat pada Grid pilih kotak Label di layer kontrol setelah itu pilih koordinat X atau Y yang akan ditampilkan pada kotak Label With
Agar layout serta tabel-tabel yang lain tersimpan dan dapat dibuka dalam waktu yang bersamaan maka tabel dan layout harus disimpan dalam Workspace. Untuk menyimpan ini dapat dilakukan dengan cara pilih menu File\ Save Workspace setelah itu beri nama workspace dengan nama yang mudah dikenali lalu pilih Save
Sesetelah itu buka layout kemudian buat koordinat tepi berdasarkan Grid yang ada.
Hal 57 dari 74
Hal 58 dari 74
Untuk menyimpan layout ke format Bmp dapat dilakukan dengan cara buka Layout kemudian pilih menu File\ Save window as lalu pada kotak dialog Save window to file, isi nama pada kotak File name kemudian pilih dimana gambar akan disimpan lalu pilih Save. Lalu pada kotak dialog save window as perbesar resolution untuk tampilan yang lebih baik setelah itu pilih Save.
Proses Hotlink ini dapat dilakukan dengan cara, pertama-tama buka tabel yang akan diHotLink kemudian tambahkan satu Field sebagai input perintah HotLink dengan cara Pilih Table\Maintenance\Table Structure setelah itu akan muncul kotak dialog View\Modify Table structure pilih table yang akan diHotLink. Pada kotak dialog modify table structure pilih Addfield dan beri nama HotLink serta pilih Type Character kemudian pilih OK
Setelah itu tampilan tabel akan hilang, untuk menampilkan kembali buka layer kontrol dengan cara klik kanan mouse \ layer kontrol\Add\lalu pilih tabel yang baru saja ditambahkan Field pilih Add\OK
Hal 59 dari 74
Hal 60 dari 74
Setelah infotool diisi pilih toolbar hotlink kemudian klik pada object yang telah diisi infotool hotlink, setelah itu hotlink akan mencari file yang kita maksud. Untuk menggabungkan peta dengan foto yang dimaksud klik kanan pada taskbar menu pilih tile windows vertically Untuk melakukan proses HotLink buka layer kontrol dengan cara klik kanan pada mouse pilih layer yang akan dihotlink kemudian pilih hotlink, setelah itu akan muncul kotak dialog replanting* HotLink Option pada kotak filename Expression pilih field HotLink kemudian beri tanda pada kotak File location are relative to table location lalu pilih Ok lalu pada kotak dialog layer kontrol pilih OK
Sampai disini kita dapat menghubungkan gambar peta dan foto secara cepat. Isi infotool hotlink sesuai direktori file yang ada
Hal 61 dari 74
Hal 62 dari 74
Untuk membuat grafik dapat dilakukan dengan cara buka tabel yang akan dibuatkan grafiknya, setelah itu pilih menu window\ New Graph window atau dapat melalui keyboard dengan menekan tombol F4, setelah itu akan muncul kotak dialog Create Graph step 1 of 2 pilih jenis grafik yang akan digunakan lalu pilih Next kemudian pada kotak dialog Create graph step 2 of 2 pilih tabel yang akan dibuatkan grafiknya pada kotak table, kemudian pada kotak fields pilih field-field yang akan kita buat grafiknya kemudian pilih lalu OK
Memasukkan Grafik ke Layout Untuk memasukkan grafik ke layout pertama tama buat layout baru dengan cara pilih menu window\ new layout window\ setelah itu akan muncul kotak dialog New Layout window pilih tabel yang akan dibuatkan layout serta grafik nya pada kotak one frame for window pilih OK
Hal 63 dari 74
Hal 64 dari 74
Langkah selanjutnya buka program mapinfo setelah itu buka tabel yang akan dicari, sesuai dengan data referensi yang diketik Untuk melanjutkan proses geocoding buka file Excell yang telah kita ketik tadi dengan cara pilih menu File\Open setelah itu pada kotak dialog open pilih kotak Files of type kemudian pilih microsoft Excell (*.xls) lalu pilih file yang kita ketik tadi lalu pilih open
Hal 65 dari 74
Hal 66 dari 74
Geocoding Automatic Setelah tabel diatas telah teindex langkah selanjutnya pilih menu Table\ Geocode\ setelah itu pada kotak dialog Geocode pilih tabel referensi pada kotak Geocode Table dan Tabel yang dicari pada Search tabel kemudian tentukan kolom yang akan digunakan untuk untuk referensi pencarian data lalu OK Selanjutnya pilih menu Table\ Geocode jika menu Geocode belum aktif berarti tabel yang akan kita cari belum diindex.
Untuk mengindex tabel yang akan dicari dapat dilakukan dengan cara pilih Tabel\ Maintenance\ Table Structure pada kotak dialog View/Modify Table structure pilih tabel yang akan kita cari data grafisnya lalu OK
Setelah itu mapinfo akan meberitahukan hasil geocoding yang behasil dan yang tersisa
Geocoding Interactive Jika terdapat hasil geocoding Automatic yang tidak berhasil maka geocoding interactive dapat dilakukan lalukan hal yang sama pilih menu Table\ Geocode\ setelah itu pada kotak dialog Geocode pilih tabel referensi pada kotak Geocode Table dan Tabel yang dicari pada Search tabel kemudian tentukan kolom yang akan digunakan untuk untuk referensi pencarian data kemudian pilih mode interactive lalu OK
Hal 67 dari 74
Hal 68 dari 74
Untuk melihat hasil geocoding yang telah dilakukan perbesar tampilan View tabel yang dicari setelah itu klik kanal pada mouse pilih layer Control lalu pilih Add pada kotak dialog Add layer pilih tabel referensi yang telah digeocoding lalu Add dan pada kotak dialog Layer Control pilih OK
Setelah itu Save data yang telah kita ketik tadi, lalu beri nama yang jelas pada File Tersebut. Kemudian Buka Program Mapinfo dengan cara Klik Icon 2 x kemudian akan tampil Quickstart- lalu pilih Cancel
Icon Mapinfo
Untuk mentransfer data Excel ke program mapinfo, kita harus import data koordinat titik yang sudah kita ketik tadi ke program mapinfo dengancara : Pilih File- Open lalu pilih File yang sudah kita ketik tadi kemudian pada kotak files of type pilih microsoft excel (*.xls) setelah itu pilih open
Gbr. 3
Gbr. 4
Gbr. 5
Hal 70 dari 74
Setelah itu akan tampil Data Excel Browser. Selanjutnya untuk Proses Plotting data dapat kita lakukan dengan cara pilih Table - Create point . Selanjutnya akan mucul kotak dialog Create point. Untuk merubah symbol - klik pada kotak using symbol-lalu pilih jenis symbol - kemudian-OK. Setelah itu klik projection- pada kotak category pilih universal transverse mecator ( WGS 84 ) dan pada category members pilh UTM Zone 48, Southern hemisphere (WGS 84)-lalu pilih OK
Gbr. 8
Setelah tampilan grid tampak pada layar, lanjutkan pembuatan peta tematik dengan cara pilih Menu Map\Create thematic map pada kotak dialog create thematic map- step 1 of 3 pilih grid pada kotak type dan pada kotak template name pilih grid Default setelah itu pilih Next. Pada kotak dialog create thematic map-step 2 of 3 pilih tabel yang sedang aktif pada kotak table, lalu pada kotak field pilih kolom yang menunjukkan nilai ketinggian ( Elevasi ), setelah itu simpan hasil peta tematik yang kita buat pada folder yang ditentukan dengan cara pilih kotak browse lalu tentukan folder penyimpanan. Pada kotak dialog Create Thematic Map-Step 3 of 3 setting warna ketinggian dengan cara pilih interpolator lalu pilih TIN. Pada kotak Customize pilih style, setelah itu akan muncul kotak dialog Grid Appeearance pilih custom Value Ranges pada kotak Method, lalu tentukan jumlah nilai interval elevasi yang diinginkan pada kotak Number of inflection kemudian edit warna serta nilai elevasi pada kotak Value setelah itu pilih OK kemudian pada kotak dialog Create Thematic Map-Step 3 of 3 pilih OK
Setelah proses plotting selesai tutup file excel browser Kemudian buka ulang file data koordinat yang sudah kita transfer tadi dengan intitial. Tab ditempat kita menyimpan file Excel yang telah kita ketik.
Hal 71 dari 74
Hal 72 dari 74
Merubah Tampilan menjadi 3Dimensi Merubah Tampilan Tematik menjadi tampilan 3Dimensi dapat dilakukan dengan cara pilih menu Map\ Create 3D map kemudian akan muncul kotak dialog Create 3Dmap setelah itu pilih OK
Merubah Tampilan menjadi WireFrame Untuk merubah tampilan 3D yang ada menjadi wireFrame dapat dilakukan dengan cara pilih menu 3Dwindow\ WireFrame dan untuk mengembalikan ke tampilan Citra ulangi langkah yang sama yaitu pilih menu 3Dwindow\ WireFrame
Hal 73 dari 74
Hal 74 dari 74