Anda di halaman 1dari 25

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN KONSEP BANK SYARIAH

DENGAN LOYALITAS NASABAH BANK MUAMALAT INDONESIA


CABANG SUKOHARJO




PROPOSAL SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi sebagian dari tugas dan syarat-syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Syariah (S.Sy.)
pada Program Studi Muamalah (Syariah)


Oleh:
ROIS MUHAMMAD ZAKY
NIM : I 000 090 024



FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
1
A. Latar Belakang
Dalam UU No. 21 tahun 2008 disebutkan bahwa Bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Dari sini dapat dipahami bahwa
sebenarnya yang harus menjadi prioritas kegiatan perbankan adalah untuk
membantu pendanaan kegiatan masyarakat melalui sebuah sistem penghimpunan
dan penyaluran dana. Fungsi bank sebagai lembaga intermediasi, bukan hanya
untuk mencari keuntungan pribadi penyimpan dana, tapi untuk kemaslahatan yang
lebih luas dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat umum. Demikian pula bank
sebagai institusi, tidak hanya sebagai usaha yang berorientasi self-profit, tapi juga
membantu masyarakat untuk mencapai target profit usahanya.
Pengertian ini sesungguhnya sejalan dengan pola berkonsumsi yang
diajarkan Islam untuk menyisihkan sebagian pendapatannya untuk disimpan dan
berbagi, serta pola simpanan yang mengharuskan umat Islam untuk melakukan
berbagai macam usaha yang produktif atau investasi
1
. Konsep kelembagaan Bank
dan kedudukannya di tengah-tengah masyarakat tentu saja sangat tepat dan
penting untuk menghimpun dana-dana ini, untuk kemudian disalurkan dalam
rangka meningkatkan ekonomi ummat. Oleh karena itu apa yang telah dilakukan
dalam beberapa dasawarsa terakhir untuk mengembangkan perbankan yang islami
adalah sangat tepat.

1
Perwataatmadja, Karnaen dan M. Syafii Antonio. 1992. Apa dan Bagaimana Bank Islam.
Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf. hlm. 6.
2
Sesungguhnya Perbankan Islam di dunia sudah dirintis sejak tahun 1960 di
Mesir. Sedangkan di Indonesia sendiri dimulai sejak tahun 1980-an dan akhirnya
mewujud menjadi sebuah institusi/ lembaga keuangan pada tahun 1991. Semangat
yang melatarbelakangi pendirian Bank Syariah
2
diantaranya karena keinginan
umat Islam untuk menghindari riba dalam kegiatan muamalahnya, keinginan
untuk memperoleh kesejahteraan lahir dan batin melalui kegiatan muamalah yang
sesuai dengan perintah agamanya, serta keinginan untuk mempunyai alternatif
pilihan dalam mempergunakan jasa-jasa perbankan yang dirasakan lebih sesuai.
Dari sini, dapat diambil kesimpulan bahwa perbankan konvensional yang telah
ada sebelumnya dirasakan tidak sepenuhnya sesuai dengan prinsip ajaran agama
Islam.
Bagi seorang muslim, pilihan hidup itu ialah pilihan hidup yang baik
berdasarkan ajaran agama Islam. Allah berfirman:
Og^4C 4g~-.-
W-ON44`-47 W-O4>- -.-
E-EO gOg>> 4 E-O` )
+^4 4pO)UOG` ^g
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar
takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
keadaan Muslim. (Q.S. Ali Imron: 102). Pengamalan ayat ini dalam aktifitas
keuangan (perbankan) adalah seorang muslim seharusnya menjauhi perkara yang
tidak sesuai dengan prinsip ajaran agama Islam. Secara tegas, seharusnya seorang
muslim menjadikan Bank Syariah sebagai pilihan lembaga keuangan yang

2
Ibid.
3
mengelola dananya, karena kedudukan Bank Konvensional yang tidak
sepenuhnya sesuai dengan prinsip syariah tersebut.
Perkembangan aset Bank Syariah secara nasional masih sangat jauh dari
total aset Bank Konvensional. Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia dengan data per Juni 2012
3
, dapat dilihat bahwa
jumlah aset Bank Umum ditambah dengan Bank Perkreditan Rakyat berjumlah
3.951,150 triliun rupiah, sedangkan jumlah aset Bank Syariah ditambah Unit-
Unit Usaha Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah hanya 159,472 triliun
rupiah. Padahal beberapa ahli menyebutkan bahwa bagi Bank Syariah,
sebenarnya jumlah muslim yang mayoritas seharusnya dapat menjadi pangsa
pasar yang memberikan prospek cerah bagi perkembangan perbankan syariah.
Fenomena ini memberikan fakta bahwa masyarakat Indonesia sebagai masyarakat
yang mayoritas muslim, baru sebagian kecil saja yang telah menjadi nasabah
Bank Syariah.
Syafii Antonio
4
mengemukakan bahwa salah satu permasalahan yang
menjadi kendala perkembangan Bank Syariah adalah pemahaman masyarakat
yang belum tepat terhadap kegiatan operasional Bank Syariah. Dalam
perkembangan saat ini, masyarakat banyak memandang bahwa Bank Syariah dan
Bank Konvensional sama saja, hanya berbeda dari segi istilahnya saja, bahkan
Bank Syariah hanya dipandang sebagai bank yang mempunyai harga administrasi
relatif lebih tinggi.

3
Statistik Perbankan Indonesia Juni 2012. http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/ 728F40BB-AF9E-
4229-86B0-1E47D27F4BF7/26807/SPIJuni2014.pdf
4
Antonio, Muhammad Syafii. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani.
hlm. 224.
4
Ketimpangan ini menunjukkan bahwa masyarakat belum memahami
konsep Bank Syariah sebagai institusi keuangan Islam yang dijalankan
berdasarkan prinsip syariah. Padahal seharusnya ketika seseorang memahami
prinsip ajaran agama Islam, ia akan berpegang teguh dan terus mengikuti ajaran
agamanya tersebut. Demikian pula dalam memilih Bank, ketika ia telah
mengetahui dan memahami konsep Bank Syariah seyogyanya ia memilih Bank
Syariah sebagai tempat menabung atau menanamkan investasinya.
Berkaitan dengan perlunya pemahaman tersebut, ada sebuah kisah menarik
mengenai pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khidir yang dikisahkan dalam surat Al-
Kahfi ayat 66-82. Kisah ini memberikan kita gambaran bahwa pemahaman akan
sangat berpengaruh terhadap sikap kita dalam menghadapi sesuatu. Kisah ini
menceritakan ketika Nabi Khidir melakukan sesuatu yang tidak dipahami oleh
Nabi Musa (melubangi perahu orang lain, membunuh seorang anak, dan
membangun rumah yang hampir roboh), Nabi Musa menjadi tidak sabar karena
apa yang dilakukan Nabi Khidir tidak dapat ia pahami alasannya. Kemudian
setelah Nabi Khidir memberitahukan apa yang menjadi landasan perbuatannya,
Nabi Musa menjadi paham dan menerima apa yang dilakukan oleh Nabi Khidir
sebelumnya. Demikian pula dalam bank syariah, seorang nasabah atau calon
nasabah akan memberikan apresiasi positif (seperti menabung dan loyal) apabila
memahami apa yang menjadi prinsip dasar bank syariah.
Pengetahuan masyarakat mengenai prinsip bank syariah menjadi pintu
masuk pertama bagi bank syariah agar dapat lebih berkembang. Karena
perkembangan sebuah bank sendiri diantaranya dipengaruhi oleh keadaan nasabah
5
yang menabung di bank tersebut. Seperti yang dikemukakan sebelumnya,
kesenjangan jumlah aset bank konvensional dan bank syariah itu sangat
dipengaruhi oleh jumlah nasabah dan kepercayaan mereka menginvestasikan
uangnya kepada bank. Banyak faktor yang mempengaruhi nasabah untuk dapat
menabung, dan kemudian percaya kepada jasa bank. Baik itu faktor prinsip yang
digunakan bank, produk, fasilitas dan pelayanannya yang memuaskan, kualitas
manajemen, keadaan lingkungan bank, kejelasan hasil yang didapat, dan faktor
lainnya.
Secara moral, Bank Syariah mempunyai dimensi lebih luhur dibanding
bank pada umumnya. Konsep dan prinsip yang menjadi dasar berjalannya Bank
Syariah menjadi salah satu daya tarik yang membuat para ahli memperkirakan
masa depan pasar Bank Syariah akan terus lebih baik lagi di Indonesia.
Berhubungan dengan dimensi tadi, pemahaman nasabah terhadap konsep tersebut
menjadi faktor yang mempengaruhi pilihannya untuk menjadi nasabah di Bank
Syariah. Demikian, terkait pula dengan keputusannya untuk terus menggunakan
jasa Bank Syariah secara berkelanjutan, sebagai salah satu ciri dari loyalitasnya
menjadi nasabah. Bahkan sampai kesadarannya untuk menyebarkan konsep yang
ia pahami tersebut. Oleh karena itu, urgensi usaha untuk memahamkan nasabah
mengenai konsep yang diusung oleh Bank Syariah menjadi penting untuk terus
dilakukan sebagai upaya pengembangan Bank Syariah.
Telah disinggung sebelumnya bahwa Bank Muamalat Indonesia adalah
bank umum pertama di Indonesia yang menjalankan mekanisme perbankannya
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Bank ini menjadi salah satu tolak
6
ukur perkembangan institusi keuangan syariah, walaupun kita tidak dapat
memandang sebelah mata bank-bank lain yang juga telah melandasi mekanisme
perbankannya dengan prinsip syariah dan mewarnai perkembangan perbankan
syariah sehingga dapat lebih bersaing.
Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana
gambaran pemahaman masyarakat, khususnya nasabah, mengenai konsep bank
syariah dan hubungannya dengan loyalitas untuk menjadi nasabah Bank Syariah.
Sehingga kemudian peneliti mengemukakan judul Hubungan Antara Pemahaman
Konsep Bank Syariah Dengan Loyalitas Nasabah di Bank Muamalat Indonesia
Cabang Sukoharjo.

B. Perumusan Masalah
Setelah mengkaji fenomena yang terjadi seperti diuraikan dalam latar
belakang, maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang
Sukoharjo tentang konsep bank syariah?
2. Bagaimana loyalitas nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang
Sukoharjo?
3. Sejauh mana hubungan antara pemahaman tentang konsep bank
syariah dengan loyalitas nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang
Sukoharjo?


7


C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
pemahaman nasabah mengenai konsep Bank Syariah, dengan loyalitas menjadi
nasabah Bank Syariah.
Sedangkan kegunaan penelitian ini dapat berguna untuk:
1. Secara akademis dapat menjelaskan mengenai konsep Perbankan
Syariah yang sebenarnya dan sejauh mana pemahaman masyarakat
terhadapnya, serta memberi kontribusi dalam khazanah pemikiran
Muamalat untuk lebih mengembangkan pengkajian yang lebih
mendalam.
2. Secara praktis bagi Bank Syariah maupun praktisinya:
a. dapat memberikan data, masukan dan gambaran mengenai
pemahaman nasabah terhadap konsep bank syariah.
b. memberikan gambaran bagaimana pengaruh pemahaman tersebut
terhadap konsistensi menjadi nasabah Bank Syariah.
c. memberi pertimbangan kepada Bank Syariah dalam menentukan
sosialisasi terhadap masyarakat untuk pengembangan Bank
Syariah secara lebih luas.

D. Kajian Pustaka
8
Kajian pustaka merupakan kajian terhadap hasil-hasil penelitian
sebelumnya yang mempunyai kekuatan teori yang telah teruji. Hal ini
dilakukan agar dapat memastikan posisi dan keorisinilan penelitian yang
peneliti lakukan. Adapun penelitian yang berhubungan dengan
permasalahan yang peneliti angkat dalam skripsi ini antara lain :
1. Skripsi yang disusun oleh Sujud pada tahun 2010 di Progdi Pendidikan
Akuntansi FKIP UMS dengan judul Hubungan Antara
Pemahaman Tentang Sistem Bagi Hasil Di Lembaga Keuangan
Syariah Dengan Keinginan Nasabah Untuk Berinvestasi Pada
Perbankan Syariah Di Kabupaten Wonogiri, menyimpulkan
bahwa pemahaman sistem bagi hasil mempunyai hubungan yang
signifikan dengan keinginan nasabah untuk berinvestasi di perbankan
syariah.
2. Skripsi yang disusun oleh Dwi Ferdiyatmoko Cahya Kumoro pada
tahun 2010 di Fakultas Ekonomi UMS dengan judul Pengaruh
Pemahaman Nasabah Tentang Diversifikasi Produk Dan Kualitas
Jasa Pelayanan Kredit Terhadap Kepuasan Konsumen Pada BMT
An Naafi Boyolali, menyimpulkan bahwa semakin tinggi
pemahaman nasabah tentang diversifikasi produk (produk-produk yang
ditawarkan), dimana nasabah dapat dengan tepat memilih produk yang
akan digunakan, maka akan semakin tinggi pula kepuasan konsumen.
3. Skripsi yang disusun oleh Mazz Reza Pranata pada tahun 2011 di
Progdi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
9
Medan dengan judul Pengaruh Pengetahuan Konsumen Mengenai
Perbankan Syariah Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah
Tabungan Wadiah Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang
Medan, menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan
antara pengetahuan konsumen mengenai perbankan syariah terhadap
keputusan menjadi nasabah tabungan wadiah pada PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Medan.
Dari ketiga skripsi diatas dapat diambil kesimpulan lain bahwa faktor
pemahaman nasabah sangat berperan dan mempengaruhi pemasaran
dan perkembangan bank Syariah.
4. Skripsi yang disusun oleh Evi Ina Cahyanti pada tahun 2012 di
Fakultas Ekonomi UMS dengan judul Pengaruh Kualitas
Pelayanan Dan Tingkat Kepuasan Nasabah Terhadap Loyalitas
Nasabah (Studi Pada Bank Syariah Cabang Pembantu Sragen)
menyebutkan bahwa loyalitas nasabah merupakan ukuran semau apa
nasabah melakukan pembelian lagi. Loyalitas akan berkembang
mengikuti tiga tahap yaitu tahap kognitif, efektif, dan konatif.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa kualitas pelayanan
dan kepuasan nasabah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas nasabah Bank Syariah Mandiri di Kota Sragen. Penelitian ini
menjadi teori yang menjelaskan bahwa pengukuran terhadap loyalitas
akan lebih komprehensif dan bermanfaat melalui pengukuran sikap
10
dan perilaku, bukan melalui pengukuran situasional yang akan sulit
dikendalikan oleh pemasar.
Dari kajian pustaka diatas, peneliti menentukan posisi
penelitian ini bahwa pemahaman terhadap konsep Bank Syariah
belum pernah diteliti secara khusus sebagai faktor yang berkaitan
dengan loyalitas nasabah Bank Syariah. Sejauh ini peneliti belum
menemukan penelitian yang membahas variabel yang sama dengan itu.

E. Kerangka Teoritis
a. Konsep Moral Spiritual Bank Syariah
Bank Syariah sesungguhnya beranjak dari pemahaman para
ahli fiqh mengenai ekonomi Islam (muamalat maaliyah) yang
dikembangkan oleh para pemikir Islam. Veithzal Rivai
5
menyebutkan
bahwa, ekonomi Islam dibangun, ditegakkan dan dilaksanakan
berdasarkan ruh dan spirit serta menjunjung tinggi nilai-nilai sebagai
berikut: (1) aqidah tauhid, (2) keadilan, (3) kebebasan, dan (4)
kemaslahatan (akhlak yang terpuji). Syafii Antonio
6
mengemukakan
juga bahwa nilai-nilai dalam sistem perekonomian Islam terdiri dari:
perekonomian masyarakat akan menjadi baik bila menggunakan
kerangka kerja atau acuan norma-norma islami, keadilan dan
persaudaraan menyeluruh (terdiri dari keadilan sosial dan keadilan

5
Rivai, Veithzal dan Arviyan Arifin. 2010. Islamic Banking: Sebuah Teori Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Bumi Aksara. hlm. 20
6
Antonio, Muhammad Syafii. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani.
hlm. 10.
11
ekonomi), keadilan distribusi pendapatan, serta kebebasan individu
dalam konteks kesejahteraan sosial.
Khusus dalam kajian perbankan, bank Islam disebutkan oleh
Veithzal Rivai sebagai bisnis yang memiliki tujuan dan operasi tidak
memasukkan elemen yang tidak diizinkan oleh agama Islam/ halal
7
.
Hal ini termasuk menerapkan: menolak adanya bunga (riba); melarang
gharar (ketidakpastian, resiko, spekulasi), maisir (penipuan, tidak
transparan); fokus pada kegiatan-kegiatan yang halal (yang diizinkan
oleh agama); secara umum mencari keadilan dan sesuai dengan etika
dan tujuan keagamaan, serta pembagian keuntungan dan kerugian
antara bank dengan nasabah. Dalam kaitannya dengan nasabah,
hubungan nasabah dengan bank syariah adalah hubungan kemitraan,
sehingga kepentingan antara nasabah penyimpan dana, debitor dan
bank dapat diharmonisasikan.
Terdapat perbedaan mendasar antara Bank Konvensional dan
Bank Syariah, diantaranya: Pertama, dari segi akad dan aspek
legalitas. Kedua, dari sisi struktur organisasi, bank syariah
mempunyai Dewan Pengawas Syariah yang menjadi pengawas
berjalannya bank tersebut agar tetap sesuai dengan prinsip syariah,
dalam hal ini fatwa DSN MUI dan nilai-nilai keislaman secara umum.
Ketiga, berkenaan dengan bisnis dan usaha yang dibiayai haruslah
bisnis yang dihalalkan oleh syariat Islam. Dan keempat, berkaitan

7
Rivai, Veithzal dan Arviyan Arifin. 2010. Islamic Banking: Sebuah Teori Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Bumi Aksara. hlm. 31
12
dengan lingkungan kerja dan budaya perusahaan perbankan. Dalam hal
etika, shiddiq, amanah, fathanah (skillfull) dan tabligh (teamwork)
harus melandasi setiap tindakan para pelaku perbankan Islam.
Dalam mengelola produk yang ditawarkannya bank syariah
pun harus berlandaskan pada prinsip-prinsip akad yang ada dalam
Islam. Walaupun seakan terbatas, tapi sebenarnya lewat prinsip-prinsip
akad tersebut produk bank syariah berkembang lebih variatif
dibanding produk yang ada di bank konvensional. Akad-akad ini
diantaranya: akad wadhiah (titipan), mudharabah (bagi hasil),
murabahah, salam dan istishna (jual beli), ijarah (sewa), wakalah
(pendelegasian kekuasaan), kafalah (penjaminan), hiwalah
(pemindahan hutang), rahn (gadai) dan lain-lain. Dalam
pelaksanaannya akad yang dilaksanakan pada setiap produk harus
terpisah antara akad yang satu dengan yang lainnya, tidak boleh
sampai terjadi dua akad dalam satu produk. Namun dapat dilakukan
perjanjian yang berkelanjutan antara akad yang satu dan yang lainnya.
Prinsip-prinsip yang mewujud menjadi sebuah konsep bank
syariah ini bukan hanya diyakini sifatnya yang ilahiah saja, tapi
membumi mengisi keyakinan akan semangat keadilan dan
kemaslahatan bersama bagi seluruh aspek yang berkaitan; baik itu
dalam realisasi produk maupun proses pembiayaan. Perbankan
Syariah sampai saat ini terus menghadirkan pilihan produk yang
semakin beragam sesuai dengan kebutuhan nasabah, serta dengan
13
pelayanan dan fasilitas yang semakin berkembang mengimbangi
perbankan konvensional yang telah ada jauh hari sebelumnya.
Islam adalah sebagai way of life yang lengkap untuk kehidupan
manusia di dunia maupun akhirat, semua aktivitas dunia menjadi
media untuk kehidupan akhirat. Dalam kehidupan ekonomi dengan
berbagai instrumennya, tergantung pada kuat tidaknya pengetahuan
para penganutnya terhadap keberadaan bank islam dan pemahaman
yang benar terhadap konsep sistem ekonomi syariah, demikian juga
preferensi terhadap perbankan syariah, motivasi keagamaan justru
seharusnya menjadi landasan utama dalam membentuk interaksi
nasabah (muslim) dengan lembaga keuangan, di atas pertimbangan
tingkat jasa yang dapat ditawarkan dan diterima mereka
8
.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harif A. Rifai, dkk
memperlihatkan bahwa faktor internal lebih dominan dibanding faktor
eksternal bagi konsumen di dalam memilih bank syariah dan
konvensional. Artinya bahwa perilaku konsumen dalam memutuskan
penggunaan produk perbankan lebih didominasi oleh pengendalian
dari dalam (internal locus of control). Internal faktor tersebut muncul
dari kesadaran (awareness) konsumen terhadap produk yang
dikomunikasikan pada tingkat yang lebih tinggi, dan selanjutnya
awareness tersebut akan memperkuat keyakinan (belief) konsumen
9
.


8
Hasan, Ali. 2010. Marketing Bank Syariah: Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank
Syariah. Bogor: Ghalia Indonesia. hlm. 47
9
Ibid. hlm. 78.
14


b. Loyalitas Nasabah Bank Syariah
Loyalitas pelanggan menurut Dick dan Basu
10
didefinisikan
sebagai komitmen pelanggan terhadap suatu merk dan pemasok,
berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian
ulang yang konsisten. Selanjutnya Jill Griffin
11
menyebutkan bahwa
pelanggan yang loyal adalah pelanggan yang memiliki ciri-ciri antara
lain melakukan pembelian berulang secara teratur, membeli antarlini
produk dan jasa, mereferensikan kepada orang lain, dan menunjukkan
kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.
Dalam mempertahankan hubungan dengan pelanggan, Husein
Umar menggunakan istilah costumer bonding
12
. Customer Bonding
merupakan sebuah strategi dalam menciptakan loyalitas pelanggan.
Proses customer bonding dimulai dari penciptaan kesadaran konsumen
terhadap produk/jasa yang ditawarkan yang kemudian tumbuh menjadi
ikatan yang berkelanjutan sebagai dasar dari hubungan antara
perusahaan dengan konsumen, bahkan dapat diperluas ke pelanggan
lainnya. Implementasi customer bonding ini diawali dengan proses
awareness bonding, yaitu membangun persepsi di benak konsumen
mengenai produk/ jasa perusahaan, merk perusahaan, maksud

10
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Bogor: Ghalia Indonesia. hlm. 16
11
Griffin, Jill. 2005. Customer Loyalty Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan
Pelanggan. Jakarta: Erlangga. hlm. 31
12
Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia. hlm. 40.
15
perusahaan dan calon konsumen yang perusahaan inginkan. Kemudian
dilanjutkan dengan proses identifying bonding, yang dibentuk ketika
seorang konsumen mengenal dan mengagumi melalui nilai, sikap dan
pilihan gaya hidup dimana ia berasosiasi dengan produk atau merk
perusahaan. Untuk mendorong proses ini, pemasar harus menggugah
nilai dan emosi konsumen dalam berkomunikasi. Proses ini lebih
menekankan kepada faktor pribadi dari pelanggan.
Husein Umar menyebutkan bahwa loyalitas dapat dihubungkan
kepada dua perspektif, yaitu perspektif perilaku dan perspektif sikap.
Dalam perspektif perilaku, loyalitas diartikan sebagai pembelian ulang
secara konsisten oleh pelanggan. Dan melalui perspektif sikap, ia
menyebutkan bahwa pembelian ulang tidak dapat menjelaskan apakah
konsumen benar-benar lebih menyukai produk tertentu dibandingkan
dengan produk lain, atau karena berada dalam situasi pengaruh aspek
lain. Oleh karena itu sikap pelanggan terhadap produk juga harus
diteliti. Bila sikap pelanggan lebih positif terhadap produk tertentu
dibandingkan produk lain, maka ia dikatakan loyal terhadap produk
yang bersangkutan.
Terkait dengan sikap positif, seperti yang didefinisikan dan
perspektif diatas, dapat pula dikaitkan dengan definisi mengenai
kepuasan, seperti yang disampaikan oleh Schisffman dan Kanuk
13

bahwa kepuasan pelanggan merupakan perasaan seseorang terhadap

13
http://dedylondong.blogspot.com/2012/04/kepuasan-pelanggan-customer.html
16
kinerja dari suatu produk yang dirasakan dan diharapkannya. Dalam
hal ini terdapat persepsi yang menjadikan seseorang memberikan
sebuah sikap. Dalam berbagai kajian mengenai kepuasan tersebut,
beberapa penulis mengaitkannya dengan kualitas pelayanan. Namun,
Zeithaml dan Bitner
14
mengemukakan bahwa kepuasan adalah konsep
yang jauh lebih luas dari hanya sekedar penilaian kualitas pelayanan,
tetapi juga di pengaruhi oleh faktor-faktor lain. Kepuasan pelanggan
juga di pengaruhi oleh persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan
(jasa), kualitas produk, harga dan oleh faktor situasi dan faktor pribadi
dari pelanggan.
Faktor pribadi/ internal diatas, didalam kajian mengenai
perilaku konsumen terdapat satu faktor yang mempengaruhi seorang
konsumen berperilaku, yaitu faktor psikologis yang termasuk di
dalamnya berupa faktor pengetahuan konsumen. Pengetahuan
konsumen terdiri dari informasi yang disimpan di dalam ingatan
15
.
Sehingga pemahaman akan karakteristik atau bahkan konsep suatu
produk akan sangat berpengaruh terhadap kesetiaan seorang konsumen
untuk membeli produk tersebut secara berkelanjutan. Bahkan, dalam
kajian perilaku konsumen dalam perspektif ekonomi Islam terdapat
sesuatu yang tidak didapatkan dalam perspektif ilmu konvensional.
Dalam Islam, perilaku seorang konsumen harus mencerminkan

14
Ibid
15
http://wordskripsi.blogspot.com/2010/03/pengetahuan-konsumen-mengenai-perbankan.html
17
hubungan dirinya dengan Allah SWT
16
. Pemahaman bahwa
berjalannya bank syariah adalah tidak hanya untuk mencapai
profitabilitas duniawi, tetapi juga berusaha menjalankan prinsip yang
sesuai dengan pandangan Islam untuk mencapai hubungan dengan
Allah SWT (profitabilitas ukhrawi) akan berhubungan dengan pilihan
dan loyalitas seseorang menjadi nasabah di bank tersebut.
c. Hipotesis:
Dari teori-teori yang telah disebutkan diatas, akhirnya peneliti
menyusun hipotesis bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
pemahaman seorang nasabah mengenai konsep bank syariah dengan
loyalitasnya di bank syariah, dalam kasus ini di Bank Muamalat
Indonesia Cabang Sukoharjo.

F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan masalah yang dikemukakan diatas, dilihat dari
tempat penelitiannya, jenis penelitian ini adalah Penelitian
Lapangan (Field Research). Penelitian ini juga dikategorikan
sebagai Penelitian Korelasional, karena bertujuan untuk mendeteksi
sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan
variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada

16
Muflih, Muhammad. 2006. Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ekonomi Islam. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. hlm. 4.
18
koefisien kolerasi
17
. Dalam hal ini peneliti bermaksud mencari
keterkaitan antara pemahaman konsep perbankan syariah dengan
loyalitasnya menjadi nasabah. Berdasarkan data yang dihimpun,
penelitian ini termasuk dalam Penelitian Kuantitatif, karena data-
data yang dikumpulkan dalam kegiatan penelitian disuguhkan
berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik
18
.
2. Subyek dan Tempat Penelitian
Subyek penelitian ini adalah nasabah yang menjadi
konsumen/ berinvestasi di Bank Muamalat Indonesia Cabang
Sukoharjo.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Questioner/ Angket
Untuk mensurvei langsung bagaimana kondisi nasabah
di lapangan, peneliti mengambil teknik pengumpulan data
dengan questioner/ angket dengan pertanyaan tertutup untuk
secara langsung diisi oleh nasabah dan membatasi jawaban
mereka. Angket berisi pertanyaan-pertanyaan yang relevan
dengan tujuan penelitian dan indikator-indikator yang
digunakan, dengan maksud agar mendapatkan hasil yang
reliabel dan valid.
b. Dokumentasi

17
Warsidi, Slamet. 2003. Pegangan Kuliah Metodologi Penelitian Hukum Muamalat. Surakarta:
FAI UMS. hlm. 44
18
Sukandarrumidi, dan Haryanto. 2008. Dasar-dasar Penulisan Proposal Penelitian. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press. hlm. 72
19
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data berupa
data-data tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan
serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai
dengan masalah penelitian. Peneliti menghimpun dokumen,
memilih-milih dokumen sesuai dengan tujuan penelitian,
mencatat dan menerangkan, menafsirkan dan menghubungkan
dengan fenomena lain
19
. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan
dokumen yang membantu pengkajian terhadap pemahaman
konsep bank syariah dan hubungannya dengan loyalitas
nasabah. Dan tidak terlepas pula, dengan teknik ini peneliti
mencari data sekunder maupun tambahan yang mendukung
penelitian ini.
4. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh peneliti dari
sumber asli
20
. Berdasarkan subyek penelitian yang telah
disebutkan diatas, maka sumber data primer penelitian ini
berasal dari angket yang telah diisi oleh nasabah Bank
Muamalat Indonesia Cabang Sukoharjo.
b. Sumber Data Sekunder

19
Muhamad. 2008. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif. Jakarta:
Rajawali Press. hlm. 152
20
Ibid. hlm. 103
20
Data sekunder didapat dari literatur-literatur, buku-buku
atau bacaan serta dokumentasi yang relevan dan dapat
membantu menjelaskan data primer.
5. Populasi dan Sampel
Populasi merujuk pada sekumpulan orang atau objek yang
memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal yang membentuk
masalah pokok dalam suatu penelitian
21
. Populasi didapatkan dari
dokumentasi data jumlah nasabah yang ada di Bank Muamalat
Indonesia Cabang Sukoharjo.
Untuk membatasi atau mereduksi subyek penelitian dan
waktu serta tenaga yang dikeluarkan, peneliti menggunakan
sampling dengan memilih unsur populasi untuk digunakan sebagai
sampel yang representatif mewakili populasi tersebut. Pemilihan
sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling karena
populasi dianggap homogen. Sampel diambil dengan perhitungan
rumus Slovin, yaitu:






6. Teknik Analisis Data
Melalui teknik pengumpulan data diatas, kemudian akan
didapatkan data mengenai hubungan antara pemahaman konsep
perbankan syariah dengan loyalitas nasabah di Bank Muamalat

21
Ibid. hlm. 161.
21
Indonesia Cabang Sukoharjo. Data tersebut kemudian dianalisis
dengan pola analisis statistik yang kemudian berwujud angka-
angka. Dari hasil uji statistik menggunakan uji asosiasi/ korelasional
akhirnya diperoleh hasil uji dalam dua kemungkinan, apakah
terdapat signifikansi; dengan taraf signifikansi seberapa jauh, atau
tidak terdapat signifikansi sama sekali.
22
G. Sistematika Penelitian
Penelitian ini disusun dengan uraian yang sistematis, yang
diharapkan dapat mempermudah proses pengkajian dan pemahaman
terhadap persoalan yang akan diteliti. Adapun sistematika penelitian ini
nantinya adalah sebagai berikut:
BAB I Menjelaskan tentang pendahuluan, meliputi latar belakang,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian
pustaka, kerangka teoritis, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II Menjelaskan tentang Konsep Perbankan Syariah, filosofi,
prinsip dan karakteristik kelembagaan, layanan dan produk
yang ditawarkan oleh Bank Muamalat Indonesia Cabang
Sukoharjo, serta prinsip/ akad dari produk tersebut.
BAB III Menjelaskan variabel penelitian, yaitu pemahaman nasabah
mengenai konsep perbankan syariah dan loyalitas nasabah.
BAB IV Menjelaskan hasil dan data penelitian: Analisis hubungan
pemahaman nasabah mengenai konsep Bank Syariah dengan
loyalitas nasabah.
BAB V Menjelaskan tentang penutup, yang meliputi: kesimpulan,
implikasi, saran dan penutup.

23
H. Daftar Pustaka Sementara
Antonio, Muhammad Syafii. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek.
Jakarta: Gema Insani.
Griffin, Jill. 2005. Customer Loyalty Menumbuhkan dan Mempertahankan
Kesetiaan Pelanggan. Terjemahan oleh Dwi Kartini Yahya. Jakarta:
Erlangga.
Hasan, Ali. 2010. Marketing Bank Syariah: Cara Jitu Meningkatkan
Pertumbuhan Pasar Bank Syariah. Bogor: Ghalia Indonesia.
Muflih, Muhammad. 2006. Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ekonomi Islam.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Muhamad. 2008. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif.
Jakarta: Rajawali Press.
Perwataatmadja, Karnaen dan M. Syafii Antonio. 1992. Apa dan Bagaimana
Bank Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf.
Rivai, Veithzal dan Arviyan Arifin. 2010. Islamic Banking: Sebuah Teori Konsep
dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukandarrumidi, dan Haryanto. 2008. Dasar-dasar Penulisan Proposal
Penelitian. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sumarin. 2012. Konsep Kelembagaan Bank Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu.
24
Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta:
Gramedia.
------------------. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Warsidi, Slamet. 2003. Pegangan Kuliah Metodologi Penelitian Hukum
Muamalat. Surakarta: FAI UMS.
Statistik Perbankan Indonesia Juni 2012. http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/
728F40BB-AF9E-4229-86B0-1E47D27F4BF7/26807/SPIJuni2014.pdf
http://wordskripsi.blogspot.com/2010/03/pengetahuan-konsumen-mengenai-
perbankan.html diakses tanggal 13 Oktober 2012 pukul 20.07.
http://dedylondong.blogspot.com/2012/04/kepuasan-pelanggan-customer.html
diakses tanggal 13 Oktober 2012 pukul 20.15.

Anda mungkin juga menyukai