Anda di halaman 1dari 10

A. PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang Vulnus laceratum terjadi akibat kekerasan benda tumpul,goresan, jatuh, kecelakaan sehingga kontuinitas jaringan terputus.Pada umumnya respon tubuh terhadap trauma akan terjadi prosesperadangan. Nyeri timbul karena kulit mengalami luka infeksisehingga terjadi kerusakan sel-sel yang rusak akan membentuk zatkimia sehingga akan menurunkan ambang stimulus terhadap reseptormekano sensitive (Price. 2005)Nyeri adalah sensasi subyektif rasa tidak nyaman yangbiasanya berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial.Nyeri dapat bersifat protektif, yaitu dengan menyebabkan individumenjauhi suatu rangsangan yang berbahaya atau tidak memilikifungsi, seperti pada nyeri kronik. Nyeri dirasakan apabila reseptor-reseptor nyeri terspesifik teraktivasi. Nyeri dijelaskan secara subyektif atau obyektif berdasarkan lama, kecepatan sensasi, dan letak (Corwin,2000). Nyeri bisa menjadi salah satu keluhan utama dan dapatmengganggu kenyamanan seseorang sehingga dapat mempengaruhidan membatasi aktivitas seiring dengan derajat nyeri yang lebih berat.Oleh karena itu, dibutuhkan upaya untuk meminimalkan rasa nyerimelalui asuhan keperawatan yang tepat sesuai kebutuhan pasien. 2. Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan mahasiswa dapat:a. Memahami konsep gangguan rasa nyaman : nyeri.b. Memahami asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhandasar manusia yang berhubungan dengan gangguan rasa nyamanterutama nyeri B. TINJAUAN TEORI 1. Pengertian Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yangmempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorangpernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).Menurut International Association for The Study of Pain (IASP), nyeri dapat digambarkan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengankerusakan jaringan yang sudah atau berpotensi terjadi. Nyeri bersifatsubjektif dan merupakan suatu sensasi sekaligus emosi (Price andLorraine, 2005).Nyeri merupakan mekanisme pertahanan bagi tubuh, timbulapabila jaringan dirusak yang menyebabkan individu bereaksi dengancara memindahkan stimulus nyeri (Guyton and Hall, 2008).Nyeri merupakan perasaan dan pengalaman emosional yangtidak menyenangkan yang timbul dari kerusakan jaringan yang aktualdan potensial atau gambaran adanya kerusakan (NANDA, 2005). 2. Etiologi Etiologi yang dapat menyebabkan nyeri antara lain :a.

Agen cedera fisik : penyebab nyeri karena trauma fisik b. Agen cedera biologi : penyebab nyeri karena kerusakan fungsiorgan atau jaringan tubuh.c. Agen cedera psikologi : penyebab nyeri yang bersifat psikologik seperti kelainan organik, neuro traumatik.d. Agen cedera kimia: penyebab nyeri karena bahan kimia. 3. Faktor Predeposisi Adanya injuri fisik, kimia, thermal yang meningkatkantransmisi maupun menghambat nyeri, zat yang dapat meningkatkantransmisi nyeri histamin, bradikinin, asetilkolin dan prostaglandin.Inhibitor transmisi nyeri : endorfin dan enkefalin 4. Patofisiologi Price and Lorraine (2005) menyatakan bahwa proses fisiologik nyeri terdiri dari beberapa proses yang meliatkan stimulus cedera jaringan dan pengalaman subjektif nyeri yaitu :a. Transduksi nyeriProses rangsangan yang mengganggu sehingga menimbulkanaktivitas listrik di reseptor nyeri. Rangsangan ini dapat berupafisik, suhu, dan kimia.b. Transmisi nyeriTransmisi nyeri melibatkan proses penyaluran impuls nyeri yangdisalurkan oleh serabut A delta dan serabut C sebagai neuronpertama, dari tempat transduksi melewati saraf perifer sampai keterminal di medula spinalis dan jaringan neuron-neuron pemancaryang naik dari medula spinalis ke otak.c. Modulasi nyeriModulasi nyeri melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desendens dari otak yang dapat mempengaruhi transmisi nyerisetinggi medula spinalis. Modulasi nyeri melibatkan faktor-faktorkimiawi yang menimbulkan atau meningkatkan aktivitas direseptor nyeri aferen primer. Ada beberapa sistem analgesik endogen meliputi enkefalin, endorfin, serotonin, dan noradrenalinyang memiliki efek menekan impuls nyeri pada kornu posteriormedulla spinalis.d. Persepsi nyeriPengalaman subjektif nyeri yang dihasilkan oleh aktivitastransmisi nyeri oleh saraf. 5. Tanda Dan Gejala a. Respon fisiologis terhadap nyeri1) Stimulasi Simpatik:(nyeri ringan, moderat, dan superficial)a) Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rateb) Peningkatan heart rate

c) Vasokonstriksi perifer, peningkatan BPd) Peningkatan nilai gula darahe) Diaphoresisf) Peningkatan kekuatan ototg) Dilatasi pupilh) Penurunan motilitas GI2) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)a) Muka pucatb) Otot mengerasc) Penurunan HR dan BPd) Nafas cepat dan irregulere) Nausea dan vomitusf) Kelelahan dan keletihanb. Respon tingkah laku terhadap nyeri1) Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas,Mendengkur)2) Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigitbibir)3) Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot,peningkatan gerakan jari & tangan4) Menghindari percakapan, menghindari kontak sosial,penurunan rentang perhatian, Fokus pd aktivitasmenghilangkan nyeri). 6. Pemeriksaan Penunjang Intensitas nyeri seseorang dapat diketahui dari alat-alatpengkajian yang digunakan pengukuran intensitas nyeri sangatsubjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yangsama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh duaorang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuhterhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri(Tamsuri, 2007).Menurut smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagaiberikut:a.

Skala intensitas nyeri deskriptif sederhanaSkala intensitas nyeri nyeri deskriptif sederhana ini menggunakanenam gambar wajah dengan ekspresi yang berbeda. Skala inidapat dipergunakan mulai anak usia 3 (tiga) tahun.b. Skala intensitas nyeri numerik 0-10c. Skala analog visual (VAS)d. Skala nyeri menurut bourbanisKeterangan :0 : Tidak nyeri1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasidengan baik.4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,

menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapatmendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapatmengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapatmenunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagiberkomunikasi, memukul. 7.

Pathway8. Pengkajian Pengkajian nyeri yang faktual dan akurat dibutuhkan untuk:a. Menetapkan data dasarb. Menegakkan diagnosa keperawatan yang tepatc. Menyeleksi terapi yang cocok d. Mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang diberikan.Perawat harus menggali pengalaman nyeri dari sudut pandangklien. Keuntungan pengkajian nyeri bagi klien adalah bahwa nyeridiidentifikasi, dikenali sebagai sesuatu yang nyata, dapat diukur,dapat djelaskan, serta digunakan untuk mengevaluasi perawatan.Hal-hal yang perlu dikaji adalah sebagai berikut:a. Ekspresi klien terhadap nyeri. Injury Fisik, Kimia, ThermalTrauma Tajam Trauma TumpulPerdarahanGangguanMobilitasFisik Gangguan PerfusiJaringanDeficit Self CareNyeriCemasSulit Bergerak KurangPengetahuan

Banyak klien tidak melaporkan atau mendiskusikan kondisiketidaknyamanan. Untuk itulah perawat harus mempelajari caraverbal dan nonverbal klien dalam mengkomunikasikan rasaketidaknyamanan. Klien yang tidak mampu berkomunikasi efektif seringkali membutuhkan perhatian khusus ketika pengkajian.b. Klasifikasi pengalaman nyeriPerawat mengkaji apakah nyeri yang dirasakan klien akut ataukronik. Apabila akut, maka dibutuhkan pengkajian yang rincitentang karakteristik nyeri dan apabila nyeri bersifat kronik, makaperawat menentukan apakah nyeri berlangsung intermiten,persisten atau terbatas.c. Karakteristik nyeri1) Onset dan durasiPerawat mengkaji sudah berapa lama nyeri dirasakan,seberapa sering nyeri kambuh, dan apakah munculnya nyeriitu pada waktu yang sama.2) LokasiPerawat meminta klien untuk menunjukkan dimana nyeriterasa, menetap atau terasa pada menyebar3)

KeparahanPerawat meminta klien menggambarkan seberapa parah nyeriyang dirasakan. Untuk memperoleh data ini perawat bisamenggunakan alat Bantu, skala ukur. Klien ditunjukkan skalaukur, kemudian disuruh memilih yang sesuai dengankondisinya saat ini yang mana. Skala ukur bisa berupa skalanumeric, deskriptif, analog visual. Untuk anak-anak skalayang digunakan adalah skala oucher yang dikembangkan olehBeyer dan skala wajah yang diembangkan oleh Wong &Baker. Pada skala oucher terdiri dari skala dengan nilai 0-100pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang lebih besar danskala fotografik enam gambar pada sisi kanan untuk anak yanglebih kecil. Foto wajah seorang anak dengan peningkatan rasa

Anda mungkin juga menyukai