Anda di halaman 1dari 17

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Kuat arus (electric current) adalah laju transport muatan listrik per satuan

waktu yang melalui titik atau permukaan tertentu. Simbol I umumnya digunakan untuk arus yang konstan, sedangkan i untuk arus yang berubah dengan waktu. Satuan kuat arus adalah ampere (1A = 1 C/s; dalam SI ampere adalah satuan dasar dan coulomb adalah satuan yang diturunkan). Hukum Ohm mengubungkan kuat arus dengan tegangan dan hambatan. Untuk rangkaian-rangkaian sederhana, I = V/R. Akan tetapi bagi muatan-muatan yang tersebar dalam cairan atau gas, atau pula bila terdapat pembawa-pembawa muatan positif dan muatan negatif dengan karakteristik yang berbeda, hukum Ohm yang sederhana itu tidak lagi mencukupi. Oleh sebab itu, rapat arus (current density) J (A/m2) memperoleh perhatian yang dibandingkan kuat arus I. lebih besar dalam teori elektromagnetik

1.2

Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang diangkat dalam makalah ini adalah sebagai

berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan kuat arus, rapat arus, dan penghantar ? 2. Bagaimanakah hubungan antara kuat arus, rapat arus, dan penghantar ? 3. Apa saja syarat batas pada perbatasan penghantar dielektrik ?

1.3

Tujuan Tujuan utama dari penulisan makalah Kuat Arus, Rapat arus, dan

Penghantar kali ini adalah untuk mengetahui dan memahami secara rinci

mengenai Kuat arus, rapat arus, dan penghantar. Adapun tujuan lain dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mampu mendefinisikan serta menjelaskan mengenai kuat arus, rapat arus,

dan penghantar.
2. Mengetahui bagaimana hubungan antara kuat arus, rapat arus, dan

penghantar
3. Mengetahui syarat batas pada perbatasan penghantar dielektrik.

1.4

Manfaat Manfaat yang diperoleh dari makalah Kuat Arus, Rapat arus, dan

Penghantar ini adalah sebagai berikut :


1. Memberikan pengetahuan mengenai Kuat arus, rapat arus, dan penghantar

secara mendalam.
2. Memberikan pengetahuan mengenai hubungan antara Kuat arus, rapat arus,

dan penghantar.
3. Memberi pengetahuan mengenai syarat batas pada perbatasan penghantar

dielektrik. 1.5 Ruang Lingkup Materi Dalam makalah ini, ruang lingkup yang dibahas oleh penulis hanya sebatas mengenai permasalahan yang di bahas, yaitu sebatas Kuat arus, rapat arus, dan penghantar.

BAB II PEMBAHASAN
2.1

Muatan-muatan dalam gerakan Tinjaulah gaya pada suatu partikel bermuatan positif dalam vakum, seperti

tampak pada Gambar (2.1). Gaya ini, F = + QE, karena tak ada yang melawannya, menghasilkan percepatan yang konstan. Jadi muatan itu bergerak dalam arah E dengan kecepatan U yang terus bertambah besar, selama partikel masih berada dalam medan tadi, kalau muatan itu ada dalam cairan atau gas, seperti di Gambar 2.1 ia berulangkali bertumbukan dengan partikel-partikel medium menghasilkan perubahan yang acak dalam arah geraknya, Namun untuk E yang konstan dan medium homogen, komponen kecepatan yang acak tadi saling menghilangkan, hingga tinggallah kecepatan rata-rata yang konstan, yang dinamai kecepatan hanyut (drift velocity) U, dalam arah E, pada logam, penghantaran listrik adalah melalui gerakan elektron-elektron dari kulit paling luar dari atom-atom yang membentuk struktur hablur logam itu. Menurut teori gas-elektron (elecron-gas theory), elektron-elektron ini mendapatkan kecepatan hanyut rata-rata dengan cara yang praktis serupa dengan partikel bermuatan yang bergerak dalam cairan atau gas. Kecepatan hanyutnya berbanding lurus dengan kuat medan listrik, U = E............................................................................................ (1) Dimana , yakni mobilitas, satuannya adalah m2/V.s. setiap m3 penghantar

mempunyai jumlah atom dalam orde 1028. Penghantar-penghantar yang baik mempunyai satu atau dua dari elektron-elektronnya yang dapat bebeas bergerak kalau diberi medan listrik. Mobilitas u besarnya bergantung pada suhu dan juga pada struktur hablur penghantar. partikel pada benda padat melakukan gerakan bergetar yang akan bertambah keras sejalan dengan naiknya suhu. Ini mempersukar kerakan muatan-muatan tadi. Jadi pada suhu-suhu tinggi mobilitas berkurang,

yang berakibat pada hanyut (atau kuat arus) yang lebih kecil untuk E tertentu. Dalam analisis rangkaian, gejala ini dirumuskan dengan menyatakan resistivitas (atau hambat jenis) bagi setiap bahan dan menentukan pula pertambahan resistivitas ini dengan bertambahnya suhu.

Gambar 2.1

2.2

RAPAT ARUS KONVEKSI J

Gambar 2.2

Sejumlah partikel bermuatan yang menyebabkan kerapata muatan dalam volume v, pada gambar 2.2 di tunjukan mempunyai kecepata U ke kanan. Kedudukan relative partikel-partikel itu dalam volume tadi kita anggap tak berubah . dengan konfigurasi muatan ini melalui permukaan S, terjadilah arus konveksi (convection current) dengan kerapatan : (A/m2) .......................................................................................(2) Tentu saja jika penampang v berubah, atau kalau kerapatan tak konstan di dalam v, J tidak akan constant dalam waktu. Kemudian pula, J akan menjadi nol

setelah bagian terakhir volume v melewati S. Namun demikian, konsep kerapatan arus yang disebabkan bergeraknya awan partikel bermuatan, kadang-kadang bermanfaat dalam mempelajari teori medan elektromagnetik.

2.3

RAPAT ARUS KONDUKSI J

Gambar 2.3

Yang lebih penting adalah arus konduksi (conduction current) yang bangkit dengan adanya medan listrik suatu penghantar dengan luas penampang yang tetap. Rapat arus di sini juga deberikan oleh : (A/m2)........................................................................................(3) yang dengan hubungan U = E, dapat ditulis ........................................................................................................(4) di mana = adalah konduktivitas dari bahan yang dinyatakan dalam Siemens per meter (S/m). Dalam penghantar-penghantar logam, pembawa muatan adalah electron-electron yang hanyut dalam arah yang berlawanan dengan E. Dengan demikian, karena bagi electron dan keduanya negative, maka koduktivitasnya juga positif, sama seperti pada partikel pembawa muatan positif. Akibatnya J dan E selalu lazim untuk memperlakukan electron yang bergerak ke kiri sebagai muatan positif yang bergerak ke kanan, dan selalu memberikan positif.

dan yang nilainya

Hubungan J = E seringkali dikenal sebagai bentuk titik dari hokum Ohm. Faktor di sana mencakup pengertian kerapatan electron konduksi () dan taraf kemudahannya bergerak dalam struktur hablur itu (). Konduktivitas ternyata bergantung pada suhu, sebagaimana memang kita harapkan. 2.4 KONDUKTIFITAS Dalam cairan atau gas umumnya terdpat ion positif dan ion negatif yang bermuatan tunggal atau kembar, dan demikian pula dengan masa yang berbeda. Konduktivitasnya akan terpengaruh oleh semua faktor faktor itu. Tapi kalau kita anggap semua ion negatif adalah serupa, demikian pula sesama ion positif, maka konduktivitasnya hanya terdiri dari dua suku, seperti ditunjukkan pada gambar 2.4a pada konduktor logam hanya elektron valensi sajalah yang bebas bergerak. Pada gambar 2.4b. Elektron elektron digambarkan bergerak ke kiri. Kondiktivitas disini hanya mengandung satu suku yaitu hasil konduksi, .e , dengan mobilitasnya, e. Dalam semi konduktor, seperti germanium dan silikon, konduksi tadi lebih komplek. Dalam struktur kristal, setiap atom mempunyai ikatan kovalen dengan empat atom yang berdekatan. Namun, pada suhu kamar dengan masuknya energi dari sumber luar seperti misalnya cahaya. Elektron dapat keluar dari posisinya seperti yang di tentukan ikatan kovalen. Ini membentuk pasangan elektron lubang (elektro-hole pair) yang berperan dalam konduksi. Bahan seperti ini dinamakan semikonduktor intrinsik. Pasangan elektron lubang mempunyai masa hidup yang singkat, karena ia hilang dalam peristiwa rekombinasi. Tetapi secara tetap terbentuk pula pasangan pasangan baru, dan kapan saja selalu ada beberapa yang akan berfungsi dalam konduksi Seperti dikemukakakan di gambar 2.4c, konduktor disini terdiri dari 2 suku, satu untuk elektron, lainnya untuk lubang. Dalam praktek, untuk mendapatkan semikonduktor tipe p dan tipe n ditambahkan orang ketidakmurnian (impurities) dalam bentuk unsur unsur bervalensi tiga atau lima. Dalam hal ini perilaku sebagai bahan intrinsik tetap ada, tetapi sangat dibayangi oleh kehadiran elektron elektron tambahan (pada bahan tipe n), atau lubang lubang (pada bahan tipe p).
6

kali rapat muatan elektron elektron

Maka dalam konduktifitas salah satu dari kerapatan e atau h akan jauh melampaui yang lainnya.

Gambar 2.4
2.5

Kuat Arus Arus total I (dalam A) yang menembus permukaan s diberikan oleh
................................................................................................................................................

(5)

(lihat gambar 6-5). Suatu vektor normal harus kita pilih untuyk elemen permukaan dS. Dengan demikian, I positif menunjukkan arus yang melewati S dalam arah vektor normal. Tentu saja, J tidak perlu serba sama sepanjang permukaan S dan S sendiri tidak pula harus berupa bidang datar.

Gambar 2.5

2.6

Hambatan R

Jika suatu penghantar dengan luas penampang tegak A dan panjang l seperti gambar 2.6, diberi beda potensial V antara ujung-ujungnya, maka : dan ........................................................................................(6)

Gambar 2.6

Dengan menganggap arusnya terdistribusi secara merata pada luas A . Arus totalnya kemudian adalah .................................................................................(7) Karena hukum ohm mengatakan maka hambatannya adalah

()......................................................................................(8) Perhatikan bahwa 1 S-1 = 1 ; satuan siemens tadinya disebut mho. Ungkapan bagi hambatan secara umum diterapkan pada penghantar dengan penampang tegak yang konstan dalam arah yang panjangnya. Namun, misalnya rapat arus lebih besar didekat permukaan daripada di tengah-tengahnya, tentu saja ungkapan itu tak lagi berlaku. Untuk distribusi arus yang tak serbasama seperti ini hambatannya adalah ..............................................................................(9) Jika bukan tegangan, melainkan medan E yang diberikan di antara kedua ujung penghantar, ungkapan hambatannya menjadi
8

.................................................................................................(10) Di mana pembilang menyatakan penurunan potensial, dan penyebut menyatakan arus total I padanya. 2.7 RAPAT ARUS PERMUKAAN K

Untuk hal-hal tertentu arus hanya terbatas pada permukaan penghantar, misalnya sepanjang dinding dalam dari waveguide.Untuk lembaran arus seperti itu adalah bermanfaat mendefinisikan rapat arus K (dalam A/m) yang menyatakan transport muatan per detik yang melalui satuan panjang pada permukaan tegak lurus pada arah arus. Gambar 2.7 memperlihatkan arus total I dalam bentuk lembaran silindris dengan jari-jari r mengalir dalam arah z. Untuk hal ini .................................................................................................(11) Berlaku pada setiap titik pada permukaannya. Dalam hal lain. K dapat berubah dari satuan titik ke titik yang lain. Umumnya arus yang melalui kurva C pada lembaran arus diperoleh dengan jalan mengintegrasikan komponen normal dari K sepanjang kurva pada gambar 2.8. Maka ............................................................................................(12)

Gambar 6.7

Gambar 6.8 2.8 Kontitunitas Arus Kita telah membahas arus I yang melalui permukaan S di mana kerapatan arus I pada permukaan diketahui. Sekarang kalau permukaan tadi tertutup, agar ada arus netto yang keluar melalui permukaan itu, mestilah ada penurunan muatan positif di dalamnya : ........................................................(13) Dimana vektor normal pada dS mengarah keluar. Membaginya dengan v, kita peroleh : ......................................................................................(14) Dengan v 0, ruas kiri per definisi mendekati . J, yakni divergensi rapat arus, sedangkan ruas kanan mendekati - . Sehingga ..............................................................................................(15) Hubungan ini disebut persamaan kontinuitas. Disana menunjukan rapat

muatan keseluruhan, tidak hanya dari muatan-muatan yang dapat berpindah. Akan ditunjukan di bawah, di dalam penghantar yang dapat bernilai bukan nol

hanyalah dalam transien. Dengan demikian, persamaan kontinuitas menjadi . J =

10

0, yang ekuivalen dengan hukum Kirchhoff untuk arus, yakni yang mengatakan bahwa arus netto yang meninggalkan titik temu dari beberapa penghantar nol. Dalam proses konduksi, bila anada memberikannya medan listrik, maka elektron-elektron valensi akan bergerak. Sejauh menyangkut gerakan elektronelektron ini , keadaannya bukan lagi statis. Namun, elektron-elektron ini tidak boleh dikacaukan oleh muatan netto, karena setiap elektron akan diimbangi oleh proton dalam inti, sehingga muatan netto adalah nol untuk setiap v dari bahan tersebut. Misalkanlah sekarang pada situasi tak seimbang yang sementara, di suatu bagian dan penghantar padat kita jumpai kerapatan muatan netto karena J = E = (/)D ........................................................................................(16) Operasi divergensi melibatkan diferensiasi parsial terhadap kordinat kordinat ruang. Jadi kalau dan konstan, sebagaimana halnya pada homogeny, keduanya dapat dikeluarkan dari operasi divergensi itu ..................................................................................(17)
o

0 pada t = 0 maka

...............................................................................................(18) atau ...........................................................................................(19) Solusi persamaan ini adalah


0

e-(

/)t

..............................................................................................(20) dan dengan itu juga

Kita lihat bahwa

...............................................................................................(21)

11

Meluruh secara eksponensial dengan tetapan waktu /, yang juga dikenal sebagai waktu relaksasi bahan tersebut. Bagi perk, dengan = 6,17 x 107 S/m dan 0, waktu relaksasinya adalah 1,44 x 10-19 s. Jadi, kalau disebabkan sesuatu hal terbentuk
0

di dalam bongkah perak, muatan muatan itu oleh gaya gaya

coulomb akan cepat menyebar, sehingga sesudah 1,44 x 10-19 s, hanya 0,67 % dari
0

yang tinggal. Jadi untuk muatan statis dapat

dikatakan muatan netto di dalam suatu penghantar adalah nol. Sekiranya ada muatan netto, ia mestilah berada di permukaan luar. 2.9 Syarat Batas Pada Perbatasan Penghantar Dielektrik Dalam keadaan statis semua muatan netto berada di permukaan luar penghantar, sehingga baik E maupun D adalah nol di dalam penghantar. Karena medan listrik bersifat konservatif, integral garis bagi E adalah nol untuk setiap lintasan tertutup. Gambar 2.9 menunjukan lintasan berbentuk persegi panjang dengan titik sudut 1,2,3, dan 4. .................................(22)

Gambar 2.9 Kalau panjang lintasan dari 2 ke 3 dan dari 4 ke 1 kita perkecil mendekati nol tapi dengan perbatasan tadi tepat diantaranya, maka integral kedua dan keempat adalah nol. Lintasan antara 3 dan 4 adalah di dalam penghantar di mana E = 0. Jadi tinggal ......................................................................(23)

12

Dimana Et adalah komponen tangensial dari E pada permukaan dielektrik. Karena interval 1 ke 2 dapat kita pilih dengan sembarang, maka .................................................................................................(24) Pada setiap permukaan. Untuk menemukan syarat bagi komponen komponen normal, suatu permukaan tertutup berbentuk silinder tegak yang kecil kita tempatkan di perbatasan itu seperti pada gambar 2.10 Hukum Gauss yang diterapkan pada permukaan tertutup ini menghasilkan

............................................................................................(25) .................(26) interval yang ketiga bernilai nol karena, seperti yang baru kita peroleh, di kedua sisi perbatasan. Integral kedua juga nol karena permukaan bawah silider berada di dalam penghantar, di mana tak ada D dan E maka,

Gambar 2.10 ..................(27) yang hanya dapat dipenuhi kalau

13

atau

................................................................(28)

Singkatnya, dalam keadaan statis tepat diluar penghantar medan adalah nol (komponen komponen tangensial dan normalnya) kecuali jika terdapat distribusi muatan pada permukaannya. Namun pula, adanya muatan permukaan tidak perlu menandakan adanya muatan netto. Sebagai contoh, misalkan ada muatan positif di titik asal suatu kordinat bola. Kalau muatan itu dilingkupi oleh kulit bola konduktor dengan ketebalan tertentu, seperti pada gambar 2.11(a), maka medan tersebut masih diberikan oleh ...........................................................................................(29) Kecuali di dalam penghantar itu sendiri di mana E = 0. Gaya-gaya coulumb oleh muatan +Q tadi menarik elektron konduksi ke permukaan dalam, akibatnya terbentuk muatan permukaan dengan kerapatan yang negatif. Sedangkan

kekurangan elektron pada permukaan luar berarti adanya muatan permukaan dengan kerapatan muatan +Q yang positif. Garis garis fluks listrik yang berasal dari

berhenti pada elektron elektron pada permukaan dalam dari

penghantar itu, seperti yang ditunjukan di gambar 2.11 (b). Kemudian garis garis fluks muncul lagi berpangkal pada muatan muatan positif pada permukaan luar bola konduktor tadi. Perlu dicatat bahwa garis garis fluks tidak menembus penghantar, pula bahwa muatan netto pada penghantarnya tetap nol.

14

Gambar 2.11

BAB III PENUTUP


3.1

Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini, adalah sebagai

berikut :
1.

Kuat arus adalah laju transport muatan listrik per satuan waktu yang melalui titik atau permukaan tertentu, sedangkan rapat arus merupakan besarnya kuat arus per satuan luas penampang, sedangkan penghantar merupakan suatu bahan yang dapat menghantarkan arus listrik.

2.

Pergerakan muatan-muatan dalam suatu konduktor berbanding lurus dengan kuat medan listrik. U = E Arus konveksi (convection current) dapat terjadi apabila sejumlah partikel bermuatan yang menyebabkan kerapata muatan dalam volume

3.

v, dengan kecepata tertentu, yang melewati suatu permukaan tertentu. Kerapatan berdasarkan rumus,
4.

Dalam cairan atau gas umumnya terdpat ion positif dan ion negatif yang bermuatan tunggal atau kembar, dan demikian pula dengan masa yang

15

berbeda. Konduktivitasnya akan terpengaruh oleh semua faktor faktor itu.


5. Arus total I (dalam A) yang menembus suatu permukaan s diberikan oleh

persamaan berikut

3.2

Usul dan Saran Setelah penulis membuat makalah ini, maka usul dan saran yang dapat

penulis sarankan adalah sebagai berikut : 1. Dalam melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus-rumus diatas, hendaknya menguasai secara benar konsep-konsep dalam penggunaannya, agar tidak terjadi kesalahan yang mendasar dalam pengerjaannya.

16

DAFTAR PUSTAKA Edminister, Joseph A. 1993. Schaums Outline Of Theory and Problems or Electromagnetics 2nd Edition. United States of America : The McGraw-Hill Hayt, William H. 1982. Elektromagnetika Teknologi Jilid 2. Jakarta Pusat : Erlangga

17

Anda mungkin juga menyukai