Anda di halaman 1dari 21

I.

MATERI/TOPIK YANG DIBAHAS DALAM PEMBELAJARAN

1. 2. 3. 4. 5.

Sistem penghargaan Prinsip pengembangan karier bidan Prospek tenaga bidan ke depan Pengertian filosofi dan paradigma secara umum Pengertian filosofi kebidanan dan paradigma kebidanan

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mampu mengkaji, menganalisis, dan memahami sistem penghargaan, prinsip pengembangan karier bidan, dan prospek tenaga bidan ke depan 2. Mampu mengkaji, menganalisis, dan memahami filosofi dan paradigma secara umum. 3. Mampu mengkaji, menganalisis, dan memahami filosofi dan paradigma kebidanan

III. URAIAN DAN ANALISIS MATERI PEMBELAJARAN YANG DIBAHAS

1. Sistem penghargaan 1) Reward Penghargaaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk imbalan jasa, tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian kewenangan atau hak untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Bidan di Indonesia memiliki organisasi profesi, yaitu Ikatan Bidan Indonesia (IBI) yang mengatur hak dan kewajiban serta penghargaan dan sanksi bagi bidan. Setiap bidan yang telah menyelesaikan pendidikan kebidanan berhak dan wajib menjadi anggota IBI. Setiap anggota memiliki beberapa hak 1. Anggota biasa Berhak mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh organisasi. Berhak mengemukakan pendapat, saran, dan usul untuk kepentingan organisasi. Berhak memilih dan dipilih. 2. Anggota luar biasa Dapat mengikuti kegiatan yang dilakukan organisasi. Dapat mengemukakan pendapat, saran, dan usul untuk kepentingan organisasi. 3. Anggota kehormatan Dapat mengemukakan pendapat, saran, dan usul untuk kepentingan organisasi. Menurut Gibson (1987) ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang termasuk bidan, antara lain : 2. Faktor individu: kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga, pengalaaman, tingkat sosial, dan demografi seseorang. 3. Faktor psikologis: persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi, dan kepuasan kerja. 4. Faktor organisasi: struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, dan sistem penghargaan (reward sistem). Tujuan dari adanya sistem penghargaan antara lain: a. Meningkatkan prestasi kerja staf, baik secara individu, maupun dalam kelompok setinggi-tingginya. Peningkatan prestasi kerja perorangan pada gilirannya akan mendorong kinerja staf. b. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan meningkatkan hasil kerja melalui prestasi pribadi.

c. Memberikan kesempatan kepada staf untuk menyampaikan perasaannya tentang pekerjaan sehingga terbuka jalur komunitas dua arah antara pimpinan dan staf. 2) Punishment/sanksi Sanksi merupakan imbalan negatif yang berupa pembebanan atau penderitaan yang ditentukan oleh hukum aturan yang berlaku. Sanksi berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik bidan merupakan norma yang berlaku bagi anggota IBI dalam menjalankan praktik profesinya yang telah disepakati dalam kongres nasional IBI. Bidan yang melaksanakan pelayanan kebidanan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka akan diberikan sanksi sesuai dengan Permenkes RI No. 1464/Menkes/PER/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan. Dalam organisasi profesi kebidanan terdapat Majelis Pertimbangan Etika Bidan (MPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota (MPA) yang memiliki tugas: a. merencanakan dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan ketetapan pengurus pusat b. melaporkan hasil kegiatatan bidang tugasnya secara berkala c. memberikan saran dan pertimbangan yang perlu dalam rangka tugas pengurus pusat d. membentuk tim teknis sesuai kebutuhan, tugas dan tanggung jawabnya ditentukan pengurus. MPEB dan MPA bertugas mengkaji, mengangani, dan mendampingi anggota yang mengalamai permasalahan dan praktik kebidanan sertamasalah hukum, kepengurusan MPEB dan MPA terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota.

3) Hak dan Kewajiban Bidan a. Hak Bidan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hak adalah kewenangan untuk berbuat sesuatu yang telah ditentukan oleh undang-undang atau aturan tertentu. Berdasarkan pertimbangan yang ada, seorang bidan berhak: 1. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik sepanjang sesuai dengan standar. 2. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dan/atau keluarganya. 3. Melaksanakan tugas sesuai kewenangan dan standar 4. Menerima imbalan jasa profesi Dalam melaksanakan praktik atau kerja bidan berkewajiban : 1. menghormati hak pasien. 2. Memberikan informasi tentang masalah pasien dan pelayanan yang dibutuhkan.

3. Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani tepat waktu. 4. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan. 5. Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan perundangundangan. 6. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan lainnya secara sistematis. 7. Mematuhi standar. 8. melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan praktik kebidanan termasuk pelaporan kelahiran dan kematian.

4) Hak dan Kewajiban Pasien a. Hak pasien Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien atau klien: 1. Pasien berhak menerima informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan. 2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur 3. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa diskriminasi 4. pasien berhak menerima asuhan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa diskriminasi. 5. Pasien berhak memilih bidan yangakan menolongnya sesuai dengan keinginannya 6. Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi yang baru dilahirkan. 7. Pasien berhak mendapat pendampingan suami atau keluarga selama proses persalinan berlangsung 8. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit. 9. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar. 10. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut terhadap penyakit yang dideritanya dengan sepengetahuan dokter yang merawatnya. 11. Pasien berhak meminta atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang dideritanya termasuk data-data medisnya. 12. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi : Penyakit yang diderita Tindakan kebidanan yang akan dilakukan Alternatif terapi lainnya Prognosa Perkiraan biaya pengobatan 13. Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya 14. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab diri sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya 5

15. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis 16. pasien berhak menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya 17. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit 18. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moral maupun spiritual 19. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus malpraktik b. Kewajiban Pasien 1. Pasien dan keluarganya berkewajiban mentaati segala peraturan dan tata tertib rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan 2. Pasien berkewajiban mematuhi segala instruksi dokter, bidan, perawat yang merawatnya. 3. Pasien dan/atau penanggung berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan, dan perawat 4. Pasien dan/atau penanggungjawabnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu disepakati/ perjanjian yang telah dibuatnya.

Analisis: Penghargaan bukan hanya berbentuk reward. Pendidikan juga merupakan suatu penghargaan bagi bidan. Dengan adanya sistem penghargaan diharapkan para bidan menjadi termotivasi dan meningkatkan kinerja mereka lebih baik lagi dan menjadi profesional. Bidan dinilai dari fungsinya. Bidan harus mengumpulkan angka kredit. Angka kredit ini menjadi penilaian bagi bidan. Untuk mendapatkan angka kredit tersebut bisa dengan cara mengikuti pendidikan formal maupun non formal, memberikan asuhan secara profesional, dan lain sebagainya.

2. Prinsip pengembangan karier bidan Pengembangan karier merupakan kondisi yang menunjukan adanya peningkatan jenjang jabatan dan jenjang pangkat bagi seorang pegawai negeri pada suatu organisasi dalam jalur karier yang telah ditetapkan dalam organisasinya. Pengembangan karier bidan meliputi karier fungsional dan karier struktural. Pada saat ini pengembangan karier bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional bagi bidan, serta melalui pendidikan berkelanjutan baik secara formal maupun non formal yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan professional bidan dalam melaksanakan fungsinya. Fungsi bidan nantinya dapat sebagai pelaksana, pendidik, peneliti, bidan koordinator dan bidan penyedia. Dalam mengantisipasi perkembangan saat ini,

diperlukan tenaga kesehatan khususnya bidan yang berkualitas baik dari segi pengetahuan, keterampilan, dan profesionalitas.

Pengertian Karier Suatu proses yang tidak statis dan final, yakni pekerjaan seorang pegawai dalam organisasi, perjalanan itu dimulai sejak ia diterima sebagai pegawai baru dan berakhir pada saat ia tidak bekerja lagi.

Jabatan Karier Adalah jabatan dalam lingkungan birokrasi yang hanya dapat diduduki oleh PNS dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Jabatan Fungsional Adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan negara. Seseorang yang memilki jabatan fungsional berhak untuk mendapatkan tunjangan fungsional. Dapat dilihat bahwa jabatan bidan merupakan jabatan fungsional profesional sehingga berhak mendapat tunjangan profesional. Perkembangan karier bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional sebagai bidan serta melalui pendidikan berkelanjutan, baik secara formal maupun non formal, yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam melaksanakan fungsinya. 2. Jabatan Struktural Karier bidan dalan jabatan struktural bergantung pada tempat bidan bertugas, apakah di rumah sakit, puskesmas, desa, atau institusi swasta. Karier tersebut dapat dicapai oleh bidan di tiap tatanan pelayanan kebidanan/kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan, kesempatan dan kebijakan yang ada. Diperlukan tenaga bidan yang berkualitas baik dari segi pengetahuan, keterampilan, dan profesionalisme. Pengembangan pendidikan bidan seyogyanya dirancang secara berkesinambungan, berjenjang, dan berkelanjutan. Belajar seumur hidup bagi bidan yang mengabdi di tengah masyarakat. Mempertahankan profesionalisme dengan pendidikan berkelanjutan baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan nonformal.

Pendidikan berkelanjutan Visi pendidikan berkelanjutan: Pada tahun 2010 seluruh bidan telah menerapkan pelayanan yang sesuai standar praktik bidan internasional dan dasar pendidikan minimal Diploma III kebidanan. Misi pendidikan berkelanjutan, mencakup: 1. Mengembangkan pendidikan berkelanjutan berbentuk sistem. 2. Membentuk unit pendidikan bidan di tingkat pusat, provinsi, daerah, kabupaten, dan cabang. 3. Membentuk tim pelaksana pendidikan berkelanjutan. 4. Mengadakan jaringan dan bekerjasama dengan pihak terkait. Tujuan pendidikan berkelanjutan: 1. Pemenuhan standar 2. Menigkatkan produktivitas kerja 3. Efisiensi 4. Meningkatkan kualitas pelayanan 5. Meningkatkan moral 6. Meningkatkan karier 7. Meningkatkan kemampuan konseptual 8. Meningkatkan keterampilan kepemimpinan 9. Imbalan (kompensasi) 10. Meningkatkan kepuasan konsumen Jenis pendidikan berkelanjutan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Seminar, lokakarya Magang Pengembangan (manajemen, hubungan interpersonal, komunitas) Keterampilan teknis untuk pelayanan Administrasi Lain-lain, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Analisis: Jenis pendidikan berkelanjutan meliputi pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal contohnya diploma IV dan strata 1 kebidanan. Sedangkan non formal contohnya seminar dan lokakarya.

3. Prospek tenaga bidan ke depan Sebagai bidan pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti, koordinator, dan penyedia. Dalam jabatan struktural tergantung pada tempat dia bertugas, apakah di rumah sakit, di puskesmas, di desa, atau di institusi swasta. Tenaga kesehatan bidan dapat bekerja mandiri seperti yang diatur dalam SK Menkes No.900/MENKES/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan.

Analisis: Prospek bidan kedepannya akan seperti apa sebenarnya ditentukan oleh dirinya masing-masing. Bidan masih tetap banyak diperlukan melihat fakta bahwa masih banyak desa-desa yang membutuhkan bidan.

4.

Filosofi dan paradigma secara umum

Filosofi secara umum Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, filosofi atau falsafah adalah anggapan, pandangan hidup, sikap bathin yang paling umum yang dimiliki orang/masyarakat. Filosofi merupakan suatu disiplin ilmu yang memperhatikan dan menggali dalil-dalil yang ada untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. (Chin dan Kramer, 1997) Garis besar filosofi adalah pendekatan berfikir tentang kenyataan, termasuk tradisi agama, aliran yang dianut oleh keberadaan dan fenomena (Pearson dan Vaugan, 1988) Filosofi adalah ungkapan seseorang tentang nilai, sikap, dan kepercayaan meskipun pada waktu yang lain ungkapan tersebut merupakan kepercayaan yang lebih sering disebut sebagai ideologi (Moya Davis, 1993) Istilah filosofi atau filsafat bisa dilacak etimologinya dari istilah Arab falsafah, atau bahasa Inggris Philosophy yang berasal dari bahasa Yunani, Philosophia yang terbentuk dari dua akar kata: philen (mencintai) dan sophos (bijaksana), atau juga philos (teman) dan Sophia (kebijaksanaan). Jadi filsafat adalah cinta akan kebijaksanaan. Filsafat adalah kegiatan/hasil pemikiran/perenungan yang menyelidiki sekaligus mendasari segala sesuatu yang berfokus pada makna dibalik kenyataan/ teori yang ada untuk disusun dalam sebuah sistem pengetahuan rasional. Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.

Analisis: Filosofi adalah keyakinan individu atau masyarakat mengenai suatu hal. Filosofi disebut sebagai suatu disiplin ilmu. Disiplin ilmu disini memiliki dua aspek yaitu: Memiliki objek formal: cara pandang terhadap sesuatu. Memiliki objek material: merupakan substansi objek tertentu.

Paradigma secara umum Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif). Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang di terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari bahasa Latin di tahun 1483 yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola; bahasa Yunani paradeigma (para+deiknunai) yang berarti untuk "membandingkan", "bersebelahan" (para) dan memperlihatkan (deik).

Menurut para ahli Pandangan fundamental tentang pengetahuan (Masterman, 1970). persoalan dalam suatu cabang ilmu

Bagaimana kita menyerap dunia. Paradigma menjelaskan dunia kepada kita dan menolong kita memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar kita (Adam Smith, 1975). Pola piker dalam memahami dan menjelaskan aspek tertentu dari setiap kenyataan (Ferguson). Suatu pandangan global yang dianut oleh mayoritas anggota suku kelompok ilmiah (Kohu, 1977). Suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar yang khas dalam melihat, memikirkan, member makna, menyikapi, dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia (Purwanto P, 1997). Paradigma merupakan teori-teori yang membentuk susunan yang mengatur teori itu berhubungan satu dengan yang lain.

10

Analisis: Paradigma merupakan cara pandang seseorang terhadap sesuatu. Paradigma ini erat kaitannya dengan filosofi. Karena dalam memandang sesuatu membutuhkan keyakinan-keyakinan yang dipegang.

5. Filosofi dan paradigma kebidanan Filosofi kebidanan Filosofi kebidanan adalah keyakinan atau pandangan hidup bidan yang digunakan sebagai kerangka pikir dalam memberikan asuhan kebidanan. Menurut IBI filosofi kebidanan merupakan pandangan hidup atau penuntun bagi bidan sebagai kerangka berpikir dalam memberikan asuhan kebidanan. Filosofi asuhan kebidanan menurut ANCM (1996), yaitu: a. Setiap individu mempunyai hak untuk meyakini bahwa setiap individu berhak untuk merasa aman, mendapatkan pelayanan kesehatan yang memuaskan dengan memperhatikan martabatnya. b. Bidan meyakini bahwa kehamilan, persalinan merupakan proses yang normal. c. Asuhan kebidanan difokuskan kepada kebutuhan individu, keluarga untuk perawatan fisik, emosi, dan hubungan sosial. d. Klien ikut terlibat dalam menentukan pilihan. e. Asuhan kebidanan berkesinambungan mengutamakan keamanan, kemampuan klinis dan tanpa intervensi pada proses yang normal. f. Meningkatkan pendidikan pada perempuan sepanjang siklus kehidupan.

Filosofi asuhan kebidanan menurut IBI (2003), menyatakan bahwa: a. Profesi kebidanan secara nasional diakui undangundang maupun peraturan pemerintah yang merupakan salah satu tenaga pelayanan kesehatan professional dan secara internasional diakui dalam International Confederation Of Modwives (ICM), International Federation of Gynaecologist and Obstetritian (FIGO) dan WHO. b. Tugas, tanggung jawab, dan kewenangan profesi bidan diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan ditujukan dalam rangka program penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Perinatal (AKP), Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Pelayanan Ibu hamil, melahirkan, nifas, Pelayanan Keluarga Berencana (KB), Pelayanan kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya.

11

c. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu memperoleh pelayanan kesehatan aman dan memuaskan dan kebutuhan serta perbedaan budaya. d. Bidan meyakini bahwa menstruasi, kehamilan, menopause adalah proses fisiologis dan sebagian kecil membutuhkan intervensi medis. e. Persalinan merupakan proses yang alami, peristiwa normal, namun bila tidak dikelola dengan tepat menjadi abnormal. f. Setiap individu berhak dilahirkan secara sehat, untuk itu setiap perempuan usia subur, ibu hamil, melahirkan, dan bayinya mendapat pelayanan berkualitas.

g. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga yang membutuhkan persiapan mulai anak menginjak masa remaja. h. Kesehatan ibu dimasa reproduksi dipengaruhi perilaku ibu, lingkungan dan pelayanan kesehatan. i. Intervensi Kebidanan bersifat komprehensif yang mencakup upaya promotif preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang ditunjukkan kepada individu keluarga serta masyarakat. Manajemen Kebidanan diselenggarakan menggunakan metode pemecahan masalah untuk meningkatkan cakupan pelayanan bidan yang professional, interaksi sosial, serta asas penelitian dan pengembangan yang dapat malandasi manajemen kebidanan secara terpadu.

j.

k. Proses pendidikan kebidanan sabagai upaya pengembangan kepribadian yang berlangsung sepanjang hidup manusia perlu di kembangkan dan diupayakan untuk berbagai strata masyarakat.

Filosofi kebidanan menurut International Confederation of Midwives The Philosophy and Model of Midwifery Care BACKGROUND A midwife is a person who, having been regularly admitted to a midwifery educational programme, duly recognised in the country in which it is located, has successfully completed the prescribed course of studies in midwifery and has acquired the requisite qualifications to be registered and /or legally licensed to practise midwifery. The International Confederation of Midwives believes that a midwife offers care based on a philosophy, which influences the model of care. This document outlines the philosophy and describes the model of midwifery care.

12

STATEMENT OF BELIEF As midwives we believe that 1. Childbearing is a profound experience, which carries significant meaning to the woman, her family and the community. 2. Birth is a normal physiological process. 3. Midwives are the most appropriate care providers to attend women during pregnancy, labour, birth and the postnatal period. 4. Midwifery care empowers women to assume responsibility for their health and for the health of their families. 5. Midwifery care takes place in partnership with women and is personalised, continuous and non-authoritarian. 6. Midwifery care combines art and science. Midwifery care is holistic in nature, grounded in an understanding of the social, emotional, cultural, spiritual, psychological and physical experiences of women and based upon the best available evidence. 7. Midwives have confidence and trust in, and respect for women and their capabilities in childbirth. 8. The woman is the primary decision-maker in her care and she has the right to information that enhances her decision-making abilities. As a result: 1. Midwifery care promotes, protects and supports women's reproductive rights and respects ethnic and cultural diversity 2. Midwifery practice promotes and advocates for non-intervention in normal childbirth 3. Midwifery practice builds women's self confidence in handling childbirth 4. Midwives use technology appropriately and effect referral in a timely manner when problems arise 5. Midwives offer anticipatory and flexible care 6. Midwives provide women with appropriate information and advice in a way that promotes participation and facilitates informed decision making 7. Midwifery care maintains trust and mutual respect between the midwife and the woman 8. Midwifery care actively promotes and protects womens wellness and enhances the health status of the baby.

13

LATAR BELAKANG Bidan adalah orang yang, yang telah secara rutin mengaku program pendidikan kebidanan, sepatutnya diakui di negara di mana itu terletak, telah berhasil menyelesaikan program studi yang ditentukan dalam kebidanan dan telah memperoleh kualifikasi yang diperlukan untuk didaftarkan dan / atau secara hukum lisensi untuk praktek kebidanan. Konfederasi Internasional Bidan percaya bahwa bidan menawarkan perawatan berdasarkan pada filosofi, yang mempengaruhi model perawatan. Dokumen ini menguraikan filosofi dan menggambarkan model asuhan kebidanan.

PERNYATAAN KEPERCAYAAN Sebagai bidan kita percaya bahwa 1. Melahirkan adalah pengalaman yang mendalam, yang membawa arti yang signifikan terhadap perempuan, keluarga dan masyarakat. 2. Kelahiran adalah proses fisiologis normal. 3. Bidan adalah penyedia layanan yang paling tepat untuk menghadiri wanita selama kehamilan, persalinan, kelahiran dan masa nifas. 4. Asuhan kebidanan memberdayakan perempuan untuk bertanggung jawab atas kesehatan mereka dan kesehatan keluarga mereka. 5. Asuhan kebidanan berlangsung dalam kemitraan dengan perempuan dan pribadi, terus menerus dan non-otoriter. 6. Asuhan kebidanan menggabungkan seni dan ilmu pengetahuan. Asuhan kebidanan adalah holistik di alam, didasarkan pada pemahaman sosial, emosional, pengalaman budaya, spiritual, psikologis dan fisik perempuan dan berdasarkan bukti terbaik yang tersedia. 7. Bidan memiliki keyakinan dan kepercayaan, dan menghormati perempuan dan kemampuan mereka dalam persalinan. 8. Wanita itu adalah keputusan pembuat utama dalam perawatan dan dia memiliki hak atas informasi yang meningkatkan pengambilan keputusan nya kemampuan. Sebagai hasilnya: 1. Asuhan kebidanan mempromosikan, melindungi dan mendukung hak-hak reproduksi perempuan dan menghormati keragaman etnis dan budaya 2. Praktik kebidanan mempromosikan dan mengadvokasi untuk non-intervensi dalam persalinan normal 3. Praktik kebidanan membangun kepercayaan diri perempuan dalam menangani persalinan 4. Bidan menggunakan teknologi tepat dan rujukan berpengaruh pada waktu yang tepat ketika masalah timbul

14

5. Bidan menawarkan perawatan antisipatif dan fleksibel 6. Bidan menyediakan wanita dengan informasi yang tepat dan nasihat dengan cara yang mempromosikan partisipasi dan memfasilitasi pengambilan keputusan 7. Asuhan kebidanan mempertahankan menghormati kepercayaan dan saling menguntungkan antara bidan dan wanita 8. Asuhan kebidanan secara aktif mempromosikan dan melindungi kesehatan perempuan dan meningkatkan status kesehatan bayi.

Australian College of Midwives (ACM) Philosophy for Midwifery Midwife means with woman. This meaning shapes midwiferys philosophy, work and relationships Midwifery is founded on respect for women and on a strong belief in the value of womens work of bearing and rearing each generation. Midwifery considers women in pregnancy, during childbirth and early parenting to be undertaking healthy processes that are profound and precious events in each womans life. These events are also seen as inherently important to society as a whole. Midwifery is emancipatory because it protects and enhances the health and social status of women, which in turn protects and enhances the health and wellbeing of society. Midwifery is a woman centred, political, primary health care discipline founded on the relationships between women and their midwives.

Midwifery... Focuses on a womans health needs, her expectations and aspirations, encompasses the needs of the womans baby, and includes the womans family, her other important relationships and community, as identified and negotiated by the woman herself, is holistic in its approach and recognises each womans social, emotional, physical, spiritual and cultural needs, expectations and context as defined by the woman herself, recognises every womans right to self-determination in attaining choice, control and continuity of care from one or more known caregivers, recognises every womans responsibility to make informed decisions for herself, her baby and her family with assistance, when requested, from health professionals, is informed by scientific evidence, by collective and individual experience and by intuition,

15

aims to follow each woman across the interface between institutions and the community, through pregnancy, labour and birth and the postnatal period so all women remain connected to their social support systems; the focus is on the woman, not on the institutions or the professionals involved, includes collaboration and consultation between health professionals.

Bidan berarti 'dengan wanita'. Filosofi ini berarti bentuk kebidanan, pekerjaan dan hubungan Kebidanan didirikan pada penghormatan terhadap perempuan dan pada keyakinan yang kuat dalam nilai pekerjaan perempuan melahirkan dan membesarkan setiap generasi. Kebidanan menganggap perempuan dalam kehamilan, saat melahirkan dan pengasuhan dini untuk melakukan proses sehat yang mendalam dan berharga dalam kehidupan setiap wanita. Peristiwa ini juga dilihat sebagai inheren penting bagi masyarakat secara keseluruhan. Kebidanan adalah emansipatoris karena melindungi dan meningkatkan status kesehatan dan sosial bagi perempuan, yang pada gilirannya melindungi dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Kebidanan adalah wanita berpusat, politik, kesehatan disiplin perawatan utama didirikan pada hubungan antara wanita dan bidan mereka.

Kebidanan ... Fokus pada kebutuhan kesehatan wanita, harapan dan aspirasi, meliputi kebutuhan bayi perempuan, dan termasuk keluarga wanita itu, hubungan yang lain yang penting dan masyarakat, seperti yang telah diidentifikasi dan dinegosiasikan oleh wanita itu sendiri, adalah holistik dalam pendekatan dan mengakui sosial setiap wanita, emosional, fisik, spiritual dan budaya kebutuhan, harapan dan konteks seperti yang didefinisikan oleh wanita itu sendiri, mengakui hak setiap wanita untuk menentukan nasib sendiri dalam mencapai pilihan, kontrol dan kesinambungan perawatan dari satu atau lebih dikenal pengasuh, mengakui tanggung jawab setiap wanita untuk membuat keputusan untuk dirinya sendiri, bayinya dan keluarganya dengan bantuan, ketika diminta, dari para profesional kesehatan, diinformasikan oleh bukti ilmiah, dengan pengalaman kolektif dan individual dan dengan intuisi, bertujuan untuk mengikuti setiap wanita di seluruh antarmuka antara lembaga dan masyarakat, melalui kehamilan, persalinan dan masa nifas sehingga semua

16

wanita tetap terhubung dengan sistem pendukung sosial mereka, fokusnya adalah pada wanita, bukan pada institusi atau profesional yang terlibat , termasuk kolaborasi dan konsultasi antara profesional kesehatan.

Filosofi kebidanan menurut Rakernas (2011): a. kehamilan dan persalinan suatu proses alamiah dan bukan penyakit b. perempuan adalah pribadi yang unik, mempunyai hak, kebutuhan dan keinginan masing-masing, oleh karena itu harus berpartisipasi aktif dlam asuhannya c. keunikan fisik, emosional, kekhususan social, budaya yang dibawa perempuan dan keluarga harus dihormati. Dari beberapa sumber tentang filosofi kebidanan tersebut dapat dikelompokkan filosofi tentang kehamilan dan persalinan, perempuan, fungsi dari profesi dan pengaruhnya, pemberdayaan dan membuat keputusan, asuhan, kolaborasi beserta penjelasannya. a. Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan 1) Bidan meyakini bahwa menstruasi, kehamilan, persalinan, dan menopause adalah proses fisiologi. 2) Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal. 3) Kehamilan dan persalinan adalah oengalaman yang sangat mendalam, yang membawa suatu arti yang bermakna untuk perempuan tersebut, keluarga, dan komunitasnya. 4) Proses tersebut mempunyai resiko yang sama, baik untuk kehidupan perempuan maupun bayinya. 5) Pengalaman melahirkan anak perempuan tugas perkembangan keluarga yang membutuhkan persiapan mulai anak menginjak dewasa. 6) Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi perilaku ibu, lingkungan, dan pelayanan kesehatan. b. Keyakinan tentang perempuan 1) Perempuan dan keluarga merupakan pusat dari asuhan kebidanan dan pilihan serta hal yang dianggap penting oleh para perempuan harus disertakan dalam pemberian asuhan. 2) Setiap perempaun adalah pribadi yang unik yang mempunyai hak, kebutuhan, dan harapan serta keinginannya. 3) Keunikan fisik, emosional, kekhususan sosial dan budaya sari setiap perempaun dan keragaman kebutuhan serta arti kebudayaan yang dibawa oleh perempuan, keluarga, dan komunitasnya dalam kaitan dengan kehamilan, pamahaman dan pendidikan awal pada anak harus dihormati.

17

c. Keyakinan mengenai fungsi dari profesi dan pengaruhnya Fungsi utama kebidanan adlah untuk mensejahterakan perempuan masa bersalin dan bayinya. Bidan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi baik sifat asuhan maupun pemberian asuhan kepada perempuan masa bersalin dan keluarganya. Penggunaan teknologi dalam pelayanan kebidanan harus memperhatikan setiap efek samping yang dapat ditimbulkan. Proses yang fisiologis harus dihargai, didukung, dan dipertahankan, tapi bila muncul penyulit harus digunakan teknologi dan rujukan yang efektif untuk memperoleh hasil yang optimal yaitu ibu dan bayi yang sehat.

d. Keyakinan tentang pemberdayaan dan membuat keputusan Perempuan harus diberdayakan, untuk mengambil tanggung jawab untuk kesehatannya serta keluarganya melalui pendidikan dan konseling dalam membuat keputusan serta informasi.

e. Keyakinan tentang asuhan Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan, dan bayinya berhak mendapatkan pelayanan berkualitas. Tujuan utama dari asuhan kebidanan adalah untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Asuhan kebidanan berfokus dalam pencegahan dan promosi kesehatan yang bersifat holistik yang diberikan kepada perempuan berupa informasi yang relevan, objektif, dan konseling, memfasilitasi pilihan serta terinformasi. Asuhan yang dapat dilakukan misalnya memberikan pendidikan kesehatan pada ibu maupun keluarga. Asuhan harus diberikan dengan keyakinan bahwa dengan dukungan dan perhatian, perempuan akan bersalin dengan aman dan selamat.

f.

Keyakinan tentang kolaborasi praktik kebidanan berlangsung dalam kemitraan dengan perempuan bersifat holistik, kombinasi dengan pemahaman, dan pengalaman reproduksi perempuan dengan memperhatikan pengalaman sosial, emosional, budaya, spiritual psiko sosial, dan fisik, secara aktif mempromosikan dan melindungi kesejahteraan perempuan dan meningkatkan kesejahteraan bayi.

Analisis: Filosofi kebidanan merupakan keyakinan yang mendasari seorang bidan untuk memberikan asuhan kepada kliennya. Setiap bidan harus memperhatikan filosofi kebidanan agar bisa memberikan asuhan secara tepat dan profesional. Bidan yang memperhatikan filosofi akan

18

berbeda dengan bidan yang tidak memperhatikan filosofi ketika memberikan asuhan kepada klien. Filosofi kebidanan menurut Indonesia, ICM, dan negara atau organisasi lain memiliki beberapa perbedaan karena adanya faktor-faktor tertentu, tetapi pada intinya sama menyangkut kenormalan, yaitu melahirkan adalah proses fisiologis yang normal.

Paradigma kebidanan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3, paradigma adalah kerangka berpikir. Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberi pelayanan. Keberhasilan pelayanan tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara pandang bidan dalam kaitan atau hubungan timbal balik antara manusia/wanita, lingkungan, perilaku, pelayanan kebidanan, dan keturunan. Komponen paradigma kebidanan: 1) Wanita Wanita/ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta sosial sangat diperlukan. Para wanita dimasyarakat adalah penggerak dan pelopor peningkatan kesejahteraan keluarga. 2) Lingkungan Lingkungan merupakan semua aspek yang terlibat dalam interaksi individu ketika melakukan aktivitas. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan fisik, lingkungan psiko-sosial, lingkungan biologis, dan lingkungan budaya. 3) Perilaku Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Perilaku manusia bersifat holistik. Mencakup perilaku professional bidan. Perilaku ibu dapat memengaruhi kesejahteraan ibu dan janinnya. 4) Pelayanan kebidanan Merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga, dan masyarakat, yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan, serta pemulihan.

19

Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi layanan kebidanan mandiri, layanan kolaborasi, dan layanan rujukan. 5) Keturunan Kualitas manusia diantaranya ditentukan oleh keturunan. Layanan pra perkawinan, prakehamilan, kehamilan, kelahiran, dan nifas sangat penting serta memiliki keterkaitan satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan dan semua ini adalah tugas utama bidan.

Analisis: Komponen-komponen pada paradigma kebidanan mempengaruhi cara pandang seorang bidan. Lingkungan sangat berpengaruh khususnya terhadap ibu. Lingkungan merupakan sesuatu yang kompleks yang di dalamnya terdapat masyarakat, keluarga, dan komunitas-komunitas. Wanita adalah seseorang yang unik, berbeda antara satu dengan yang lainnya. Memiliki respons yang berbeda sehingga pendekatan yang dilakukan oleh bidanpun akan berbeda. Pada intinya komponen-komponen paradigma kebidanan sangat berpengaruh terhadap cara pandang bidan dalam melakukan asuhannya.

20

IV. DAFTAR PUSTAKA

Mufdlilah, dkk.2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Soepardan, Suryani. 2007. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC. http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 18 September 2012 http://www.internationalmidwives.org. Diakses pada tanggal 5 September 2012 http://www.midwives.org.au. Diakses pada tanggal 18 September 2012 http://www.scribd.com. Diakses pada tanggal 18 September 2012

21

Anda mungkin juga menyukai