Anda di halaman 1dari 3

Penegakan Diagnosis Gangguan Skizoafektif Tipe Manik

Abstrak Gangguan skizoafektif adalah gangguan-gangguan yang bersifat episodik dengan gejala afektif dan skizofrenik yang sama menonjol dan secara bersamaan ada dalam episode yang sama dari penyakit itu atau setidaknya dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain. Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan bilamana sebagai konsekuensinya, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode manik atau depresif. Kata kunci: manik, psikotik, skizoafektif Isi Seorang wanita berusia 61 tahun dibawa ke IGD RSJ Magelang Pasien oleh keluarga karena di rumah menyebabkan kebakaran. Sekitar 2 bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS) pasien mengalami peningkatan gejala seperti bicara melantur, merusak tanaman tertangga, menyanyi shalawatan keras, mudah marah dan tersinggung, dan sering keluyuran. Pasien mengaku mempunyai ilmu yang dapat meningkatkan kekayaannya dan dapat mengendalikan mahluk gaib. Pasien berkata bahwa dia merupakan orang terkaya di dunia, sehingga pasien sering membagikan barang-barang di rumahnya kepada para tetangga. Sejak terjadi peningkatan gelaja tersebut, pasien menjadi jarang mandi, nafsu makannya menurun, tidak mau memasak dan membereskan rumah. 3 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS) pasien sulit dikendalikan, mudah mengamuk, tersinggung, dan mengganggap barang yang bukan miliknya sebagai miliknya. 1 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS) pasien membakar tong sehingga menyebabkan kebakaran di rumahnya bagian belakang. Hal ini membuat keluarga untuk membawa pasien ke RSJ Magelang. Pasien pernah mengalai gejala serupa sejak 3,5 tahun yang lalu, dan mondok di RSJ Magelang sebanyak 3 kali, yaitu pada tahun 2007, 2008, dan 2010. Pemeriksaan status mental : Deskripsi Umum : tampak seorang wanita, sesuai umur, rawat diri baik. Sikap dan tingkah laku : kooperatif dan hiperaktif. Kontak : mudah. Perhatian : mudah ditarik, mudah dicantum. Afek : appropriate, luas. Mood : euforia. Bentuk pikir : non realistik. Isi pikir : waham bizarre, waham kebesaran, magik mistik. Proses pikir : ide yang berlebihan, asosiasi longgar dan logore. Persepsi : halusinasi visual (+), ilusi (-). Orientasi W/T/O/S : baik. Insight : jelek. Diagnosis : Gangguan skizoafektif tipe manik (F25.0) Terapi Penderita dirawat inap, namun belum dapat dipastikan selama berapa lama. Terapi dari IGD berupa injeksi Diazepam 1 ampul (i.v), injeksi Haloperidol 1 ampul (i.m). kemudian penderita dipindahkan ke bangsal dan diberikan Lithium carbonate 200 mg dua kali sehari (pagi dan malam), Haloperidol 5 mg tiga kali sehari, Chlorpromazine 100 mg satu kali sehari (malam) dan Trihexylphenidil 2 mg dua kali sehari (pagi dan malam). Apabila penderita mengamuk kembali, atau tidak mau merespon pertanyaan sedikitpun dan tidak mengalami perubahan dengan pemberian obat oral, maka dapat

diberi Electrocompulsive Therapy (ECT). Terapi dapat berubah setiap hari sesuai perkembangan kondisi penderita. Diskusi Pada kasus ini, penderita didiagnosis gangguan skizoafektif tipe manik, penegakan diagnosis didasarkan kriteria pada PPDGJ III Pedoman diagnostik Menurut PPDGJ III (F25.0) Pada Pasien Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe Terpenuhi manik yang tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe manik. Afek harus meningkat secara menonjol atau ada Terpenuhi

peningkatan afek yang tak begitu menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak. Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, Terpenuhi atau lebih baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia, F20.- pedoman diagnostik (a) sampai dengan (d). Diagnosis banding pada penderita ini ialah mania dengan gejala psikotik (F30.2) karena berdasarkan memenuhi sebagian kriteria PPDGJ III yaitu Pedoman diagnostik Menurut PPDGJ III (F30.2) Pada Pasien Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat Tidak Terpenuhi dari F30.1 (mania tanpa gejala psikotik). Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat Terpenuhi berkembang menjadi waham kebesaran (delusion of grandeur), iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar (delusion of persecution). Waham dan halusinasi sesuai dengan keadaan afek tersebut (mood-congruent). Kesimpulan Penegakan diagnosis penderita gangguan skizoafektif tipe manik selalu didasarkan pada kriteria PPDGJ III, yaitu dengan menyesuaikan gejala yang tampak pada penderita dengan kriteria yang paling mendekati. Referensi

1. Kaplan, Harold I., Sadock, Benjamin J., dan Grebb, Jack A. Sinopsis Psikiatri, Jilid I. Binarupa Aksara. Tangerang: 2010. 2. Kartono, Kartini. 2003. Patologi Sosial: Gangguan-Gangguan Kejiwaan. Jakarta: Rajawali Pers 3. Maslim, Rusdi. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta. 4. Tomb, David. 2004. Buku Saku: Psikiatri Ed. 6. Jakarta: EGC. 5. Tim Psikiatri FKUI. 2005. Buku Ajar: Psikiatri. Jakarta: FK UI Press. Penulis Nugroho Wirastanto, Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa, RSUD Djojonegoro, Kab. Temanggung, Jawa Tengah.

Anda mungkin juga menyukai