Anda di halaman 1dari 15

BAB 1. PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Hampir seluruh tumbuhan yang dapat kita temukan memiliki suatu struktur khas yang dikenal sebagai bunga. Bunga tidak hanya cantik dilihat akan tetapi merupakan salah satu struktur terpenting pada tumbuhan tersebut. Bunga merupakan alat reproduksi pada tumbuhan dan seperti semua makhluk hidup pada umumnya terdapat struktur jantan (serbuk sari) dan betina (putik). Pada saat pihak jantan dan betina bertemu maka terjadilah proses penyerbukan. Karena tumbuhan tidak memiliki alat gerak yang memungkinkan kedua pihak ini untuk bertemu maka tumbuhan menggunakan pihak ketiga untuk menolong proses ini. Pihak tersebut dapat berupa angin, air, atau hewan yang sangat mempengaruhi bentuk dan sifat dari pihak jantan dan betina dari bunga. Buah merupakan hasil akhir dari proses penyerbukan dan proses ini memerlukan ambang batas tertentu dalam hal jumlah serbuk sari dari individu lain untuk menjamin terjadinya penyerbukan silang. Penyerbukan silang merupakan inti dari buah yang baik. Para petani pada umumnya menganggap bahwa angin dapat mengemban berlangsungnya proses penyerbukan, suatu pendapat yang tidak salah sebab angin dapat membantu proses penyerbukan dalam radius yang sangat terbatas. Genetika merupakan suatu ilmu yang mempelajari mengengenai pewarisan sifat induk kepada anaknya, yang meliputi fenotif atau sifat tampak, dan genotif (tidak tampak). Awal mula penemuan cabang ilmu ini berasal dari seorang biarawan Eropa yakni Gregor Mendel yang mewariskan hukum mendel I dan Hukum Mendel II. Hukum Mendel satu berisi tentang segregasi atau pemisahan pasangan gen pada saat pembentukan sel gamet, sehingga setengah gen akan terbentuk dari satu anggota gen tersebut terhadap pasangan lainnya yang terjadi pada kromosom sex. Sedangkan hukum Mendel II berisi tentang pemisahann gen gen dua lokus yang berbeda tidak bergantung satu sama lain. Hukum Mendel sampai saat ini masih relevan untuk digunakan sehingga dia dianugrahi bapak genetika, seiring berjalannya waktu setelah penemuan fenomenal Mendel di bidang genetika telah banyak berkembang beberapa penemuan penting

terkait dunia genetika. Salah satu tokoh yang mengembangkan genetika setelah Mendel ialah Hardy dan Weinberg, kedua tokoh ini menemukan genetika populasi yakni keseimbangan Hardy Weinberg, bisa dibilang menyempurnakan temuan Mendel.
1.2 Tujuan Dan Manfaat

1.2.1 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh seleksi terhadap perubahan komposisi genetik dari populasi.
2. Untuk mengetahui komposisi genetik dari tanaman allogame dan segregasi

dari keturunannya. 1.2.2 Manfaat

Manfaat dari pelaksanaan praktikum ini adalah : 1. Dapat mengetahui pengaruh seleksi terhadap perubahan komposisi genetik dari populasi.
2. Dapat mengetahui komposisi genetik dari tanaman allogame dan segregasi

dari keturunannya.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Genetika adalah ilmu tentang keturunan yang mempelajari berbagai problematika manusia seperti kesehatannya, cacat lahirnya jasmani maupun mental pewarisan ciri ciri dan kelainan bawaan, bahkan sampai merekayasanya (Zainuri, 2008). Keanekaragaman genetika dapat terjadi karena adanya perubahan nukleotidapenyusun DNA. Perubahan ini mungkin dapat memperngaruhi fenotipe suatuorganisme yang dapat dipantau dengan mata telanjang, atau mempengaruhi reaksiindividu terhadap lingkungan tertentu. Secara umum keanekaragaman genetik darisuatu populasi dapat terjadi karena adanya mutasi, rekombinasi, atau migrasi gen dari satu tempat ke tempat lain (Suryanto, Dwi., 2003). Jagung, kedelai, dan kacang hijau merupakan beberapa contoh dari tanaman allogame, persilangan allogame akan mengalami segregasi. Segregasi merupakan proses pemisahan gen pada saat pembentukan gamet, sehingga separuh gamet akan terbentuk akan membawa satu anggota dari pasangan gen tersebut dan separuh lainnya gen pasangannya. Penggunaan varietas kedelai tahan hama penggerek polong merupakan alternatif pengendalian hama yang potensial. Namun, perakitan varietas kedelai tahan melalui persilangan konvensional menghadapi kendala yang belum ditemukan varietas kedelai yang betul betul tahan terhadap penggerek polong untuk digunakan sebagai gen tahan terhadap tenggerek polong (diuji di Mojokerto, Jawa Timur), setelah diuji ulang tidak satupun yang menunjukkan ketahanan tinggi terhadap hama tersebut (Tengkano dan Soehardjan, 1985). Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya melekatnya serbuk sari di kepala putik. Pada tumbuhan biji tertutup (Gymnospermae) penyerbukan adalah melekatnya serbuk sari langsung pada bakal biji. Penyerbukan dengan bantuan manusia (antropogami), sampainya serbuk sari ke kepala putik dengan bantuan manusia. Hal ini terjadi karena tidak ada perantara yang membantu penyerbukan. Penyerbukan ini dapat terjadi pada vanili dan beberapa jenis anggrek. Penyerbukan ini dilakukan untuk mendapatkan jenis bibit baru yang unggul. Berdasarkan asal serbuk sari yang jatuh ke kepala putik. penyerbukan dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Penyerbukan sendiri (autogami), terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari benang sari bunga itu sendiri. Jika terjadinya penyerbukan pada saat bunga masih kuncup, disebut kleistogami. 2. Penyerbukan tetangga (geitonogami) , terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari benang sari bunga lain dalam satu tanaman. 3. Penyerbukan silang (allogami), terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari benang sari bunga tanaman lain yang termasuk satu jenis (spesies).
4. Penyerbukan bastar, terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik

berasal dari benang sari bunga tanaman lain yang sejenis, tetapi berbeda varietas, misalnya bunga mangga manalagi diserbuki bunga mangga golek. (Crayonpedia dalam Qiqi, 2008). Pada dasarnya tanaman penyerbuk silang adalah heterozigot dan heterogenus. Satu individu dan individu lainnya genetis berbeda. Karena keragaman genetis yang umumnya cukup besar dibanding dengan tanaman penyerbuk sendiri dalam menentukan kriteria seleksi diutamakan pada sifat ekonomis yang terpenting dulu, tanpa dicampur aduk dengan sifat sifat lain yang kurang urgensinya. Pengertian yang bertalian dengan keseimbangan HardyWeinberg mengenai silang dalam, macam- macam gen dan sebagainya sangat membantu memahami sifat sifat tanaman penyerbuk silang dan metode- metode seleksinya. Pembuahan silang pada populasi yang dinamik dapat diterangkan melalui hukum Hardy-Weinberg yang menyatakan bahwa frekuensi genotip dan fenotip selalu berada dalam keadaan seimbang setelah satu putaran perkawinan acak, jika beberapa asumsi dipenuhi. Hal ini termasuk perkawinan acak lengkap, tidak adanya seleksi diferensial, tidak ada kecepatan mutasi tidak langsung, tidak ada imigrasi atau emigrasi alela, jumlah individu yang besar dalam populasi, dan komposisi diploid (Welsh, 1991). Selain hal diatas, keadaaan konstant (ekuilibrium) ini dengan memandang pasangan allele ini dicapai dalam generasi persarian acak tanpa memperhatikan komposisi awal dari populasi. Saran ini begitu penting dalam populasi genetik yang derivasinya harus seluruhnya dipahami sebelum mencapai pada efek seleksi.

Prosedur seleksi dalam memuliakan tanaman dengan penyerbukan silang menempatio bentuk keluar yang sama seperti mereka dari tanaman dengan penyerbukan sendiri. Akan tetapi hasilnya tidaklah sama karena struktur populasi yang berlainan dari species penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang. Dalam tanaman dengan penyerbukan sendiri, seleksi tanaman individu total secara luas dipakai untuk membentuk varietas bergaris murni seragam. Tapi dalam tanaman penyerbukan sendiri seleksi tanaman individu jarang, jika pernah efektif dalam membentuk suatu varietas, karena pemisahan menyebabkan keturunan menyimpang dari tipe induk dan karena reduksi drastis isi populasi demikian itu biasanya mempunyai efek tak menguntungkan pada kekuatan dan produktivitas (Allard, 1995). Genetika adalah ilmu yang mempelajari cara individu menurunkan sifatsifatnya kepada keturunannya, baik sifat-sifat Nampak ataupun sifat yang tidak Nampak. Sifat menurun itu dipindahkan pada keturunannya melalui unit-unit keturunan yang terkenal dengan nama gen. Gen diwariskan dari parental kepada keturunannya melalui gamet-gamet. Karena individu dengan genotype Rr adalah merupakan alelnya, dengan demikian R dibuat alel r atau sebaliknnya. Jadi anggota dari satu pasang gen yang terdapat pada suatu tempat disebut alel (Suryo, 1998).

BAB 3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Pemuliaan Tanaman acara Perbandingan Genetika Tiruan dengan Random Sampling ini dilaksanakan pada Senin, 28 November 2011 pukul 16.00 sampai dengan selesai di Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jember. 3.2 Bahan dan Alat 3.2.1 Bahan - Biji kedelai - Kacang hijau 3.2.2 Alat - Sepasang kantong kain 3.3 Cara Kerja 3.3.1 Pembuktian Hukkum Hardy-Weinberg MIsalkan frekuensi alel A = a = 0,5 1. Mengambil dua kantong masing- masing diisi 64 biji kedelai terdisi dari 32 kedelai hitam dan 32 buah kedelai kuning. Kedelai hitam sebagai alel A dan kedelai kuning sebagai alel a.
2. Mengambil 1 butir kedelai dari masing- masing kantong dan mancatat

genotype yang terbentuk. Kemudian biji kedelai tersebut dimasukkan kembali ke kantong semula. 3. Mengulangi pengambilan diatas sampai 64 kali. Kemudian membuat table hasil pengamatan (o) dan genotype yang diharapkan (E). Cara menghitung frekuensi genotype yang diharapkan : AA - p Aa - q = 0,5 x 0,5 = 0,25 = 0,5 x 0,5 = 0,25 0,25 x 64 = 16 0,5 x 64 = 32 0,25 x 64 = 16 Aa 2 pq = 2 x 0,5 x 0,5 = 0,5

Mengulangi percobaan tersebut dengan frekuensi alel A = 0,75 dan a = 0,25.

3.3.2 Pengaruh Seleksi terhadap Perubahan Frekuansi Gen Tidak ada Seleksi
1. Generasi I : sebagai populasi asal, mencampur 32 biji kedelai hitam dan 32

biji kedelai kuning dan memasukkannya dalam kantong. Mengambil satu kantong lagi dengan populasi yang sama. 2. Mengambil 2 biji masing- masing 1 kantong dan mencatat sebagai kombinasi persilangan. Melakukannya sebanyak 16 kali setiap kali pengambilan biji harus dikembalikan ke dalam kantong semula. 3. Generasi II : membentuk populasi baru dengan perbandingan genotype sesuai yang diperoleh pada gambar 1. 4. Percobaan dilakukan sampai generasi ke V. 5. Membuat grafik resesif (aa) dari generasi I sampai V. Seleksi Lengkap 1. Generasi I : populasi dengan frekuensi gen p (A) = a (a) = 0,5. Kemudian membuat persilangan seperti percobaan diatas. 2. Adanya seleksi ditunjukkan dengan menghilangkan kombinasi persilangan homozigot resesif (seleksi lengkap). 3. Generasi II : dibentuk dengan populasi yang susunannya diperoleh dari generasi I. 4. Melakukan percobaan sampai generasi ke V dan membuat grafik frekuensi gen a dari generasi I sampai dengan generasi V. Seleksi Tak Lengkap
1. Membuat populasi dengan frekuansi gen p (A) = q (a) = 0,5 dan melakukan

persilangan seperti percobaan terdahulu. Untuk memperoleh seleksi tak lengkap, maka persilangan tetua homozigot resesif hanya menghasilkan dua macam keturunan (yang normal menghasilkan 4 keturunan). 2. Melanjutkan persilangan sampai jumlah keturunan = 64. Apabila sudah mencapai 62 dan persilangan berikutnya menghasilkan 4 keturunan, maka hanya 2 saja yang dicatat sehingga keseluruhannya berjumlah 64.

3. Menentukan susunan genotype dan frekkuensi gen yang diperoleh setelah persilangan. 4. Melanjukan percobaan sampai generasi ke V dan membuat grafik frekuensi gen resesifnya.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil

AA x AA AA x Aa AA x aa Aa x Aa Aa x aa aa x aa Jumlah

Ulangan 1 AA 16 24 5

Aa 24 12 10 14 60 Aa 22 28 2

aa

AA x AA AA x Aa AA x aa Aa x Aa Aa x aa aa x aa Jumlah

45 Ulangan 2 AA 52 22

5 14 8 27 aa

Frekuensi A = 90 + 60 264 = 150 264 = 0,56 Frekuensi a = 0,29

Frekuensi A = 148 + 52 252 = 200 252 = 0,79 Frekuensi a = 0,21

2 2 aa

AA x AA AA x Aa AA x aa Aa x Aa Aa x aa aa x aa Jumlah

74 Ulangan 3 AA 40 30 3

52 Aa 30 16 6 2 54

3 2 5

Frekuensi A = 146 + 54 254 = 200 254 = 0,79 Frekuensi a = 0,21

73

Grafik Tanpa Seleksi

Grafik Seleksi 50%

Grafik Seleksi 100%

10

4.2 Pembahasan

Tanaman allogame merupakan jenis tanaman yang mempunyai polong, atau bisa dikatakan tanaman sebangsa kedelai atau polong polongan yang telah disilangkan dengan cara rekayasa genetika. Tanaman allogame akan selalu mengalami segregasi, yakni komposisi genetik dari populasi tanaman allogame tersebut akan selalu sama dengan generasi berikutnya. Hal ini dikarenakan pada tanaman allogame didominasi oleh alel alel dominan AA atau bahkan sepenuhnya dikuasai alel AA sehingga keturunannya selalu sama dengan sifat induknya yakni mempunyai sifat yang unggul. Dari hasil praktikum yang dilakukan dengan menggunakan biji kedelai dan biji kacang hijau. Biji kedelai diberi symbol A yang menandakan sifat dominan. Biji kacang hijau diberi symbol ayang menandakan sifat resesif. Percobaan ini dilakukan dengan pengambilan kacang kedelai dan kacang hijau secara bersamaan dari 2 kantong. Dari hasil kegiatan praktikum populasi tanaman allogame yang telah dilakukan, diperoleh data golongan yang frekuensi A dan frekuensi a dengan beberapa perlakuan yaitu tidak ada seleksi, seleksi 50% dan seleksi 100%. Pada data grafik frekuensi dengan perlakuan tanpa seleksi dapat diketahui bahwa terjadi perubahan frekuensi A dan frekuensi a pada ulangan ketiga. Frekuensi A mengalami peningkatan yang awalnya bernilai 0.63 0.69 sedangkan frekuensi a mengalami penurunan yang pada ulangan pertama dan kedua bernilai 0.37 dan ulangan ketiga bernilai 0.31. Pada data grafik dengan perlakuan 50% dapat diketahui bahwa populasi selalu berubah ,karena mutasi, seleksi, migrasi, penghanyutan genetic secara random dan meiotic drive yang dapat mengubah frekuensi alel. Mutasi secara terus menerus dari suatu alel dapat mengubah frekuensi alel secara lambat. Dari data grafik diatas, menunjukkan frekuensi A yang terus meningkat dan frekuensi a yang terus menurun pada ulangan yang kedua dan ketiga. Dimana pada ulangan yang pertama frekuensi A bernilai 0.56 dan pada ulangan ketiga mencapai 0.79 dan untuk frekuensi a yang pada ulangan pertama bernilai 0.29 dan pada ulangan yang ketiga bernilai 0.21.

11

Pada data grafik frekuensi A dan frekuensi a dengan perlakuan seleksi 100%, pada ulangan pertama frekuensi A bernilai 0.69 dan frekuensi a 0.4. Pada ulangan yang kedua maupun ulangan yang ketiga, frekuensi A dan frekuensi a mengalami penurunan hingga frekuensi A 0.65 dan frekuensi a 0.3. Pada perlakuan tanpa seleksi tersebut menunjukkan adanya keseragaman antara frekuensi A dan frekuensi a yaitu sama-sama mengalami tingkat penurunan yang tidak berbeda jauh dari ulangan sebelumnya. Berdasarkan ketiga data grafik diatas, dapat diketahui bahwa tanaman allogame akan selalu mengalami segregasi, yakni komposisi genetik dari populasi tanaman allogame tersebut akan selalu sama dengan generasi berikutnya. Hal ini dikarenakan pada tanaman allogame didominasi oleh alele alele dominan AA atau bahkan sepenuhnya dikuasiai alel AA sehingga keturunannya selalu sama dengan sifat induknya yakni mempunyai sifat yang unggul. Ciri ciri keseimbangan Hardy Weinberg ialah jumlah frekuensi genotipe harus sama dengan 1, yaitu : p2 (AA) + 2pq (Aa) + q2 (a) =1. Hubungan p2 + 2pq + q2 tetap, tidak peduli besarnya frekuansi alel permulaan dan tidak bergantung dari frekuensi alel permulaan dan tidak bergantung dari frekuensi genotipe dari populasi asal. Keseimbangan dapat tercapai dalam satu generasi kemudian frekuensi alel dan genotipe tidak berubah dari generasi kegenerasi asal syarat syarat Hardy Weinberg terpenuhi. Dalam menghitung frekuensi homozigot setelah resesif setelah seleksi, frekuensi suatu genotipe setelah seleksi diperoleh dengan mengalikan frekuensi sebelum seleksi dengan fitness genotipe tersebut. Frekuensi sebelum seleksi dapat diformulasikan p2 + 2pq + q = 1 sedangkan setelah seleksi formulasinya ialah p2 + 2pq + q2 Sq2 = 1-Sq2. Hukum Hardy-Weinberg menyebutkan bahwa dalam suatu populasi yang besar, bila tidak ada gaya gaya yang mengubah frekuensi gen, maka frekuensi relatif masing masing alel akan tetap dari generasi kegenerasi berikutnya. Peranan hukum ini ialah memudahkan dalam menentukan asumsi dari suatu populasi tertentu dalam keadaan keseimbangan dengan alel frekuensi yang stsbil, yakni dengan membandingkan frekuensi alel pada suatu lokasi tertentu dimana obyek

12

pengamatan berada. Sehingga dapat ditentukan apakah terjadi penyimpangan atau keseimbangan. Penggunaan hukum Hardy-Weinberg sangat penting dalam pemuliaan tanaman, melalui formulasi yang ada pemulia dapat menentukan banyaknya individu yang termasuk homozigot maupun heterozigot, ataupun dapat digunakan untuk menyeleksi tanaman yang tahan terhadap hama dan penyakit. Ketahanan suatu jenis tanaman tertentu diatur oleh alel dominan, populasi keseimbangan Hardy-Weinberg dapat dikatakan rentan apabila q2 = aa. Tanaman rentan dapat diketahui dengan pengujian yang sesuai dan dapat dibuang. Persilngan antara heterozigot, Aa x Aa akan menghasilkan generasi yang rentan pada keturunannya. Nilai Hardy Weinberg memudahkan pemulia tanaman untuk menduga jumlah individu AA dan Aa yang diharapkan dengan keterangan ini dapat diputuskan banyaknya tanaman resisten yang harus diuji agar mendapatkan kesempatan yang baik untuk memperoleh genotipe AA. Adanya persamaan untuk menentukan berapa tanaman yang diuji untuk mendapatkan paling sedikit satu genotipe AA dengan macam macam tingkat kemungkinan.

13

BAB 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil praktikum dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.

Tanaman allogame merupakan tanaman hasil rekayasa

genetika yang berisifat dominan AA dan akan selalu mengalami segregasi yakni mewariskan sifat unggul kepada keturunannya sehingga selalu sama dengan generasi sebelumnya.
2. Seleksi tanaman berpengaruh terhadap diffrensial perkembangbiakan suatu

tanaman dari keturunannya selama bertahun tahun. Seleksi ditujukan untuk menghilangkan tanaman yang rentan atau resesif sehingga dapat diperoleh tanaman yang bersifat unggul.
3. Dari ketiga data grafik yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa pada

frekuensi A terjadi penurunan dan peningkatan sedangkan untuk frekuensi a selalu mengalami penurunan. 5.2 Saran Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum penggunaan biji tanaman untuk pembuktian gen yang mengalami segregasi tidak menggunakan biji kedelai dan biji kacang hijau, hal ini karena ukuran biji-biji tersebut berbeda. Hal ini menyebabkan tingkat keakuratannya rendah.

14

DAFTAR PUSTAKA Zainuri. 2008. Genetika Dasar. Malang : UII. Populasi Tanaman Allogame. Suryanto, Dwi. 2003. Melihat Keanekaragaman Organisme. Medan : USU. Tengkano. 1985. Jenis Hama Utama pada Berbagai Fase Pertumbuhan Tanaman Kedelai. Bogor : Puslit Bogor. Welsh.1991. Dasar Dasar dan Pemuliaan Tanaman. Surabaya : Unair. Diterjemahkan oleh Johanis P. Mogea.Allard, 1992 Eko, 2011. Populasi Tanaman Allogame. http://www.masbied.com/2011/05/24/populasi-tanaman-allogame/. Diakses 02 Desember 2011.

Qiqi, 2008. Praktikum Pemuliaan. http://www.scribd.com/doc/39659956/Qiqi. Diakses 02 Desember 2011. Herman et al. 2003. Perakitan tanaman kedelai tahan penggerek polong melalui Transgenetik gen cry1ab dengan vektor agrobacteriumTumefaciens. Bogor : IPB. Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian. Vol (5) 2 : 37 43. Suryo. 1998. Genetika. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai