Anda di halaman 1dari 4

Definisi Biogas Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh bakteri apabila bahan organic mengalami proses fermentasi

dalam reactor(biodegester) dalam kondisi anaerob(tanpa udara). Reactor yang dipergunakan untuk menghasilkan biogas umumnya disebut digester atau biodegester, karena ditempat inilah bakteri tumbuh dan mencerna bahan-bahan organic. Untuk menghasilkan biogas dalam jumlah dan kualitas tertentu maka digester perlu diatur suhu, kelembaban dan tingkat keasaman supaya bakteri dapat berkembang dengan baik. Biogas sendiri merupakan gabungan dari gas metana(CH4), gas CO2 dan gas lainnya. Reactor biogas (biodegester) untuk skala kecil umumnya dibuat dari plastic maupun dari drum. Bahan baku biogas diperoleh dari kotoran sapi dengan jumlah sapi bervariasi dari 3-5 ekor untuk skala kecil. Ketertarikan akan sumber energi biogas akhir-akhir ini meningkat karena cadangan sumber energy fosil semakin berkurang. Salah satu buktinya adalah adanya kebijakan pemerintah dalam konversi minyak tanah ke gas (LPG). Manfaat biogas bagi masyarakat yaitu masyarakat dapat memperoleh energy yang lebih murah dan lingkungan lebih bersih untuk penerangan, proses pengeringan, penghasil panas, pembangkit listrik atau bahkan untuk kendaraan bermotor. Hal ini dikarenakan biogas diperoleh dari kotoran sehingga beberapa masyarakat masih canggung untuk memasak. Biogas sangat potensial sebagai sumber terbaru karena terkandung metana yang tinggi dan nilai kalor yang cukup tinggi sebesar 50 mj/kg. metana mempunyai satu karbon dalam setiap rantainya dapat menghasilkan pembakaran yang lebih ramah lingkungan dibandingkan yang memiliki rantai karbon panjang. Hal ini disebabkan karena jumlah CO2 yang dihasilkan selama pembakaran bahan bakar berantai karbon pendek lebih sedikit. Bahan penghasil biogas Biogas dapat diproduksi dari bahan organic dengan bantuan bakteri untuk proses fermentasi anaerobnya. Pada umunya hamper semua jenis organic dapat diolah menjadi biogas. Untuk biogas sederhana, bahan organic yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah dari kotoran dan urine hewan. Beberapa bahan lain yang digunakan adalah dari kotoran manusia, sampah bio (organik), dan sisa proses pembuatan tahu. Jenis-jenis bahan organic yang diproses termasuk beberapa proses diatas sangat berpengaruh dengan kualitas biogas yang dihasilkan. Pemilihan bahan biogas dapat ditentukan dari perbandingan kadar C (karbon) dan N (nitrogen) dalam bahan tersebut sebesar 20-30. Perbandingan ini sangat penting untuk perkembangan bakteriyang akan menguraikan bahan organic tersebut.perbandingan C/N kurang dari 8, dapat menghalangi aktifitas bakteri akibat kadar ammonia yang berlebihan. Pada perbandingan C/N lebih dari 43 mengakibatkan jumlah bakteri juga terhambat. Untuk mendapatkan produksi biogas yang tinggi, maka penambahan bahan yang mengandung karbon (C) seperti jerami, atau N misalnya : urea. Perlu dilakukan untuk mencapai rasio C/N = 20-30. Bahan Baku Pembuatan Biogas Bahan baku yang dapat dibuat biogas adalah bahan organik. Beberapa daftar bahan organic yang dapat dibuat biogas adalah biomasa, kotoran manusia, kotoran hewan, urine, sampah kota yang berbentuk organic, dan sampah produk bentuk pertanian. Di Indonesia yang umum digunakan adalah kotoran sapi. Tabel 1.2 menunjukkan spesifikasi kotoran sapi dengan bobot waktu hidup 635 kg setiap harinya. Besarnya padatan total (TS) umumnya dapat diperkirakan sekitar 10-15% dari masa

kotoran awal. Sedangkan besaran padatan volatile dapat diperkirakan sebesar 8-10% dari masa kotoran awal. Tabel 1.2 spesifikasi kotoran sapi dengan bobot 635 kg Spesifikasi Sapi dengan bobot 635 kg Kotoran Kotoran Padatan total (total solid,TS) Padatan volatile (volatile solid, VS) 50,8 kg 51,1 liter 6,35 kg 5,4 kg

Sebagai acuan, untuk setiap ekor sapi umumnya mampu menghasilkan kotoran sebanyak 5-40 kg per hari. Hal ini tergantung oleh banyak hal, seperti kondisi hewan, pola ,makan hewan, jenis makanan, jenis kandang, dll. Untuk tujuan perancangan digester yang lebih baik, maka jumlah kotoran dari hewan dapat diukur atau ditimbang secara berkala. Beberapa peneliti mengusulkan metode lain untuk menentukan jumlah kotoran yang dihasilkan dari makhluk hidup. Metode yang diusulkan adalah dengan membuat persentasi dari bobot makhluk hidup tersebut. Tabel 1.3 komponen padatan volatile (VS) (Uli Werner, 1989) Komponen % TS Selulosa 31 Hemiselulosa 12 Lignin 12,2 Kanji 12,5 Protein 12,5 Eter 2,6 Ammonia 0,5 Asam 0,1 Total 83,4 Dari jumlah kotoran yang dihasilkan, yang berperan dalam menghasilkan biogas adalah komponen padatan total (TS). Didalam padatan total terdapat padatan volatile. Komponen dari padatan volatile secara umum terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin, kanji, protein, eter, ammonia, dan asam. Komponen terbesar dari VS adalah selulosa sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1.3. besarnya VS adalah sekitar 83,4% TS. Dengan mengingat bahwa TS dari kotoran hewan tidak jauh dari 10 %, maka dalam biodigester perlu ditambahkan beberapa sisa makanan hewan selain mengandung C/N tinggi juga mempunyai potensi produksi biogas yang tinggi Karena menggandung TS tinggi. (lihat tabel 1.4) Tabel 1.4 beberapa material organic lain selain kotoran hewan ( Uli Werner, 1989) Material TS (%) VS (% TS) Jerami padi 89 93 Jerami gandum 82 94 Jerami jagung 80 91

Rumput segar Bagase Sisa sayuran

24 65 12

89 78 86

Penting diperhatikan bahwa konsentrasi TS tidak boleh lebih dari 15% karena akan menghambat metabolisme. Pada saat memasukkan material organic kedalam biodigester wajib ditambahkan sejumlah air. Fungsi air selain untuk mempertahankan TS < 15%, juga untuk mempermudah proses pencampuran dan proses mengalirnya material organic kedalam biodigester. Fungsi lainnya untuk mempermudah aliran gas yang terbentuk dibagian bawah dapat mengalir dibagian atas biodigester. Tabel 1.5 kadar selulosa, hemiselulosa, dan lignin dalam biomasa ( Suyitno; 2007) Material Selulosa (%) Hemiselulosa (%) Lignin (%) Kayu 40-50 15-25 15-30 Tongkol jagung 45 35 15 Jerami padi 32,1 24 18 Bagase 33,4 30 18,9 Dedaunan 15-20 80-85 0 Jerami gandum 30 50 15 Rumput 45 31,4 12 Selulosa dan hemiselulosa dapat diuraikan oleh bakteri dalam biodigester sedangkan lignin tidak dapat diuraikan. Biomasa termasuk bahan organic yang mengandung lignin dalam jumlah besar sebgaimana dapat dilihat pada tabel 1.5. sehingga jika beberapa material organic yang mengandung lignin dalam jumlah tinggi misalnya, biomasa masuk dalam biodigester, maka dari material organic jenis ini, biogas yang dihasilkan jumlahnya rendah. Komposisi Biogas Komposisi dan produktivitas sistem biogas dipengaruhi oleh parameter-parameter seperti temperatur digester, pH, tekanan, dan kelembapan udara. Komponen biogas yang paling penting adalah metana (CH4). Tabel 1.6 Komposisi Biogas (Horikawa, 2004) Gas CH4 CO2 H2S N2+O2 Digester Sludge Sistem Anaerob (% volume) 81,1 % 14,0 % 2,2 % 2,7 %

Namun demikian, pendapat mengenai komposisi biogas dibawah ini lebih banyak dijadikan acuan oleh beberapa peneliti, biogas umumnya terdiri dari : 1. Metana (CH4) = 55%-75% 2. Karbon dioksida (CO2) = 25%-45% 3. Karbon monoksida (CO) = 0%-0,3% 4. Nitrogen (N2) = 1%-5%

5. Hidrogen (H2) 6. Hidrogen sulfida (H2S) 7. Oksigen (O2)

= 0%-3% = 0,1%-0,5% = sisanya

Tabel 1.7 Perbandingan Sifat Biogas, Gas Alam, dan Gas Kota (Wellinger, 2011) Parameter Biogas (60% CH4) Gas Alam Gas Kota 3 Nilai Kalor Bawah (MJ/m ) 21,48 36,14 16,1 Massa Jenis (kg/m3) 1,21 0,82 0,51 3 Indeks Wobbe Bawah (MJ/m ) 19,5 39,9 22,5 Kecepatan Penyalaan 0,25 0,39 0,70 Maksimum (m/s) Kebutuhan Udara Teoritis (m3 5,71 9,53 3,83 udara/m3 gas) Konsentrasi Maksimum CO2 17,8 11,9 13,1 dalam Cerobong (vol %) Titik Embun (C) 60-160 59 60 Nilai kalor biogas tergantung pada kandungan CH4 dalam biogas. Massa jenis biogas sedikit lebih tinggi dari massa jenis udara. Jika dibakar biogas mempunyai kecepatan maksimum yang rendah, yaitu sekitar 0,25 m/s. Kandungan metana yang cukup tinggi dalam biogas dapat menggantikan peran LPG dan petrol (bensin). Tetapi dalam biogas terdapat kandungan lain selain metana yang perlu adanya proses pemurnian. Gas tersebut adalah gas H2S yang dianggap sebagai pengotor dan bila ikut terbakar dan terbebas dengan udara dapat teroksidasi menjadi SO2 dan SO3 yang bersifat korosif dan bila teroksidasi lebih lanjut oleh H2O dapat memicu hujan asam. Selain H2S terdapat juga uap air dan CO2 yang tidak bermanfaat pada saat pembakaran. Biogas yang mengandung sejumlah H2O dapat mengurangi nilai kalornya. Gas H2O sebagaimana gas H2S juga perlu dibersihkan dari biogas. Teknik Pemanfaatan Biogas Biogas dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, diantaranya adalah : 1. Sumber bahan bakar gas yang digunakan untuk kompor rumah tangga, penerangan, pemanas air, dll. 2. Sumber bahan bakar gas untuk menghasilkan panas yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan misalnya pemanas air, pemanas udara, pengering, dll. 3. Sumber bahan bakar gas untuk menggerakkan motor bakar, turbin, dan lainnya yang kemudian torsi yang diperoleh dapat digunakan untuk menggerakkan pompa atau mesinmesin yang lain. 4. Torsi dari motor bakar dan turbin berbahan bakar biogas selanjutnya dapat dipergunakan untuk menggerakkan generator dan dapat menghasilkan listrik.

Anda mungkin juga menyukai