Anda di halaman 1dari 7

Transmisi Otomatis

Sejarah Transmisi Otomatis


Transmisi otomatis dapat dibedakan dalam dua jenis yang berbeda dalam system penggunaannya yang mengatur perpindahan tuas (shift), dan lock-up timing. Salah satu jenis yang diatur sepenuhnya secara hidrolis sedangkan yang lainnya diatur secara elektronik yang juga menggunakan data (shift and lock-up pattern) yang tersimpan dalam ECU untuk controlnya. Jenis yang diatur secara elektronik termasuk diagnosis dan failsafe function sebagai tambahan bagi shift and lock-up timing control dan disebut ECT (Electronic Controlled Transmission). AT = AT* (Jenis yang diatur sepenuhnya secara hydrolic) = ECT* (Jenis yang diatur secara elektronik) - Pengaturan shift dan lock-up timing - Fungsi diagnosa - Fail safe - Lain-lain Power transmission unit sepenuhnya dikontrol secara hidrolis transmisi otomatis pada dasarnya sama dengan ECT, tetapi berbeda pada proses pemindahan shiftnya. Bagian Bagian Utama dan Fungsi Dasar Transmisi otomatis terdiri atas beberapa jenis yang dibuat dengan cara berbeda beda, tetapi fungsi dasar dan prinsip kerjanya sama. Transmisi otomatis mempunyai beberapa komponen utama. Agar transmisi otomatis dapat bekerja dengan baik, maka bagian bagian ini harus dapat bekerja dengan tepat dan dalam keadaan baik. Transaxle otomatis terdiri dari beberapa komponen utama sebagai berikut : Torque converter Planetary gear unit Hydrolic control unit Manual linkage Automatic transmission fluid Torque Converter

Torque converter dipasang pada sisi input transmisi dan diikat dengan baut terhadap bagian belakang poros engkol mesin melalui drive plate. Torque converter diisi dengan minyak transmisi otomatis, yang mempunyai fungsi memperbesar moment yang dihasilkan oleh mesin dan diteruskan ke transmisi serta berfungsi juga sebagai kopling fluida yang meneruskan moment mesin (engine torque)dari mesin ke transmisi. Pada kendaraan yang menggunakan transmisi otomatis, torque converter juga berfungsi sebagai flywheel. Flywheel yang berat seperti halnya pada transmisi manual tidak diperlukan, kendaraan dengan transmisi otomatis menggunakan drive plate yang pada keliling bagian luarnya membentuk ring gear yang diperlukan untuk menghidupkan mesin oleh motor starter. Drive plate berputar dengan kecepatan tinggi bersama torque converter, berat torque converter harus dibuat seimbang untuk mencegah getaran pada putaran tinggi. Fungsi torque converter : Memperbesar moment (torque) yang dihasilkan oleh mesin. Bekerja sebagai kopling otomatis yang memindahkan (memutuskan) moment mesin ke transmisi. Meredam getaran (torsional vibration) akibat moment dari mesin dan pemindahan daya (drive train). Berfungsi sebagai flywheel untuk memperlembut putaran mesin. Menggerakkan pompa oli dari hydrolic control system.

Torque Converter
Umum
Torque converter memindahkan dan memperbesar moment dari mesin dengan menggunakan minyak transmisi sebagai perantara. Torque converter terdiri dari pump impeller yang

digerakkan oleh poros engkol, turbine runner yang dihubungkan dengan poros input transmisi, startor yang terpasang pada transmission case dengan kopling satu arah (one way clutch) dan startor shaft dan converter case yang berisi semua bagian tersebut. Converter terisi dengan minyak transmisi otomatis yang berasal dari oil pan dan dipompakan oleh pompa oli, minyak ini meluncur keluar dari pump impeller dengan arus yang cukup kuat dan memutarkan turbine runner.

Konstruksi
1. Pompa Impeller Pompa impeller (pump impeller) disatukan dengan converter case dan disekeliling bagian dalamnya terpasang vane yang melengkung. Sebelah dalam vane diberikan guide ring untuk membentuk celah yang memperlancar aliran minyak. Converter case dihubungkan dengan poros engkol melalui drive plate. 2. Turbine Runner Seperti pada pompa impeller, turbine runner juga memiliki banyak blade. Arah lengkungan blade pada turbine runner berlawanan dengan yang terdapat pada pompa impeller. Turbine runner dipasang pada poros input transmisi sehingga blade-nya berhadapan dengan pump impeller blade dengan celah yang sangat kecil. 3. Startor Startor ditempatkan ditengah tengah antara pompa impeller dan turbine runner. Dipasang pada poros startor yang diikatkan pada transmission case melalui one way clutch. Startor blade menangkap minyak yang keluar dari turbine runner dan mengarahkan kembali ke bagian belakang blade pump impeller, sehingga memberikan tambahan tenaga pada pump impeller. Kopling satu arah (one way clutch) memungkinkan startor untuk dapat berputar searah dengan poros engkol dan pada saat

startor mempunyai kecenderungan berputar balik, kopling satu arah akan menguncinya sehingga tidak berputar. Oleh karena itu, startor akan berputar atau terkunci tergantung arah pada dorongan minyak pada vanenya.

MELIPAT GANDAKAN MOMENT


Melipat gandakan moment pada torque converter dipengaruhi oleh pengaliran minyak kembali ke pompa impeller dengan adanya startor vane. Dengan kata lain, pompa impeller diputarkan oleh moment dari mesin dan diperbesar moment dengan adanya aliran minyak balik dari turbine runner. Dapat dikatakan bahwa pompa impeller memperbesar moment input asli untuk diteruskan ke turbine runner.

FUNGSI ONE WAY CLUTCH


PADA SAAT ALIRAN VORTEX* BESAR Arah minyak memasuki startor dari turbine runner tergantung pada perbedaan kecepatan putar dari pompa impeller dan turbine runner. Bila perbedaan ini besar, kecepatan minyak yang bersirkulasi (vortex flow) melalui turbine runner dan pump impeller tinggi, jadi minyak mengalir dari turbine ke startor dengan arah yang menahan putaran pompa impeller.

Disini minyak membentur permukaan depan startor vane, menyebabkan startor berputar dengan arah berlawanan dengan arah putaran pompa impeller. Karena startor terkunci oleh one way clutch, ia tidak berputar tetapi vane-nya menyebabkan arah aliran minyak berubah kearah yang akan membantu putaran pompa impeller.

*VORTEX FLOW
Vortex flow adalah aliran minyak yang dipompakan oleh pompa impeller pada saat mengalir ke turbine runner dan startor, kemudian kembali ke pompa impeller lagi. Aliran ini semakin kuat bila perbedaan kecepatan putar pompa impeller dan turbine runner semakin besar, seperti pada saat kendaraan start.

BILA VORTEX FLOW KECIL


Bila kecepatan putaran turbine runner mendekati kecepatan pompa impeller, maka kecepatan minyak (rotary flow*) yang berputar dengann turbine runner pada arah yang sama akan bertambah. Dalam hal lain, kecepatan minyak (vortex flow) yang bersirkulsi pada turbine runner dan pompa impeller berkurang. Oleh karena itu arah aliran minyak dari turbine ke startor sama seperti arah putaran pompa impeller. Karena pada saat ini minyak membentur permukaan bagian belakang startor vane, maka startor vane akan menghalangi aliran minyak. Dalam hal ini one way clutch akan membiarkan startor berputar dengan pompa impeller, jadi memungkinkan minyak untuk kembali ke pompa impeller. Seperti diterangkan diatas, startor berputar searah dengan pompa impeller pada saat putaran turbine runner mencapai proporsi yang sebanding dengan kecepatan pompa impeller.

Ini disebut clutch point atau coupling point. Setelah clutch point tercapai, maka peningkatan moment punter tidak terjadi dan torque converter berfungsi sebagai kopling fluida.

*ROTARY FLOW
Rotary flow adalah aliran minyak dalam torque converter searah dengan putaran torque converter. Aliran ini besar bila perbedaan putaran antara turbine dengan pompa impeller kecil, umpamanya pada saat kendaraan dijalankan dalam kecepatan tetap. Aliran ini akan semakin kecil sebanding dengan perbedaan kecepatan antara pompa impeller dengan turbine runner.

BEKERJANYA CONVERTER
KENDARAAN BERHENTI, MESIN IDLING Pada saat mesin idling, maka moment yang dihasilkan oleh mesin ituuk sendiri minimum. Bila rem (parking brake atau foot brake) dioperasikan beban pada turbine runner menjadi besar karena tidak dapat berputar. Karena kendaraan berhenti, maka speed ratio antara pompa impeller dan turbine runner nol sedangkan torque rationya maksimum. Oleh karena itu, turbine runner akan selalu siap untuk berputar dengan moment yang lebih tinggi dari moment yang dihasilkan oleh mesin. KENDARAAN MULAI BERGERAK Pada saar rem dibebaskan, maka turbine runner dapat berputar dengan poros input transmisi. Dengan menekan pedal akselarator, maka turbine runner akan berputar dengan moment yang lebih besar dari yang dihasilkan oleh mesin, jadi kendaraan mulai bergerak. KENDARAAN BERJALAN DENGAN KECEPATAN RENDAH

Bila kecepatan kendaraan bertambah, putaran turbine runner dengan cepat mendekati pompa impeller. Torque ratio-nya dengan cepat mendekati 1,0. Pada saat perbandingan putaran turbine runner dan pompa impeller mendekati angka tertentu (clutch point) stator mulai berputar. Dengan kata lain torque converter mulai bekerja sebagai kopling fluida. Oleh karenanya, kecepatan kendaraan naik hamper berbanding lurus dengan putaran mesin. KENDARAAN BERJALAN PADA KECEPATAN SEDANG SAMPAI TINGGI Torque converter hanya berfungsi sebagai kopling fluida. Turbine runner berputar pada kecepatan yang hamper identik dengan impeller.

Anda mungkin juga menyukai