Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH SINGKAT ESKALATOR CHARLES SEEBERGER. merancang nenek moyangya eskalator modern pada tahun 1900.

ia menamainya 'escalator' yang merupakan kombinasi dari elevator yang berarti penga ngkat dan scala yang dalam bahasa latin berarti tangga.tapi,ada juga yang menyeb utnya tangga berjalan dan tangga ajaib. Eskalator adalah salah satu transportasi vertikal berupa konveyor untuk mengangk ut orang, yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke b awah mengikuti jalur yang berupa rail atau rantai yang digerakkan oleh motor.Esk alator bisa dikatakan sebagai tangga berjalan . Karena digerakkan oleh motor listrik , tangga berjalan ini dirancang untuk menga ngkut orang dari bawah ke atas atau sebaliknya. Untuk jarak yang pendek eskalato r digunakan di seluruh dunia untuk mengangkut pejalan kaki yang mana menggunakan elevator tidak praktis. Pemakaiannya terutama di daerah pusat perbelanjaan, ban dara, sistem transit, pusat konvensi, hotel dan fasilitas umum lainnya. Keuntungan dari eskalator cukup banyak seperti mempunyai kapasitas memindahkan s ejumlah orang dalam jumlah besar dan tidak ada interval waktu tunggu terutama di jam-jam sibuk dan mengarahkan orang ke tempat tertentu seperti ke pintu keluar, pertemuan khusus dll.

ESCALATOR Tujuan 1. 2. 3. 4. 5. Pembahasan Mampu memahami fungsi-fungsi dari eskalator Memahami jenis-jenis eskalator Memahami teori perancangan eskalator Mampu mengaplikasikan tahapan-tahapan perancangan Memahami sistem pemeliharaan eskalator

11.1. Pengenalan Peralatan Secara umum peralatan escalator terdiri atas : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Rangka struktur (frame) Rel (rail) Rantai dan roda gigi (chain & gear) Anak tangga (step) Dinding penyangga rel tangan (balustrade) Pegangan tangan (hand rail) Lantai pijak (landing plates) Lantai bergerigi (combplates) Ruang mesin Pencahayaan (lighting) Unit penggerak (drive unit) Peralatan listrik (electrical parts)

Gambar 11.1. Sketsa Rencana Escalator 11.1.1. Rangka Struktur (frame) 1. 2. a. Ada dua jenis rangka struktur, yaitu : Rangka struktur dengan menggunakan solid H beam Rangka struktur dengan pemasangan konstruksi besi siku Rangka struktur dengan menggunakan solid H beam

Pada umumnya rangka struktur dibagi atas tiga bagian : 1. Rangka atas (upper frame) 2. Rangka tengah (middle frame) 3. Rangka bawah (lower frame) Ketiga bagian rangka tersebut dirakit dilokasi pemasangan dengan menggunakan bau t khusus (punch bolt). Keuntungan dari penggunaan rangka struktur dengan solid H beam adalah : 1. Memudahkan transportasi (bisa dimasukkan kedalam kontainer) 2. Memudahkan pengaturan jalan masuk ke lokasi pemasangan 3. Lebih mudah untuk dipindahkan setelah unit dipsang. Sedangkan kerugiannya : 1. Lebih berat dari rangka struktur konstruksi besi siku 2. Untuk pemasangannya diperlukan tenaga terampil. b. Rangka struktur dengan pemasangan konstruksi besi siku Berbeda dengan escalator yang menggunakan rangka solid H beam, rangka je nis ini dikirim ke lokasi pemasangan dalam satu kesatuan yang talah dirakit lebi h dahulu dipabrik pembuat. Keuntungan dari penggunaan rangka konstruksi besi siku adalah : 1. Lebih ringan dibandingkan rangka solid H beam. 2. Lebih cepat didalam pemasangannya Kerugiannya adalah : 1. Memerlukan transportasi khusus, terutama untuk unit unit yang panjang/ti nggi. 2. Jalan masuk kelokasi pemasangan perlu dipersiapkan dari awal saat pelaks anaan pekerjaan. 3. Setelah dipasang agak sulit dipindahkan. Rel (rail) Rel berfungsi untuk mengarahklan gerakan luncuran roda rantai penggerak anak tangga (step chain roller) dan roda anak tangga(step roller). Rel harus dip asang dan disetel dengan benar agar gerakan roda anak tangga dan roda rantai pen

ggerak anak tangga halus dan lurus, didalam pengoperasiannya rel ini harus diber i pelumas, material untuk rel ini umumnya besi siku. 11.1.3. Rantai dan roda gigi (chain and gear) Rantai dan roda gigi merupakan peralatan penggerak anak tangga dan pegan gan tangan. Ada beberapa jenis rantai : 1. Rantai penggerak utama (driving chain) 2. Rantai penggerak anak tangga (step chain) 3. Rantai penggerak pegangan tangan (hand rail driving chain)

Ada beberapa janis roda gigi : 1. poros roda gigi atas (upper terminal gear) 2. Poros roda gigi bawah (lower terminal gear) 11.1.4. Anak Tangga (step) Anak tangga merupakan tempat pijakan dari penumpang escalator dan bagian permukaannya harus selalu dalam keadaan horizontal pada saat membawa penumpang. Adapaun material yang digunakan harus terbuat dari bahan bahan yang tidak mudah terbakar seperti aluminium, stainless steel dan besi cor. Untuk memudahkan penumpang dalam membedakan satu anak tangga dengan anak tangga yang lain harus diberi warna kuning. Ukuran dari anak tangga ini pada um umnya : 1. 600 mm, untuk satu orang per anak tangga. 2. 800 mm, (permintaan khusus) 3. 1000 mm, untuk dua orang per anak tangga. 11.1.5. Dinding Penyangga Rel Tangan (balustrade) Yang dimaksud dengan balustrade adalah dinding kiri dan kanan dari escal ator. Dasar dinding yang berdekatan dengan tangga biasanya terbuat dari kaca yan g ditemper dengan ketebalan 10 mm (tempered glass balustrade), dapat juga menggu anakan stainless steel balustrade. Stainless steel balustrade dipakai untuk esca lator yang dipasang pada stasiun kereta, bandar udara atau tempat lain yang seje nis, dimana banyak kemungkinan balustrade tersebut terkena benturan dari luar.

Gambar 11.2. Balustrade

11.1.6. Pegangan Tangan (handrail) Dinding penyangga (balustrade) kiri dan kanan harus dilengkapi dengan re l penyangga tangan (handrail) yang dapat bergerak kontinu dan bersamaan arah den gan gerak tangga saat berjalan. Kecepatannya harus sama dengan kecepatan tangga saat berjalan. Pegangan tangan berfungsi untuk membantu penumpang pada saat melangkah m asuk atau keluar dari anak tangga, agar penumpang tidak jatuh atau terseret. Mat

erial yang dipergunakan untuk pegangan tangan ini adalah karet khusus (hypalon) dengan yang tahan panas, dimana panas tersebut sebagai akibat gesekan gesekan, b aik yang disebabkan oleh mekanisme penggerak ataupun oleh gesekan antara handrai l dengan frame handrail (aluminium).

Gambar 11.3. Handrail Untuk mekanisme handrail ini juga dilengkapi dengan switch pengaman terh adap benda benda asing yang terjepit. Pada handrail (1 unit escalator terdapat 2 handrail) kelilingnya harus tersambung secara sempurna, artinya tidak boleh ada sambungan yang dapat menyebabkan macet akibat toleransi dengan handrail yang ke cil dan pemuaian akibat panas (sifat zat apabila terkena panas akan memuai). Unt uk itu diperlukan toleransi kurang lebih 2 mm, dengan sisi sisi sampingnya. Pana s yang timbul akibat gesekan adalah antara 400 450 C (merupakan panas maksimum u ntuk kondisi ruangan tanpa AC). Mekanisme handrail ini menggunakan penggerak utama berasal dari rol rol step yan g digerakkan oleh rantai dan ditekan pula dengan rol rol khusus yang menekan han drail sehingga akibat tekanan tersebut dan adanya putaran dari rol rol tersebut menyebabkan handrail dapat bergerak. Dalam 1 unit escalator terdiri dari 4 unit rol (2 unit untuk menekan dan menggerakkan bagian atas dan 2 unit bagian bawah), penggerak handrail dan masin g masing terdiri dari 4 rol. Bahan rol tersebut adalah besi cor dan dibagian per mukaannya dilapisi oleh karet tahan panas.

Gambar 11.3. Mekanisme penggerak handrail 11.1.7. Lantai pijak (Landing Plates) Lantai pijak penting ditempatkan pada bagian masuk dan keluar escalator dikedua ujung escalator. Lantai selain berfungsi untuk tempat pijakan masuk dan keluar juga berfungsi sebagai penutup bagian mekanis escalator. Oleh karena itu harus dapat dibuka atau diangkat untuk memudahkan perbaikan escalator. Lantai in i harus dibuat dari material yang tahan api dan mampu memberikan kemantapan saat berpijak. 11.1.8. Lantai Bergerigi (combplates) Selain lantai pijak yang menutup ruang ruang mesin maupun ruang mekanis escalator, ada lagi lantai spesifik yang melengkapi escalator yaitu lantai pijak yang mempunyai alur alur bergerigi di ujungnya. Lantai ini fungsinya sebagai la ntai pendarat bagi penumpang escalator dan alur alur geriginya berfungsi untuk m enyisir kotoran yang ada pada tangga (yang juga beralur).

Gigi pada combplates harus mempunyai kesejajaran dengan alur alur pada tangga da n ujungnya tidak boleh sampai mengenai alur alur dalam ditangga tersebut. Bagian yang begerigi harus dapat dipisahkan dengan bagian utama lantai sehingga jika g igi gigi tersebut patah akan mudah untuk menggantinya. Jarak antara ujung gigi d engan alur dalam ditangga dan jarak antara akar gigi dengan bagian atas dari alu r ditangga harus berada diantara 2,5 mm sampai 4 mm 11.1.9. Ruang Mesin Ruang mesin harus mempunyai kelonggaran yang cukup untuk seseorang melak ukan perbaikan atau perawatan bagian bagian mekanis dari penggerak escalator. Ve ntilasi yang tersedia harus cukup agar panas radiasi dari mesin dapat segera kel uar. Pencahayaan juga harus ada pada ruang mesin, lampu lampunya harus dilind ungi agar tidak mudah pecah terkena alat alat atau gerak gerak mekanis komponen mesin. Pintu pintu untuk perawatan dan perbaikan harus mempunyai kunci yang hany a dapat dibuka oleh orang yang berkepentingan saja sehingga tidak sembarang oran g dapat membukanya. 11.1.10. Pencahayaan (lighting) Jaringan listrik untuk pencahayaan pada daerah yang dekat dengan kaki, p encahayaan pada dinding balustrade, dan pencahayaan pada ruang mesin harus terpi sah dari jaringan listrik untuk motor penggerak sehingga jika terjadi kegagalan pada motor atau komponen lainnya, lampu lampu yang menerangi escalator akan teta p menyala. 11.1.11. Unit Penggerak (drive unit) Unit penggerak terdiri dari : motor penggerak (motor induksi) Reduction gear box Rem magnet (magnetic brake) Motor penggerak adalah motor induksi 3 phasa dengan arus bolak balik, fr ekuensi 50 Hz, dapat terhubung bintang atau delta, dengan star-delta starting at aupun direct on line starting. Putaran dari motor penggerak ini kemudian diturun kan oleh reduction gear box, sehingga didapat kecepatan linear kurang lebih 30 m eter permenit. Untuk menahan gerakan anak tangga pada saat motor terhenti, ataup un pada saat suplay daya terputus dipasang rem magnet. a. b. c. 11.1.12. Peralatan Listrik (Electrical Parts) Peralatan listrik dapat dibagi atas : a. Panel kontrol Panel kontrol berfungsi untuk pengatur arah gerak naik dan turun dan juga berfun gsi untuk mematikan atau menghidupkan motor escalator. b. Kontak pengaman Escalator dilengkapi dengan kontak kontak pengaman, baik untuk mencegah terjadin ya kecelakaan pada penumpang, maupun untuk mencegah kerusakan escalator itu send iri. Ada dua jenis kontak pengaman : 1. Reset secara otomatis (automatic reset) 2. Reset secara manual (manual reset) Adapun beberapa kontak pengaman yang umum dipasang : 1. Handrail inlet safety switch Berfungsi untuk mematikan escalator bila terdapat benda asing yang menahan gerak an pegangan tangan (handrail), ada 4 (empat) buah kontak pengaman yang dipasang : kanan atas, kiri atas, kanan bawah, kiri bawah, namun dilihat dari arah gerak escalator hanya 2 buah yang berfungsi :

arah naik : kanan dan kiri atas arah turun : kanan dan kiri bawah 2. Skirt guard safety switch Berfungsi untuk mematikan escalator bila ada benda asing yang terjepit diantara skirt guard dan step (anak tangga), dipasang pada sisi kanan dan kiri. Jumlahnya disesuaikan dengan panjang escaltor namun pada umumnya 6 (enam) buah. Kontak ad alah jenis reset otomatis. 3. Driving chain safety switch Berfungsi untuk mematikan escalator bila rantai penggerak utama putus. Kontak ti dak otomatis reset (manual reset). 4. Step chain tension safety switch Berfungsi untuk mematikan escalator bila salah satu rantai penggerak anak tangga (step chain) putus atau tidak tegang. Kontak tidak otomatis reset. 5. Step roller safety switch Berfungsi untuk mematikan escaltor bila roda anak tangga keluar dari rel (tidak normal). Kontak tidak otomatis reset. 6. Step travel safety switch Berfungsi untuk mematikan escalator bila ada gerakan anak tangga yang tidak norm al. Kontak tidak otomatis reset. c. Panel Pengoperasian (operating panel board)

Panel pengoperasian sesuai dengan namanya adalah untuk menghidupkan atau mematikan escalator. Fungsi yang umum tersedia : 1. Tombol nyala (starting switch) Tombol nyala harus ditempatkan pada kedua ujung escalator (atas dan bawah) dan p enempatannya harus sedemikian rupa sehingga saat dinyalakan oleh operator, ia da pat melihat pergerakkan tangga. Tombol ini sebaiknya menggunakan type tombol yan g berfungsi dengan memutar kunci (key operated switch) 2. Tombol mati (stop switch) Tombol mati mempunyai warna merah dan ditempatkan di kedua ujung escalator berde katan dengan tombol nyala. Jika tombol ini digunakan, maka ia harus dapat memoto ng seluruh arus listrik yang bekerja pada motor penggerak maupun rem. 3. Tombol mati darurat (emergency stop switch) Tombol darurat ini harus berwarna merah dan ditempatkan di kedua ujung escalator pada posisi yang memungkinkan untuk segera dijangkau tetapi harus pula cukup te rlindung dari penyalaan yang tidak disengaja. Jika tombol ini ditekan, ia harus segera mematikan arus yang bekerja ada motor penggerak maupun pada rem. 4. Tombol pendeteksi rantai putus ( broken step chain device) Tiap escaltor harus dilengkapi dengan tombol yang dapat segera berfungsi mematik an arus listrik ke motor penggerak dan mengaktifkan rem jika rantai tangga terpu tus atau terenggang melampaui batas maksimum regangan jika gerak rantainya terga nggu.

5. Tombol pendeteksi kegagalan motor penggerak (broken drive devices) Jika escalator mempunyai sistem penggerak menghubungkan motor dengan sproket tan gga melalui transmisi rantai, maka tombol ini harus ditempatkan pada posisi yang memungkinkan segera memotong arus listrik ke motor dan mengaktifkkan rem saat r antai penggerak putus. Untuk cara cara pengoperasian yang benar, dapat dibaca dari manual opera si yang diberikan oleh masing masing pabrik pembuat. Beberapa hal yang penting u ntuk diperhatikan dalam pengoperasian escalator :

1. Pada saat terjadi kebakaran, gempa bumi atau keadaan darurat lain, henda knya seluruh escalator segera dimatikan oleh petugas, blokir jalan masuk / kelua r escalator dan umumkan agar penumpang tidak menggunakan escalator. 2. Untuk mencegah kerusakan escalator dan juga demi keselamatan, dianjurkan untuk mematikan escalator bila : a. Salah satu pegangan tangan tidak berjalan b. Ada bunyi tabrakan / gesekan yang tidak normal c. Keluar asap / bau terbakar dari panel kontrol maupun dari motor atau rem magnet. d. Ada balustrade kaca yang pecah. e. Ada salah satu penutup yang lepas f. Jumlah penumpang melebihi kapasitas 3. a. b. c. d. Adapun hal hal yang dianjurkan untuk diperhatikan Dilarang membuang sampah diatas anak tangga escalator Anak kecil hendaknya didampingi orang tua Dilarang duduk diatas anak tangga Dilarang menaiki / duduk pada pegangan tangan

11.2. Pemilihan Escalator Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemesanan : a. Ketinggian dari lantai kelantai (riser) Setiap escalator dibuat berdasarkan ketinggian dari lantai kelantai dimana escal ator tersebut akan dipasang. Kesalahan menentukan ketinggian dari lantai ke lant ai akan mengakibatkan perbedaan permukaan escalator dan lantai terakhir b. Jumlah kapasitas Berdasarkan kapasitas / kemampuan yang dipilih kemudian ditentukan jumlah dari e scalator yang akan dipasang perlantai baik untuk arah naik maupun untuk arah tur un. c. Konfigurasi pemasangan Ada dua jenis konfigurasi 1. Sejajar / paralel 2. Silang (crossing) Konfigurasi silang merupakan pilihan terbaik untuk kelancaran arus penumang, nam un bila diinginkan penumpang untuk berkeliling terlebih dahulu seperti halnya pa da pusat perbelanjaan, departemen store maka konfigurasi sejajar merupakan pilih an yang terbaik. d. Jenis balustrade Untuk escalator dengan kondisi operasi urban traffic, hendaknya dipilih panelled stainless balustrade, sedangkan untuk penggunaan pada pusat perbelanjaan dan se jenis lebih cocok dipakai jenis transparant glass balustrade. Bila penerangan di sekeliling tidak mencukupi atau bila diinginkan oleh desainer interior dapat dip ilih transparantbalustrade dengan lampu penerangan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemasangan escalator : a. Reaksi dan jarak tumpuan (reaction and support spacing) Berdasarkan jarak dari lantai kelantai yang telah ditentukan dan juga berdasarka n sudut (30/35 derajat), maka dapat ditentukan support spacing yang dibutuhkan a gar escalator tersebut dapat terpasang, toleransi umunya berkisar antara 20 mm s ampai 40 mm. Kita tidak perlu menghitung karena brosur umumnya telah disediakan tabel dari support spacing ini, beserta keterangan reaksi yang harus dipikul ole h struktur penunjangnya. b. Pit (sumuran) Untuk escalator pada lokasi paling bawah diperlukan pit (sumuran), dimensi untuk pit ini (kedalaman, lebar dan panjang) harus dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kedap air (water proof).

c. Ruang antara (clearence) Ruang antara yang dibutuhkan adalah minimum 2200 mm dihitung dari level anak tan gga, sepanjang perjalanan dari anak tangga.

11.3. Perawatan Escalator Kita bicara mengenai suatu arti dari suatu perawatan escalator true value maintenance. Dalam perawatan escalator berarti kita melakukan suatu penghematan karena memperpanjang umur dari peralatan tersebut, jika : Dilakukan oleh ahlinya Menggunakan peralatan (tools) yang cocok Memakai suku cadang yang tepat dan asli (correct genuine parts) Dilaksanakan secara sistematis Berdasarkan pengalaman, maka biaya perawatan escalator adalah : 1. Kurang lebih 3 % dari harga barang pertahun untuk sistem menyeluruh / te rpadu (full maintenance) 2. Kurang lebih 2 % dari harga barang pertahun untuk sekadar oiling and gre asing (OG- Maintenance) Umur rata rata escalator yang wajar, jika dirawat secara teratur, sistem atis periodik, dapat mencapai labih dari 40 tahun. Setelah berumur 30 sampai 40 tahun terserah kepada pemiliknya atau pengelola gedung. Escalator yang tidak dirawat akan rusak dalam waktu kurang lebih 5 6 tah un. Bila dirawat sekedarnya akan rusak pada umur 8 10 tahun. Sebagai contoh perb andingan biaya perawatan escalator setelah 40 tahun, dengan perawatan sama denga n 40 x 3 % = 120 % dari harga harga awal. Sdangkan tanpa perawatan akan mengalam i 4 atau 5 kali ganti baru atau 3 kali lipat lebih mahal. 11.3.1. Sistem Perawatan Ada dua cara berlangganan pemeliharaan escalator yang pada umumnya dilak sanakan oleh agen pemegang merk dagang, yaitu : A. Full or Comprehensive Maintenance (OM) Sistem perawatan terpadu meliputi : 1. Pemeriksaan berkala (periodic check up) 2. Pelumasan (lubrication) 3. Penyetelan kembali (re-adjustment) 4. Penggantian part (replacement) 5. Reparasi, kecuali jika ada kerusakan tidak wajar (repair) 6. Test tahunan (annual test) 7. Pelayanan macet (call back service) B. Oil and Grease (OG), meliputi : 1. Pemeriksaan berkala 2. Pelumasan 3. Penyetelan sekedarnya (minor adjustment) Sedangkan point no 4 7 atas dasar laporan/ pesanan terpisah, dan persetujuan ter sendiri antara pelaksana dan pemilik atau pengelola gedung. Keuntungan dan kerugian antara dua sistem Atas dasar pengalaman maka sistem OM (full Maintenance) mempunyai banyak keuntungan dan secara total pada akhirnya lebih menguntungkan dibandingkan sist em OG. Daftar perbandingan : FULL MAINTENANCE (OM) OIL AND GREASE (OG) 1. Anggaran biaya tidak berubah tiap tiap tahun dapat dianggarkan. 1. Biaya naik turun tergantung repair dan part part yang diganti. 2. Tidak perlu negosiasi atas suatu kerusakan 2. Atas dasar laporan kerusakan dan persetujuan. 3. Biaya mahal pada awalnya tetapi secara keseluruhan setelah + 10 tahun menjadi

lebih murah, seterusnya lebih ekonomis. 3. Biaya murah pada awalnya kare na escalator baru belum ada keausan atau kerewelan 4. Beban moral pemilik terhadap penyewa gedung berkurang jika terjadi kecelakaan 4. Manajemen gedung bertanggung jawab atas kecelakaan penumpang akibat kelalaian keterlambatan mengganti part

11.3.2. Prosedur Pelaksanaan Escalator dibagi atas dua macam golongan komponen : 1. komponen utama yang senantiasa bekerja selama operasi memerlukan perawat an rata rata 80 jam setahun. a. Traction machine termsuk motor dan brake b. Controller, tombol tombol dan travelling cables fixtures c. - Rantai penarik (traction / chain) dan sproket - Rantai pembawa step d. Governor dan tripping switch e. Step roller and step track f. Hand rails dan lain lain 2. Komponen sampingan yang kurang / tidak berfungsi atau hanya berfungsi jika t erjadi bahaya / emergency, memerlukan perawatan rata rata 30 jam / tahun. a. Step b. Balustrade c. Safety device d. Indle sheave e. Landing step dan decking masing masing komponen mendapat giliran pemeriksaan / perawatan sesuai jadwalnya sehingga tidak ada yang terlupakan mulai dari peralatan pit terbawah sampai uju ng atas kamar mesin.

The Oldest Escalators Eskalator pertama dibuat dengan kau pada tahun 1859 di New York's Coney Island amu sement park. Karena terbuat dari kayu terjadi salah satu kecelakaan eskalator pa ling terkenal dalam sejarah terjadi pada tanggal 18 November, 1987 ketika api me nyebar ke draft di jaringan kereta bawah tanah London Underground menewaskan 31 orang. Mencetuskan ide untuk merubah bahan dasar menjadi besi. The Longest Escalator Stasiun Pobedy Park di Jalur-Pokrovskaya Arbatsko dibuka pada tahun 2003 dan esk

alator dengan panjang 126,8 m (413 kaki), atau sekitar 740 langkah. Dari awal hi ngga akhir, perjalanan di eskalator Pobedy Park dapat mengambil hampir tiga meni t. The Shortest Escalator Karena ada eskalator yg super panjang, kini yang sebalik nya. Eskalator di pusat perbelanjaan pabean Okadaya di Kawasaki, Jepang, misalnya hanya mempunyai panja ng 32,8 inci vertikal (83 cm). Kira-kira 3 langkah bila berjalan kaki. The Highest Escalators Umeda Sky Building di Osaka, Jepang, gedung tertinggi ketujuh di kota. Dengan ti nggi gedung 568 ft (173 m), selesai pada tahun 1993 dan terdiri dari dua menara 40 lantai dengan serangkaian eskalator menyediakan akses untuk kedua menara ters ebut.

Anda mungkin juga menyukai