Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AKUNTANSI MASALAH KHUSUS

DANA PROGRAM PENSIUN BERBASIS IFRS DAN LEASING BERBASIS IFRS

DI SUSUN OLEH: Ario Nagoro (1A091545)

STIE BANK BPD JATENG

DANA PROGRAM PENSIUN BERBASIS IFRS


Program pensiun adalah sebuah perjanjian yang menetapkan bahwa pemberi kerja atau majikan member tunjangan (pembayaran) kepada pihak karyawan setelah mereka pension atas jasa-jasa yang mereka berikan ketika masih bekerja. Sejak tahun 2012 awal Indonesia mulai menerapkan system akuntansi yang berbasih IFRS, yang sebelumnya Indonesia menerapkan system PSAK. System ifrs ini diterapkan secara kompehensif sehingga banyak terjadi perubahan dalam berbagai aspek akuntansi, begitu pula dengan dana program pensiun. Inti penerapan IFRS adalah penerapan fair value dan mark to market, yaitu untuk menentukan kewajaran suatu transaksi yang didasarkan nilai wajar atau nilai pasar pada saat transaksi tersebut dilaksanakan. Program dana pension wajib menggunakan IFRS pada laporan keuangan per 31 desember 2012. Perubaham yang Nampak dalam penerapan program dana pension ini terdapat pada laporan keuangannya. Dalam IFRS dana program pension diatur dalam ED PSAK 18 (2010) yaitu Program Manfaat Purnakarya. Dalam ED PSAK 18 laporan keuangan tidak mensyaratkan entitas untuk meyusun neraca. Perbedaaannya adalah sebagai berikut : perihal RUANG LINGKUP Nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji ED PSAK 18 (2010) program manfaat purnakarya Penggunaan pendekatan tingkat gaji kini atau tingkat gaji proyeksi dalam menghitung nilai kini dari pembayaran yang dimanfaatkan oleh program manfaat prunakarya Laporan keangan program iuran pasti Laporan keuangan program iuran pasti mencakup : a) Laporan asset netto tersedia untuk dimanfaatkan purnakarya Laporan keuangan program dana pension terdiri dari : a) Laporan asset bersih b) Laporan perubahan asset bersih c) Neraca PSAK 18 (1994) Entitas dana pension Tidak diatur

b) Penjelasan mengenai kebijakan pendanaan.

d) Perhitungan hasil usaha e) Laporan arus kas f) Catatan atas laporan keuangan

Program manfaat pasti

Cakupannya adalah ; a) Asset netto tersedia untuk manfaat purnakarya b) Nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji c) Catatan yang mrngungkapkan nilai kini aktuaraia atas manfaat d) Refernsi nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji menyertai laporan aktuaris

Penilaian investasi

Penilaian investasi pada program manfaat purnakarya menggunakan nilai wajar

Pengkuran investasi pada nilai wajar dengan rincian sebagai berikut : a) Uang tunai, rekening giro, & deposito ( nilai normal) b) Sertifikat deposito, surat berharga BI, surat berharga pasar uang c) Surat berharga yang di

perjual belikan d) Pernyertaan saham e) Investasi pada tanah dan bangunan

Bagian laporan keuangan yang berubah dalam program dana pension adalah sebagai berikut : Dalam laporan keuangan program pension yang lama terdapat laporan aktiva bersih. Laporan ini bertujuan bertujuan untuk memberikan informasi tentang jumlah aktiva bersih yang tersedia untuk membayar kewajiban manfaat pensiun kepada peserta pada tanggal laporan Laporan perubahan aktiva bersih. Laporan ini berisi informasi tentang perubahan atas jumlah aktiva bersih yang tersedia untuk manfaat pensiun, serta menguraikan penyebab perubahan tersebut yang diperinci atas pertambahan dan atau pengurangan yang terjadi selama suatu periode tertentu. Neraca, laporan perhitungan hasil usaha, laporan arus kas. Ketiga elemen ini disusun berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Pelaporan Laporan Keuangan yang berazas utama biaya historis. Khusus untuk investasi, ditentukan juga nilai wajarnya. Selisih antara nilai historis dan nilai wajar disajikan sebagai Selisih Penilaian Investasi. Selisih Penilaian Investasi bukan merupakan unsur hasil usaha, tetapi akan mengoreksi nilai historis menjadi nilai wajar. Di dalam Neraca, selisih antara nilai kewajiban aktuaria dan aktiva bersih disajikan sebagai Selisih Kewajiban Aktuaria. Sedangkan perubahan laporan keuangan dalam dalam program dana pension berbasih IFRS adalah sebagai berikut : Laporan Aset Netto Lap. Perubahan Aset Netto Catatan atas Laporan Keuangan o Lampiran atas Laporan Keuangan : Neraca Perhitungan Hasil Usaha Laporan Arus Kas

Perubahan Nama/Istilah dalam Laporan Keuangan Neraca adalah berikut ini : Laporan keuangan yang lama : aktiva bersih, kewajiban, kewajiban aktuaria, Selisih Kewajiban Aktuaria, Kewajiban Diluar Kewajiban Aktuaria. Laporan keuangan yang baru : Aset Netto, Liabilitas, Nilai Kini Aktuarial,

Selisih Nilai Kini Aktuarial, Liabilitas Diluar Nilai Kini Aktuarial.

LEASING BERBASIS IFRS


Sewa ( leasing) adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode yang disepakati. Sebagai imbalannya lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor. Dalam penerapan IFRS yang beerlaku sejak awal 2012 di Indonesia banyak perubahan elemen elemen akuntansi, tidak terkecuali peraturan system leasing. Dalam IFRS, leasing diatur dalam nomor 17, dan dalam PSAK diatur dalam PSAK 30. Dalam PSAK 30 paragraf 2 disebutkan bahwa ruang lingkup akuntansi sewa meliputi semua jenis sewa kecuali : sewa dalam rangka eksplorasi atau penambangan mineral, minyak, gas alam dan sumber daya lainnya yang tidak dapat diperbaharui. perjanjian lisensi untuk hal-hal seperti film, rekaman video, karya panggung, manuskrip (karya tulis), hak paten dan hak cipta Namun demikian, Pernyataan ini tidak diterapkan sebagai dasar pengukuran untuk: (a) (b) (c) (d) Properti yang dikuasai oleh lessee yang dicatat sebagai properti investasi. Properti investasi yang diserahkan oleh lessor yang dicatat sebagai sewa operasi. Aset biologis yang dikuasai oleh lessee yang dicatat sebagai sewa pembiayaan Aset biologis yang diserahkan oleh lessor yang dicatat sebagai sewa operasi.

Aset biologis yang dimaksud yaitu hewan dan tanaman hidup. Aset biologis tersebut ditransformasikan ke dalam hasil pertanian (hasil panen perusahaan aset biologis). Perlakuan yang berbeda atas transaksi ini mengakibatkan perbedaaan spesifik pada laporan akuntansi yakni pada balance sheet. Perusahaan yang menggunakan IAS 17 (ifrs) jika nilai aset yang diperoleh dari hasil sewa nilai di pasarnya lebih tinggi, maka total aset dalam neraca juga akan lebih tinggi. Sedangkan perusahaan yang menggunakan PSAK 30 jika nilai aset

yang diperoleh dari hasil sewa nilai di pasarnya lebih tinggi, maka total aset dalam neraca akan lebih rendah. Begitu pula sebaliknya. Dalam PSAK 30 paragraf 38 disebutkan bahwa aset sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual (termasuk dalam kelompok yang akan dilepaskan), maka perlakuan akuntansinya adalah sebagai berikut : (a) Disajikan sebagai aset tersedia untuk dijual, jika jumlah tercatatnya terutama dapat dipulihkan melalui transaksi penjualan dari penggunaan lebih lanjut (b) Diukur sebesar nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatatnya dan nilai wajar setelah dikurang biaya penjualan asset tersebut, (c) Diungkapkan dalam laporan keuangan untuk memungkinkan evaluasi dampak keuangan dari adanya perubahan pengunaan asset. Sementara menurut IAS 17 paragraf 41A, aset sewa pembiayaan (finance lease) yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual (termasuk kelompok yang akan dilepaskan) sesuai dengan IFRS 5 : Non-Current Assets Held for Sale and Discontinued Operations seharusnya dicatat sesuai dengan IFRS tersebut dimana perlakuan akuntansinya sebagai berikut: (a) Aset tidak lancar (dan kelompok yang akan dilepaskan) yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual saat jumlah tercatatnya akan dipulihkan melalui transaksi penjualan dari penggunaan lebih lanjut. (b) Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dengan nilai wajarnya yang dikurangi biaya penjualannya dan diungkapkan secara terpisah dengan segera pada neraca. 4IAS 17 paragraf 67 dan 68 mengenai ketentuan transisi yang kemudian menjadi PSAK 30 paragraf 64 hanya mengadopsi IAS paragraf 67 sedangkan paragraf 68 yang mengatur penerapan secara retrospektif tidak diadopsi karena PSAK 13 berlaku secara prospektif. Penerapan prospektif yakni perlakuan perubahan ke arah depan tanpa merubah sebelumsebelumnya. Sementara penerapan retrospektif atau retroaktif selain merubah yang ada di depan juga merubah yang sebelum-sebelumnya. Penerapan retrospektif dari standar ini dianjurkan menurut PSAK 30 namun tidak diharuskan. Sama dengan PSAK 30, IAS 17 paragraf 67 menyatakan penerapan retrospektif diajurkan tetapi tidak diharuskan. Jika standar ini tidak diterapkan secara retrospektif

Anda mungkin juga menyukai