PENDAHULUAN
Citarum merupakan sungai terbesar di Propinsi Jawa Barat. Dari hulunya yang terletak di Gunung Wayang (Kabupaten Bandung), Citarum mengalir sepanjang 350 kilometer hingga berakhir di hilir di daerah Tanjung (Kabupaten Kerawang). Sungai Citarum berperan penting bagi kehidupan sosial ekonomi khususnya di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Selain sebagai sumber air minum, irigasi pertanian, perikanan, pembangkit tenaga listrik, Citarum juga sebagai pemasok air utama untuk kegiatan industri. Dua puluh tahun terakhir ini, kondisi lingkungan dan kualitas air di sepanjang Citarum semakin memburuk. Dalam kurun waktu ini jumlah penduduk, permukiman dan kegiatan industri di sepanjang daerah aliran sungai bertambah dan berkembang dengan pesat Pengelolaan Wilayah Sungai (WS) Citarum tidak hanya meliputi batasan hidrologi daerah aliran sungai Citarum itu sendiri, namun termasuk di dalamnya daerah aliran sungai skala kecil pada sisi timur dan barat Citarum. Penerima manfaat dari sumber daya air ini bukan hanya mereka yang berada dan hidup dalam WS ini, namun juga penduduk Jakarta yang memanfaatkan air sungai melalui Saluran Tarum Barat /West Tarum Canal (WTC). Telah banyak tulisan dan laporan yang membahas berbagai isu yang ada saat ini berkenaan dengan pengelolaan sumber daya air di WS Citarum. Beberapa isu kunci telah di dokumentasikan di dalam berbagai tulisan yang dihasilkan dalam dekade terakhir. Masalah yang telah dapat teridentifikasi sangat banyak dan meliputi berbagai area, termasuk sangat rendahnya kualitas air, penggundulan hutan dan degradasi daerah tangkapan air di hulu, penyedotan air tanah, dan degradasi bangunan air. Hal ini menimbulkan dampak ekonomi dan sosial yang sangat negatif bagi penduduk sekitar WS Citarum. Proses pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu / Integrated Water Resources Management (IWRM) yang dilakukan dengan pendekatan dalam bentuk Roadmap untuk menangani permasalahan WS Citarum dilakukan berdasar metodologi penyusunan Rencana Strategis. Secara mendasar, pendekatan tersebut digunakan untuk menjawab tiga pertanyaan berikut:
Dimana posisi kita saat ini (apa masalah/isu yang kita hadapi saat sekarang)? Kemana tujuan kita (melalui pengelolaan sumber daya air di WS Citarum)? Bagaimana cara kita mencapai tujuan yang telah kita sepakati bersama? (Jalan / arah mana yang akan tempuh)?
Roadmap pada dasarnya adalah suatu kelompok aktivitas yang melibatkan langkah penerapan strategi tersebut. Roadmap menegaskan hubungan antara kondisi sumber daya air dalam WS Citarum pada saat ini dengan kondisi dan nilai manfaat yang diinginkan pada masa mendatang menggunakan langkah-langkah yang telah teridentifikasi. Roadmap dapat pula diartikan sebagai apa yang harus dilakukan guna mencapai berbagai tujuan. Ini semua dicapai dengan menggunakan pendekatan yang berorientasi kepada visi :
Merumuskan dan meyakinkan secara lebih tegas bentuk visi bersama (shared vision) para pemangku kepentingan (stakeholders) berkenaan dengan masa depan WS Citarum (sampai dengan 2023); Melakukan perbandingan kondisi sumber daya air dalam WS Citarum saat ini dengan visi yang ditetapkan, dalam rangka melakukan identifikasi arah strategis yang harus ditempuh. Merumuskan tujuan-tujuan dalam beberapa area kunci (key areas), yang bilamana tercapai, akan mengarah pada pencapaian visi. Melakukan pengembangan dan intervensi dalam bentuk kegiatan guna menjamin keberhasilan penerapan pencapaian tujuan dari setiap area kunci.
Sekitar 70 kegiatan telah teridentifikasi dalam upaya pencapaian visi WS Citarum, yang diperoleh dari berbagai sumber
AREA KUNCI
AREA KUNCI Kelembagaan & Perencanaan untuk Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (IWRM) DEFINISI Definisi dari Lembaga dalam area kunci ini berkaitan dengan organisasi, legislasi, kebijakan, dan berbagai protokol lain yang terkait dengan organisasi tersebut, sedangkan Perencanaan dalam IWRM (dalam hal ini perencanaan WS) dipandang sebagai mekanisme persiapan dan implementasi kebijakan pemerintah,. Kegiatan yang termasuk dalam area kunci adalah : TUJUAN
Mencapai kerangka kerja organisasi yang efektif, penetapan tanggung jawab dan bentuk kerjasama yang jelas antar stakeholders dalam WS Citarum, meliputi aspek in stream maupun off stream. Mencapai mekanisme koordinasi yang efektif dalam pengelolaan sumber daya air WS Citarum . Mencapai kerangka hukum yang komprehensif dan harmonis untuk pengelolaan sumber daya air yang efektif dalam WS Citarum. Membangun mekanisme perencanaan sumber daya air yang transparan, efektif dan holistik dalam hubungannya dengan perencanaan tata ruang dan fiskal, dengan mengoptimalkan aspirasi dan kebutuhan stakeholders. Mencapai mekanisme pengaturan (lisensi) yang efektif secara operasional untuk pemanfaatan air permukaan dan air bawah tanah, serta pembuangan limbah cair(termasuk tarif). Lembaga pengelola sumber daya air memanfaatkan teknologi tepat guna dalam mencapai pengelolaan sumber daya air yang berkesinambungan. Pengambil keputusan, pakar teknis dan stakeholders kunci lainnya memiliki kapasitas dan kemampuan yang efektif untuk melaksanakan tanggung jawab dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air WS Citarum. Mencapai peningkatan sumber air atau sumber baru untuk irigasi, industri, hydropower, rumah tangga, aquaculture, rekreasi dan penggunaan lain yang konsisten dengan ketersediaan dan kesinambungan air. Seluruh masyarakat di WS Citarum memperoleh akses yang memadai terhadap air minum dan sanitasi. Seluruh bangunan air mampu beroperasi sesuai dengan kapasitas rencana. Melaksanakan pengelolaan aset yang berkesinambungan untuk seluruh prasarana air di WS Citarum.
Restrukturisasi organisasi Pengembangan kapasitas organisasi Pengembangan kebijakan Pelaksanaan kerangka pengaturan Perencanaan IWRM (termasuk perencanaan finansial) Regulasi (termasuk lisensi penggunaan air dan pembuangan limbah cair) Penetapan tarif air Partisipasi kelembagaan dalam manajemen irigasi
Area kunci ini meliputi aktivitas yang terkait dengan eksploitasi sumber daya air. Termasuk: peningkatan ketersediaan air untuk pemakai yang berhak, operasi dan pemeliharaan (OM) infrastruktur. Aktivitas utama yang termasuk dalam area kunci ini adalah:
Perencanaan proyek, termasuk master planning (perencanaan yang berfokus pada pembangunan infrastruktur, dan dibedakan dari pengembangan WS secara luas). Pembangunan infrastruktur untuk penyimpanan dan distribusi air (waduk, saluran, dan sistem perpipaan) Operasi dan pemeliharaan infrastruktur Mempromosikan penggunaan air secara efisien dan efektif (irigasi, hydropower, air minum and sanitasi, aquaculture, rekreasi, dll.) Pembuatan sumur penggunaan air bawah tanah.
Menyusun pengaturan pemanfaatan air secara adil antara pemakai di hulu dan hilir WS Citarum, serta pemakai lintas batas sumber daya air (penyediaan air ke Jakarta) Menetapkan secara jelas dan tegas hak penggunaan air bagi seluruh pemakai air. Menyelesaikan berbagai konflik dalam penggunaan sumber daya air WS Citarum secara cepat dan memuaskan semua pihak.
Perlindungan Lingkungan
merencanakan penggunaan lahan yang komprehensif dengan pertimbangan minimalisasi dampak kegiatan manusia terhadap lingkungan. Melaksanakan perlindungan hutan dengan sasaran tidak terjadinya lagi pengurangan lahan hutan, dari kondisi saat ini. Memprioritaskan peningkatan daerah tangkapan air melalui penghijauan dan penerapan pemanfaatan lahan serta praktek pertanian secara tepat yang meminimumkan terjadinya erosi. Menjaga dan apabila mungkin meningkatkan keanekaragaman hayati tanpa degradasi lebih lanjut. Meminimalkan tingkat polusi rumah tangga, industri dan pertanian yang dibuang ke badan sungai. Menyediakan kecukupan air untuk keperluan pemeliharaan ekologi (misalnya: penggelontoran), menjaga intrusi air laut, akumulasi sedimentasi dan polusi disekitar pantai, melakukan proteksi perikanan sungai dan pantai.
Pengelolaan Bencana
Kegiatan yang termasuk dalam Pengelolaan Bencana seperti banjir dan aliran lumpur adalah:
Menyusun rencana kesiapan menghadapi bencana banjir dan aliran lumpur yang efektif. Membangun prasarana yang tepat untuk meminimalkan dampak fisik dari kejadian banjir dan aliran lumpur.. Melaksanakan rencana pengelolaan kekeringan yang efektif apabila ketersediaan air musiman berada pada level di bawah rencana.
Perencanaan dan pembangunan bangunan pengendali banjir dan aliran lumpur, seperti tanggul , waduk pengendali banjir dan lain-lain. Pengembangan dan pelaksanaan rencana kesiapan menghadapi bencana. Pengembangan dan pelaksanaan rencana pengelolaan kekeringan.
pencapaian kesadaran yang tinggi dari masyarakat setempat terhadap permasalahan konservasi, pemanfaatan dan perlindungan sumber daya alam (termasuk hak dan tanggung jawab mereka) di WS Citarum. Masyarakat setempat memperoleh kesempatan dan ruang untuk berpartisipasi secara nyata dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air WS Citarum. Menciptakan kondisi yang baik dalam hal kelembagaan, keuangan dan kapasitas) masyarakat setempat untuk terlibat dalam penyediaan air minum dan layanan sanitasi, pengelolaan daerah tangkapan air (watershed) dan pengelolaan limbah.
Edukasi dan peningkatan kesadaran (capacity building) dari masyarakat , dan perorangan dalam berbagai isu pengelolaan air. penyediaan informasi mengenai pengelolaan sumber daya air dan aktivitas terkait lainnya bagi semua yang memerlukan. Pelaksanaan program yang terukur guna memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air. Mengembangkan berbagai program mandiri berbasis masyarakat dan kegiatan khusus perbaikan air minum, lingkungan, kualitas air, dan lain sebagainya.
Area ini termasuk sebagai area kunci Pondasi, sebab data memiliki fungsi yang sangat fundamental dalam proses pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air, termasuk:
Pengumpulan data, meliputi: kuantitas & kualitas air permukaan dan air tanah, data sumber daya alam lainnya sepeti data tanah, geologi, penggunaan lahan, ekosistem, dan sebagainya; data ekonomi-sosial seperti kependudukan, kemiskinan, pemanfaatan lahan dan sebaginya. Pengelolaan dan pengarsipan data dari berbagai sumber, termasuk komputerisasi, validasi dan sebagainya. Berbagi dan diseminasi data antar lembaga pemerintah, lembaga penelitian dan lainnya, Serta penyediaan akses data bagi masyarakat umum. Penelitian guna meningkatkan pengetahuan dalam bidang tertentu, misalnya: proses daerah tangkapan air, demografi, dan lain sebagainya, serta pengembangan teknologi baru dalam konservasi air dan perlindungan lingkungan. Pengembangan dan penerapan alat bantu pengambilan keputusan (decission support tools), termasuk GIS, model hidrologi dan hidraulik serta alat analisis lainnya. 6
Tersedianya data base lengkap tentang tanah dan sumber daya air dan format akses yang mudah bagi semua pihak, dalam rangka memfasilitasi kesinambungan pengelolaan sumber daya air dalam WS Citarum. Menerapkan metode partisipasi masyarakat dalam pengumpulan dan verifikasi data (bila memungkinkan). Tersedianya pola pengelolaan efektif dengan cara custodianship atas data set mengenai air dan daerah tangkapan air yang berbeda . Tersedianya pengelolaan data bersama yang efektif antar berbagai lembaga didalam WS Citarum dan dengan lembaga pusat. Tersedianya pengembangan dan dioperasikannya model-model dan alat bantu pengambilan keputusan (decission support tools) yang tepat dalam pengelolaan sumber daya air. Tersedianya program penelitian untuk mengisi kesenjangan pengetahuan mengenai proses dan berbagai skenario terkait dengan pengelolaan sumber daya air.
Tercapainya hubungan yang efektif antar stakeholder dan tim yang melaksanakan sub-komponen proyek, sehingga manfaat akan sejalan dengan kebutuhan. Tercapainya koordinasi yang efektif antar semua sub komponen program untuk mempromosikan kerjasama dan pertukaran informasi , memperbaiki kinerja program secara keseluruhan dan meminimalkan usaha yang sia-sia yang disebabkan oleh tumpang tindihnya kegiatan. Tercapainya pemantauan dan pelaporan yang akurat dan tepat waktu dari kinerja program dan investasi. Pemantauan dan evaluasi akan dimasukandalam pembentukan sistem pengelolaan kinerja Roadmap (RPMS) dan sistem pengelolaan kinerja program investasi (IPPMS).
PROYEK
AREA KUNCI Kelembagaan & Perencanaan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (IWRM) PROYEK 1.1 Pengelolaan Roadmap OUTPUT UTAMA / AKTIVITAS Koordinasi antar komponen program (perencanaan, kebijakan koordinasi , pengesahan AWP terpadu, rancangan pembangunan jangka menengah); Kajian, dialog dan persiapan untuk pelaksanaan tranche lanjutan Mendukung operasional RCMU dan sekretariat Tim Pengarah Nasional Pembangunan SDA; Pengelolaan alokasi pendanaan; Identifikasi kebutuhan dan koordinasi untuk pelaksanaan kajian-kajian kecil (hingga total $450.000) guna peningkatan pengetahuan tentang isu-isu bidang sumber daya air di Wiayah Sungai Citarum (3 hingga 6 kajian); Pemantauan dan pelaporan kinerja pelaksanaan Roadmap; Bantuan peningkatan kemampuan (Capacity Building) untuk pengelolaan Roadmap; Koordinasi dan penyelarasan rencana antara Pemerintah Pusat dan Daerah, LSM, masyarakat dan sektor swasta tentang prakarsa IWRM; Pengembangan Sistem Informasi dan Data Roadmap serta pengelolaannya; Identifikasi dan pengembangan peluang investasi sektor swasta; Rancangan media komunikasi Roadmap, sosialisasi informasi dan pelaksanaannya Kegiatan-kegiatan dalam memperbaiki koordinasi dan komunikasi antar stakeholders pengelolaan SDA terpadu di WS Citarum . Penguatan RCMU (Roadmap coordination and management Unit) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dalam penyusunan perencanaan dan program Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Pembentukan sistem data dan informasi yang efektif untuk mendukung perencanaan dan program Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu; Capacity building untuk perbaikan perencanaan dan program Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu di tingkat nasional dan daerah ; Pengembangan perbaikan pembiayaan dan perencanaaan fiscal yang lebih efektif untuk Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu di wilayah sungai di Indonesia; Capacity building untuk perbaikan kemampuan dan keahlian staf RCMU. SUMBER INFORMASI PPTA Tahap 4 ESTIMASI BIAYAH (jt USD) 2.93
PPTA Tahap 4
1.31
PPTA Tahap 4
1.22
1.6
PPTA Tahap 3
2.1
1.7
PPTA Tahap 3
0.4
Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air 2.1 Rehabilitasi Saluran Tarum Barat (WTC) untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya air.
Perecanaan Teknis Rinci/DED (Detail Engineering Design) Pengerukan dan pembuangan sedimen dari dasar sungaiserta penguatan tanggul Pemisahan aliran sungai Cikarang dan Bekasi dengan saluran induk dengan membangun siphon. Peningkatan kemampuan PJT II dalam pengelolaan dan operasi saluran Tarum Barat yang lebih baik. Pelaksanaan dari opsi penyediaan air minum dan sanitasi untuk masyarakat di sepanjang Saluran Tarum Barat dari hasil proses pemilihan prakarsa stakeholder. Mempercepat penerapan SRI (System Rice Intensification) di daerah proyek. Sekitar 3,000 ha sawah di 3 (tiga) kabupaten akan meningkatkan praktek pengelolaan air menuju kepada peningkatan hasil dan penghematan penggunaan air. 10
PPTA Tahap 1
45.13
2.2
PPTA Tahap 3
6.41
2.4
Peningkatan sumber air Bandung dan pemanfaatan lain melalui transfer antar WS (interbasin).
190
60
65.7
11
65.5 20.1
2.10
Invstigasi opsi penyediaan sumber air baku untuk wilayah perkotaan Bandung
PPTA Tahap 3
1.2
2.11
Pelaksanaan Alternatif penyediaan sumber air baku untuk perkotaan Bandung Pengembangan air permukaan di daerah tangkapan air hulu sungai Cikapundung.
PPTA Tahap 3
2.12
34.7
7.2
12
2.15
Implementasi pilihan penyediaan air baku untuk Bekasi dan Karawang Pengembangan suatu rencana aksi pengelolaan air bawah tanah yang berkesinambungan di WS Citarum
PPTA Tahap 3
49
2.16
0.6
2.17
Implementasi dari rencana aksi pengelolaan air bawah tanah WS Citarum secara berkesinambungan Meningkatkan pelaksanaan regulasi pengelolaan air bawah tanah yang berkelanjutan di Bandung
(Tergantung pada manfaat dari rencana aksi studi pengembangan dan biaya hanya sebagai indikasi)
PPTA Tahap 3
5.0
2.18
Kaji ulang kerangka kerja peraturan pengelolaan air tanah di daerah Bandung. Evaluasi pelaksanaan peraturan yang ada dan mengidentifikasi kekurangannya Pengembangan strategi dan rencana aksi untuk meningkatkan efectivitas peraturan penggunaan air tanah, meliputi rekomendasi untuk perubahan kerangka kerja peraturan yang ada Pengembangan mekanisme pemantauan dan evaluasi Capacity building untuk lembaaga-lembaga yang terlibat dalam pengelolaan air tanah. Tersedianya bangunan pengambilan baru dan saluran pembawa untuk penyediaan air baku. Mengkaji kebijakan tarif air yang sedang berlaku dan mengembangkan struktur tarif baru yang mencerminkan biaya distribusi yang lebih baik dan menyediakan insentif untuk pemafaatan air yang lebih rasional di daerah Bandung. 13
PPTA Tahap 3
0.6
PPTA Tahap 3
32.8
50.9
2.22
126.2
2.23
Peningkatan sistem pelayanan dan modernisasi sistem irigasi Saluran Tarum Utara/North Tarum Canal (NTC).
95.1
2.24
Pengembangan strategi dan opsi pengelolaan permintaan dan konservasi air guna memenuhi kebutuhan industri dan rumah tangga.
PPTA Tahap 3
0.5
2.25
PPTA Tahap 3
14
2.27
3.1
Pengembangan strategi dan kebijakan kunci untuk pengelolaan sumber daya air
PPTA Tahap 3
1.08
3.2
Kaji ulang prioritas alokasi dan optimalisasi peraturan operasi untuk sub WS kunci , meliputi sistem operasi sungai/waduk secara keseluruhan
PPTA Tahap 3
0.9
Perlindungan Lingkungan 4.1 Pengembangan dan Pelaksanaan Strategi Perbaikan Kualitas Sungai di wilayah sungai dan Rencana Aksi
PPTA Tahap 3
4.64
15
4.3
Program Pelatihan masyarakat pengelolaan daerah tangkapan air untuk wilayah sungai Citarum
PPTA Tahap 3
0.4
16
17
4.7
Alternatif mata pencaharian bagi pemukim desa hutan pegunungan/ditanah tinggi yang dipindahkan
PPTA Tahap 3
1.2
PPTA Tahap 3
4.2
4.9
Alternatif mekanisme pembiayaan untuk aktivitas pengelolaan daerah pengaliran sungai yang berkelanjutan oleh masyarakat di WS Citarum.
PPTA Tahap 3
0.2
18
4.11 Pengelolaan erosi terpadu di sungai Bekasi hulu, sungai Citarum hulu, dan sungai Cipunagara hulu
4.12
Pengembangan dan (awal) pelaksanaan rencana monitoring pencemaran air untuk daerah Bandung.
4.13
Pengolahan air kotor dan air limbah disebelah hulu waduk Saguling.
325
19
13.7
4.16
Peningkatan kualitas air di waduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhur melalui pengelolaan budidaya ikan dan aktivitas yang menyebabkan pencemaran lainnya
PPTA Tahap 3
20
4.18 Pengelolaan Bencana 5.1 Pelaksanaan rencana aksi pengelolaan zona pantai terpadu Pengelolaan banjir di hulu sungai Citarum
[Tergantung pada manfaat dari studi pengelolaan rencana aksi] Penyelesaian studi pemodelan sungai 1 dimensi Pengembangan suatu model dataran banjir 2 dimensi Studi desain dengan pemodelan; Pembaharuan strategi pengelolaan banjir yang ada; Penentuan dampak rencana tata ruang regional; Formulasi perencanaan operasi dan pemeliharaan Menyusun Kerangka acuan untuk rencana detail dan pelaksanaan pada Tranche 2 Formulasi penyesuaian terhadap perubahan iklim dan kebijakan mitigasi untuk diterapkan di WS Citarum. Pengarustamaan perubahan iklim dalam perencanaan pembangunan daerah, sektor, dan tingkat program Menyusun rencana aksi penyesuaian dan mitigasi Merekomendasi dan memberi masukan terhadap komponen-komponen lain dari ICWRMIP
10 0.7
5.2
PPTA Tahap 4
2.85
21
5.4 Pengelolaan banjir sub-wilayah sungai Cipunegara 5.8 Pelaksanaan atas rekomendasi opsi mitigasi banjir di Bandung
PPTA Tahap 3
5.5
PPTA Tahap 3
5.6
Pengelolaan Bencana (lumpur dan tanah longsor) untuk Hulu Sungai Bekasi, Hulu Sungai Citarum dan Hulu Sungai Cipunegara, serta daerah tangkapan air yang rawan. Opsi strategi mitigasi banjir di Bandung
13.4
5.7
Kaji ulang studi mitigasi banjir di kawasan Bandung masa lalu, dan menilai relevansinya dengan kondisi saat ini Jika diperlukan, mengembangkan tindakan mitigasi banjir yang baru Memperbarui rekomendasi berkenaan dengan tindakan mitigasi banjir untuk diterapkan di Bandung.
PPTA Tahap 3
0.3
PPTA Tahap 3
20
22
Pemberdayaan Masyarakat
6.1
Mengembangkan suatu Strategi Informasi, Kesadaran dan Pendidikan untuk peningkatan kapasitas masyarakat lintas WS Citarum untuk meningkatkan partisipasi dalam pengembangan kebijakan, perencanaan dan pengelolaan sumberdaya air
PPTA Tahap 3
1.5
[Tergantung pada hasil studi pengembangan strategi informasi, kesadaran dan pendidikan]
PPTA Tahap 3
23
6.4
Membangun dan mendukung forum stakeholders sub-wilayah sungai Bandung dalam kerangka Dewan Sumber Daya Air Wilayah Sungai, atau Balai Besar Citarum. Sistem untuk dukungan pengambilan keputusan untuk pengelolaan sumber daya air terpadu di wilayah sungai Citarum
PPTA Tahap 3
0.3
7.1
PPTA Tahap 3
5.16
24
7.3 Meningkatkan jaringan monitoring air tanah di wilayah Bandung. Meningkatkan pengelolaan dan diseminasi data air dan sumber daya alam.
PPTA Tahap 3
7.4
PPTA Tahap 3
0.5
25
7.6
Mengembangkan system perkiraan aliran secara on-line untuk sungai yang tidak diregulasi (unregulated river).
1.6
7.7
PPTA Tahap 3
0.3
7.8
PPTA Tahap 3
26
Berhubungan dengan badan pelaksana dan para pihak terkait lainnya Koordinasi antar proyek peningkatan kapasitas dan LSM yang terlibat didalam komponen Proyek 1 Monitoring dan pelaporan kinerja Proyek Koordinasi persiapan Proyek 2 Memonitor proses termasuk efektivitas dan efesiensi dalam pencapaian hasil, serta manfaat dan dampak (fisik dan keuangan) Roadmap. Mengkaji ulang dan melaporkan kemajuan Roadmap, rencana program dan koordinasi inter-lembaga kepada Tim Pengarah Nasional Pembangunan SDA Pembentukan membentuk suatu Sistim Monitoring Kinerja Roadmap (Roadmap Performance Monitoring System) untuk keseluruhan investasi Roadmap. Memonitor tingkat dan pemenuhan partisipasi semua fihak dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring aktivitas proyek Monitoring dampak sosial, lingkungan dan ekonomi termasuk penetapan tolok ukur (benchmark) menggunakan sistem data dan informasi yang ada pada pemerintah Menilai dampak dan manfaat dari sistem informasi pengelolaan data SDA Mengembangkan suatu mekanisme yang memungkinkan untuk perbaikan konsep Roadmap dan pengaturan pelaksanaan
PPTA Tahap 4
2.52
8.2
PPTA Tahap 4
1.31
27