Anda di halaman 1dari 15

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Orang yang pertama yang menggunakan Lalat buah sebagai objek penelitian Genetika adalah Thomas Hunt Morgan yang berhasil menemukan penemuan pautan seks. Spesies lalat buah, Drosophila melanogaster, sejenis serangga biasa yang umumnya tidak berbahaya yang merupakan pemakan jamur yang tumbuh pada buah. Lalat buah adalah serangga yang mudah berkembang biak. Dari satu perkawinan saja dapat dihasilkan ratusan keturunan, dan generasi yang baru dapat dikembangbiakkan setiap dua minggu. Karakteristik ini menjadikan lalat buah menjadi organisme yang cocok sekali untuk kajian-kajian genetik. Pada percobaan ini akan dilakukan perkawinan dihibrid pada lalat buah Drosophila yang telah ditangkap dan dimasukkan ke dalam botol kultur berisi medium yang telah dibuat sebelumnya dan telah memadat. Lalat yang dikawinkan terdiri dari 3-5 pasang lalat jantan dan betina dalam satu botol. Kemudian diamati setiap hari daur hidup perkembangan lalat Drosophila, jika keturunan F1 sudah ada yang dewasa maka lalat dewasa tersebut dipindahkan untuk diamati morfologi dan ditentukan jenis kelaminnya serta dihitung rasio keturunannya. Setelah itu lalat keturunan F1 yang telah dewasa dikawinkan lagi untuk memperoleh keturunan F2, perlakuan yang sama juga dilakukan pada keturunan F2. Permasalahan yang akan dibahas dalam percobaan ini adalah bagaimana membuat medium kultur Drosophila, mengamati morfologi dan siklus hidup Drosophila,. 1.2 Tujuan Mengetahui cara penyiapan media biakan drosophila Mengetahui siklus hidup drosphila dan lama generasi interval.

II METODA DAN MATERIAL

2.1 Metoda 2.1.1 Penangkapan Drosophila melanogaster Lalat buah dipancing untuk datang dengan memasukkan pisang atau buah-buahan lain yang sudah mulai membusuk ke dalam kantung plastik kosong. Setelah beberapa pasang lalat buah masuk ke dalam plastik, lalat buah dipindahkan ke botol media. Makin banyak lalat yang tertangkap, makin baik, karena meningkatkan kemungkinan terdapatnya lalat betina dan memperkecil kemungkinan adanya kontaminasi oleh jamur. Kemudian botol disimpan di tempat teduh.

2.1.2 Memelihara Lalat Buah Lalat buah dipelahara dalam botol berisi media. Media yang digunakan dibuat dari pisang yang sudah dihancurkan dan ragi. Botol media berisi lalat buah ini sebaiknya disimpan di tempat yang teduh. Bila kultur terkontaminasi oleh jamur, bersihkan media dengan membuang bagian yang terkontaminasi dan sedikit daerah disekitarnya menggunakan sendok, Kultur dapat juga dipindahkan ke media baru, dengan mensterilkan botol dan sumbat busa sebelum dipakai. Bila media menjadi sangat basah, masukkan kertas saring kedalam botol media tersebut.

2.1.3 Pengamatan Siklus Hidup Lalat Buah Tempat, tanggal, jam penangkapan dan jumlah lalat buah yang tertangkap dicatat dalam lembar pengamatan. Botol media berisi lalat buah kemudian diamati paling sedikit dua kali sehari. Pada saat pertama muncul tahapan pertumbuhan tertentu, tanggal pengamatan dicatat. Bila pupa pertama telah muncul, lalat buah parental harus dikeluarkan dari botol media. Pengamatan dilanjutkan sampai lalat buah dewasa pertama muncul.

2.2 Material 2.2.1 Lalat buah (drosophila melanogaster) Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster : Kingdom Phyllum Kelas Ordo Famili Genus Spesies Animalia Arthropoda Insecta Diptera Drosophilidae Drosophila Drosophila melanogaster (Borror, 1992).

Selain itu, Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha (pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks) dan termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas dengan keluar dari bagian anterior pupa (Wheeler, 1981). Adapun ciri umum lain dari Drosophila melanogaster diantaranya : 1. Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang. 2. Berukuran kecil, antara 3-5 mm. 3. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan tubuhnya. 4. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan. 5. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung. 6. Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah. 7. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding mata majemuk. Kepala berbentuk elips. 8. Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam. 9. Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax.

Ada beberapa keuntungan dari Lalat buah (Drosophila melanogaster) sehingga banyak dijadikan objek atau bahan percobaan genetik, di antaranya

1. Lalat buah (Drosophila melanogaster) mudah dipelihara dalam laboratorium karena makanannya sangat sederhana, hanya memerlukan sedikit ruangan dan tubuhnya cukup kuat. 2. Pada temperatur kamar (suhu ruangan), Lalat buah (Drosophila melanogaster)dapat menyelesaikan siklus hidupnya kurang lebih dalam 12 hari. 3. Jumlahnya di alam sangat berlimpah dan mudah diperoleh. 4. Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat menghasilkan keturunan dalam jumlah yang besar. 5. Jumlah kromosom relatif sedikit, yaitu 4 pasang dan memiliki Giant Chromosme. kromosom ini terdapat dalam sel-sel kelenjar ludah yang besarnya 100 kali lipat dari kromosom biasa, sehingga mudah diamati di bawah mikroskop cahaya. 6. Mudah dibedakan antara lalat jantan dan lalat betina. Lalat buah (Drosophila melanogaster) memiliki berbagai macam perbedaan sifat keturunan yang dapat dikenali dengan pembesaran lemah. Lalat buah (Drosophila melanogaster) ini memiliki beberapa jenis mutan (individu yang dihasilkan karena adanya mutasi) yang dapat diamati dengan perbesaran yang lemah pula. 7. Perkembangan dari siklus hidupnya pendek mudah di amati, karena terjadi di luar tubuhnya mulai dari telur, larva, pupa hingg menjadi dewasa (imago).

2.2.2 Daur hidup drosophila melanogaster Daur hidup lalat Drosophila relatif pendek, terdiri atas tahap-tahap sebagai berikut : a. Individu betina dewasa bertelur dua hari setelah keluar dari pupa. Masa bertelur ini berlangsung lebih kurang selama 1 minggu, dengan jumlah telur 50 hingga 75 butir/hari. Telur diletakkan di permukaan makanan. Bentuknya oval, memiliki struktur seperti kait yang berfungsi sebagai pengapung untuk mencegah agar tidak tenggelam ke dalam makanan yang berbentuk cair.Diameternya 0,5 mm sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Tahaptelur berlangsung selama lebih kurang 24 jam (Anonim, 2010). Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut (Borror, 1992).Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina

dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio (Borror, 1992). Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan(Silvia, 2003). Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa (Silvia, 2003). b. Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen dengan panjang sekitar 4,5 mm, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003).Larva hidup di dalam makanan dan aktivitas makannya sangat tinggi. Pada tahap larva terjadi dua kali pergantian kulit, dan periode di antara masa pergantian kulit dinamakan stadium instar. Dengan demikian, dikenal tiga stadium instar, yaitu sebelum pergantian kulit yang pertama, antara kedua masa pergantian kulit, dan setelah pergantian yang kedua. Di akhir stadium instar ketiga, larva keluar dari media makanan menuju ke tempat yang lebih kering untuk berkembang menjadi pupa. Secara keseluruhan tahap larva memakan waktu kira-kira satu minggu. Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi.

Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayp ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago (Ashburner, 1985).Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan

disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan sperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa (kepompong). c. Pupa memiliki kutikula yang keras dan berwarna gelap. Panjangnya sekitar 3 mm, tahap ini berlangsung sekitar 5 hari. Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985). Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa (Silvia, 2003). d. Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat, tubuhnya berwarna bening dan sayapnya belum mengembang. Keadaan ini akan berubah dalam beberapa jam. Sementara itu, lalat betina mencapai umur matang kelamin dalam waktu 12-18 jam dan dapat bertahan hidup kurang lebih selama 26 hari.

2.2.3 Rangkai Kelamin pada Drosophila melanogaster Rangkai kelamin awalnya ditemukan T.H Morgan pada percobaannya terhadap Drosophila melanogaster, ian mendapatkan lalat bermata putih. Lalat ini merupakan mutan (mengalami perubahan gen) karena lalat normata bermata merah. Ketika lalat jantan bermata putih dikawinkan dengan lalat betina normal (bermata merah), maka semua keturunannya bermata merah. Dan jika lalat F1 ini dikawinkan, maka keturunan F1 memperlihatkan perbandingan 3 bermata merah : 1 bermata putih. Dari perbandingan ini, diperoleh petunjuk bahwa merah adalah dominan terhadap putih, selain itu, semua lalat F2 bermata merah semua, sedangkan separoh dari lalat jantan bermata merah dan sebagian lagi bermata putih. Dari sini diambil kesimpulan bahwa gen resesip hanya memperlihatkan pengaruhnya pada lalat jantan saja. Karena itu Morgan berpendapat bahwa gen yang menentukan warna mata itu terdapat pada kromosom-X (Suryo, 2008). Jika gen dominan W menentukan warma mata merah, dan alelnya w resesip untuk mata putih maka semua lalat betina keturunannya bermata merah, sedangkan

separuh dari jumlah lalat jantan bermata merah dan separohnya lagi bermata putih. Karena lalat jantan hanya memiliki 1 kromosom-X, sedangkan di kromosom-Y tidak terdapat gen tersebut maka lalat jantan bersifat hemizigotik (Suryo, 2008). Karena gen yang menentukan warna mata terletak pada kromosom-X, tentunya dapat terjadi lalat betina bermata putih dengan genotip ww. Hal ini terjadi jika lalat jantan bermata merah dikawinkan dengan lalat bermata merah dengan genotip Ww. Sehinggan diperoleh separoh dari jumlah anak lalat betina maupun separoh dari jumlah anak lalat jantan memiliki mata putih (Suryo, 2008). 2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Drosophila melanogaster Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila melanogaster diantaranya sebagai berikut :

Suhu Lingkungan Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28C. Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril.

Ketersediaan Media Makanan Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina (Shorrocks, 1972).

Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. Pada Drosophila melanogaster dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu padat) individu dewasa dapat hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisi botol medium terlalu padat

akan menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian pada individu dewasa. Intensitas Cahaya Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remangremang dan akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap. 2.2.5 Perkawinan Monohibrid Orang yang pertama kali melakukan percobaan perkawinan silang adalah Geroge mendel (1822-1884). Sebelumnya, Mendel menyebut gen sebagai faktor penentu. Kemudian kromosom (yaitu badan kromatin yang akan tampak selama mitosis dan berfungsi sebagai pembawa gen) ditemukan oleh Wilhelm Roux dan diperkuat dengan eksperimen T. Boveri dan W.S. Sutton (1902) yang membuktikan bahwa gen adalah bagian dari kromosom. Teori ini dikenal dengan teori kromosom. Gen diwariskan dari orang tua kepada keturunannya lewat gamet (Suryo, 2008). Ketika Mendel menyilangkan tanaman ercis berbatang tinggi dengan yang berbatang kerdil, semua keturunan pertama (F1) berbatabg tinggi. Suatu tanda bahwa sifat tinggi mengalahkan sifat kerdil. Sifat tinggi adalah sifat dominan. Sifat yang dikalahkan disebut sifat resesip. Ketika tanaman keturunan pertama dibiarkan menyerbuk sendiri, diperoleh tanaman keturunan kedua dengan perbandingan batang tinggi: batang kerdil (Suryo, 2008). Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu sifat beda. Persilangan monohIbrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segresi. Hukum ini berbunyi, Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan. Mendel pertama kali mengetahui sifat monohybrid pada saat melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Sehingga sampai saat ini di dalam persilangan monohybrid selalu berlaku hukum Mendel I. Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masingmasing pergi ke satu gamet (Yatim,1986).

Beberapa hal penting tentang perkawinan monohibrid: Semua indifidu F1 adalah seragam. Jika dominansi tampak sepenuhnya, maka indifidu F1 memiliki fenotip seperti induknya yang dominant. Pada waktu F1 yang heterozygote membentuk gamet-gamet, terjadilah pemisahan alel, sehingga gamet hanya mempunyai salah satu alel saja. Jika dominasi nampak sepenuhnya, maka perkawinan monohibrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan 3:1 (Change, 2008).

2.2.6 Perkawinan Dihibrid Hasil perkawinan antara 2 individu yang memiliki sifat beda disebut hibrid. Monohibrid adalah suatu hibrid dengan satu sifat beda (Aa). Dihibrid ialah suatu hibrid dengan dua sifat beda (AaBb) (Suryo, 2008). Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda. Persilangan ini sangat berhubungan dengan hukum Mendel II yang disebut The Law of Independent Assortment of Genes. Hukum ini mengatakan bahwa gen-gen dari sepasang alel memisah secara bebas ketika berlangsung pembelahan reduksi (meiosis) pada waktu pembentukan gamet (Suryo, 2008). Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas pergi ke masing-masing kutub ketika meiosis. Pada biji tanaman ercis hasil percobaan Mendel terdapat 2 sifat beda, yaitu bentuk dan warna biji. Hasil persilangan dihibrid = hasil persilangan monohibrid I x hasil persilangan monohibrid II. Semidomonansi, artinya dominansi tidak nampak penuh, sehingga ada sifat intermedier. Misalnya pada perkawinan monohibrid dihasilkan keturunan dengan perbandinagn 1:2:1 (Suryo,2008).

III Hasil dan Pembahasan

3.1 Hasil Pengamatan Kronologi pertumbuhan Drosophila Lama Pertumbuhan (dalam hari) 0 1 hari 2 hari 2 hari 2 hari 1 hari 1 hari 1 hari

No

Tanggal Pengamatan

Phase Pertumbuhan

1 2 3 4 5 6 7 8

18-19 September 2012 20 September 2012 22 September 2012 24 September 2012 26 September 2012 27 September 2012 28 September 2012 29 September 2012

Bertelur Embryo Menetas dari telur (First Instar) Ulat bentuk awal (Second Instar) Ulat bentuk akhir (Third Instar) Formasi Kepompong Kepompong awal (Fourth Instar) Kepompong : pembentukan kepala, sayap dan kaki-kaki

9 10

30 September 2012 1-2 Oktober 2012

1 hari 2 hari

Pigmentasi dari mata kepompong Sesaat keluar dari kepompong dengan sayap yang lengkap

11

2-12 Oktober 2012

10 hari

Pertumbuhan sayap berhenti menuju ke bentuk dewasa

3.2 Pembahasan Percobaan ini berjudul Drosophila melanogaster sebagai organisme percobaan genetika, yang bertujuan mampu membuat medium kultur Drosophila melanogaster, dapat melakukan pengamatan morfologi dan siklus hidup Drosophila melanogaster, mampu membedakan seks lalat jantan dan lalat betina serta melihat variasi fenotip dan genotip mata lalat yang terangkai kromosom-X dan juga dapat melakukan perkawinan dihibrid pada Drosophila melanogaster serta mengamati rasio fenotip pada keturunan F1 dan F2. Alasan praktikum ini menggunakan lalat buah Drosophila melanogaster adalah: Mudah diperoleh (hidup kosmopolitan) Murah dan mudah dipelihara di laboratorium Siklus hidupnya pendek Berkembang biak cepat dan keturunannya banyak Memiliki banyak mutan Mutan mudah diamati dan dibedakan Jumlah kromosomnya sedikit (4 pasang) Larva memiliki kromosom raksasa/politen (Suryo 1994). Untuk pemeliharaan stock Drosophila melanogaster dapat digunakan berbagai macam-macam medium. Medium yang mula-mula dipergunakan adalah campuran antara pisang ambon dan tape ketela pohon dengan perbandingan 6 : 1. Medium tersebut dipakai selama lebih dari 15 tahun. Pada tahun 1984 mulai digunakan beberapa medium yang dicobakan untuk dapat pula ppemeliharaan jenis-jenis Drosiphila lainnya dan beberapa tahun terakhir ini telah digunakan resep yang baru. Hal ini disebabkan oleh karena kualitas tape dan pisang ambon yang tidak seragam, sehingga dirasakan perluuntuk memperoleh medium yang lebih padat dan dapat diandalkan. Resep baru yang akan dipakai merupakan modifikasi dari resep yang telah ada dan yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia (Hartati, 2009). Biasanya Lalat buah (Drosophila melanogaster) dikembangbiakan dalam botol medium, mediumnya dapat terdiri dari: Molase, agar Molase, agar Pisang atau campuran antara Pisang dengan tape singkong dengan perbandingan 6:1. Jenis medium yang paling banyak digunakan adalah medium yang terdiri dari campuran antara pisang dengan tape singkong. Jenis medium ini juga biasanya digunakan untuk pemeliharaan.

Bahan yang digunakan untuk membuat medium kultur Drosophila melanogaster dalam percobaan ini adalah pisang raja masak sebagai bahan makanan yang disukai oleh Drosophila melanogaster, antifungal untuk mengontrol pertumbuhan jamur, fermipan untuk mengubah gula kompleks menjadi gula sederhana dan untuk menumbuhkan jamur sebagai makanan Drosophila melanogaster, gula aren sebagai sumber gula atau karbohidrat, agar untuk memadatkan medium, asam sorbat/benzoate untuk mencegah kontaminan dari luar dan aquadest sebagai pelarut.

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pengamatan ini adalah mengetahui tahapan perkembangan drosophila , yaitu : Telur , setelah pertumbuhan yang memadai dari seekor drosophila dewasa akan ,mulai bertelur sebanyak 50-75 butir dan akan terus meningkat sampai mencapai 400-500 butir dalam jangka waktu 10 hari. Ulat (larva), tumbuh cepat dan makan banyak , tumbuh tanpa sayap. Kepompong (pupa), tinggal dian tubuh dilengkapi banyak sayap ; dibagian depan tumbuh spiracle menjadi tanduk kepompong (pupa horns). Drosophila dewasa (imago), merupakan phase perkawinan dan sayap telah tumbuh sempurna.

Daftar Pustaka

Cambell, Reece, Mitchell. 2004. BIOLOGI JILID I Edisi kelima. Jakarta : Erlangga. Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Formaldehida Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung : Jurusan Biologi Unpad. Strickberger, Monroe, W. 1962. Experiment in Genetics with Drosophila. London : John Wiley and Sons, inc.

Suryo. 2008. Genetika strata 1. Yogyakarta : UGM Press.


Yatim, Wildan. 1986. Genetika.Bandung : Tarsito.

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM GENETIKA PREPARASI MEDIA DAN SIKLUS HIDUP DROSOPHILA

OLEH : Lily Zatnika F.H. 200110110025 Kelas A

LABORATORIUM PEMULIAAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2012

Anda mungkin juga menyukai