Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian Identitas a.

Usia Pankreatitis sering mucul pada pasien yang pecandu alkohol yang berumur lebih dari 40 tahun. Tetapi bisa muncul pula pada usia muda sebagai akibat pecandu berat alkohol b. Pendidikan dan pekerjaan Pada orang berpendapatan tinggi dan rentan stres, cenderung untuk mengkonsumsi makanan cepat saji dan minum-minuman yang mengandung alkohol sebagai pelarian untuk mengurangi stres psikologinya. Oleh karena itu, penyakit ini biasanya banyak dialami oleh pekerja dengan gaji lembur yang tinggi dan rendah nilai agamanya. Keluhan utama Penderita biasanya mengeluh perut terasa sakit dan panas terbakar pada abdomen sampai tembus ke punggung, terutama daerah epigastrik Riwayat penyakit Perjalanan penyakit ini biasanya dimulai dari rasa tidak enak di perut, rasa perih sehingga kadang orang awam menganggapnya sebagai gangguan lambung. Rasa perih itu kemudian berubah cepat menjadi rasa terbakar dan sakit pada abdomen terutama epigastrik. Riwayat kesehatan dahulu Riwayat terbayak penderita adalah pecandu alkohol disusul kemudian adanya infeksi oleh bakteri dan virus pada pankreas. Biasanya jika terjadi infeksi disertai dengan gejala rasa tidak enak diseluruh badan dan kenaikan suhu tubuh. Kelainan yang bisa memicu pankreatitis yaitu : a. Trauma abdomen terutama pada kuadran tengah b. Riwayat kelebihan lemak c. Riwayat pembuluh darah dan sirkulasi yang jelek d. Penyakit ulkus peptikum yang lama e. Pemberian obat-obatan seperti kotikosteroid dan diuretik dalam jangka lama.

Riwayat kesehatan keluarga Penyakit ini memungkinkan ditularkan dari satu anggota ke anggota yang lain melalui pemakaian alat makan bersama-sama dalam jangka waktu yang lama. Pemeriksaan fisik a. Status penampilan kesehatan: yang sering muncul adalah rasa kesakitan yang hebat pada abdomen b. Tingkat kesadaran: compos mentis, letargi, stupor, koma (tergantung kondisi fisiologi untuk melakukan kompensasi terhadap kelainan eksokrin pankreas) c. Observasi TTV: i. Frekuensi nadi dan tekanan darah: takikardi (karena terjadi kompensasi terhadap nyeri), hipertensi (karena peningkatan rangsangan persyarafan akibat nyeri) ii. Frekuensi pernapasan: takipneu (sebagai kompensasi untuk meningkatkan produksi energi aerob untuk mencukupi energi pafa fase nyeri aktif) iii. Suhu tubuh: sering muncul hipertemi karena efek peradangan d. Pada leher biasanya terdapat pembesaran kelenjar limfe leher apabila ada infeksi sistemik. e. Pada aksila terdapat pembesaran limfe.
f. Pada abdomen, terlihat distensi abdomen karena pembengkakan pankreas.

Auskultasi bising usus mungkin meningkat sebagai respon mekanik terhadap peradangan pankreas. Jika di palpasi terdapat nyeri takan pada epigastrik. g. Pada keadaan dehidrasi, kulit dan mukosa bibir terasa kering. Pemeriksaan penunjang 1. Scan-CT: menentukan luasnya edema dan nekrosis 2. Ultrasound abdomen: dapat digunakan untuk mengidentifikasi inflamasi pankreas, abses, pseudositis, karsinoma dan obstruksi traktus bilier.
3. Endoskopi: penggambaran duktus pankreas berguna untuk diagnosa fistula,

penyakit obstruksibilier dan striktur/anomali duktus pankreas. Catatan: prosedur ini dikontra indikasikan padafase akut. 4. Aspirasi jarum penunjuk CT: dilakukan untuk menentukan adanya infeksi. 5. Foto abdomen: dapat menunjukkan dilatasi lubang usus besar berbatasan dengan pankreas ataufaktor pencetus intra abdomen yang lain, adanya udara bebas intra peritoneal disebabkan olehperforasi atau pembekuan abses, kalsifikasi pankreas.
2

6. Pemeriksaan seri GI atas: sering menunjukkan bukti pembesaran pankreas/inflamasi. 7. Amilase serum: meningkat karena obstruksi aliran normal enzim pankreas (kadar normal tidak menyingkirkan penyakit). 8. Amilase lebih lama. 9. Bilirubin serum: terjadi pengikatan umum (mungkin disebabkan oleh penyakit hati alkoholik atau penekanan duktus koledokus). 10. Fosfatase Alkaline: biasanya meningkat bila pankreatitis disertai oleh penyakit bilier. 11. Albumin dan protein serum dapat meningkat (meningkatkan permeabilitas kapiler dan transudasi cairan kearea ekstrasel). 12. Kalsium serum: hipokalsemi dapat terlihat dalam 2-3 hari setelah timbul penyakit (biasanya menunjukkan nekrosis lemak dan dapat disertai nekrosis pankreas). 13. Kalium: hipokalemia dapat terjadi karena kehilangan dari gaster; hiperkalemia dapat terjadi sekunder terhadap nekrosis jaringan, asidosis, insufisiensi ginjal. 14. Trigliserida: kadar dapat melebihi 1700 mg/dl dan mungkin agen penyebab pankreatitis akut. 15. LDH/AST (SGOT): mungkin meningkat lebih dari 15x normal karena gangguan bilier dalam hati. 16. Darah lengkap: SDM 10.000-25.000 terjadi pada 80% pasien. Hb mungkin menurun karenaperdarahan. Ht biasanya meningkat (hemokonsentrasi) sehubungan dengan muntah atau dariefusi cairan kedalam pankreas atau area retroperitoneal.
17. Glukosa serum: meningkat sementara umum terjadi khususnya selama

urine:

meningkat

dalam

2-3

hari

setelah

serangan.

Lipase serum: biasanya meningkat bersama amilase, tetapi tetap tinggi

serangan awal atau akut.Hiperglikemi lanjut menunjukkan adanya kerusakan sel beta dan nekrosis pankreas dan tandaaprognosis buruk. Urine analisa; amilase, mioglobin, hematuria dan proteinuria mungkin ada (kerusakan glomerolus). 18. Feses: peningkatan kandungan lemak (seatoreal) menunjukkan gagal pencernaan lemak dan protein
3

Intervensi a. Tujuan Kriteria Hasil Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pankreas : Setelah dilakukan tindakan selama 3x24jam nyeri teratasi : a. Pasien mengatakan nyeri berkurang b. Skala nyeri turun c. Wajah pasien tampak rileks No Intervensi Rasional 1. Kolaborasi pemberian analgesik, Dapat mengurangi nyeri, membunuh kuman dan antibiotika, dan anti inflamasi mengurangi peradangan sehingga mempercepat sesuai indikasi 2. Berikan posisi yang nyaman 3. Evaluasi ulang skala penyembuhan Mengurangi nyeri

nyeri, Mengetahui ketidakefektifan intervensi

lokasi, intensitas dan frekuensi b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih ( mual dan muntah ). Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 1x24jam keseimbangan cairan Kriteria Hasil : a. Jumlah intake dan output cairan seimbang b. Turgor baik, mukosa lembab c. Nadi normal (60-100x/menit) No 1. 2. Intervensi Rasional Berikan cairan tambahan IV Mengganti kehilangan cairan dan memperbaiki sesuai indikasi. Pantau tanda-tanda keseimbangan cairan dalam fase segera. vital, Menunjukkan status dehidrasi atau

evaluasi turgor kulit, pengisian kemungkinan kebutuhan untuk peningkatan kapiler dan membran mukosa. 3. 4. Kolaborasi evaluasi intake cimetidine dan ranitidine dan cairan tiap 4 jam penggantian cairan. menghambat sekresi asam lambung pemberian Cimetidine dan ranitidine berfungsi untuk output Mengoreksi keseimbangan cairan

c. peradangan Tujuan Kriteria Hasil

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan respon sistemik : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam suhu tubuh dapat normal (360-370C) : a. Suhu tubuh dalam rentang normal (360-370C) b. Kulit tidak teraba hangat c. Wajah tidak tampak merah

No Intervensi Rasional 1. Kolaborasi dengan pemberian Untuk menurunkan panas 2. 3. 4. antipiretik Ukur suhu tiap 4-8 jam Untuk mengetahui perkembangan klien Ajarkan komprest dan banyak Untuk menurunkan panas tubuh dan mengganti minum cairan tubuh yang hilang Evaluasi cairan input dan output Untuk mengetahui balance cairan pasien
d.

Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan efusi pleura : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam pola nafas efektif : a. RR normal (16-24x/menit) b. Irama nafas reguler Rasional tekanan paru

Tujuan Kriteria Hasil

No Intervensi 1. Pertahankan posisi semi fowler 2. 3.

Menurukan

oleh

diafragma

sehingga ekspansi paru maksimal. Dorong pasien untuk melakukan Membersihkan saluran nafas dan mencegah nafas dalam dan batuk tiap jam. atelektasis Anjur pasien untuk membatasi Aktivitas aktivitas rangsangan status berlebih sekresi akann gaster meningkatkan yang dapat

4.

Evaluasi

menambahh distensi abdomen pernapasan Untuk menentukan intervensi selanjutnya.

(irama, frekuensi) dan gas darah e. muntah Tujuan Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam tidak terjadi resiko nutrisi kurang dari kebutuhan. : a. Porsi makan habis b. Berat badan normal
5

Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual

c. Albumin = 3,4 4,8 gr/dl No Intervensi 1. Kolaborasikan pemberian Memberikan trigliserida 2. 3. 4. rantai sedang menggunakan Rasional nutrisi tambahan enzim

yang

tidak untuk

pankreas

(contoh : MCT, portagen) mencernanya Berikan perawatan oral higiene Menurunkan rangsang mual muntah Anjurkan pasien untuk selalu Memenuhi nutisi sesui kebutuhan menghabiskan porsi makan Evaluasi tingkat pemenuhan Membantu pemenuhan nutrisi sesuai kebutuhan nutrisi dan metabolisme

DAFTAR PUSTAKA
Riyadi S., Sukarmin. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin dan Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta : Graha Ilmu
6

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai