Anda di halaman 1dari 19

TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

Oleh : Ade Salimah, Ir Syariful Mubarok, S.P. Intan Ratna Dewi, S.P
I. II. III. IV.

TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN


GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN ABSORPSI AIR DAN MINERAL OLEH AKAR TRANSPORTASI CAIRAN XYLEM PENGENDALIAN TRANSPIRASI TRANSLOKASI CAIRAN PHLOEM

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2007

V.

Tinjauan Ringkas Transportasi pada Keseluruhan Tumbuhan ( Gambar 1) : 1. Akar mengabsorpsi air dan mineral yang terlarut dari dalam tanah. 2. Air dan mineral ditransportasikan ke atas dari akar ke bagian tajuk tumbuhan melalui xylem berupa cairan xylem. 3. Transpirasi, yaitu hilangnya air dari daun (sebagian besar melalui stomata), menimbulkan suatu tenaga di dalam daun yang mampu menarik cairan xylem ke atas. 4. Daun mempertukarkan gas CO2 dan O2 melalui stomata, yaitu memasukkan CO2 yang menyediakan karbon untuk fotosintesis dan mengeluarkan O2 hasil fotosintesis. 5. Gula diproduksi melalui fotosintesis di dalam daun. 6. Gula ditranslokasikan melalui phloem berupa cairan phloem ke akar dan bagian tumbuhan lainnya. 7. Akar mempertukarkan gas O2 dan CO2 di dalam rongga tanah, yaitu mengambil O2 untuk pernafasan akar dan mengeluarkan CO2. Pertukaran gas ini, menunjang perombakan gula (respirasi seluler) di dalam sel akar.

Pertukaran Gas, Co2, & O,2

Fotosintesis

Transpirasi

Translokasi Transportasi Absorpsi

Respirasi selluler

Gambar 1 Tinjauan Ringkas Transportasi pada Keseluruhan Tumbuhan


Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 749

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN


1.

Transportasi Tingkat Seluler


Yaitu pengambilan dan pengeluaran air beserta linarut oleh sel, misal absorpsi air dari mineral oleh sel akar Merupakan transportasi melalui membran plasma sel yang selektif permiabel Bagian sel yang mengatur aliran molekul air ke luar dan ke dalam sel, yaitu : a. Membran plasma

Transportasi Pada Tumbuhan Berlangsung pada 3 Tingkatan, yaitu :

Transportasi tingkat seluler, Transportasi tingkat jaringan dalam organ (transportasi zat jarak dekat), Transportasi tingkat keseluruhan tumbuhan (transportasi jarak jauh)

Yaitu membran yang membatasi dinding sel dengan sitosol Bersifat selektif permeabel Mengatur pergerakan dari linarut yang berada di dalam sitosol dengan larutan di luar sel Mengatur komposisi kimia sel

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN


b.

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN


2.

Tonoplas Yaitu membran yang menyeliputi vakuola sentral sel tumbuhan Memisahkan sitosol dari cairan sel Mengatur transportasi larutan di dalam sitosol dengan larutan di dalam vakuola Plasmodesmata (Tunggal : plasmodesma) Yaitu saluran terbuka di dalam dinding sel tumbuhan Menghubungkan sitosol suatu sel dengan sitosol sel sebelahnya

c.

Transportasi Tingkat Jaringan dalam Organ (Transportasi Jarak Dekat) Yaitu transportasi zat dari sel ke sel pada tingkatan jaringan dalam suatu organ Disebut juga transportasi lateral atau transportasi jarak dekat Arahnya sepanjang sumbu radial organ tumbuhan Terdiri dari 3 lintasan, yaitu: a. Lintasan Transmembran Yaitu lintasan zat dalam suatu organ dengan melintasi membran plasma dan dinding sel secara berulang-ulang Ada dua kali penyebrangan yaitu melintasi dinding sel dan melintasi membran plasma Keluar masuknya zat melalui dinding sel b. Lintasan Simplastik Yaitu lintasan melalui simplas Simplas yaitu suatu rangkaian kesatuan sitosol antar satu sel dengan sel lainnya Hanya ada satu kali penyeberangan yaitu melalui membran plasma Melibatkan plasmodesmata c..

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN


c. Lintasan Apoplastik

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

1.

Yaitu lintasan melalui apoplas Apoplas merupakan suatu rangkaian terluar dinding sel dengan ruang antar sel

Macam Transportasi :
Transportasi pasif, Yaitu difusi dari antar zat melintasi suatu membran biologis Terjadi secara langsung tanpa mengeluarkan energi metabolic oleh sel Melibatkan aquaporin

3. Transportasi Tingkat Keseluruhan Tumbuhan

(Transportasi Zat Jarak Jauh) yaitu transportasi antar organ dalam kesatuan keseluruhan tumbuhan Menggunakan mekanisme aliran bulk Dikendalikan oleh tensi pada xylem, yang merupakan akibat dari transpirasi

2.

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN


2.

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

Transportasi aktif Yaitu pergerakan zat melintasi membran biologis yang berlawanan dengan gradien konsentrasi ataupun gradien elektrokimia dengan bantuan input energi dan protein transport Pemompaan linarut melewati membran melawan gradien elektrokimia Mengeluarkan energi metabolik oleh sel Menghidrolisis ATP Menghasilkan gradien proton, konsentrasi H+ di dalam sel lebih besar dibandingkan dengan di luar sel Menghasilkan potensial membran, sel di dalam lebih negatif dibandingkan dengan sel di luar

Gambar 2 Model Khemiosmotis Transportasi Linarut di dalam Sel Tumbuhan.


Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 750

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

Gambar 2 Model Khemiosmotis Transportasi Linarut di dalam Sel Tumbuhan.


Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 750

Gambar 2 Model Khemiosmotis Transportasi Linarut di dalam Sel Tumbuhan.


Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 750

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

Aquaporin
Yaitu suatu protein transport dalam membran plasma sel tumbuhan dan hewan yang khusus memfasilitasi difusi air melalui membran Merupakan saluran spesifik untuk aliran air secara pasif Dinamakan protein transport Tidak menyebabkan gradien potensial air Mempengaruhi laju transportasi air melintasi membran Mempengaruhi laju difusi Meningkatkan sel untuk mengatur laju pengambilan dan pengeluaran air ketika potensial air sel tidak sama dengan potensial air di luar sel Merupakan saluran berpintu yang dapat membuka dan menutup dalam merespons tekanan turgor sel.

Gambar 2 Model Khemiosmotis Transportasi Linarut di dalam Sel Tumbuhan.


Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 750

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN


Potensial Air dan Pergerakan Air : Suatu Model Mekanisme (Gambar 3) :
Di dalam sebuah bejana berbentuk U, sebuah membran selektif permeabel, menyekat air murni, dari suatu larutan 0,1 M, yang mengandung linarut tertentu, yang tidak dapat bebas melewati membran selektif permeable. Air bergerak melewati membran selektif permeabel, dari daerah yang potensial airnya lebih tinggi, ke yang potensial airnya lebih rendah. Potensial air () dari air murni pada tekanan atmosfir adalah 0 MPa. Apabila kita mengetahui nilai potensial tekanan (p) dan potensial linarut (s), kita dapat menghitung potensial air : ( = p + s). Nilai untuk dan s di tangan kiri dan tangan kanan bejana U, diberikan untuk kondisi awal, sebelum adanya pergerakan bersih dari air.

Potensial Air
Merupakan gabungan pengukuran konsentrasi linarut dengan tekanan fisik yang mempengaruhi osmosis Mempunyai satuan Mpa (megapascal) 1 Mpa = 10 tekanan atm = 1 kg tekanan udara per 1 cm2

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

a) Penambahan Linarut Menurunkan Potensial Air (Menjadi Suatu Nilai Negatif).

b) Pemakaian Tekanan Fisik Menambah Potensial Air.

c) Pemakaian Tekanan Fisik Menambah Potensial Air.

d) Suatu Tekanan Negatif (Tensi) Mengurangi Potensial Air.

Gambar 3 Potensial Air dan Pergerakan Air : Suatu Model Mekanisme Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 751

Gambar 3 Potensial Air dan Pergerakan Air : Suatu Model Mekanisme Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 751

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

Dipengaruhi oleh linarut dan tekanan

Penambahan linarut menyebabkan penurunan potensial air menjadi lebih negatif Air bergerak dari potensial air tinggi ke potensial air rendah Peningkatan tekanan dapat : Meningkatkan potensial air Menekan air melintasi membran suatu larutan ke bagian yang mengandung air murni Menimbulkan tekanan negatif (tensi) dalam air atau larutan

Bila potensial air dalam larutan lebih rendah dibandingkan dengan potensial air dalam sel maka sel mengalami plasmolisis Bila potensial air dalam larutan lebih tinggi dibandingkan dengan potensial air dalam sel maka terjadi tekanan turgor pada sel

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN


Hubungan Air pada Sel Tumbuhan (Gambar 4) : Dalam percobaan ini, sel tertentu, yang asalnya lembek (flaccid), ditempatkan di dalam dua lingkungan yang berbeda (protoplas dari sel yang lembek bersentuhan dengan dinding selnya tetapi tidak mempunyai tegangan turgor). Panah biru menunjukkan arah awal dari pergerakan air. (a) Kondisi awal : selluler lebih besar dari lingkungannya. Di dalam larutan gula yang pekat, pada mulanya sel mempunyai potensial air yang lebih besar dari larutan di sekelilingnya. Sel akan kehilangan air dan berplasmolisis. Setelah plasmolisisnya menyeluruh, potensial air dari sel dan di sekelilingnya adalah sama. Plasmolisis mematikan sebagian besar sel tumbuhan.

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

(a) Kondisi awal : selluler lebih besar dari lingkungannya.

Gambar 4 Hubungan Air pada Sel Tumbuhan Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 752

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN


Hubungan Air pada Sel Tumbuhan (Gambar 4) :
(b) Kondisi Awal : selluler lebih kecil dari lingkungannya. Di dalam air murni, pada mulanya sel mempunyai potensial air yang lebih rendah dibanding dengan di sekelilingnya. Terjadilah pengambilan bersih air secara osmosis, yang menyebabkan sel menjadi turgor. Ketika hal ini bertendensi bagi air untuk masuk diimbangi dengan tekanan balik dari dinding sel yang elastis, potensial airnya adalah sama antara di dalam sel dengan di sekelilingnya. (Perubahan volume dari sel dibesar-besarkan dalam diagram ini. Pengambilan air secara osmosis dalam jumlah yang relatif sedikit, pada kenyataannya, tidak akan begitu menambah volume sel. Hal ini menjelaskan, mengapa potensial linarut (yaitu s) tidak berubah dengan suatu jumlah yang nyata, ketika sel menjadi semakin turgor.

I. GAMBARAN MEKANISME TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

(b) Kondisi Awal : selluler lebih kecil dari lingkungannya.

Gambar 4 Hubungan Air pada Sel Tumbuhan Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 752

II. ABSORPSI AIR DAN MINERAL OLEH AKAR


Bagian akar yang terlibat dalam absorpsi air dan mineral oleh akar, adalah :
1. 2. 3. 4. 5.

II. ABSORPSI AIR DAN MINERAL OLEH AKAR


Bagian dari Sel Tumbuhan dan Jaringan Tumbuhan suatu jalur Transport Lateral. (Gambar 6) : Bagian-bagian Sel a) Dinding sel, sitosol, dan vakuola adalah tiga bagian utama dari sebagian besar sel tumbuhan dewasa. Protein transport yang spesifik, yang menempel di dalam membran plasma dan membran tonoplas, mengatur lalu lintas molekul antara ketiga bagian utama dari suatu sel. Bagian-bagian Jaringan b) Pada tahapan jaringan, ada dua bagian yaitu simplas dan apoplas. Disediakan tiga jalur untuk transport lateral di dalam jaringan tumbuhan ataupun dalam organ tumbuhan. Dalam diagram ini, suatu zat sepertinya terbatas pada salah satu dari ketiga jalur tersebut. Pada kenyataannya, suatu zat akan beralih dari satu jalur ke jalur lainnya selama zat tersebut bersama-sama melewati suatu organ tanaman.

Epidermis akar Korteks akar Endodermis Stele Pembuluh xylem

II. ABSORPSI AIR DAN MINERAL OLEH AKAR

II. ABSORPSI AIR DAN MINERAL OLEH AKAR


b) Bagian Bagian Jaringan Jalur Transportasi Lateral

Gambar 6a Bagian dari Sel Tumbuhan


Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 753

Gambar 6b. Jalur Transport Lateral.


Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 753

II. ABSORPSI AIR DAN MINERAL OLEH AKAR

II. ABSORPSI AIR DAN MINERAL OLEH AKAR

Peningkatan absorpsi air dan mineral oleh akar terjadi akibat: 1. Adanya bulu akar 2. Adanya mikoriza 3. Permukaan sel korteks yang lebih besar Pergerakan air dan mineral di dalam akar : a. Simplastik : Merupakan jalur pergerakan air dan linarut tertentu melalui sel epidermis dan korteks

b. Apoplastik :

Merupakan jalur pergerakan air dan linarut dari larutan tanah melalui ruang antar sel Masuk ke dalam sel endodermis melalui membran plasma endodermis yang selektif permeabel kemudian ke stele dan masuk ke pembuluh xylem.

Air dan linarut masuk ke dalam sel endodermis melalui plasmodesmata sel endodermis kemudian ke stele dan masuk ke pembuluh xylem.

II. ABSORPSI AIR DAN MINERAL OLEH AKAR


Transportasi Lateral dari Mineral dan Air di Dalam Akar (Gambar 7) : 1. Pengambilan larutan tanah oleh dinding sel hidrofilik dari epidermis, menyediakan jalan masuk ke apoplas, dan air dan mineral dapat masuk ke dalam korteks sepanjang matriks dinding sel 2. Mineral dan air yang melintas membran bulu akar memasuki simplas 3. Pada saat larutan tanah bergerak sepanjang apoplas, beberapa air dan mineral ditransportasikan ke dalam sel epidermis dan korteks dan kemudian bergerak ke dalam melalui simplas 4. Air dan mineral yang bergerak melalui semua cara ke endodermis melalui sepanjang dinding sel, tidak dapat meneruskan masuk ke stele melalui route apoplastik. Di dalam masing masing dinding sel endodermis, terdapat pita kaspari; suatu sabuk dari zat lilin (berwarna ungu) yang memblokir lewatnya air dan mineral yang terlarut. Hanya mineral yang sudah berada di dalam simplas atau yang sudah memasuki lintasan dengan melintasi membran plasma sel endodermis yang dapat melintas memutari pita kaspari dan melintas masuk ke dalam stele. 5. Sel endodermis dan sel parenkim di dalam stele, menghentikan air dan mineral ke dalam dinding selnya (apoplas). Sejak elemen pembuluh dari pembuluh xylem merupakan sel yang mati, bagian dinding selnya dan bagian ruang internalnya, ke dua-duanya merupakan bagian dari apoplas. Pembuluh xylem mentransportasi air dan mineral ke atas ke sistem tajuk tumbuhan

II. ABSORPSI AIR DAN MINERAL OLEH AKAR

Gambar 7 Transportasi Lateral dari Mineral dan Air di Dalam Akar

Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 755

II. ABSORPSI AIR DAN MINERAL OLEH AKAR


Keterangan Gambar 7 : Mineral diabsorpsi dari larutan tanah oleh permukaan akar, khususnya oleh bulu akar dan mikorhiza (assosiasi simbiotik antara akar dengan jamur). Air dan mineral kemudian bergerak melintasi korteks akar ke stele, dengan kombinasi jalur apoplastik dan simplastik.

II. ABSORPSI AIR DAN MINERAL OLEH AKAR


Keterangan Gambar 8 : Miselium berwarna putih dari jamur, menyelubungi akar pohon pinus. Hifa jamur, menyediakan areal permukaan yang lebih luas untuk mengabsorpsi air dan mineral.

Gambar 8 Mikorhiza, Assosiasi Simbiotik antara Jamur dan Akar


Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 755

III. TRANSPORTASI CAIRAN XYLEM

III. TRANSPORTASI CAIRAN XYLEM


A. Tekanan Akar

Naiknya cairan xylem diakibatkan oleh


A. B. C.

Tekanan akar Mekanisme transpirasi, kohesi dan tensi Aliran bulk

Tekanan akar : Merupakan tekanan ke atas dari cairan xylem

Terjadi akibat adanya akumulasi mineral di dalam stele sehingga terjadi penurunan potensial air Air yang masuk ke korteks akar mendorong cairan dalam stele masuk ke xylem. Menyebabkan gutasi

III. TRANSPORTASI CAIRAN XYLEM

III. TRANSPORTASI CAIRAN XYLEM


B. Mekanisme Transpirasi, Kohesi dan Tensi

Keterangan Gambar 9 : Tekanan akar sedang menekan kelebihan air dari Daun Strawberry.

Gaya Tarik Transpirasi :

Disebut sebagai tenaga penarik untuk memindahkan air di dalam daun Disebabkan karena udara di luar daun lebih kering dibandingkan dengan udara di dalam daun Disebabkan karena konsentrasi air di udara lebih kecil dibandingkan dengan konsentrasi air di dalam daun .

Gambar 9 Guttasi
Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 757

10

III. TRANSPORTASI CAIRAN XYLEM

III. TRANSPORTASI CAIRAN XYLEM

Tergantung dari timbulnya tekanan negatif (tensi) di dalam daun yang dapat menurunkan potensial air Meyebabkan kehilangan uap air dari rongga daun dan digantikan dari evaporasi lapisan air yang menyelimuti sel mesofil Akibat evaporasi (evaporated cooling) menyebabkan temperatur daun turun 10 oC 15 oC dibandingkan dengan temperatur udara Merupakan akibat dari gaya adhesi terhadap dinding sel xylem yang hidrofilik dan gaya kohesi di dalam air (efek tensi permukaan) Tensi pada permukaan sel daun menyebabkan air tertarik dari xylem daun dan selapis tipis permukaan yang membatasi rongga udara dekat stomata melalui mesofil

Pembentukan Gaya Tarik Transpirasi di dalam Sebuah Daun (Gambar 10) : Uap air (H2O) berdiffusi dari rongga udara yang lembab di dalam daun, menuju udara di luar yang lebih kering, melalui stomata. Evaporasi dari selapisan tipis air yang menyelimuti sel mesofil, mempertahankan kelembaban yang tinggi dalam rongga udara daun. Kehilangan air ini, menyebabkan selapisan tipis air membentuk meniskus yang semakin dan semakin cekung, sejalan dengan laju transpirasi yang bertambah. Sebuah meniskus, mempunyai suatu tensi yang secara proporsional berbalikan dengan radius dari kurva permukaan air. Jadi, pada saat selapisan tipis air menyusut, dan meniskusnya menjadi lebih cekung, maka tensi dari selapisan tipis air meningkat. Tensi adalah suatu tekanan negatif, yaitu suatu kekuatan yang menarik air, dari lokasi yang tekanan hidrostatiknya lebih besar. Tensi air yang membatasi rongga udara di dalam sebuah daun, merupakan dasar fisika dari gaya tarik transpirasi; yang menarik air ke luar dari xylem.

III. TRANSPORTASI CAIRAN XYLEM

III. TRANSPORTASI CAIRAN XYLEM

Gaya Kohesi dan Gaya Adhesi

Kohesi :

Menyebabkan gaya tarik menarik antar molekul air dalam cairan xylem dari atas sampai ke bawah Menciptakan tensi pada xylem, sehingga potensial air di dalam xylem akar menurun yang menyebabkan air dari tanah masuk ke korteks akar dan menuju stele, Tensi pada xylem menyebabkan diameter trakeid mengecil dan dapat meningkatkan adhesi

Gambar 10

Pembentukan Gaya Tarik Transpirasi di dalam Sebuah Daun


Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 757

11

III. TRANSPORTASI CAIRAN XYLEM


Adhesi :
Menyebabkan gaya tarik menarik antara molekul air terhadap dinding sel xylem yang hidrofilik Melawan arah gaya gravitasi sehingga air dapat naik.

III. TRANSPORTASI CAIRAN XYLEM


Menaiknya Air di dalam Sebuah Pohon (Gambar 11) : Ikatan hidrogen, membentuk sebuah rantaian molekul air yang tidak terputus; yang menyambungkan semua jalur perjalanan dari daun sampai ke tanah. Tenaga yang mengendalikan menaiknya cairan xylem, ialah sebuah gradien potensial air (). Untuk aliran bulk pada jarak yang jauh, maka gradien tergantung terutama pada gradien potensial tekanan (p). Transpirasi, menyebabkan suatu gradien potensial tekanan (p) pada ujung xylem daun, menjadi lebih rendah, daripada gradien potensial tekanan (p) pada ujung akar.

III. TRANSPORTASI CAIRAN XYLEM

III. TRANSPORTASI CAIRAN XYLEM


C. Aliran Bulk

Tenaganya berasal dari sinar matahari Merupakan mekanisme transportasi jarak jauh yang tergantung dari tekanan Diakibatkan karena adanya perbedaan tekanan antara kedua ujung pembuluh xylem, oleh gaya tarik transpirasi sehingga meningkatkan tensi bagian ujung aliran atas xylem Mengalirkan seluruh larutan (air, mineral dan linarut yang larut dalam air)

Gambar 11 Menaiknya Air di dalam Sebuah Pohon

Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 758

12

IV. PENGENDALIAN TRANSPIRASI

IV. PENGENDALIAN TRANSPIRASI

A. Kerjasama Fotosintesis dan Transpirasi

Kerjasama fotosintesis dan transpirasi dikendalikan oleh fungsi sel penutup yang sekaligus:

Mengatur ukuran stomata Mendukung fotosintesis dengan pembukaan stomata untuk menambah pemasukan CO2 dan menambah luas permukaan daun untuk evaporasi air
Gambar 12 Stoma Membuka (kiri) dan Stoma Menutup (kanan) pada Daun Tanaman Lili Laba-laba (Chlorophytum colosum)

Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 759

IV. PENGENDALIAN TRANSPIRASI

IV. PENGENDALIAN TRANSPIRASI


B. Membuka dan Menutupnya Stomata

Masuknya CO2 :

Berdifusi melalui stomata Masuk ke dalam rongga udara daun yang terbentuk karena adanya sel-sel sponsa parenkim

Stomata pada tumbuhan Dicotyledoneae : Diapit oleh sel tetangga yang berbentuk ginjal

Ketebalan dinding sel penutupnya tidak sama Mikrofibril selulosa menghadap ke satu arah Sel penutup melengkung ke luar pada keadaan turgid

Efisiensi tumbuhan dalam menggunakan air ditentukan oleh rasio transpirasi fotosintesis yaitu sejumlah gram air yang hilang per satu gram CO2 yang diasimilasi

Stomata pada tumbuhan Monocotyledoneae :

Diapit oleh sel tetangga yang berbentuk halter

13

IV. PENGENDALIAN TRANSPIRASI

IV. PENGENDALIAN TRANSPIRASI

Mekanisme pembukaan stomata :


Sel penutup mengakumulasi ion K+ Potensial air sel penutup menjadi lebih negatif Terjadi osmosis ke dalam sel penutup sehingga sel penutup menjadi turgid Ion K+ dan air disimpan pada vakuola Sel penutup membuka pada siang hari kecuali pada tumbuhan CAM

Penyebab penutupan stomata Adanya cekaman lingkungan seperti suhu tinggi, angin, dll

Pengaruh asam absisat akibat respons terhadap kekurangan air Transpirasi yang berlebih

IV. PENGENDALIAN TRANSPIRASI

IV. PENGENDALIAN TRANSPIRASI

Gambar 13b Mekanisme membuka dan Menutupnya Stomata Gambar 13a Mekanisme membuka dan Menutupnya Stomata
Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 760

14

IV. PENGENDALIAN TRANSPIRASI


Studi tentang Menjepit Memotong (patch-clamp) Membran Plasma Sel Penutup (Gambar 14) : Penjepitan suatu potongan membran, membuat suatu kemungkinan untuk mengisolasi suatu potongan yang sangat kecil dari membran, dan dapat mempelajari, misalnya, pergerakan ion melalui suatu tipe lintasan K+ atau lintasan H+ yang sederhana. Percobaan yang spesifik ini mengukur efek dari cahaya biru, yang menambah aliran H+ melalui membran. Bersama-sama dengan fakta lainnya, studi tentang penjepitan suatu potongan, menunjang hipotesis bahwa : sinar biru dan stimulus lainnya mengatur sel penutup dengan mengakibatkan pemompaan proton (H+) dari membran.

IV. PENGENDALIAN TRANSPIRASI


Studi tentang Menjepit Memotong (patch-clamp) Membran Plasma Sel Penutup (Gambar 14) : 1. Ini adalah suatu mikrograf (gambar mikroskop cahaya) dari sebuah protoplas sel penutup (dinding sel dibuang) daun tanaman tembakau (Nicotiana tabacum) 2. Alat untuk mebuat suatu potongan, adalah berupa suatu mikropipet yang ujungnya berukuran diameternya hanya 1 m. Sebuah pengisap pipet yang ukurannya lebih besar, digunakan untuk memegang sel pada posisinya. 3. Pengisap yang kecil ramping, menarik lepuhan membran ke dalam mikropipet yang telah terbuka. Pinggiran ujung mikropipet, menutup potongan membran tersebut. 4. Pengisap ini memisahkan suatu potongan kecil dari sisa membran plasma. Mikropipet, yang dipasang pada peralatan yang tepat guna ini, sekarang berfungsi sebagai sebuah elektroda untuk mencatat aliran ion yang melintasi potongan kecil membran tersebut. Karena potongan itu terlalu kecil, dan karena ion di dalam larutan ini sudah diketahui, kali ini memungkinkan untuk mencatat transportasi dari satu macam ion yang sederhana melalui saluran pompa selektif di dalam membran. 5. Grafik ini memperlihatkan pencatatan transportasi H+ melintasi potongan membran sel penutup. Lintasan ion H+ melalui membran, mewakili suatu aliran elektron yang dapat diukur. Grafik ini menggambarkan suatu aliran berdasarkan kepada aliran ion H+ selama suatu pencatatan beberapa menit terakhir

IV. PENGENDALIAN TRANSPIRASI

IV. PENGENDALIAN TRANSPIRASI


Adaptasi tumbuhan pada lingkunga kering :

Gambar 14

Studi tentang Menjepit Memotong (patch-clamp) Membran Plasma Sel Penutup


Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 761

Dinamakan tumbuhan xerofit Ukuran daun kecil dan tebal Kutikula tebal, daun menjadi konsisten mengulit Somata sebagian besar terdapat pada permukaan bawah daun Respons terhadap kekeringan dengan menggugurkan daun Lintasan fotosintesisnya CAM Stomata membuka pada malam hari Contohnya tumbuhan gurun, kaktus, tumbuhan es, dan tumbuhan sukulenta dari familia Crassulaceae

15

IV. PENGENDALIAN TRANSPIRASI


Adaptasi Struktural Sebuah Daun Xerofit (Gambar 15) :

IV. PENGENDALIAN TRANSPIRASI

Oleander (inset) umumnya ditanam di sepanjang jalan raya di daerah gurun. Daunnya mempunyai lapisan kutikula yang tebal, dan jaringan epidermis yang berlapislapis, yang dapat mengurangi kehilangan air karena transpirasi. Stomatanya biasanya menjorok ke dalam atau bertipe kriptofor (cryptophore), merupakan suatu adaptasi untuk menurunkan laju transpirasi; dengan cara melindungi stomata dari udara yang panas, dan angin yang kering. Trikhomatanya (bulu-bulu daunnya) juga membantu meminimalkan transpirasi; dengan cara memotong aliran udara, membiarkan rongga udara dari stoma yang tersembunyi tersebut, mempunyai kelembaban yang lebih tinggi dibanding kelembaban di atmosfer sekelilingnya.

Gambar 15 Adaptasi Struktural Sebuah Daun Xerofit


Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 762

V. TRANSLOKASI CAIRAN PHLOEM


V. TRANSLOKASI CAIRAN PHLOEM


Kandungan cairan phloem :
1. 2. 3.

Jaringan Phloem : 1. Terdiri dari elemen buluh tapis yang berfungsi dalam translokasi
2.

Merupakan cairan kental Berupa gula, terutama gula disakarida Mengandung mineral, asam amino dan hormon

Mentranslokasikan zat organik hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan Mentranslokasikan cairan phloem dari sumber gula ke pengguna gula

1.

3.

Sumber gula (sugar source) : Merupakan organ tumbuhan tempat gula diproduksi melalui fotosintesis atau perombakan amilum Contoh : daun dewasa, yang merupakan sumber gula primer

1.

16

V. TRANSLOKASI CAIRAN PHLOEM

V. TRANSLOKASI CAIRAN PHLOEM

Pengguna gula (sugar sink) : 1. Merupakan organ mengkonsumsi bersih sumber gula primer
2.

Pemuatan phloem dan pembongkaran phloem Pemuatan phloem : Gula dari sel mesofil dan dari sumber gula lainnya dimuatkan ke dalam elemen pembuluh tapis sebelum ditranslokasikan

Contoh : akar yang sedang tumbuh, ujung ranting, batang, dan buah Biasanya menerima gula dari sumber gula yang paling dekat

3.

Mengakibatkan konsentasi larutan pada satu ujung sumber gula pembuluh tapis meningkat yang menyebabkan penurunan potensial air Masuknya sukrosa dari sel mesofil ke elemen pembuluh tapis dapat secara : 1. Simplas 2. Kombinasi simpas dan apoplas yang melibatkan sel pengiring.

V. TRANSLOKASI CAIRAN PHLOEM


Pembongkaran phloem :

V. TRANSLOKASI CAIRAN PHLOEM


Pemuatan Sukrosa ke dalam (Gambar 16) : a) Sukrosa yang dihasilkan di dalam sel mesofil, dapat mengalir melalui simplas (panah berwarna biru) ke elemen pembuluh tapis. Di dalam beberapa spesies, sukrosa ke luar dari simplas (panah berwarna magenta) dekat pembuluh tapis; dan secara aktif diakumulasikan dari apoplas oleh elemen pembuluh tapis dan sel pengiringnya. b) Suatu mekanisme khemiosmotik, bertanggung jawab terhadap transportasi aktif sukrosa ke dalam sel pengiring dan elemen pembuluh tapis. Pemompaan proton (ATPase) menghasilkan gradien H+, yang mengendalikan akumulasi sukrosa, dengan bantuan sebuah protein kotransport, yang merangkaikan transportasi sukrosa dengan diffusi ion H+ kembali ke dalam sel.

Terjadi di ujung pengguna gula dalam pembuluh tapis Mekanismenya tergantung dari species tumbuhan dan tipe organ Menyebabkan gradien konsentrasi gula yaitu konsentrasi gula dalam pengguna gula lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi gula dalam pembuluh tapis Molekul gula berdifusi dari phloem ke pengguna gula dan air mengikutinya secara osmosis

17

V. TRANSLOKASI CAIRAN PHLOEM

V. TRANSLOKASI CAIRAN PHLOEM


Keterangan Gambar 17 : Dalam contoh ini, sebagai sumber gula adalah daun, dan sebagai pengguna gula adalah akar.

Gambar 16 Pemuatan Sukrosa ke dalam


Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 763

Gambar 17 Aliran Tekanan di dalam Sebuah Pembuluh Tapis


Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 764

V. TRANSLOKASI CAIRAN PHLOEM

V. TRANSLOKASI CAIRAN PHLOEM


Penyadapan Cairan Phloem dengan Bantuan Seekor Aphid (Gambar 18) :
a) Tetesan embun madu, yang dikeluarkan dari anus Aphid, terdiri dari cairan phloem, dikurangi beberapa nutrien yang diabsoprsi oleh insekta tersebut. b) Aphid, memasukkan bagian mulutnya yang termodifikasi, yang disebut stylet, ke dalam tumbuhan untuk menyedot/menusuk sampai ujung organ yang menyerupai hypodermis ini, menembus sebuah elemen pembuluh tapis. Tekanan di dalam pembuluh tapis, memberi makan dengan paksa Aphid tersebut, membengkakannya sampai beberapa kali ukuran asalnya. c) Sementara Aphid makan, ia dianastesi dan dipisahkan dari styletnya, yang kemudian menyediakan para peneliti suatu alat sadapan mini yang mengeluarkan cairan phloem selama beberapa jam. Semakin dekat stylet tersebut ke sumber gula, semakin cepat cairan phloem mengalir ke luar dan semakin besar konsentrasi gulanya. Hasil ini diprediksi dengan hipotesis aliran tekanan.

Mekanisme translokasi pada Angiospermae :


1.

Laju pergerakan cairan phloem 1 m per jam Terjadi akibat adanya aliran bulk yang dikendalikan oleh peningkatan tekanan antara ujung sumber gula pembuluh tapis dan penurunan tekanan dari ujung pengguna gula Perbedaan tekanan menyebabkan air mengalir dari sumber gula ke pengguna gula dengan membawa gula

2.

3.

18

V. TRANSLOKASI CAIRAN PHLOEM

Gambar 18 Penyadapan Cairan Phloem dengan Bantuan Seekor Aphid


Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 764

19

Anda mungkin juga menyukai