Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HIJAUAN MAKANAN TERNAK DEFOLIASI DAN PERTUMBUHAN TANAMAN

Disusun oleh: Kelompok VIII Ardiyan Fatazani Monalisa Paskhalina Galuh Pinastika Aryono Rudiyanto Moch Yandi Supriandi PT/05931 PT/05856 PT/05894 PT/05944 PT/05952

Asisten : Absharina Nur Sabila

LABORATORIUM HIJAUAN MAKANAN TERNAK DAN PASTURA BAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Defoliasi Tumbuhan Salah satu teknik budidaya yang dapat dilakukan untuk memperbanyak cabang, agar diperoleh bahan untuk stek dalam jumlah yang maksimal adalah defoliasi. Defoliasi adalah pemangkasan ujung batang (Hopskins, 1995). Perlakuan defoliasi, sintesis auksin ditiadakan sehingga tidak terjadi transport auksin kebawah sehingga konsentrasi auksin di ketiak daun semakin rendah sehingga turunnya auksin di ketiak daun akan memacu pembentukan hormon sitokinin (Taiz dan Zeiger, 1998). Defoliasi harus dilakukan pada periode tertentu untuk menjamin pertumbuhan kembali (regrowth) yang optimal, yang sehat dan kandungan gizi yakni pada akhir vegetatif atau menjelang berbunga sehingga perlu dijelaskan disini bahwa salah satu faktor yang mempengarui pertumbuhan kembali adalah adanya persediaan bahan makan (food reserve) berupa karbohidrat di dalam akar dan tunggal yang ditinggalkan setelah defoliasi. Karbohidrat dihasilkan oleh proses asimilasi. Segera setelah defoliasi, kemudian zat karbohidrat ini dirombak oleh suatu enzim tertentu menjadi energi untuk pertumbuhan kembali (Soetrisno et al, 2008) Sifat-sifat tumbuh berkaitan erat dengan daya adaptasinya terhadap lingkungan dengan yang mencakup hijauan beberapa dan hal antara adanya lain kemampuan dalam memproduksi pada lingkungan khusus, lebatnya tanaman yang diukur kelebatan frekuensi tanaman pertanaman,kemampuan mendapatkan hasil dalam bentuk kering dan kemampuan meluasnya tanaman (Reksohadiprodjo, 1994).

Ketahanan hidup memerlukan daya tahan terhadap stres lingkungan hidup antara lain faktor klimat meliputi katahanan terhadap lingkungan, ketahanan terhadap udara dingin, dan ketahanan terhadap cuaca beku. Faktor tanah meliputi ketahanan terhadap kondisi drainase, ketahanan terhadap keasaman tanah, ketahanan terhadap mineral tanah yang sifatnya racun, ketahanan terhadap kandungan garam dalam tanah, ketahanan terhadap tekstur tanah; faktor biologi meliputi ketahanan terhadap pemotongan, ketahanan terhadap penggembalaan, ketahanan terhadap kebakaran dan penyakit (Humphreys, 1994). Pertumbuhan Tanaman Menurut Anita (2009), fase muda dan fase menua.

secara

garis

besar

pertumbuhan

dan

perkembangan tanaman dibagi dalam 3 (tiga) fase, yaitu fase embryonis, Fase embryonis, dimulai dari pembentukan zygote sampai terjadinya embrio, yang terjadi di dalam bakal biji (ovule) dari zygote diikuti dengan pembelahan sel sesudah itu terjadi pengembangan sel. Fase embryonis tidak terlihat secara nyata (tidak tergambar dalam kurva) dalam pertumbuhan tanaman, karena berlangsungnya di dalam biji. Fase muda (juvenile atau vegetatif), fase muda dimulai sejak biji mulai berkecambah, tumbuh menjadi bibit dan dicirikan oleh pembentukan daundaun yang pertama dan berlangsung terus sampai masa berbunga dan atau berbuah yang pertama perkecambahan merupakan satu rangkaian yang komplek dari perubahan-perubahan morfologis, fisiologis, dan biokimia. Fase menua dan aging (senile atau senescence). Proses perkecambahan meliputi beberapa tahap, antara lain imbibisi yaitu proses penyerapan air oleh benih sehingga kulit benih melunak dan terjadinya hidrasi dari protoplasma, perombakan cadangan makanan di dalam endosperm. Perombakan bahan-bahan makanan yang dilakukan oleh

enzym (amilase, protease, lipase), karbohidrat dirombak menjadi glukosa, giberellin mengaktifkan produksi enzim amylase. Embrio menyerap air dan proses perkecambahan dimulai, giberellin berdifusi dari embrio menuju lapisan aleuron, sel-sel dalam lapisan aleuron merespon dengan melepaskan enzim pencerna seperti amilase, enzim mencerna pati di dalam emdosperm menjadi gula dan molekul lain yang diperlukan embrio untuk tumbuh, protein dirombak menjadi asam amino dan lemak dirombak menjadi asam lemak dan gliserol (Anita, 2009). Ada dua mekanisme untuk menjaga kesinambungan beradanya suatu spesies tanaman pasture yaitu melalui siklus terbentuknya bunga dan biji, serta membentuk anakan. Pertumbuhan paling cepat ditemukan di dalam habitat yang produktif, sedangkan tempat-tempat yang tidak baik dan beracun mendukung dengan pertumbuhan yang lebih lambat (Gardner et. al., 1991). Secara pengangkutan morfologis makanan proses dan perkecambahan pernafasan. merupakan dan proses akhir Permulaan

perkecambahan biji sukar ditentukan karena dalam pelaksanaan sehari-hari biji berkecambah bila belum keluarnya radicle atau plumule dari kulit biji. Selanjutnya belum keluarnya radicle atau plumule sendiri terjadi pertumbuhan oleh pembelahan sel, perpanjangan sel maupun keduanya (Setyati, 1991).

BAB III MATERI DAN METODE Materi Defoliasi Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum defoliasi yaitu sabit dan penggaris. Bahan.Bahan yang digunakan dalam praktikum defoliasi yaitu rumput gajah (Pennisetum purpureum). Pertumbuhan tanaman Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum pertumbuhan tanaman yaitu penggaris untuk mengukur, alat tulis, alat siram, poly bag, rumah kaca. Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum pertumbuhan tanaman yaitu benih tanaman padi,padi ciherang, sorgum, kacang Koro, kacang hijau. Metode Defoliasi Praktikan membawa sabit untuk menebas rumput gajah di kebun Hijauan Makanan Ternak. Penebasan dilakukan pada ruas ketiga dari atas tanah pada satu rumpun rumput kemudian rumpun tersebut ditandai berdasarkan kelompok masing-masing. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah tunas dan mengukur tingginya. Tunas yang diukur panjangnya adalah tunas yang pada saat pengamatan pertama terlihat paling tinggi. Pengamatan ini dilakukan selama Kurang lebih 31 hari dengan pengamatan dimulai pada hari ke 3, dan selanjutnya setiap 1 minggu hingga waktu pengamatan berakhir.

Pertumbuhan tanaman Praktikan menyiapkan bibit benih yang telah di tentukan, kemudian mempersiapkan poly bag plastik yang diisi tanah. Setelah itu benih tersebut di tanam dalam poly bag tersebut sebanyak 3 biji benih, dan di lakukan perlakuan yang sama, di rawat dalam rumah kaca dan di siram secara rutin 2 kali sehari, pagi dan siang, dan di ukur pertumbuhan dan jumlah daun yang tumbuh setiap harinya selama satu bulan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Defoliasi Rumput yang diamati pertumbuhannya adalah rumput gajah (Penisetum purpureum). Perubahan yang diamati pada saat praktikum adalah pertambahan jumlah tunas dan pertambahan tinggi tunas. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil pengamatan defoliasi rumput gajah (Penisetum purpureum) pada tabel 1. Tabel 1. Hasil pengamatan defoliasi rumput gajah (Penisetum purpureum) Hari ke 3 10 17 24 31 Jumlah tunas 73 163 225 293 panjang tunas 21 cm 69 cm 139 cm 179 cm

Hasil pengamatan selama praktikum menunjukan bahwa rumput gajah yang diamati terus tumbuh dan berkembang setiap harinya yang terlihat dari jumlah tunas dan tinggi yang terus bertambah setiap pengamatan. Berdasarkan data diatas pertumbuhan pada hari ke 3 telah mencapai 0 batang tunas dalam satu rumpun dengan panjang tunas terpanjang adalah 0 cm. Kecepatan tumbuh tercepat terjadi pada hari ke 31 dengan panjang tunas mencapai 88 cm. Menuju hari terakhir kecepatan pertumbuhan tunas mulai menurun dan pertumbuhan akan mencapai fase stasioner. Satu rumpun rumput gajah mencapai tingginya 10 cm dari permukaan tanah. Rumput gajah dibiarkan dan setiap hari dihitung jumlah tunas yang tumbuh. Hasil praktikum diketahui bahwa selama 5 minggu, rumput gajah yang tumbuh sebanyak 293 tunas, dengan tinggi tunas 179 cm. Pertumbuhan

tunas ini cukup banyak, hal ini dipengaruhi oleh temperatur dan pengairan yang cukup mendukung rumput gajah untuk tumbuh, hal ini sesuai dengan pernyataan Mabberley (2009) rumput ini dapat tumbuh mencapai 4,5 meter. Tumbuh baik pada tanah yang memiliki tekstur keras sekalipun. Ditemui pada daerah dengan curah hujan yang teratur setiap tahun dengan curah hujan sekitar 1000 mm per tahun. Hal ini karena rumput gajah merupakan rumput jenis unggul yang mampu tumbuh dan berproduksi baik sepanjang tahun di daerah tropis. Rumput gajah merupakan rumput jenis unggul. Keunggulan-keunggulan rumput gajah antara lain pertumbuhannya cepat, memiliki tunas yang banyak, daun lebih luas, produksinya lebih tinggi dan memiliki batang yang kadar seratnya lebih rendah sehingga dapat dipoly bagong pada tingkat pertumbuhan yang lebih akhir. Rumput ini juga memiliki perakaran yang kuat sehingga dapat berfungsi sebagai penahan erosi ditanah-tanah yang miring dan perbukitan (Reksohadiprodjo, 1994). Defoliasi tanaman dipengaruhi oleh keberadaan hormon auksin dan sitokinin sehingga prinsip dari defoliasi adalah pengaturan keseimbangan hormon auksin dan sitokinin pada ketiak daun di bawah ujung batang (Taiz and Zeiger, 1998). Sintesis auksin terjadi pada bagian tanaman yang sedang mengalami pertumbuhan atau pada bagian meristematis, terutama di ujung batang. Auksin yang di sintesis pada ujung batang ini akan di transport secara basipetal ke bagian batang yang lebih bawah. Hal ini menyebabkan terakumulasinya auksin pada ketiak daun bawahnya yang berakibat inisiasi pembentukan tunas lateral pada ketiak daun terhambat atau terjadi domiasi tunas lateral. Inisiasi menyebabkan pembentukan tunas lateral mensyaratkan konsentrasi auksin yang lebih rendah dibandingkan konsetrasi auksin optimal untuk pertumbuhan memanjang. Pertumbuhan rumput gajah yang diamati masing-masing kelompok menampakkan perkembangan yang berbeda-beda.Faktor lingkungan yang

berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yaitu tanah, suhu dan cahaya serta suplai unsur hara. Faktor tanah sangat berkaitan dengan kesuburan tanah yang tidak lepas dari kandungan mineral organik,kelembaban tanah dan ketersediaan air tanah. Mineral organik yang berasal dari pelapukan bahan induk jumlahnya 1% dalam tanah organik 99% dalam tanah liat (Setyati, 1994). Frekuensi defoliasi (berulang kalinya pemotongan terhadap tanaman hijauan) perlu dipikirkan oleh setiap peternak yang bersangkutan. Sebab setelah defoliasi, pertumbuhan kembali tanaman memerlukan zat-zat yang kaya energi seperti pati dan gula, yang erat hubungannya dengan zat-zat N,P, dan K. Interval pemotongan panjang, keadaannya tidak mengkawatirkan tetapi pada interval pemotongan pendek atau intensitas pemotongan tinggi maka karbohidrat dalam akar akan menurun sehingga dapat mengganggu pertumbuhan kembali, sebab pembentukan karbohidrat merupakan proses asimilasi. Hal ini disebabkan karena tanaman tak ada kesempatan cukup untuk asimilasi. Pertumbuhan tanaman Biji yang diamati proses pertumbuhannya adalah P1 (padi gogo), P2 (padi ciherang), P3 (sorgum), P4 (kacang koro), dan P5 (kacang hijau). Tanaman ditanam dalam poly bag tanaman yang telah berisi tanah. Setiap poly bag ditanami dengan 3 biji benih. Setelah ditanam kemudian tanaman ditanam selama 4 minggu dan setiap hari dilihat pertumbuhannya. Data yang diperoleh berdasarkan pengamatan tanaman dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Data pengamatan pertumbuhan tanaman selama 4 minggu. Mingg u keP1 1 2 3 4 6,5 23 34, 5 50, 1 Tinggi tanaman (cm) Ratarata P 5 12 28 32 36 P 1 2 3 4 5 Jumlah daun Rata -rata P 5 2 5 8 11

P2 12, 3 26 28, 5 46

P3 12, 8 32, 5 61 70

P4 8,5 30 84 10, 3

28,52 5 28,2 44,07 5 27

P 2 2 4 5 6

P 3 3 4 5 7

P 4 2 8 11 17

3,5 4,25 4,75 6,5

Hasil yang diperoleh menunjukkan pertumbuhan tanaman rata-rata yang ditanam setelah minggu pertama, P1: 6,5 cm,P2: 12,3 cm,P3: 12,8 cm,P4: 8,5 cm,P5:12 cm,rata-ratanya 28,525 dan jumlah daun sebanyak P1:2 cm,P2: 2 cm,P3: 3 cm,P4: 2 cm,P5: 2 cm buah,rata-ratanya 3,5. Minggu kedua jumlah tinggi tanaman P1: 23 cm,P2: 26 cm,P3: 32,5 cm,P4: 30 cm,P5: 28 cm,rata-ratanya 28,2 dan jumlah daun P1: 3 cm,P2: 4 cm,P3: 4 cm,P4: 8cm,P5: 5 cm,rata-ratanya 4,25. Minggu ketiga tinggi tanaman P1: 34,5 cm,P2: 28,5 cm,P3:61 cm,P4: 84 cm,P5 : 32 cm,rata-ratanya 44,075 Jumlah daun P1: 4 cm,P2: 5 cm,P3: 5 cm,P4: 11 cm,P5: 8 cm,rata-ratanya 4,75. Minggu keempat tinggi tanaman P1: 50,1 cm,P2: 46 cm,P3: 70 cm,P4: 10,3 cm,P5: 36 cm,rata-ratanya 27 dan jumlah daun P1: 5 cm,P2: 6 cm,P3: 7 cm,P4: 17 cm,P5: 11 cm,rata-ratanya 6,5. Setiap minggu tanaman mengalami pertambahan tinggi dan jumlah daun. Tanaman yang ditanam tidak semuanya tumbuh. Hal ini dikarenakan tanahnya banyak mengandung air. Kacang-kacangan merupakan tanaman yang tidak begitu cepat tumbuhnya, tumbuhnya tegak, dan biasanya ditanam di kebun teh, kopi, dan karet (Reksohadiprojo, 1995). Selain itu, kandungan nutrisi tanah yang kurang mencukupi kebutuhan juga dapat menyebabkan

tidak tumbuhnya tanaman. Ketika kondisi tanah yang subur dan ketersediaan air yang cukup, menyebabkan pertumbuhan vegetatifnya menjadi subur (Trustinah, 1998). Pertumbuhan tanaman dipengaruhi iklim seperti suhu, sinar matahari, curah hujan dan kelembaban udara, angin dan penguapan. Pertumbuhan tanaman akan berhenti dan biji tidak akan berkecambah pada suhu dibawah nol derajat. Masing masing biji memiliki kekuatan berkecambah yang berbeda pada suhu tertentu. Kecepatan tumbuh tanaman tergantung dari suhu yang dibatasi oleh suhu maksimal, di atas suhu maksimal tanaman sudah tidak akan tumbuh lagi (Anita, 1993). Menurut Sutopo (1993), biji yang masih muda atau belum dewasa benar akan menghasilkan persentase perkecambahan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan biji yang dewasa. Selain itu tingkat kedewasaan biji memberikan perbedaan waktu yang dipergunakan untuk mulai berkecambah, jumlah daun dan tinggi tanaman. Kacang-kacangan merupakan tanaman yang tersebar luas di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini sering digunakan sebagai pupuk hijau dan penutup tanah, tetapi sering juga diberikan pada kambing dan domba. Kacang orok dapat tumbuh pada tanah-tanah asam yang miskin. Biji kacang di Indonesia sering diganggu oleh insekta tertentu.Menurut Syarief (1999), bahwa daya pada tanaman kacang tanah memiliki daya untuk menahan air dan permeabilitas sedang, kepekaan terhadap erosi pada tanah sedang sampai besar, serta air pada keadaan ini merupakan faktor pembatas secara umum sifat fisiknya sedang sampai baik, sifat kimianya baik, sehingga nilai produktifitas tanahnya sedang sampai tinggi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum defoliasi yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa hasil defoliasi tanaman rumput gajah mencapai tinggi 293 cm dengan jumlah tunas 179 pada pengamatan terakhir. Defoliasi tanaman dipengaruhi oleh keberadaan hormon auksin dan sitokinin. Berdasarkan praktikum pertumbuhan tanaman yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan tanaman setiap minggu mengalami pertambahan tinggi dan jumlah daun, tetapi tidak pada jumlah tunas yang setiap minggu tidak mengalami pertambahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman antara lain iklim seperti suhu, sinar matahari, curah hujan dan kelembaban udara, angin dan penguapan.

DAFTAR PUSTAKA

Anita, N. Y. 2009. Fase-fase Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. www.ninityulianita.wordpress.com (Diakses tanggal 16 Mei 2010) Gardner, F.P., R.B. Pearce and R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan UI Press. Jakarta Hopskins, W.G. 1995. Introduction to Plant Physiology. John Willey and Sons Inc, Singapore. Mabberley. 2009.Animal Feed Resources Information System. Available at www.fao.org. Accesed on 27 Maret 2012. Reksohadiprodjo, S. 1994. Produksi Hijauan Makanan Ternak Tropik Edisi Revisi BPFE. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.. Reksohadiprodjo, S. 1995. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta. Soetrisno, Djoko., Bambang Suhartanto, Nafiatul Umami. Nilo Suseno. 2008. Ilmu Hijauan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Sutopo, L. 1993. Teknologi Benih. Cetakan ke-3.Rajawali Syarief, .1999. daya pada tanaman kacang-kacangan.Press Jakarta. Setyati, S. H. 1994. Pengantar Agronomi.. PT. Gramedia, Jakarta Trustinah. 1998. Biologi Kacang Tunggak. Dalam : Kacang Tunggak. Penyunting : Kasno, A dan A. Winarto Monogras BALITKABI 3 : 1 9. Taiz L. and E. Zieger. 1998. Plant Physiology. Sinauer Associates Inc., Publisher. Sunderland. Massachuse

Anda mungkin juga menyukai