Anda di halaman 1dari 4

PERAWATAN PULPOTOMI MORTAL PADA GIGI SULUNG Yurika(090600033) Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera UtaraJalan Alumni No.

2, Medan 20155 Pendahuluan Tujuan dasar dari perawatan endodontik pada anak-anak adalah sama pada orang dewasa,yaitu untuk menghilangkan infeksi dan peradangan kronis, serta untuk menghilangkan rasa sakityang terkait dan mengkontrol sepsis dari pulpa dan jaringan periapikal sekitarnya, namun adabeberapa hal yang harus dipertimbangkan. Faktor pertimbangan khusus diperlukan pada saatmemutuskan rencana perawatan yang sesuai untuk gigi-gigi sulung yaitu mempertahankanpanjang lengkung rahang, umumnya gigi-gigi molar sulung harus dipertahankan sampai tanggalsecara normal. Jaringan pulpa gigi sulung dapat terlibat lebih jauh dalam perkembangan lesikaries dibandingkan dengan gigi permanen. Paparan juga terjadi jauh lebih sering selamapreparasi kavitas karena enamel dan dentin pada gigi sulung jauh lebih tipis daripada gigipermanen serta kamar pulpa yang besar dan tanduk pulpa yang lebih tinggi daripada gigipermanen. 1,3 Gigi sulung mempunyai morfologi yang berbeda dengan gigi permanen ,baik dalam halukuran maupun bentuknya. Molar sulung mempunyai akar yang kecil dan runcing, yang datar dimesiodistal dan saluran akarnya seperti pita. Selain itu, molar sulung lebih sering memerlukanperawatan pulpa, daripada gigi anterior sulung. Metode perawatan seperti pulp capping danpulpotomi, pulpektomi biasanya dianggap tidak praktis karena sulit untuk mendapatkan arahmasuk ke saluran akar pada mulut anak-anak yang kecil dan karena kompleksnya saluran akarmolar gigi sulung. Karena kesulitan ini, teknik pulpotomi biasanya dilakukan bahkan untuk gigi-gigi dengan nekrosis pulpa (pulpotomi non-vital/mortal), walaupun dapat dicoba juga perawatanpulpektomi yang ideal, jika keadaan memungkinkan. Kendala-kendala ini tidak ditemukan padaperawatan gigi anterior sulung dan teknik pulpektomi dapat dilakukan tanpa hambatan teknis Perawatan gigi susu Gigi susu berbeda morfologinya dengan gigi tetap penggantinya,baik ukuran maupunbentuknya.Molar susu mempunyai akar kecil dan runcing, yang datar di mesiodistal dan saluranakar seperti pita. Juga sudah terbukti bahwa saluran akar tunggal terkalsifikasi sebagian bersamadengan bertambahnya usia, menghasilkan beberapa saluran yang saling berhubungan, membuatinstrumentasi dalam kamar pulpa radikular sangat sulit dilakukan dan berhubungan dengan risikoperforasi akar yang tinggi. 1 Diagnosa patologi pulpa sangat sulit ditentukan pada pasien muda karena tidak jarangmereka tidak mengajukan gejala yang jelas. Pemeriksaan vitalitas pulpa pada kelompok umur ini juga bukan pedoman yang baik dari status histologi pulpa. Tes dilakukan dengan tester pulpaelektrik yang memberikan hasil sebanding bila digunakan untuk gigi geligi susu atau gigi geligitetap muda. Selain itu, Hobson (1970-an) menunjukkan bahwa tidak adanya gejala atau tandaterbukanya pulpa merupakan indikasi dari pulpa yang sehat. Pemeriksaan histologi dari gigigeligi susu yang sudah dicabut membuktikan bahwa penyebaran radang yang cepat (tahap awal)(dari korona ke pulpa radikular) dapat dianggap sebagai respon umum terhadap karies yangdalam. Radiografi praoperatif diperlukan untuk menghilangkan kontraindikasi lokal dari terapisaluran akar, seperti kerusakan koronal yang besar, resorpsi akar internal atau eksternal tahaplanjut dan kerusakan tulang alveolar yang besar, yang berhubungan dengan goyangnya gigi. 1 1 Kontraindikasi umum dari perawatan mencakup kooperatif pasien yangburuk,kurangnya kerja sama pihak orang tua, dan riwayat gangguan jantung atau ginjal, di manainfeksi ingin dihindari. Perawatan pulpa juga merupakan kontraindikasi pada pasien dengangangguan kapasitas pemberi respon terhadap infeksi seperti pada penderita gangguan sistemimun. Teknik perawatan yang dianjurkan untuk gigi geligi susu dapat dikelompokkan sebagaiberikut:1.

Pulp capping 2. Pulpektomi sebagian (pulpotomi) dari gigi-gigi susu yang vitala. dengan kalsium hidroksidab. dengan fiksasi jaringan atau pasta mumifikasi3. Teknik non vita Perawatan gigi susu Gigi susu berbeda morfologinya dengan gigi tetap penggantinya,baik ukuran maupunbentuknya.Molar susu mempunyai akar kecil dan runcing, yang datar di mesiodistal dan saluranakar seperti pita. Juga sudah terbukti bahwa saluran akar tunggal terkalsifikasi sebagian bersamadengan bertambahnya usia, menghasilkan beberapa saluran yang saling berhubungan, membuatinstrumentasi dalam kamar pulpa radikular sangat sulit dilakukan dan berhubungan dengan risikoperforasi akar yang tinggi. 1 Diagnosa patologi pulpa sangat sulit ditentukan pada pasien muda karena tidak jarangmereka tidak mengajukan gejala yang jelas. Pemeriksaan vitalitas pulpa pada kelompok umur ini juga bukan pedoman yang baik dari status histologi pulpa. Tes dilakukan dengan tester pulpaelektrik yang memberikan hasil sebanding bila digunakan untuk gigi geligi susu atau gigi geligitetap muda. Selain itu, Hobson (1970-an) menunjukkan bahwa tidak adanya gejala atau tandaterbukanya pulpa merupakan indikasi dari pulpa yang sehat. Pemeriksaan histologi dari gigigeligi susu yang sudah dicabut membuktikan bahwa penyebaran radang yang cepat (tahap awal)(dari korona ke pulpa radikular) dapat dianggap sebagai respon umum terhadap karies yangdalam. Radiografi praoperatif diperlukan untuk menghilangkan kontraindikasi lokal dari terapisaluran akar, seperti kerusakan koronal yang besar, resorpsi akar internal atau eksternal tahaplanjut dan kerusakan tulang alveolar yang besar, yang berhubungan dengan goyangnya gigi. 1 1 Kontraindikasi umum dari perawatan mencakup kooperatif pasien yangburuk,kurangnya kerja sama pihak orang tua, dan riwayat gangguan jantung atau ginjal, di manainfeksi ingin dihindari. Perawatan pulpa juga merupakan kontraindikasi pada pasien dengangangguan kapasitas pemberi respon terhadap infeksi seperti pada penderita gangguan sistemimun. Teknik perawatan yang dianjurkan untuk gigi geligi susu dapat dikelompokkan sebagaiberikut:1. Pulp capping 2. Pulpektomi sebagian (pulpotomi) dari gigi-gigi susu yang vitala. dengan kalsium hidroksidab. dengan fiksasi jaringan atau pasta mumifikasi3. Teknik non vita Faktor-faktor dalam pemilihan metode perawatan pulpa A. Pulpa vital 1. Pulp capping 2 - Tidak ada riwayat sakit spontan- Tidak ada tanda-tanda infeksi periradikuler baik klinis maupun radiologis- Pulpa pada bagian yang terbuka merah warnanya dan berdarah. Bagian yang terbuka tidak lebih besar dari diameter ujung jarum dengan dentin di sekitarnya bebas karies.- Perdarahan perlahan.2. Pulpotomi vital (formokresol) atau devitalisasi pulpotomi 2 - Tidak ada riwayat sakit spontan- Tidak ada tanda-tanda infeksi periradikuler baik klinis maupun radiologis- Pulpa pada bagian yang terbuka merah warnanya dan berdarah. Bagian yang terbuka lebihbesar dari diameter ujung jarum dengan dentin di sekitarnya karies.- Perdarahan B. Pulpa non vital Pulpotomi mortal 2 - Riwayat sakit spontan- Pembengkakan, kemerahan pada mukosa- Adanya sinus- Mobilitas gigi- Lunak pada perkusi- Secara radiografi terlihat resorpsi patologis atau destruksi tulang periradikuler- Pulpa pada tempat yang terbuka tidak berdarah

Pulpotomi mortal (pulpotomi non-vital) Pulpotomi merupakan prosedur di mana seluruh pulpa bagian mahkota dibuang dengantujuan menghilangkan semua jaringan pulpa yang terinfeksi,pulpa di bagian akar kemudiandirawat dengan caracara lain, menurut teknik yang dipakai. Pulpotomi dilakukan terutama pada 4 gigi-gigi vital dengan pulpa terbuka lebih besar dari yang diperbolehkan untuk pulp capping .Untuk pulpa-pulpa non vital, perawatan pulpektomi dan saluran akar merupakan perawatan yangideal, tetapi hal ini biasanya tidak praktis untuk gigi-gigi molar susu, dan oleh sebab itudianjurkan metode pulpotomi, dalam hal ini disebut mortal pulpotomi atau teknik pulpotomi duatahap. Pulpa bagian korona yang nekrotik, mula-mula dibuang dan pulpa bagian akar yang telahterinfeksi dirawat dengan larutan antiseptik yang kuat, yang diberikan pada kapas dan ditutuppada kamar pulpa selama 1-2 minggu. Beechwood creosote biasanya digunakan, tetapiformokresol atau camphorated monochlorophenol dapat pula digunakan. Beechwood creosote adalah campuran cresol, quaicol dan phenol lain yang kurang mengiritasi pada jaringandibandingkan dengan phenol sendiri. Pada kunjungan kedua, larutan antiseptik ditempatkan diatas sisa-sisa pulpa di bagian akar sebelum melakukan restorasi gigi. 2 Adanya fistula yang dihubungkan dengan abses kronik atau derajat mobilitas gigi,tidaklah perlu merupakan kontraindikasi metode ini, fistula diharapkan menghilang setelahinfeksi dikendalikan, dan gigi yang goyang menjadi kokoh sewaktu tulang periapikal terbentuk kembali. Sebuah gigi dengan abses akut dapat dirawat dengan metode ini, setelah drainase pusdan pengendalian infeksi. 2 Indikasi dan kontraindikasi pulpotomi dua kali kunjungan atau lebih(pulpotomi non vital/mortal) 4 Indikasi bagi pulpotomi dua kali kunjungan (atau lebih) adalah:1. Ketidaksanggupan menghentikan perdarahan yang terjadi pada sisa pulpa terpotong selamamelakukan pulpotomi formokresol sekali kunjungan.2. Terdapat pus pada daerah terbukanya pulpa atau pada kamar pulpa.3. Pulpa non-vital di mahkota dan atau di akar. 4 Berikut ini adalah keadaan sebelum perawatan dilakukan yang akan mengurangi kemungkinankeberhasilan perawatan:1. Resorpsi akar interna2. Resorpsi akar eksterna patologik 3. Kehilangan tulang pada apeks atau di daerah furkasi 5 4. Terdapat nanah di kamar pulpa5. Kegoyangan patologik 6. Selulitis Indikasi dan kontraindikasi pulpotomi A. Indikasi Umum 2

1. Pasien kooperatif 2. Pasien dengan kelainan perdarahan (misalnya hemofilia) di mana pencabutan akanmemerlukan pasien untuk tinggal di rumah sakit. Setiap perdarahan yang menyertaiperawatan pulpotomi dapat dikendalikan dengan mudah.3. Pasien dengan pengalaman jelek pada pencabutan sebelumnya, pulpotomi lebih disukaidari pada pencabutan untuk alasan-alasan psikologis, dan dapat dibenarkan bahkan jikatidak terdapat indikasi untuk melakukan konservasi gigi.Gigi 2 1. Gigi geligi susu di mana semua molar lengkap, atau di mana pengaruh pencabutan sebelumnya telah dikontrol baik oleh balancing extraction atau space maintainer . 2. Gigi geligi campuran di mana diketahui bahwa terdapat ruangan yang terbatas untuk erupsi gigi kaninus dan premolar tetap. Space maintainer sangat penting dalam kasus-kasus seperti ini, akan tetapi mempertahankan gigi susu lebih disukai dari padapemakaian space maintainer buatan.3. Gigi geligi campuran dimana diketahui terdapat kekurangan ruangan yang cukup banyak bagi erupsinya gigi kaninus dan premolar tetap. Sekali lagi, space maintainer sangatpenting pada kasus-kasus seperti ini. B. Kontraindikasi Umum 2 1. Pasien dari keluarga yang mempunyai sikap yang kurang memperhatikan atau kurangbaik terhadap kesehatan gigi dan konservasi gigi-gigi (kecuali sikap ini dapat diubah).2. Pasien dengan kerja sama yang kurang baik bagi perawatan pulpa (kecuali hal ini dapatdiperbaiki melalui penatalaksanaan tingkah laku)

Anda mungkin juga menyukai