Anda di halaman 1dari 21

Log Masuk Pengkajiana.

Anamnesa Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik difokuskan pada gejala sekarang dan gejala yang pernahdialami seperti keluhan mudah lelah, lemah, nyeri, kaku, demam/panas, anoreksia dan efek gejala tersebut terhadap gayahidup serta citra diri pasien .b. Kulit Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka atau leher .c. Kardiovaskuler Friction rub perikardium yang menyertai miokarditis dan efusi pleura. Lesi eritematous papuler dan purpura yang menjadinekrosis menunjukkan gangguan vaskuler terjadi di ujung jari tangan, siku, jari kaki dan permukaan ekstensor lenganbawah atau sisi lateral tanga. d. System musculoskeletal Pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari .e. System integumentLesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal hidung serta pipi. Ulkus oral dapatmengenai mukosa pipi atau palatum durum. f. System pernafasan Pleuritis atau efusi pleura. g. System vaskulerInflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler, eritematous dan purpura di ujung jari kaki, tangan, sikuserta permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis.h. System renalEdema dan hematuria .i. System saraf Sering terjadi depresi dan psikosis, juga serangan kejang-kejang, korea ataupun manifestasi SSP lainnya. 7. Diagnose keperawatan dan intervensi - Nyeri b.d inflamasi dan kerusakan jaringan.Tujuan : mengikutsertakan tindakan sebagai bagian dari aktivitas hidupsehari-hari yang diperlukan untuk mengubah. Intervensi : a. Laksanakan sejumlah tindakan yang memberikan kenyamanan (komprespanas /dingin; masase, perubahan posisi,istirahat; kasur busa, bantal penyangga, bidai; teknik relaksasi, aktivitas yang mengalihkan perhatian) b. Berikan preparat antiinflamasi, analgesik seperti yang dianjurkan.

c. Sesuaikan jadwal pengobatan untuk memenuhi kebutuhan pasien terhadap penatalaksanaan nyeri. d. Dorong pasien untuk mengutarakan perasaannya tentang rasa nyeri serta sifat kronik penyakitnya. e. Jelaskan patofisiologik nyeri dan membantu pasien untuk menyadari bahwa rasa nyeri sering membawanya kepadametode terapi yang belum terbukti manfaatnya. f. Bantu dalam mengenali nyeri kehidupan seseorang yang membawa pasien untuk memakai metode terapi yang belumterbukti manfaatnya. g. Lakukan penilaian terhadap perubahan subjektif pada rasa nyeri. - Keletihan b.d peningkatan aktivitas penyakit, rasa nyeri, depresi.Tujuan : perbaikan dalam tingkat kennyamanan Intervensi : a. Laksanakan sejumlah tindakan yang memberikan kenyamanan (kompres panas /dingin; masase, perubahan posisi,istirahat; kasur busa, bantal penyangga, bidai; teknik relaksasi, aktivitas yang mengalihkan perhatian) b. Berikan preparat antiinflamasi, analgesik seperti yang dianjurkan c. Sesuaikan jadwal pengobatan untuk memenuhi kebutuhan pasien terhadap penatalaksanaan nyeri. d. Dorong pasien untuk mengutarakan perasaannya tentang rasa nyeri serta sifat kronik penyakitnya. e. Jelaskan patofisiologik nyeri dan membantu pasien untuk menyadari bahwa rasa nyeri sering membawanya kepadametode terapi yang belum terbukti manfaatnya. f. Bantu dalam mengenali nyeri kehidupan seseorang yang membawa pasien untuk memakai metode terapi yang belumterbukti manfaatnya. g. Lakukan penilaian terhadap perubahan subjektif pada rasa nyeri. - Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kelemahan otot, rasa nyeri pada saat bergerak,keterbatasan daya tahan fisik. Tujuan : mendapatkan dan mempertahankan mobilitas fungsional yang optimal. Intervensi : a. Dorong verbalisasi yang berkenaan dengan keterbatasan dalam mobilitas. b. Kaji kebutuhan akan konsultasi terapi okupasi/fisioterapi 1) Menekankan kisaran gherak pada sendi yang sakit 2) Meningkatkan pemakaian alat bantu 3) Menjelaskan pemakaian alas kaki yang aman 4) Menggunakan postur/pengaturan posisi tubuh yang tepat

c. Bantu pasien mengenali rintangan dalam lingkungannya. d. Dorong kemandirian dalam mobilitas dan membantu jika diperlukan. 1) Memberikan waktu yang cukup untuk melakukan aktivitas 2) Memberikan kesempatan istirahat sesudah melakukan aktivitas. 3) Menguatkan kembali prinsip perlindungan send i- Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik serta psikologis yang diakibatkanpenyakit kronik. Tujuan : mencapai rekonsiliasi antara konsep diri dan erubahan fisik serta psikologik yang ditimbulkan penyakit. Intervensi : a. Bantu pasien untuk mengenali unsur-unsur pengendalian gejala penyakit dan penanganannya. b. Dorong verbalisasi perasaan, persepsi dan rasa takut 1) Membantu menilai situasi sekarang dan menganli masahnya. 2) Membantu menganli mekanisme koping pada masa lalu. 3) Membantu mengenali mekanisme koping yang efektif - Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit, penumpukan kompleks imun. Tujuan : pemeliharaan integritas kulit. Intervensi : a. Lindungi kulit yang sehat terhadap kemungkinan maserasi b. Hilangkan kelembaban dari kulit c. Jaga dengan cermat terhadap resiko terjadinya sedera termal akibatd. penggunaan kompres hangat yang terlalu panas. e. Nasehati pasien untuk menggunakan kosmetik dan preparat tabir surya.sama ngga ? Latar Belakang. Dermatomiositis telah dilaporkan dikaitkan dengan keganasan pada 15% -34% pasien di negara-negaraBarat, tetapi dalam sebanyak dua pertiga pasien di Singapura. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakahukuran diagnostik dapat membantu dalam diagnosis keganasan pada pasien dengan dermatomiositis.Metode. Ini merupakan studi retrospektif atas 38 pasien dewasa dengan dermatomiositis yang terlihat selama periode 6-tahun 1989-1994.Hasil. Semua pasien disajikan dengan fitur kulit yang menunjukkan diagnosis klinis dermatomiositis, namun tidak semuakasus menampilkan semua fitur kunci dari penyakit. Dari pasien yang diteliti, 86,8% yang tercatat memiliki fotosensitifitassebagai presentasi kulit kunci. Tiga puluh (78,9%) dari pasien kami berada di atas usia 40 tahun, dan 12 (31,6%) darimereka ditemukan memiliki keganasan yang terkait. Karsinoma nasofaring adalah kanker yang paling sering dikaitkan(38,4%) pada populasi penelitian kami.Kesimpulan. Dalam populasi penelitian kami, skrining otorhinolaryngologic adalah investigasi penting untuk evaluasidermatomiositis dalam hubungan dengan keganasan.

Materi Sgd Smt4 Kasus 1 (Dermatomiositis) Sistem Imun Dan Hematologi

Kelainan dan penyakit pada sistem kekebalan tubuh Kita pasti pernah merasakan gangguan atau kelainan pada tubuh yang di ikuti rasa sakit, seperti flu. Penyakit bisa timbul karena sistem kekebalan tubuh atau sitem imun manusia kurang bagus. Kelainan dan penyakit pada sistem kekebalan tubuh pada setiap manusia berbeda-beda. Contoh beberapa kelainan pada sistem kekebalan tubuh : Alergi : Alergi (hipersensitif) disebabkan oleh respons kebal terhadap beberapa antigen. Antigen-antigen yang dapat menimbulkan suatu tanggapan alergi dikenal sebagai allergen (penyebab alergi). penolakan transplantasi : System kekebalan mengenali dan menyerang apapun yang secara normal berbeda dari unsur yang ada di dalam tubuh seseorang, bahkan unsur yang hanya sedikit berbeda, seperti organ dan jaringan yang dicangkokkan. Penolakan transplantasi dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu penolakan hiperakut, akut, dan kronis. AIDS (Acquired Immunodeficiency syndrome) : Suatu penyebab infeksi yang menurunkan kekebalan secara fatal adalah HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus tersebut menyebabkan kasus AIDS dengan menginfeksi dan secara cepat menghancurkan sel-sel T penolong. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah suatu sindrom menurunnya system kekebalan tubuh. AIDS termasuk penyakit menular seksual (PMS).4. defisiensi imunDefisiensi system kekebalan (imun) dapat diperoleh dari keturunan. Defisiensi yang diwariskan tersebut umumnya mencerminkan kegagalan pewarisan suatu gen kepada generasi berikut sehingga dihasilkan makrofag yang tidak mampu mencerna dan menghancurkan organisme penyerbu, contohnya adalah severe combined immunodeficiency (SCID). Penderita SCID mengalami kekurangan limfosit B dan T, sehingga harus tinggal dilingkungan steril agar tidak terkena infeksi.5. penyakit autoimunKetika suatu penyakit autoimun menyerang, system kekebalan akan menyerang organ atau jaringannya sendiri seolah-olah mereka adalah unsur asing. Penyakit autoimun sering terjadi pada kasus kencing manis dan demam rematik. Artikel yang terkait dengan Kelainan dan penyakit pada sistem kekebalan tubuh : Makalah sistem kekebalan tubuh, sistem kekebalan tubuh manusia, fungsi sistem imun, sistem kekebalan tubuh ppt, sistem pertahanan tubuh manusia, penyakit sistem imun, sistem kekebalan tubuh non spesifik, sistem imun

Read more: http://cara-mengobati.com/kelainan-dan-penyakit-pada-sistem-kekebalantubuh#ixzz2CvZZtNhD

Apa itu Sistim Imun atau Sistim Kekebalan Tubuh

Didalam tubuh kita terdapat mekanisme perlindungan yang dinamakan sistem imun / sistem kekebalan tubuh. Ia dirancang untuk mempertahankan tubuh kita terhadap jutaan bakteri, mikroba, virus, racun, parasit, polutan dan sel kanker yang setiap saat menyerang tubuh kita. Sistem imun terdiri dari ratusan mekanisme dan proses yang berbeda yang semuanya siap bertindak begitu tubuh kita diserang oleh berbagai bibit penyakit tersebut. Sebagai contoh adalah cytokines yang mengarahkan sel-sel imun ke tempat infeksi, untuk melakukan proses penyembuhan.

Oleh karena di hari ini kita hidup di lingkungan yang selalu dikelilingi oleh berbagai ancaman bibit penyakit, maka memiliki dan memelihara Sistem imun yang sehat & optimal menjadi kebutuhan utama.

Fungsi Sistim Imun

Kesehatan kita dipengaruhi langsung oleh Sistem Imun / Sistem Kekebalan Tubuh. Sistem Imun adalah sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit. Sebuah sistem dalam

tubuh kita yang memiliki peran vital bagi kelangsungan hidup kita. Ada 3 (tiga) fungsi penting yang harus dimiliki sistem imun yang sehat Kemampuannya untuk mengenali benda-benda asing seperti bakteri, virus, parasit, jamur, sel kanker, dll. Fungsi ini sangat penting, karena harus bisa membedakan mana kawan ( bakteri yang menguntungkan dan sel tubuh yang baik ) mana lawan ( virus, bakteri jahat, jamur, parasit, radikal bebas dan selsel yang bermutasi yang bisa menjadi tumor/kanker ) dan mana yang orang biasa ( alergen, pemicu alergi ) yang harus dibiarkan lewat. 2. Bisa bertindak secara khusus untuk menghadapi serangan benda asing itu 3. Sistem Imun mengingat penyerang-penyerang asing itu ( rupa & rumus kimiawi antibodi yang digunakan untuk mengalahkan mereka yang disimpan didalam Transfer Factor tubuh ) sehingga bisa dengan cepat menolak serangan ulang di masa depan.
1.

Sistem imun yang sehat adalah sistem imun yang seimbang yang bisa meningkatkan kemampuan tubuh dalam melawan penyakit.

Mengapa Kita Bisa Jatuh Sakit

Si A sering sekali batuk, pilek & demam, sedangkan si B jarang sekali sakit, padahal mereka adalah satu keluarga hidup di lingkungan yang sama makan makanan yang sama dan melakukan kegiatan yang sama. Apakah anda tahu kenapa? Jawabannya karena sistem imun tubuh si A lemah. Siapapun akan jatuh sakit saat sistem imun mereka sedang lemah. Tapi anehnya saat ini sudah umum apabila seorang sakit kemudian diberi antibiotik.

Padahal akar masalahnya adalah imun tubuh si A yang lemah, dan perlu ditingkatkan. Bukannya sering-sering mengkonsumsi antibiotik.

Sistim Yang Memiliki Prioritas Pertama Dalam Tubuh

Sistem imun mempengaruhi tingkat energi kita. Sistem imun menduduki prioritas pertama didalam tubuh kita. Mengapa? Karena mereka setiap hari berjuang supaya

kita tetap hidup. Kuman pilek yang sederhana ( dengan kemampuannya menggandakan diri ) bisa membunuh kita jika sistem imun kita tidak mampu menghentikannya. Setiap hari kuman memasuki tubuh kita beberapa kali. MasingMasing dari mereka bisa membunuh kita. Tubuh kita secara terus menerus selalu mendapat serangan dari radikal bebas yang bisa mengakibatkan sel-sel mengalami mutasi. Macrophage mencari sel yang bermutasi ini kemudian membunuhnya. Ketika macrophage membunuh sel itu, ia segera mengeluarkan zat kimia yang menciptakan fibroblast, yang mana sangat penting untuk pembentukan sel baru. Karena sistem imun menduduki prioritas pertama dalam tubuh kita, ia ada diurutan teratas untuk mendapatkan sumber daya tubuh kita ketika kita sedang mendapat serangan. Coba pikirkan tentang bagaimana rasanya ketika kita sedang sakit. Kebanyakan yang kita rasakan bukan dari kuman yang ada didalam tubuh kita, tetapi itu adalah dari reaksi dari sistem imun kita. Sistem imun kita menggunakan vitamins, mineral, energi selular, oksigen, hormon, dan banyak dari sumber daya tubuh kita yang lain. Ketika tubuh kita sedang diserang, sistem imun akan mengalirkan semua sumber daya tubuh kita, sehingga menyebabkan kita merasa lelah dan lemah. Bahkan orang yang sehat memerlukan bantuan dari luar untuk membantu sistem imunnya, yang mana secara terus menerus bekerja keras agar kesehatan individu tersebut tetap terjaga. Pertimbangkan ini. Sistem imun harus berfungsi pada kisaran 60-70% dari kapasitasnya sedemikian sehingga ketika ada kuman yang memasuki tubuh atau ada sel yang bermutasi, mereka dapat meningkatkan aktivitasnya dengan cepat untuk mengalahkan ancaman tersebut. Ketika sistem imun bekerja pada kisaran 90100% dari kapasitasnya dikarenakan stress, polusi atau beberapa alasan lain, maka sistem yang lain dalam tubuh kita akan menderita atau mengalami penuaan dini. Transfer factor mempunyai peran yang sangat sentral terhadap semua aktivitas ini. Transfer factor bahkan dilibatkan dalam tingkatan antioxidants didalam tubuh kita dan didalam sel-sel kita seperti glutathione, catalase, dan asam ascorbic. Transfer factor alami tubuh kita hanya dilibatkan pada tingkatan glutathione-S-transferase, sebuah agen dasar detoxification didalam sel tubuh kita.

Kekuatan Sistim Imun

Untuk membayangkan kekuatan dari sistem imun tubuh manusia, kita bisa lihat apa yang terjadi apabila seseorang meninggal dunia. Pada waktu seseorang meninggal dunia, pada detik itu juga sistem imun tubuhnya stop bekerja dan pada saat itu juga pintu terbuka lebar bagi kuman-kuman untuk masuk. Oleh karena itu hanya dalam waktu yang sangat singkat, tubuh sudah diserang oleh segala macam organisme yang merusak tubuh. Itulah sebabnya mayat pembunuhan yang dibuang sembarangan akan dengan cepat diketahui karena bau busuk yang sangat menyengat. Hanya diperlukan beberapa minggu saja bagi organisme-organisme tadi membongkar tubuh mayat tsb sampai habis, sampai hanya tinggal tulang belulang. Tetapi apabila kita sehat, tidak satupun dari kuman-kuman yang disebutkan tadi berani masuk ke dalam tubuh kita (dengan catatan apabila sistem imun/pertahanan tubuh kita baik). Jadi sudah jelas bahwa sistem imun tubuh kita melakukan sesuatu yang sangat menakjubkan untuk menjaga kesehatan selama kita masih hidup. Tuhan yang mencipta kita sudah merancang tubuh kita sedemikian rupa, dengan mekanisme proteksi yang sangat menakjubkan yang melindungi kita dari penyakit.

Pentingnya Sistim Imun Yang Seimbang

Mutlak diperlukan sistem imun yang seimbang agar tubuh kita selalu sehat. Sebenarnya sebab timbulnya penyakit dibagi menjadi dua : - Penyakit akibat sistem imun lemah Jika sistem imun lemah, maka bibit penyakit leluasa memasuki tubuh. Akibatnya timbullah penyakit seperti : Hipertensi, Jantung, Ginjal, Stroke, Kanker, Diabetes, Flu Babi, Flu Burung, dll. - Penyakit akibat sistem imun bekerja terlalu aktif Jika sistem imun terlalu aktif maka yang terjadi adalah sistem imun yang menyerang agen yang bukan bibit penyakit, hingga timbullah penyakit seperti : Alergi, Asthma, Multiple Sclerosis, Psoriasis, Rematik, Asam Urat, Lupus, dll. Jadi sistim imun yang optimal adalah yang mengetahui kapan harus bekerja dan kapan harus beristirahat

Cara Sistim Imun Bekerja Untuk Diri Kita

Tahukah anda bagaimana kerja sistim imun dalam menjaga kita tetap sehat ? Ketika bakteri, virus atau jamur memasuki tubuh kita, lusinan sel imun, molekul dan zat kimia tubuh segera beraksi dan saling bekerja sama untuk menghancurkan para penyerbu tersebut berikut sel-sel yang telah terinfeksi yang bisa menjadi kanker. Saat para penyerbu telah dihancurkan, para prajurit sistem imun akan menurunkan aktifitasnya dan kemudian tenang kembali. Jika tidak demikian, maka yang terjadi adalah penyakit autoimun seperti Lupus, MS, Diabetes tipe 1, Crohn, rheumatoid arthritis, dan lebih dari 100 penyakit autoimun lainnya. Contoh kasus bagaimana sistem imun tubuh bekerja bagi kita

Misalnya pada waktu tangan kita tersayat pisau, segala macam bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang terbuka tsb. sistem imun tubuh kita langsung meresponnya dan menghalau penyerang itu sambil kulit berusaha untuk menyembuhkan dirinya dan menutup lukanya. Kadang-kadang kuman yang harus dihadapi lebih banyak dan sistem imun kita dalam kondisi tidak optimal sehingga ada kuman bisa juga lolos. Maka jadilah luka yang infeksi, bernanah dan bengkak. Nanah dan bengkak itu juga menandakan bahwa sistem imun tubuh kita sedang terus bekerja. Setiap hari kita menghirup ribuan kuman-kuman (bisa bakteri dan virus) yang ada di udara. Sistem imun tubuh kita bisa menanganinya tanpa masalah. Contoh pilek/batuk, ini menandakan dengan jelas dan nyata bahwa sistem imun tubuh kita gagal menghalangi/menghalau penyerang masuk ke dalam tubuh. Setiap hari kita memakan ratusan kuman melalui makanan yang kita makan, dan kebanyakan dari kuman itu mati di air liur atau di keasaman lambung. Tetapi kadang-kadang, ada juga kuman yang lolos, sehingga kita menjadi diare atau muntah-muntah.

Ada juga penyakit yang disebabkan oleh karena sistem imun yang bekerja tidak sesuai harapan atau dengan cara yang salah sehingga menimbulkan masalah, misalnya alergi. Allergi hanyalah sebuah reaksi terhadap rangsangan tertentu di mana bagi orang lain tidak mempunyai reaksi sama sekali. Ada lagi penyakit autoimmun ( sistem imun yang menyerang tubuh yang seharusnya dia lindungi ), disebabkan karena adanya kesalahan sistem imun.

Mengapa Anda Harus Peduli Terhadap Sistim Imun ? Apakah anda mengetahui apa yang akan terjadi pada tubuh anda ketika sistem imun anda tidak lagi melindungi tubuh anda dari para penyerang (bibit penyakit). Kebanyakan bibit penyakit yang mengancam tubuh tidak terlihat, tetapi pengaruh yang ditimbulkan lebih dari apa yang kita bayangkan.

Apakah anda mengetahui apa yang akan terjadi pada tubuh anda ketika sistem imun anda tidak lagi melindungi tubuh anda dari para penyerang (bibit penyakit). Kebanyakan bibit penyakit yang mengancam tubuh tidak terlihat, tetapi pengaruh yang ditimbulkan lebih dari apa yang kita bayangkan.
Sel-sel imun menyebar diseluruh tubuh kita, termasuk kulit, node limpa dan darah. Dari masalah sepele, seperti luka kecil pada kulit kita sampai skala besar seperti melawan efek

dari radikal bebas, ketepatan & keefektifan komunikasi serta koordinasi antar sel menjadi kunci sistem imun yang sehat.

Walaupun beberapa produk di pasaran menyediakan nutrisi untuk sel-sel imun, namun apa yang sebenarnya sistem imun butuhkan adalah mendidik dan mengarahkan sistem imun agar bekerja optimal dalam menjaga tubuh kita.

Ketika sistem imun anda dalam kondisi prima, efeknya andapun dalam kondisi prima. Anda mampu untuk melakukan apapun yang anda inginkan. Tetapi ketika fungsi sistem imun melemah karena kurang tidur, lingkungan yang tidak ramah, diet yang buruk atau tingkat stress yang tinggi maka sistem imun tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Dan ketika sistem imun tidak dapat melaksanakan tugasnya, maka saat itu anda langsung merasakan akibatnya, yaitu anda jatuh sakit. Anda seharusnya peduli terhadap sistem imun anda, karena sistem imun anda begitu peduli terhadap anda, dia selalu setia menjaga tubuh anda tanpa berhenti sedikitpun.

Obat Peningkat Sistem Imun


Diposting oleh karpetitem on Apr 6, 2009

BERTAHUN-tahun diketahui manfaat sayuran bagi kesehatan tubuh. Namun para ahli kimia pangan tetap dibuat penasaran mengenai misteri di balik manfaat sayuran untuk pencegahan penyakit. Pengungkapan misteri di balik sayur-mayur beberapa tahun akhir ini memang banyak menjadi perhatian para peneliti dalammencegah penyakit. Fenomena-fenomena unik yang berkembang saat ini, misalnya berkait dengan cara penyembuhan penyakit kesehatan yang diistilahkan dengan herbal healing.

Gerakan kembali ke alam menjadi alah satu faktor pendorong konsumsi tumbuh-tumbuhan dan sayuran sebagai sarana menuju hidup sehat dari penyakit tubuhdan berumur panjang dalam merawat kesehatan tubuh. Kondisi ini secara tidak langsung menumbuhkan masyarakat baru yaitu pengkonsumsi tumbuhan dan sayuran untuk mencegah penyakit.

Agar dapat memanfaatkan berbagai jenis sayuran secara optimal dibutuhkan penelitian dalam waktu panjang. Para peneliti di Jepang tampaknya sudah menangkap prospek bisnis dari manfaat sayuran dalam usaha untuk pencegahan penyakit. Sehingga banyak para peneliti di bidang kimia alam menaruh perhatian pada berbagai jenis sayuran serta bahan bumbu yang terdapat dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat dikawasan Asia, karena di samping keragamannya tinggi, sayuran Kekebalan Asia mempunyai sifat spesifik mengatasi penyakit untuk daerah tropis. Tubuh

Penelitian yang dilakukan tim peneliti Jepang di bawah pimpinan Masatoshi Yamazaki menemukan fenomena baru dari observasi terhadap 14 jenis sayuran untuk mengobati penyakit kesehatan. Empat belas sayuran yang diteliti adalah jenis sayuran yang dikonsumsi oleh masyarakat umum sehari-hari untukmengatasi penyakit. Penelitian mengindikasikan adanya semacam senyawa yang mempunyai sifat menstimulasi tubuh memproduksi senyawa, yang diistilahkan dengan TNF (Tumor Necrosis Factor). TNF adalah senyawa aktif dalam tubuh yang dapat berfungsi untuk meluruhkan sel-sel tumor dan penyakit tubuh. Nilai lebih dari senyawa yang terkandung di dalam sayuran itu di samping mempunyai sifat seperti TNF, mempunyai kemampuan pula menstimulasi daya tahan tubuh atau kekebalan tubuh yang diistilahkan dengan immunopotentiator. Dari 14 jenis sayuran ini, empat jenis di antaranya yaitu seperti kol, wortel, bayam, dan buncis ternyata mempunyai potensi tinggi untuk menginduksi tumbuhnya faktor kekebalan di dalam tubuh. Hasil uji yang dilakukan terhadap sifat immunopotentiator ini, sayuran seperti wortel, kubis, dan

bayam mempunyai aktivitas stimulan yang kuat sepadan dengan interferon dan OK-432 serum. Kedua senyawa ini, interferon dan OK-432 serum, adalah senyawa yang secara luas sudah digunakan di rumah-rumah sakit untuk menstimulasi sistem kekebalan tubuh pada pasien yang umumnya terjangkit kanker.

Percobaan yang dilakukan pada hewan percobaan yang mendapat suntikan ekstrak sayuran menunjukkan TNF yang dihasilkan mencapai 1000 U/ml, dua kali lipat dari yang dihasilkan dengan perlakuan interferon atau OK-432 yang hanya mencapai 500 U/ml. Namun demikian tidak berarti bahwa semakin banyak makan ekstrak sayuran maka TNF yang diproduksi didalam tubuh akan bertambah tinggi.

Ternyata ada ambang batas maksimal untuk tiap jenis sayuran yang memiliki pengaruh terhadap produksi TNF di dalam tubuh, walaupun dosis ekstrak sayuran yang dikonsumsi sama. Misalnya, ekstrak bayam dan kol yang disuntikkan ke dalam tubuh tikus percobaan sampai di atas dosis 13ul/hewan, justru produksi TNF menjadi turun. Berbeda dengan wortel atau buncis yang di atas dosis tersebut masih menunjukkan kenaikan dari produksi TNF. Dengan demikian, kalau kita akan memanfaatkan khasiat sayuran, tentunya juga harus cukup selektif. Artinya selektif dalam memilih sayuran yang mempunyai pengaruh stimulator pembentukan TNF tinggi, tapi cukup aman bagi yang mengonsumsi. Kadang kala ada orang yang tidak dapat makan sayuran berserat tinggi, atau mengandung kadar kristal oxalat tinggi, seperti bayam atau kangkung.

Penulis adalah staf peneliti bioteknologi/mikrobiologi di Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

www.sinarharapan.co.id/

PENDAHULUAN Sistem imun yang mempertahankan keutuhan tubuh terdiri atas sistim imun nonspesifik (natural/innate) dan spesifik (adap-tive/acquired) (Gambar 1). Sistem imun nonspesifik sudah ada dan berfungsi sejak lahir, sedang yang spesifik baru berkembang sesudah itu. Sel sistem imun non spesifik bereaksi tanpa memandang apakah agen pencetus pernah atau belum pernah dijumpai. Reaksinya pun tidak perlu diaktivasi terlebih dahulu seperti pada sistem imun spesifik. Lebih jauh lagi respon imun non spesifik merupakan lini pertama pertahanan terhadap berbagai faktor yang mengancam. Sel-sel yang berperan dalam sistem imun nonspesifik adalah sel fagosit, sel nol, dan sel mediator. Sel yang berfungsi menelan dan mencerna partikel atau substansi cairan disebut sel fagositik. Fagosit (phagocyte) adalah penggolongan dari sel darah putih yang berperan dalam sistem kekebalan dengan cara fagositosis/menelan patogen. Fagosit berarti sel yang dapat memakan atau menelan material padat. Untuk menelan partikel atau patogen, fagosit memperluas bagian membran plasma kemudian membungkus membran di sekeliling partikel hingga terbungkus. Sekali berada di dalam sel, patogen yang menginvasi disimpan di dalam endosom yang lalu bersatu dengan lisosom. Lisosom mengandung enzim dan asam yang membunuh dan mencerna partikel atau organisme. Fagosit umumnya berkeliling dalam tubuh untuk mencari patogen, namun mereka juga bereaksi terhadap sinyal molekular terspesialisasi yang diproduksi oleh sel lain, disebut sitokina. Fagosit pertama kali ditemukan pada tahun 1882 oleh Ilya Ilyich Mechnikov ketika ia mempelajari larva bintang laut. Ia memperoleh penghargaan Nobel di bidang Fisiologi dan Medis pada tahun 1908 oleh karena temuannya. Peran fagosit sangat vital untuk melawan infeksi, partikel asing yang mungkin masuk ke dalam tubuh, bakteri dan sel yang mati atau apoptosis. Ketika sel dari organisme tersebut mati, melalui proses apoptosis ataupun oleh kerusakan akibat infeksi virus atau bakteri, sel fagosit berperan dengan memindahkan mereka dari lokasi kejadian. Dengan membantu memindahkan sel mati dan mendorong terbentuknya sel baru yang sehat, fagositosis adalah bagian penting dari proses penyembuhan jaringan yang terluka. Fagositosis sel dari organisme inang umumnya merupakan bagian dari pembentukan dan perawatan jaringan biasa. Sel fagosit yang terdiri alas sel mononuklear (monosit dan makrofag) dan sel polimorfonuklear (granulosit yang terdiri atas neutrofil, eosinofil dan basofil) dibentuk dalam sumsum tulang.

B. SEL POLIMORFONUKLEAR (PMN) Sel-sel polimorfonuklear ( PMN ) berasal dari sel induk mieloid, dan merupakan 60%-70% dari jumlah leukosit dalam sirkulasi darah, walaupun sel-sel itu dapat juga dijumpai ekstravaskuler. Sel PMN mempunyai inti yang terbagi atas beberapa lobul, dan dalam sitoplasma terdapat 3 macam granula yaitu granula primer, sekunder, dan tertier. Granula primer merupakan granula azurofilik yang mengandung

mieloperoksidase, lisozim dan sejumlah protein bermuatan positif ( kationic ). Granula sekunder mengandung laktoferin, lisozim dan protein pengikay B-12, sedangkan granula tersier mengandung lisozom dan hidrolase asam. Granula ini penting sekali dalam proses pembunuhan bakteri dan reaksi imunologik yang lain. Bersama-sama dengan makrofag, PMN merupakan garis pertahanan terdepan dan melindungi tubuh dengan menyingkirkan mikroorganisme yang masuk. Sel sel ini sering disebut sel-sel inflamasi karena ia berperan penting pada proses inflamasi. Sel PMN dapat melekat dan menembus sel endotel yang melapisi pembuluh darah. Termasuk dalam golongan PMN adalah neutrofil,eosinofil dan basofil.

1. Neutrofil Hampir 90% dari granulosit dalam sirkulasi terdiri atas neutrofil. Masa hidupnya dalam aliran darah adalah sekitar 4-8 jam .tetapi dalam jaringan sel itu dapat hidup lebih lama. Neutrofil bereaksi cepat terhadap rangsangan, dapat bergerak menuju daerah inflamasi karena dirangsang oleh faktor kemotaktikyang antara lain di lepaskan oleh komplemen atau limfosit teraktivasi. Seperti halnya makrofag, fungsi neutrofil yang utama adalah memberikan respons imun nonspesifik dengan melakukan fagositosis serta membunuh atau menyingkirkan mikroorganisme yang masuk. Fungsi ini didukung dan ditingkatkan oleh komplemen atau antibodi, dan intuk mengikat komplemen dan antibodi neutrofil mempunyai reseptor untuk Fc-IgG maupun reseptor untuk C3b dan C3d. Neutrofil mempunyai granula yang berisi enzim-enzim perusak dan berbagai protein yang selain dapat merusak mikroorganisme juga dapat menyulut reaksi inflamasi bila dilepaskan.

2. Eosinofil Dalam darah perifer orang normal terdapat eosinofil dala jumlah 2-5% dari jumlah leukosit. Sel ini dapat dibedakan dari s.el lain karena mempunyai granula berwarna .merah jingga yang berisi protein basa dan enzim perusak. Eosonofil terutama efektif dalam menyingkirkan antigen yang merangsang pembentukan IgE. Sel ini mempunyai reseptor untuk IgE dan dapat melekat erat pada partikel yang dilapisi IgE. Eosinofil juga terdapat jumlah banyak pada tempat-tempat reaksi alergik, dalam konteks ini eosinofil turut betranggung jawab atas kerusakan jaringan inflamasi. Pertumbuhan dan diferensiasi eosinofil dirangsang oleh sitokin yang diproduksi oleh sel T, yaitu IL-5, dan aktivasi sel T menyebabkan akumulasi eosinifil di tempat-tempat infestasi parasit dan reaksi alergi. Eosinofil bergerak ke arah sel sasaran karena rangsangan mediator yang diproduksi oleh Sel T, mastosit dan basofil yang disebuteosinophil chemotactic factor of anaphylaxis (ECF-A). Sebagian eosinofil mempunyai reseptor untuk Fc dan C3b yang memungkinkan sel tersebut melekat pada sel sasaran, misalnya parasit atau cacing, yang dilapisi antibodi atau komplemen. Aktivasi eosinofil melalui reseptor-resptor ini menghasilkan respiratory burst dan penglepasan major basic protein (MBP) serta protein bermuatan positif yang dapat merusak membran sel sasaran berukuran besar yang tidak dapat dihancurkan dengan cara fagositosis. Di lain pihak, kalu mendapa rangsangan yang sessuai eousinofil menjadi aktif melepaskan berbagai enzim yang dapat mengancurkan berbagai mediator yang dilepaskan oleh basofil dam mastosit, antara lain histaminnase yang dapat merusak histamin, dan aryl sulphatase yang dapat menghancurkan leukotrien LTC 4, LTD 4, serta LTE 4 ( Leukotrien dahulu dikenal dengan

nama slow reacting substance of anaphylaxis = SRS-A). Karena itu eousinofil, selain merusak sel sasaran, juga diduga berfungsi mengendalikan atau mengurangi reaksi hipersensitivitas.

3. Basofi dan mastosit Jumlah basofil dalam sirkulasi hanya sedikit, yaitu 0.2% dari jumlah leukosit. Sel ini di tandai dengan inti dengan 2 lobus dan mempunyai granula intrasitoplasmik berwarna ungu yang berisi heparin, SRS-A dan ECF-A. Dibandingkan dengan basofil, mastosit yang umumnya terdapat dalam jaringan dan epitel mukosa, mempunyai inti berlobus tunggal dan granula basifil yang berjumlha lebih banyak dan berukurab lebih kecil. Kedua jenis sel mempunyai fungsi yang sama walaupun diduga berasal dari cikal bakal yang berbeda. Kedua jenis sel ini meiliki reseptor untuk fragmen Fc IgG IgE, tetapi disamping itu mastosit juga mempunyai reseptor untuk C3b. Atas rangsangan alergen yang bereaksi dengan IgE yang melekat pada sel melalui reseptor untuk Fc, sel-sel itu dapat melepaskan berbagai mediator dan mengakibatkan reaksi anafilaktik.

C. INTERAKSI ANTI MIKROBA DAN FAGOSIT Antimikroba memiliki sifat imunomodulator terutama terhadap neutrofil dan monosit/makrofag. Sifat imunomodulator tersebut kadang-kadang lebih dominan dari efek bakteriostatik dan bakterisidal dari antimikroba tersebut. Fungsi dari sistem fagosit yang dapat dipengaruhi adalah chemotaxis, dan kemampuan untuk membunuh kuman melalui pembentukan superoksida. Antimikroba tertentu dapat meningkatkan kemampuan fagosit baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Keefektifan suatu antimikroba dalam pengobatan penyakit infeksi tergantung dari interaksi antara bakteri, obat antimikroba dan sistem fagosit dalam tubuh. Beberapa antimikroba dilaporkan dapat menimbulkan modifikasi terhadap sistem imunitas tubuh baik secara in vitro maupun secara in vivo. Obat antimikroba akan mempengaruhi interaksi antara neutrofil dengan mikroba melalui berbagai cara, dan begitu juga sebaliknya neutrofil dapat mengganggu aktivitas antimikroba dalam tubuh. Kebanyakan antimikroba golongan -laktam dan quinolone memiliki efek sinergis dengan sistem fagosit dalam menghancurkan kuman di dalam sel neutrofil, oleh karenanya obat tersebut disebut obat yang bersifat imunostimulator. Sebaliknya beberapa antimikroba seperti cyclins, chloramphenicol, sulfonamid dan trimethoprim dapat menekan fungsi imunitas tubuh. Beberapa antimikroba memiliki efek yang meragukan terhadap sistem imunitas meningkatkan kemampuan fagosit dari neutrofil. Antimikroba akan berpengaruh terhadap interaksi antara neutrofil dan monosit/makrofag dengan mikroba/kuman. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, nampaknya sebelum memutuskan untuk memberikan antimikroba untuk menangani penyakit infeksi terutama pada pasien yang sudah mengalami gangguan pada sistem imun, perlu diketahui golongan antimikroba mana yang dapat meningkatkan dan yang dapat menurunkan kemampuan fagosit dari neutrofil, sehingga efek terapi yang diharapkan menjadi lebih baik.Dalam tulisan berikut akan diuraikan berbagai aspek dari interaksi antara

antimikroba dengan netrofil dan monosit/makrofag.Mekanisme dari Neutrofil dan Monosit/Makrofag Memfagosit serta Menghancurkan Kuman-Kuman/Benda Asing Neutrofil disebut juga leukositPolymorphonuclear (PMN) merupakan 50-60% dari komponen leukosit yang berada dalam darah tepi. Neutrofil merupakan salah satu komponen dari sistem imun tubuh non spesifik yang terdepan dalam mencegah infeksi oleh berbagai mikroba seperti: bakteri, jamur, protozoa, virus dan selsel yang terinfeksi oleh virus. Sedangkan monosit/makrofag merupakan sistem fagosit yang lain dalam tubuh. Monosit merupakan bentuk permulaan dari makrofag yang beredar dalam sirkulasi yang jumlahnya kira-kira 10% dari seluruh leukosit. Setelah sampai pada jaringan, monosit akan berdiferensiasi menjadi makrofag yang dapat dibagi menjadi dua yaitu makrofag dan inflammatory macrophage. Makrofag berada dalam berbagai jaringan tubuh dengan nama yang berbeda-beda yaitu: histiocyte (pada jaringan), Kupffers cell (pada hati), Alveolar macrophage (pada paru),Langerhans cell (pada kulit) dan makrofag bebas pada limpa, peritoneum, pleura dan kelenjar limfe. Meskipun antimikroba dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri dalam tubuh, namun antimikroba juga berpengaruh terhadap sistem fagosit baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pengaruh tersebut ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan terutama untuk penderita yang telah mengalami gangguan fungsi imunitas. Kebanyakan antimikroba golongan quinolone dan b-laktam ternyata dapat meningkatkan fungsi fagosit. Antimikroba golongan cyclins, chloramphenicol,trimethoprim, sulfamethoxazole, gyrase inhibitor dan rifampicin dapat menurunkan fungsi fagosit. Antimikroba aminoglycoside, fusidic acid dan lincosamide efeknya terhadap sistem fagosit masih meragukan atau kontroversial. Sedangkan macrolide efeknya berbeda-beda tergantung jenis macrolide.

DAFTAR PUSTAKA http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05PengertianImunokompromais083.pdf/05PengertianImunokom promais083.html http://filzahazny.wordpress.com/2008/10/31/sistem-imun/ http://childrenallergyclinic.wordpress.com/2009/04/24/sistem-fagosit/

Anda mungkin juga menyukai