Disusun Oleh :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Lintang Sekar Langit Imani Lia P. Nurulia Unggul P. R. Ervina Fidia D. Risnawati Valentina Fadila Purna Dewi Rani Widya P. Rify Rosmahelfi Arlisa Bayu Pratamaningtyas Nurul Aini Debby Sukma W. NIM. 25010111140310 NIM. 25010111140312 NIM. 25010111140313 NIM. 25010111140314 NIM. 25010111140315 NIM. 25010111140335 NIM. 25010111140337 NIM. 25010111140339 NIM. 25010111140340 NIM. 25010111140342 NIM. 25010111140348
SEMARANG 2012
TUGAS 1
1. Bagaimana cara mengendalikan kebisingan ? Pengendalian Kebisingan dapat dilakukan terhadap : a. Sumbernya, dengan cara desain akustik, dengan mengurangi vibrasi,
mengubah struktur dan yang lainnya, substitusi alat, mengubah proses kerja perjalanannya dengan cara : Jarak diperjauh, Akustik ruangan, dan Enclosure. b. kerja. c. d. e. Pemilihan equipment / proses yang lebih sedikit menimbulkan bising. Dengan melakukan perawatan (Maintenance). Mengisolasi dengan melakukan peredaman (material akustik) Penerimanya, dengan cara alat pelindung telinga, Enclosure (misal dalam control room), Administrasi dengan rotasi dan mengubah schedule
Pengendalian secara administrative (Administrative control) dengan cara: a. b. c. Melakukan shift kerja. Mengurangi waktu kerja. Melakukan tranning.
Langkah terakhir dalam pengendalian kebisingan adalah dengan menggunakan alat pelindung pendengaran (earplug, earmuff dan helmet) dengan tegas. Pengendalian kebisingan dapat dilakukan juga dengan pengendalian secara medis yaitu dengan cara pemeriksaan kesehatan secara teratur. Sedangkan, menurut SK Dirjen P2M dan Penyelenggaraan Lingkungan
Pelaksanaan Pengawasan Kebisingan yang Berhubungan dengan Kesehatan Tahun 1992), tingkat kebisingan diuraikan sebagai berikut: a. Tingkat kebisingan sinambung setara (Equivalent Continuous Noise Level = Leq) adalah tingkat kebisingan terus menerus (steady noise) dalam ukuran dBA, berisi energi yang sama dengan energi kebisingan terputus-putus dalam satu periode atau interval waktu pengukuran. b. Tingkat kebisingan yang dianjurkan dan maksimum yang diperbolehkan adalah rata-rata nilai modus dari tingkat kebisingan pada siang, petang dan malam hari. c. Tingkat ambien kebisingan (Background noise level) atau tingkat latar belakang kebisingan adalah rata-rata tingkat suara minimum dalam keadaan tanpa gangguan kebisingan pada tempat dan saat pengukuran dilakukan, jika diambil nilainya dari distribusi statistik adalah 95% atau L-95.
2. Jelaskan tentang baku mutu tingkat kebisingan! Kep. Men LH no. 48 tahun 1996 Pasal 1: 1. Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan; 2. Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam satuan Desibel disingkat dB; 3. Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yana diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Pasal 6 Setiap penanggung jawab usaha atau kegiatan wajib: 1. Mentaati baku tingkat kebisingan yang telah dipersyaratkan; 2. Memasang alat pencegahan terjadinya kebisingan;
3. Menyampaikan laporan hasil pemantauan tingkat kebisingan sekurangkurangnya 3 (tiga) bulan sekali kepada Gubernur, Menteri, Instansi yang bertanggung jawab di bidang pengendalian dampak lingkungan dan Instansi Teknis yang membidangi kegiatan yang bersangkutan serta Instansi lain yang dipandang perlu; 4. Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dicantumkan dalam izin yang relevan untuk mengendalikan tingkat kebisingan dari setiap usaha atau kegiatan yang bersangkutan.
3. Apa yang dimaksud dengan nilai ambang batas ? Nilai ambang batas dalah angka dB yang dianggap aman untuk sebagian besar tenaga kerja bila bekerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu. Surat edaran menteri tenaga kerja Transmigrasi dan Koperasi No. SE-01/ MEN/ 1978, Nilai Ambang Batas untuk kebisingan di tempat kerja adalah intensitas tertinggi dan merupakan nilai rata-
rata yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggunya. Waktu maksimum bekerja adalah sebagai berikut : a. 82 dB b. 85 dB c. 88 dB d. 91 dB e. 97 dB f. 100 dB : 16 jam per hari : 8 jam per hari : 4 jam per hari : 2 jam per hari : 1 jam per hari : jam per hari
Manfaatnya bagi perusahaan : - Sesuai dengan perundangan yang berlaku (taat hukum) - Meningkatkan kinerja (produktivitas) dan efisiensi - Meningkatkan moral dan kepuasan pekerja sehingga terbina hunungan baik - Mengurangi angka kecelakaan, kesakitan, hilangnya hari kerja, menurunkan turn over rate serta absenteeism (loss time) - Menekan biaya kesehatan akibat preventable diseases serta klaim kompensasi - Menghindari terjadinya kehilangan tenaga kerja yang terampil dan skilled Manfaat Bagi Karyawan : - Mencegah terjadinya ketulian akibat bising yang bersifat menetap dan irreversible - Bisa mengurangi stress Manfaat bagi Bersama : Membangun komitmen untuk selalu bersama-sama memperhatikan
keselamatan dan kesehatan kerja Meningkatkan Safety Awarness dikalangan karyawan Perubahan perilaku yang tumbuh nantinya akan menjadi gaya hidup positif yang tidak hanya mendukung program konservasi pendengaran saja, namun
juga akan membawa perubahan perilaku yang positif dalam permasalahan kesehatan lainnya.
TUGAS 2
1. Apa yang dimaksud dengan radiasi ? Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven), komputer, dan lain-lain. Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau disebut juga dengan foton adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai massa dan muatan listrik. Misalnya adalah gamma dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi tampak seperti sinar lampu, sinar matahari, gelombang microwave, radar dan handphone (BATAN, 2008).
2. Bagaimana radiasi bisa timbul ? Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang. Jika suatu inti tidak stabil, maka inti mempunyai kelebihan energi. Inti itu tidak dapat bertahan, suatu saat inti akan melepaskan kelebihan energi tersebut dan mungkin melepaskan satu atau dua atau lebih partikel atau gelombang sekaligus. Setiap inti yang tidak stabil akan mengeluarkan energi atau partikel radiasi yang berbeda. Pada sebagian besar kasus, inti melepaskan energi elektromagnetik yang disebut radiasi gamma, yang dalam banyak hal mirip dengan sinar-X. Radiasi gamma bergerak lurus dan mampu menembus sebagian besar bahan yang dilaluinya. Dalam banyak kasus, inti juga melepaskan radiasi beta. Radiasi beta lebih mudah untuk dihentikan. Seng atap atau kaca jendela dapat menghentikan radiasi beta. Bahkan pakaian yang kita pakai dapat melindungi dari radiasi beta. Unsurunsur tertentu, terutama yang berat seperti uranium, radium dan plutonium,
melepaskan radiasi alfa. Radiasi alfa dapat dihalangi seluruhnya dengan selembar kertas. Radiasi alfa tidak dapat menembus kulit kita. Radiasi alfa sangat berbahaya hanya jika bahan-bahan yang melepaskan radiasi alfa masuk kedalam tubuh kita. Sinar-X merupakan jenis radiasi yang paling banyak ditemukan dalam kegiatan sehari-hari. Semua sinar-X di bumi ini dibuat oleh manusia dengan menggunakan peralatan listrik tegangan tinggi. Alat pembangkit sinar-X dapat dinyalakan dan dimatikan. Jika tegangan tinggi dimatikan, maka tidak akan ada lagi radiasi. Sinar-X dapat menembus bahan, misalnya jaringan tubuh, air, kayu atau besi, karena sinar-X mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek. Sinar-X hanya dapat ditahan secara efektif oleh bahan yang mempunyai kerapatan tinggi, misalnya timah hitam (Pb) atau beton tebal. Radiasi gamma mempunyai sifat yang serupa dengan sinar-X, namun radiasi gamma berasal dari inti atom. Karena berasal dari inti atom, radiasi gamma akan memancar secara terus-menerus, dan tidak dapat dinyalakan atau dimatikan seperti halnya sinar-X. Radiasi gamma yang terdapat di alam terutama berasal dari bahanbahan radioaktif alamiah, seperti radium atau kalium radioaktif. Beberapa inti atom yang dapat memancarkan radiasi gamma juga dapat dibuat oleh manusia. Beberapa unsur, misalnya besi atau oksigen, dapat memiliki beberapa inti atom yang hampir sama, disebut isotop. Jika suatu isotop dapat memancarkan radiasi, maka disebut radioisotop. Radioisotop seringkali disebut juga sebagai radionuklida. Perbedaan antara isotop yang satu dengan isotop lainnya biasanya dinyatakan dengan angka. Sebagai contoh, kalium-39 dan kalium-40 merupakan isotop-isotop dari unsur kalium. Pemancaran radiasi dari suatu bahan radioaktif tidak dapat dimatikan atau dimusnahkan. Pemancaran radiasi hanya akan berkurang secara alamiah. Akibat memancarkan radiasi, suatu bahan radioaktif akan melemah aktivitasnya (kekuatannya), disebut peluruhan. Selain itu, jika suatu bahan radioaktif memancarkan radiasi, bahan radioaktif tersebut dapat berubah menjadi bahan lain. Bahan lain ini dapat bersifat tidak stabil (masih dapat memancarkan radiasi lagi), dan dapat pula bersifat stabil (tidak memancarkan radiasi lagi).
Setiap radioisotop akan berkurang atau melemah separo dari aktivitas awalnya dalam jangka waktu tertentu, yang bervariasi dari beberapa detik hingga milyaran tahun, bergantung pada jenis radioisotopnya. Jangka waktu tertentu tersebut disebut umur-paro. Sebagai contoh, umur-paro radium adalah 1.622 tahun; artinya, aktivitas radium akan berkurang setengahnya dalam 1.622 tahun, setengah aktivitas sisanya akan berkurang lagi dalam waktu 1.622 tahun berikutnya, dan seterusnya.
3. Bagaimana radiasi dapat mempengaruhi lingkungan kerja? Paparan radiasi eksterna merupakan paparan yang terjadi bila ada jarak antara sumber radiasi dengan individu terpapar. Sedangkan paparan radiasi interna bila tidak ada jarak antara sumber radiasi dengan individu terpajan, sehingga sering diistilahkan sebagai kontaminasi. Perbedaan karakteristik dari kedua jenis paparan harus dipertimbangan ketika memperkirakan kemungkinan terjadinya efek pada tubuh dari pola irradiasi yang berbeda. Dengan terdepositnya sebuah radionuklida dalam tubuh, dosis radiasi yang mengenai berbagai organ dan jaringan tubuh terus terakumulasi sampai radionuklida tersebut dieliminasi dengan proses fisik atau biologi. Paparan radiasi pada organ tubuh secara bertahap akan mengalami perubahan laju dosis dengan bertambahnya waktu. Selain itu irradiasi dari radionuklida ini umumnya terjadi secara tidak merata pada organ dan jaringan target dan sekitarnya. Tingkat kerusakan yang ditimbulkan pada tubuh sangat bergantung antara lain pada jenis atau kualitas radiasi karena mempunyai daya tembus dan tingkat ionisasi yang berbeda pada materi biologi. Partikel alfa, karena massa yang besar dan bermuatan positif, tidak dapat menembus lapisan sel basal kulit sehat. Kisaran lintasan partikel alfa (4-7 MeV) di udara sekitar 1-10 cm sedangkan pada jaringan tubuh tidak lebih dari 0,1 mm. Partikel beta (0-7 MeV) dapat melintas di udara sampai sekitar 10 m dan pada jaringan sampai 2 cm, sehingga mampu menembus lapisan kulit lebih dalam dan jaringan kutaneus. Sedangkan lintasan sinar X (0-10 MeV) dan sinar (0-5 MeV) di udara mencapai 100 m dan pada jaringan tubuh sampai 30 cm.
Radiasi yaitu memancarnya/menjalarnya energi melalui ruang/media dalam bentuk gelombang. Radiasi terdapat dua jenis, yaitu : 1. Radiasi mengion (ioni radiation) - Energi besar (diatas 12 Ev = elektro valensi), diakibatkan oleh disintegrasi atom membentuk ion - Radiasi mengion dibagi menjadi dua, yaitu : Elektromagnetik : X-Ray, gamma ray Partikel : elektron, netron, proton, alpha - Sumber Pemaparan Radiasi Mengion : Industri tabung sinar katoda
Pembangkit tenaga nuklir Pertambangan Rumah sakit (kedokteran gigi, umum, radiologi, lab.) Lembaga penelitian Pertanian, dsb - Risk factors yaitu timbulnya kanker pada organ tubuh, menurut UN Scientific Committee on the Effects of Atomic Radiation- UNSCEAR). Body organ Risk factor Gonads 1 x 10-2 / Sv Breast 2,5 x 10-3 / Sv Bone 5 x 10-4 / Sv Lung 2 x 10-3 /Sv Thyroid 5 x 10-4 /Sv Red bone marrow 2 x 10-3 /Sv 2. Radiasi tidak mengion (non-ionizing radiation) Radiasi non-ionisasi adalah radiasi dengan energi yang cukup untuk mengeluarkan electron atau molekul tetapi energi tersebut tidak cukup untuk membentuk ion baru. Radiasi ini berupa gelombang-gelombang elektromagnetik seperti gelombang-gelombang mikro, ultraviolet, sinar infra merah, dan sinar laser. - Gelombang mikro Kegunaan gelombang ini untuk gelombang radio, televise, radar atau kegunaan peralatan industry. Gelombang mikro dapat berpengaruh terhadap tenaga kerja yang bekerja di daerah sumber radiasi. Radiasi gelombang mikro yang pendek (<1 cm) akan diabsorbsi oleh permukaan kulit sehingga kulit seperti terbakar. Sedangkan gelombang mikro yang lebih panjang (> 1cm) sebagian akan diabsorbsi oleh kulit dan sisanya akan menembus kejaringan kulit yang lebih dalam. Pada frekuensi tertentu dapat berpengaruh pada system saraf sentral. - Infra Red Sumber : dapur peleburan, pengelasan, lampu pemanas/pengering
Efek kesehatan : katarak pada mata, kulit terbakar (dugaan : gangguan reproduksi, sistem syaraf, jantung) - Radiasi Sinar Tampak (visible spectrum) Sumber : lampu, sinar/pengelasan, dapur peleburan Efek untuk lingkungan kerja : pencahayaan kurang dan kesilauan (glare), kelelahan, ketidaknyamanan yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja - Ultra Violet Sumber : sinar matahari, lampu merkuri/halogen, las listrik, pemotong logam Ultra violet dibagi 3, dari segi efek yg ditimbulkan : a. c. UV-A : 400-300 nm, pigmentasi kulit UV-C : 200-180 nm, katarak pada mata
- Gelombang Radio/TV Sumber : TV, radio, sistem komunikasi, radar Efek : umumnya non thermal (medan listrik dan magnet), gangguan sistem syaraf, jantung, reproduksi, kanker pada anak-anak - LASER (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) Merambat pada satu arah panjang gelombang sinar paralel, Koheren, terkonsentrasi Bahaya: terutama pada mata, dan kulit Jenis : kristal ruby, Laser gas (CO2, CO, HeNe, argon, Nitrogen, krypton), semikonduktor Aplikasi pengunnan laser: a. b. Operasi medis (bloodless surgery), perawatan kulit & gigi, Pengelasan, pemotongan, pengeboran
c. d. e.
Komunikasi (via fiber glass) Entertainment (laser light, laser disc, hologram, dsb) Senjata laser
5 Bentuk Klasifikasi LASER (Standard internasional) - Klas 1 : intensitas radiasi rendah, tanpa resiko - Klas 2 : intensitas rendah, memancarkan radiasi tampak (400-700 nm) - Klas 3A : intensitas lebih tinggi, memancarkan radiasi tampak - Klas 3B: intensitas tinggi, visible a/ invisible, immediate eye damage - Klas 4: intensitas tinggi, berbahaya
4. Bagaimana cara pengendalian radiasi ? a. b. Jarak : Intensitas radiasi dipengaruhi oleh hukum kuadrat terbalik sehingga Waktu : Pemaparan dapat diatur dengan
- Membatasi waktu generator dihidupkan. - Pembatasan waktu berkas diarahkan ke ruang tertentu. - Pembatasan waktu ruang yang dipakai. c. Perisai : Digunakan bila ternyata jarak dan waktu tidak mencukupi, maka
dibuat dari timbal atau beton. Jenis perisai : - Perisai primer: Memberi proteksi terhadap radiasi primer (berkas sinar gamna). Contoh: Tempat tabung sinar x dan kaca timbale pada Tabir fluoroskopi. - Perisai sekunder: Memberi proteksi terhadap radiasi sekunder (sinar bocor dan hambur). Contoh: Tabir sarat timbal pada tabir fluroskopi, pakaian proteksi, kursi fluoroskopi dan perisaiyang dapat dipindah-pindah.