KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah sebagai syarat dalam seleksi asisten anatomi yang berjudul SHOULDER INJURY dengan baik. Makalah ini bertujuan agar Penulis dapat lebih memahami mengenai struktur anatomi bahu dan kelainan anatomi yang mungkin terjadi. Di dalam makalah ini, tercantum struktur anatomi normal bahu, fungsi gerak normal bahu, dan berbagai jenis abnormalitas yang mungkin terjadi pada bahu. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan Penulis pada khususnya.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................ Kata Pengantar................................................................................................. Daftar Isi ......................................................................................................... I. Struktur Anatomi Normal Bahu ................................................................. Tulang dan Sendi ........................................................................................... Ligamen dan Tendo ....................................................................................... Otot ................................................................................................................. Nervus ............................................................................................................. Pembuluh Darah ............................................................................................. Bursa ............................................................................................................... II. Cedera Bahu ............................................................................................... Dislokasi Bahu ................................................................................................ Fraktur Clavicula ............................................................................................ Fraktur Humerus ............................................................................................. Brachial Plexus Injuries .................................................................................. Rotator Cuff Injury ......................................................................................... Daftar Pustaka ................................................................................................. i ii iii 1 1 4 4 5 6 6 8 8 9 9 10 10 12
tulang dan sendi ligamen dan tendon otot nervus pembuluh darah bursa
TULANG DAN SENDI Tiga tulang utama penyusun bahu adalah humerus, scapula, dan clavicula. Scapula merupakan susunan kompleks dengan penempelan otot pada beberapa sisinya yang berfungsi untuk membantu gerakan dan stabilisasi dari bahu. Scapula berbentuk segitiga datar dan berada di posterolateral thorax, di posterior costa 2 costa 7. Clavicula merupakan salah satu tulang utama penyusun bahu, berbentuk S dengan dua pertiga medial cembung ke ventral dan sepertiga lateral cekung ke
ventral. Tulang ini merupakan komponen utama penghubung lengan atas dengan axial skeleton. Clavicula juga merupakan tempat penempelan beberapa otot penyusun bahu, yaitu m. pectoralis major, m. trapezius, m. sternoclaedomastoid, m. sternohyoid, m. subclavius. Humerus merupakan tulang terbesar pada ekstremitas atas. Humerus bersama dengan scapula dan clavicula merupakan penyusun utama bahu, tiga tulang ini akan saling terhubung membentuk sendi utama bahu. Bahu memiliki empat sendi utama, yaitu: Articulatio glenohumeral Sendi ini merupakan sendi utama dari bahu. Articulatio glenohumeral merupakan jenis sendi spheroid yang memiliki proporsi besar dalam gerakan bahu. Jenis sendi spheroid merupakan sendi multiaksial dengan tiga derajat kebebasan gerak yaitu fleksi ekstensi, abduksi adduksi, rotasi, dan sirkumduksi. Sendi ini tersusun dari bagian cavitas glenoidalis scapula dengan caput humeri yang kemudian disupport oleh cincin kartilago yang disebut labrum glenoidale. Articulatio acromioclavicular Articulatio acromioclavicular tersusun dari bagian lateral clavicula dengan bagian medial anterior acromium. Termasuk articulatio plana dengan sendi datar. Sendi ini merupakan struktur penting dalam transmisi beban pada ekstremitas atas dan bahu ke axial skeleton. Sendi ini merupakan jenis sendi plana dengan kebebasan gerak yang sangat terbatas. Geraknya ada 3 yaitu : sumbu sagital (angkat bahu), sumbu transversal (ayunkan bahu), sumbu longitudinal (bahu ditarik ke depan n belakang) Articulatio sternoclavicular Articulatio sternoclavicular tersusun dari facies sternalis clavicula, kartilago costa 1, dan bagian superolateral manubrium sterni. Articulatio sternoclavicular merupakan satu satunya sendi yang menghubungkan
ekstremitas atas dengan axial skeleton. Sendi ini berfungsi pada semua gerakan dari ekstremitas atas dan bergerak dalam berbagai arah, yaitu ventral, dorsal, kranial, dan kaudal. Articulatio scapulothoracic Sendi ini merupakan false joint yang tersusun dari scapula dengan costa thorac. Otot utama penyusun sendi ini adalah m. serratus anterior dan m. trapezius. Sendi ini memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas selama bahu bergerak. Kartilago articularis merupakan struktur penting yang melapisi permukaan tulang pada setiap sendi. Kartilago ini berfungsi mengabsorbsi beban dan memberi permukaan yang halus sehingga memudahkan tulang sendi untuk bergerak. Pada bahu, kartilago articularis melapisi permukaan dari caput humeri dan daerah cekungan pada cavitas glenoidalis scapula.
Ligamen merupakan struktur yang menghubungkan tulang dengan tulang. Pada bahu terdapat beberapa ligamen penting, yaitu lig. coracoacromial, lig. coracohumeral, lig. tranversum humeral, dan lig. glenohumeral. Ligamen ligamen tersebut membentuk kapsul sendi pada articulatio glenohumeral yang menghubungkan humerus dengan cavitas glenoidalis. Selain pada articulatio glenohumeral, juga terdapat ligamen lain seperti lig. acromioclavicular, lig. coracoclavicular, lig. conoid, lig. trapezoid pada articulatio acromioclavicular dan lig. sternoclavicular, lig. interclavicular, lig. costoclavicular pada articulatio sternoclavicular. Selain ligamen, juga terdapat tendon yang merupakan struktur penghubungkan tulang dengan otot otot pada bahu. Ligamen dan tendon ini merupakan komponen utama untuk stabilisasi bahu dan mencegah terjadinya dislokasi. OTOT Selain sendi dan tulang, juga terdapat otot otot pada bahu. Otot otot ini bersama dengan tulang dan sendi bahu sangat berperan dalam melakukan berbagai gerakan pada bahu. Otot otot ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: otot ekstrinsik - otot ini berguna dalam stabilisasi dan gerakan aktif dari scapula. 1. m. trapezius 2. m. levator scapulae leher - vertical 3. m. rhomboid major dan m. rhomboid minor 4. m. serratus anterior membantu inspirasi 5. m. pectoralis minor otot intrinsik - otot ini menghubungkan scapula dan humerus 1. m. deltoid 2. m. teres major
3. Rotator Cuff ( otot otot ini berguna dalam stabilisasi sendi bahu dan gerakan gerakan rotasi pada bahu ) 1. m. supraspinatus 2. m. infraspinatus 3. m. teres minor 4. m. subscapularis rotasi internal NERVUS Inervasi pada ekstremitas atas berasal dari plexus brachialis yang berasal dari ramus anterior cervical 5-8 dan thoracal 1. Plexus ini kemudian dibagi berdasarkan letak percabangannya, yaitu: 1. Cabang cabang supraclavicular - n. subclavia berasal dari truncus superior dengan serabut saraf dari C5 dan C6. Nervus ini mempersarafi m. subclavius dan articulatio sternoclavicularis. - n. suprascapular berasal dari truncus superior dengan serabut saraf dari C5 dan C6. Nervus ini mempersarafi sendi bahu. - n. dorsal scapular berasal dari R. anterior n. spinalis C5 dan C4. Nervus ini mempersarafi m. rhomboideus. 2. Cabang cabang infraclavicular - n. pectoralis lateralis berasal dari fasiculus lateralis dengan serabut saraf dari C5 C7. Nervus ini mempersarafi m. pectoralis major dan m. pectoralis minor. - n. pectoralis medial berasal dari fasiculus medialis dengan serabut saraf dari C8 T1. Nervus ini mempersarafi m. pectoralis minor dan sebagian m. pectoralis major. m. supraspinatus, m. infraspinatus, dan sendi
- n. subscapularis superior berasal dari fasiculus posterior dengan serabut saraf dari C5 dan C6. Nervus ini mempersarafi bagian cranial m. subscapularis. - n. subscapularis inferior berasal dari fasiculus posterior dengan serabut saraf dari C5 dan C6. Nervus ini mempersarafi bagian kaudal m. subscapularis dan m. teres major. - n. axillaris berasal dari cabang terminal fasiculus posterior dengan serabut saraf dari C5 dan C6. Nervus ini mempersarafi m teres minor, m. deltoideus, dan sendi sendi bahu. PEMBULUH DARAH Vaskularisasi pada bagian ekstremitas atas berasal dari a. subclavia yang kemudian menjadi a. axillaris pada tepi lateral costa 1. Arteri axillaris dibagi menjadi tiga bagian oleh m. pectoralis minor, yaitu: 1. Di antara tepi lateral costa 1 dan tepi cranial m. pectoralis minor mempercabangakan a. thoracica superior 2. Di belakang m. pectoralis minor melepaskan dua cabang, yaitu a. thoraco acromialis dan a. thoracica lateralis 3. Di antara tepi kaudal m. pectoralis minor dan m. teres major mempercabangkan a. subscapularis, a. circumflexa anterior humeri, dan a. circumflexa posterior humeri. Kemudian lanjutan a. axillaris ini melintas di belakang m. pectoralis minor lanjut ke lengan atas sebagai a. brachialis BURSA Bursa merupakan struktur yang terdapat di antara bagian tubuh yang memiliki fungsi gerak. Struktur ini terdiri dari lapisan membran synovial di antara dua permukaan yang bergerak dengan kandungan cairan lubrikasi yang berguna untuk mengurangi gesekan pada saat sendi melakukan gerakan. Salah satu
struktur bursa penting pada bahu adalah lapisan di antara otot otot rotator cuff dan lapisan otot bahu bagian luar.
10
11
Terapi dan penanganan pada cedera dislokasi bahu dibagi dalam dua tahap: 1. Istirahatkan bahu dan imobilisasi untuk melindungi bahu dari cedera lebih lanjut. Imobilisasi bahu dilakukan selama 5 7 hari, jika ada komplikasi seperti fraktur, imobilisasi dilakukan lebih lama sesuai tingkat keparahan. 2. Medical treatment dengan: Relokasi bahu oleh tenaga kesehatan profesional yang berpengalaman. Terapi medika mentosa dan Reposisi: -MUA[ManipulasiUnderGeneralAnastesi] -Hangin Arm Teknik -Hipocratic Methode -Kocher -Eksternal Rotasi Metode :traksi pada humerus distal kemudian ekternal rotasi formarm secara pelan-pelan.hentikan jika terjadinya nyeri Pemberian NSAID untuk mengurangi rasa nyeri dan inflamasi FRAKTUR CLAVICULA Clavicula merupakan salah satu tulang yang paling sering mengalami fraktur. Fraktur pada clavicula bisa terjadi secara indirect maupun direct karena trauma langsung pada bahu. Fraktur tersebut biasa terjadi pada titik terlemah clavicula, yaitu titik pertemuan bagian sepertiga lateral dan dua pertiga medial. Setelah terjadi fraktur, m. sternocleidomastoideus akan mengangkat bagian medial dari clavicula sehingga menunjukkan penonjolan. Selain itu, m. trapezius juga tidak mampu menahan bagian lateral dari clavicula sehingga bahu akan terlihat terjatuh. Namun, dengan adanya lig. coracoclavicular mencegah dislokasi articulatio acromioclavicular sehingga tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. FRAKTUR HUMERUS
12
Fraktur humerus paling sering terjadi pada orang lanjut usia dan penderita osteoporosis, biasanya karena terjatuh pada siku sewaktu lengan atas berada dalam posisi abduksi. Fraktur pada humerus paling sering terjadi pada collum chirurgicum humeri. Humerus merupakan tulang dengan banyak perlekatan saraf di sekitarnya, sehingga fraktur pada humerus dapat menyebabkan komplikasi jika terjadi kompresi terhadap nervus di sekitarnya seperti n. axillaris pada collum humeri, n. radialis pada sulcus radialis, n. ulnaris pada medial epicondylus, dan n. mediana pada bagian distal humerus. BRACHIAL PLEXUS INJURIES Cedera pada plexus brachialis akan mempengaruhi gerakan dan sensasi cutaneus pada ekstremitas atas. Cedera ini dapat di sebabkan karena gangguan pada regio lateral cervical maupun gangguan di regio axilla. Gejala dan tanda dari cedera plexus brachialis akan terlihat bermanifestasi sebagai paralysis dan anestesi. Cedera plexus brachialis dibagi menjadi: Cedera plexus brachialis bagian superior (Erb Duchenne Palsy) Cedera yang terjadi karena ex: jatuh terlempar dari motor, regangan berlebih pada bahu saat kelahiran bayi yang mengakibatkan kanaikan sudut antara leher bahu. Akibatnya bisa terjad paralysis pada otot yang di suplai, yaitu m. deltoid, m. bicep brachii, m. brachialis, dan m. brachiolradialis. Manifestasi klinis dari cedera plexus brachialis ini adalah penampakan adduksi bahu, medial rotasi tangan, dan ekstensi siku. Selain itu juga mengalami anesthesi pada bagian lateral bahu. Plexus brachialis neuritis akut Kelainan ini merupakan kelainan neurologis berupa inflamasi pada plexus brachialis yang biasa dikarenakan adanya infeksi traktus respiratorius atas, pemberian vaksin, dan non-spesifik trauma. Kelaianan ini biasa terjadi pada truncus superior dari plexus brachialis. Manifestasi klinisnya berupa nyeri pada bahu yang mulai terasa saat malam hari, otot terasa lemah, dan atrofi otot.
13
Kompresi fasciculus dari plexus brachialis Cedera ini biasanya dikarenakan hiperabduksi sampai di atas kepala sehingga terjadi kompresi pada proc. Coracoideus dan tendon m. pectoralis minor. Tanda tanda dari cedera ini bisa berupa nyeri, erithem, tangan terasa lemah, tingling, dan mati rasa. Cedera plexus brachialis bagian inferior (Klumpke Paralysis) Cedera ini merupakan cedera yang jarang terjadi. Biasanya cedera ini terjadi saat ekstremitas atas tertarik ke atas, misalnya ketika menggenggam sesuatu saat jatuh. ROTATOR CUFF INJURY Rotator cuff merupakan grup dari otot yang bekerja bersama pada articulatio glenohumeral berfungsi untuk stabilitas dan mengontrol gerakan rotasi. Cedera pada otot otot rotator cuff ini bisa disebabkan karena trauma pada tendon dari otot otot pembentuk rotator cuff, maupun pada otot ototnya. Otot yang paling sering mengalami cedera adalah m. suprasinatus. Inflamasi yang berulang ulang pada rotator cuff, terutama pada bagian tendon m. supraspinatus yang relatif avaskular merupakan penyebab tersering rasa nyeri dan robek pada tendon otot otot rotator cuff. Inflamasi ini bisa terjadi karena gerakan yang berulang ulang (seperti pada atlet baseball) maupun karena trauma akibat mengangkat beban yang terlalu berat. Untuk mengetahui kelainan pada otot otot rotator cuff bisa dilakukan beberapa tes, yaitu: Empty Can Test pasien dimnta mengangkat tangan ke depan dengan ibu jari menunjuk ke lantai (seperti memegang barang yang tidak nampak) kemudian menahan tangan dalam posisi tersebut saat tekanan diberikan pada tangan. Tes ini dilakukan untuk memeriksa tendon m. supraspinatus.
14
Drop Arm Test (Codmans Test) Menggerakkan tangan pasien ke arah samping (abduksi), kemudian menyuruh pasien menggerakkan tangan ke medial (adduksi). Jika pasien tidak bisa melakukan secara perlahan, atau jika pasien merasa nyeri, hal tersebut menunjukkan adanya cedera sobekan pada rotator cuff. Abrasion Sign Pasien diminta duduk dan mengangkat tangan ke sisi pemeriksa dengan siku menekuk. Pasien diminta menggerakkan tangan (rotasi) ke depan dan belakang. Jika terdengar bunyi (crepitus) kemungkinan terjadi inflamasi Neers Sign Tangan pasien diangkat hingga di atas kepala Jika terasa sakit dan tidak nyaman, kemungkinan terjadi inflamasi m. supraspinatus dan tendon dari otot biscep Hawkins-Kennedy Test Tangan pasien di angkat hingga 90 di depan pasien, siku menekuk, kemudian di arahkan ke medial tubuh. Jika terasa nyeri, maka kemungkinan terjadi masalah pada m. supraspinatus. Terapi: arthroscopic techniques suture anchor
15
REFFERENSI
Hall, Guyton. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran. Ganong. 2003. Review of Medical Physiology 23th Edition. Philadelphia: McGraw Hill. Tortora, Gerrard J. 2007. Human Anatomy and Physiology. Philadelphia: Wiley. Moore, K. L. 2006. Clinical Oriented Anatomy 5th Edition. Philadelphia: Lippincott William and Willkins. Anderson MK, Hall SJ, Martin, M: Sports Injury Management, 2nd ed. Baltimore, Lippincott Williams & Wilkins, 2000. Anatomic Variation: Text, Atlas and World Literature. Baltimore, Urban & Schwarzenberg, 1988. Ger R, Abrahams P, Olson T: Essentials of Clinical Anatomy, 3rd ed. New York, Parthenon, 1996. Halpern BC: Shoulder injuries. In Birrer RB, O'Connor FG (eds): Sports Medicine for the Primary Care Physician, 3rd ed. Boca Raton, FL, CRC Press, 2004. Keegan JJ, Garrett FD: The segmental distribution of the cutaneous nerves in the limbs of man. Anat Rec 102:409, 1948. Salter RB: Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal System, 3rd ed. Baltimore, Lippincott Williams & Wilkins, 1999. Fergusson MWJ (eds): Gray's Anatomy, 38th ed. Edinburgh, UK, Churchill Livingstone, 1995.
16
17