Anda di halaman 1dari 37

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR A.

PENGERTIAN Fraktur atau patah tulang adalah terputusya kontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa.( Brunner and Suddarth, 2001) Fraktur dapat dibagi menjadi dua : 1. Fraktur tertutup (closed), tidak menyebabkan robeknya kulit. 2. Fraktur terbuka (Open) merupakan fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai kepatahan tulang. B. ETIOLOGI Penyebab fraktur dapat bermacam-macam meliputi : 1. Dorongan langsung pada tulang. 2. Fraktur spontan karena kondisi patologi yang mendasarinya. 3. Kontraksi otot yang kuat dan tiba-tiba. 4. Dorongan tidak langsung misalnya : terpukul benda, terbang dari jarak jauh. 5. Kontraksi otot ekstrim. (Arif Mansyur, 2000) C. PATOFISIOLOGI Jenis fraktur yang umum terjadi pada anak kurang dari 5 tahun adalah fraktur greenstick, fraktur ini terdapat retakan kompleks pada kontuinitas tulang yang terjadi karena tulangnya lebih lunak dan lebih luntur dari tulang anak yang lebih besar, fraktur lain dengan lokasi terkait adalah episis atas dan supra barbital, fraktur humerus, lateral, fraktur pada batang radius dan ulna, fraktur pada batang femur, tibia (ekstremitas bawah)

D. KLASIFIKASI FRAKTUR 1. Fraktur multipel pada satu tulang Fraktur segmental adalah dua fraktur berdekatan pada satu tulang yang menyebabkan terpisahnya segmen sentral dari suplai darahnya. 2. Fraktur inpaksi Fraktur kompresi terjadi ketika 2 tulang menumbuk tulang ketiga yang berada diantaranya seperti: 1 vertebra dengan 2 vertebra lainnya. 3. Fraktur patologik Fraktur patologik terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi lemah oleh karena tumor atau proses patologik lainnya. 4. Fraktur beban lainnya Fraktur beban terjadi pada orang-orang yang baru saja menambah tingkat aktivitas mereka, baru diterima untuk berlatih dalam angkatan bersenjata atau orang-orang yang baru memulai latihan lari. 5. Fraktur greenstick Fraktur greenstick adalah fraktur tidak sempurna dan sering terjadi pada anakanak. 6. Fraktur avulsi Fraktur avulsi memisahkan satu fragmen tulang pada tempat insersi tendon ataupun ligamen. 7. Fraktur sendi Catatan khusus harus dibuat untuk fraktur yang melibatkan sendi, terutama apabila geometri sendi terganggu secara bermakna. ( Sylvia A. Price,1995) E. MANIFESTASI KLINIS Manifestasi klinis fraktur adalah : 1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.

2. Setelah terjadi fraktur bagian-bagian tak dapat digunakan cederung bergerak secara tidak alamiah (gerakan luar biasa). Ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melengketnya otot. 3. Pada fraktur panjang terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan bawah tempat fraktur. 4. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma dan perdarahan yang menutupi fraktur. 5. Krepitus ( Suzanne, 2001) F. KOMPLIKASI 1. 2. 3. 4. 5. 6. Compacment sindrom. Shock Tromboemboli. Nekrosis. Malunion. Delayed union dan nonunion. G. PENATALAKSANAN KEDARURATAN 1. Mengimobilisasi tubuh segera sebelum pasien dipindahkan. Bila pasien mengalami cedera harus dipindahkan dari kendaraan sebelum dapat dilakukan pembidaian, ekstremitas harus disanggah diatas dan dibawah tempat patah untuk mencegah gerakan rotasi. 2. Nyeri sehubungan dengan fraktur sangat berat dan dapat dikurangi dengan menghindari gerakan fragmen tulang dan sendi disekitar fraktur. 3. Daerah yang cidera diimobilisasi dengan memasang bidai sementara dengan bantalan yang memadai, yang kemudian dibebat dengan kencang. 4. Pada fraktur terbuka, luka ditutup dengan pembalut bersih (steril) untuk mencegah kontaminasi jaringan yang lebih dalam.

5. Pada bagian gawat darurat, pasien dievaluasi dengan lengkap, pakaian dilepaskan dengan lembut, pertama pada bagian tubuh sehat dan kemudian dari sisi cidera. H. PRINSIP PENANGANAN FRAKTUR Prinsip penangan fraktur: 1. Reduksi fraktur Reduksi fraktur atau setting tulang berarti mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasi anatomis. Biasanya dokter melakukan reduksi fraktur sesegera mungkin untuk mencegah jaingan lunak kehilangan elastisitasnya akibat infiltrasi karena edema dan perdarahan. Sebelum reduksi dan immobilasasi fraktur pasien harus dipersiapkan untuk menjalani prosedur, dan analgetik diberikan sesuai ketentuan mungkin perlu dilakukan anastesi ekstremitas yang akan dimanipulasi harus ditangani dengan lembut untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. 2. Reduksi tertutup Pada kebanyakan kasus, reduksi tertutup dilakukan dengan mengembalikan fragmen tulang ke posisinya ( ujung-ujungnya saling berhubungan) dengan manipulasi dengan traksi manual. Ekstremitas dipertahankan dalam posisi yang diinginkan sementara gips, bidai atau alat lain dipasang oleh dokter. Alat immobilisasi akan menjaga reduksi dan menstabilkan ekstremitas untuk penyembuhan tulang. Sinar X harus dilakukan untuk mengetahui apakah fragmen tulang telah dalam kesejajaran yang benar. 3. Reduksi terbuka Pada fraktur tertentu memerlukan reduksi terbuka. Dengan pendekatan bedah, fragmen tulang direduksi. Alat fiksasi interna dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku, atau batangan logam dapat digunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang solid terjadi.

4. Traksi Traksi dapat digunakan untuk mendapatkan efek dan reduksi immobilisasi. Beratnya traksi disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi. Sinar x digunakan untuk memantau reduksi fraktur dan akrosinasi fragmen tulang. Ketika tulang sembuh, akan terlihat pembentukan kallus pada sinar x. ketika kallus telah kuat, dapat dipasang gips atau bidai untuk melanjutkan immobilisasi. 5. Immobilisasi fraktur Setelah fraktur direduksi, fagmen tulang harus diimmobilasi, atau dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. Immobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi internal dan eksternal. Metode fiksasi eksternal meliputi : pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu, pin dan teknik gips atau fiksator eksterna. Implan logam dapat digunakan untuk fiksasi interna yang berperan sebagai bidai interna untuk mengimobilisasi fraktur. 6. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi Segala upaya diarahkan pada penyembuhan tulang dan jaringan lunak. Reduksi dan immobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan. Latihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalkan atrofi disues dan meningkatkan peredaran darah ( Brunner & Suddarth, 2001) I. PERAWATAN PASIEN FRAKTUR TERTUTUP Pasien dengan fraktur tertutup harus diusahakan untuk kembali ke aktivitas biasa sesegera mungkin. Penyembuhan fraktur dan pengembalian kekuatan penuh dan mobilitas mungkin memerlukan waktu sampai berbulan-bulan. Pasien diajari bagaimana mengontrol pembengkakan dan nyeri sehubungan dengan fraktur dan trauma jaringan lunak. Tirah baring diusahakan seminimal mungkin. Latihan segera dimulai untuk mempertahankan kesehatan otot yang sehat untuk meningkatkan kekuatan otot yang dibutuhkan untuk pemindahan dan untuk menggunakan alat bantu (misalnya : tongkat, walker).

( Brunner & Suddarth, 2001) J. PERAWATAN PASIEN FRAKTUR TERBUKA Pada fraktur terbuka terdapat resiko infeksi. Tujuan penanganan adalah meminimalkan resiko infeksi. Pasien dibawah ke ruang operasi dimanan luka dibersihkan . Dilakukan usapan luka untuk biakan dan kepekaan. Mungkin perlu dilakukan draft tulang untuk menjembatani defek, namun harus yakin bahwa jaringan resipien masih sehat dan mampu memfasilitasi penyatuan. Ekstremitas ditinggikan untuk meminimalkan terjadinya edema. K. UJI LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK 1. Pemeriksana sinar x pada tempat cidera. 2. Hitung darah lengkap. L. FASE PENYEMBUHAN Jika satu tulang sudah patah, maka jaringan lunak sekitarnya juga rusak,periosteum terpisah dari tulang dan terjadi perdarahan yang cukup berat. Bekuan darah terbentuk pada daerah tersebut, bekuan akan membentuk jaringan granulasi dimana sel-sel pembentuk tulang premitif berdeferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan mengsekresi fosfat, yang merangsang deposisi kalsium. Terbentuknya lapisan tebal disekitar lokasi fraktur akan menebal dan meluas, dan bertemu dengan lapisan kallus dari fragmen satunya dan menyatu. Fusi dari kedua fragmen terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblast, yang melekat pada tulang dan meluas menyeberangi lokasi fraktur. Persatuan (union) tulang provisional ini akan menjalani transformasi metaplastik untuk menjadi lebih kuat dan lebih terorganisasi. Kallus tulang akan mengalami re-modelling dimana osteoblast akan membentuk tulang baru sementara osteoklas akan menyingkirkan bagian yang rusak sehingga akhirnya terbentuk tulang yang menyerupai keadaan tulang aslinya. ( Sylvia A.Price, 1995)

M. PROSES KEPERAWATAN 1. Pengkajian Yang perlu dikaji meliputi ; a. Kaji tingkat nyeri b. Kaji penyebaran nyeri c. Kaji perlunya menghilangkan nyeri d. Kaji adanya tanda dan gejala infeksi e. Kaji penyembuhan luka f. Kaji adanya iritasi pada kulit g. Kaji tanda dan gejala komplikasi 2. Diagnosa Keperawatan a. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan terputusnya kontuinitas tulang. b. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan, spasme otot, gerakan fragmen tulang. c. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya media invasi kuman. d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan fraktur terbuka e. ADL tidak terpenuhi berhubungan dengan nyeri pada saat bergerak f. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tentang proses penyakitnya 3. Intervensi a. NDX 1 : Resiko Tujuan tinggi terhadap trauma berhubungan dengan terputusnya kontuinitas tulang. : Mempertahankan stabilisasi dan posisi fraktur Intervensi - Pertahankan tirah baring, sesuai indikasi Rasional : Meningkatkan stabilitas, menurunkan kemungkinan gangguan posisi/penyembuhan. - Sokong fraktur dengan bantal/gulungan selimut Rasional : Mencegah gerakan yang tidak perlu dan perubahan posisi.

- Tugaskan petugas yang cukup untuk membalik pasien. Hindari menggunakan papan abdukasi untuk membalik pasien dengan gips Rasional : Gips panggul/tubuh atau multipel dapat membuat berat dan tidak praktis secara ekstrem. Kegagalan untuk menyokong ekstremitas yang di gips dapat menyebabkan gips patah. - Evaluasi pembebat ekstremitas terhadap resolusi edema Rasional : Pembebat berlebihan. b. NDX 2 : Nyeri berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang. Tujuan : Nyeri hilang atau nyeri teratasi Intervensi - Kaji tingkat nyeri Rasional : Untuk mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan klien. - Kaji jenis dan lokasi nyeri Rasional : Nyeri tekan mungkin akan dirasakan pada fraktur dan kerusakan jaringan lunak, spasmme otot terjadi sebagai respon terhadap cedera dan immobilisasi - Kaji ketidaknyamanan pasien Rasional : Nyeri merupakan dasar bagi perencanaan intervensi keperawatan - Ajarkan teknik relaksasi Rasional : Untuk mengurangi nyeri yang dirasakan klien - Melakukan perubahan posisi dengan perlahan Rasional : Mengurangi spasme otot - Berikan informasi tentang penyakit klien Rasional : Agar klien tahu tentang penyakit yang diderita - Kolaborasi pemberian obat analgetik Rasional : Untuk menurunkan nyeri atau spasme otot mungkin fraktur digunakan dimana untuk memberikan jaringan immobilisasi pembengkakan

c. NDX 3 : Resiko infeksi berhubungan dengan adanya media invasi kuman. Tujuan : Tidak ada tanda-tanda infeksi Intervensi - Kaji adanya tanda-tanda infeksi Rasional : Untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda infeksi - Berikan perawatan secara steril Rasional : Dapat mencegah kontaminasi silang dan kemungkinan infeksi - Tutupi pada akhir gips peritoneal dengan plastik Rasional : Gips yang lembab, padat, dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri - Kolaborasi pemberian obat antibiotik Rasional : Untuk mencegah timbulnya infeksi d. NDX 4 : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan fraktur terbuka Tujuan : Untuk mencegah kerusakan kulit/ memudahkan penyembuhan sesuai indikasi Intervensi - Kaji kulit untuk luka terbuka Rasional : Memberikan informasi tentag sirkulasi kulit dan masalah yang mungkin disebabkan oleh alat atau pemasangan gips. - Masase kulit dan penonjolan tulang Rasional : Menurunkan tekanan pada area yang peka dan resiko abrasi atau kerusakan kulit - Bersihkan kulit dengan air. Gosok perlahan dengan alkohol atau bedak sedikit Rasional : Terlalu banyak bedak dapat membuat lengket bila kontak dengan air atau keringat.

- Tingkatkan pengeringan gips dengan mengangkat linen tempat tidur Rasional : Mencegah kerusakan kulit yang disebabkan oleh tertutup pada kelembaban di bawah gips dalam jangka lama. - Observasi untuk potensial area yang tertekan Rasional : Tekanan dapat menyebabkan ulserasi, nekrosis dan kelumpuhan saraf e. NDX 5 : ADL tidak terpenuhi berhubungan dengan nyeri pada saat bergerak Tujuan : Klien dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya Intervensi - Kaji tingkat ketidakmampuan klien melaksanakan aktivitas sehari-hari Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana ketidakmampuan klien dalam memenuhi ADL nya - Bantu klien dalam pemenuhan ADL Rasional : Agar kebutuhan sehari-hari klien dapat terpenuhi - Anjurkan klien untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya secara mandiri Rasional : Agar klien mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri. f. NDX 6 : Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tentang proses penyakitnya Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya Intervensi - Kaji tingkat kecemasan klien Rasional : Untuk mengukur sejauhmana tingkat kecemasan klien - Kaji tingkat pengetahuan klien Rasional : Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan klien tentang penyakitnya - Berikan informasi tentang penyakit klien Rasional : Agar klien mengerti dan tahu tentang penyakitnya

10

- Akui kenyataan/normalitas perasaan, termasuk marah Rasional : Memberikan dukungan emosi yang dapat membantu pasien melalui penilaian awal juga selama pemulihan. - Dorong menggunakan manajemen stress contoh : napas dalam Rasional : Membantu memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan koping. ( Marilyn .E. Doengoes,2002) 4. Evaluasi a. Pasien secara aktif berpartisipasi dalam dalam program terapi. e. f. Meninggikan ekstremitas yang terkena. Berlatih sesuai instruksi Menjaga gips tetap kering Melaporkan setiap masalah yang timbul. Meninggikan ekstremitas yang digips Mereposisi sendiri Menggunakan analgetik oral bila perlu. Mempergunakan alat bantu yang aman Berlatih untuk meningkatkan kekuatan Mengubah posisi sesering mungkin Melakukan aktivitas hygiene dan kerapihan secara mandiri. Tidak memperlihatkan tanda dan gejala infeksi Memperlihatkan kulit yang utuh saat gips dibuka Tidak terjadi ulkus akibat tekanan Memperlihatkan pengecilan otot minimal.

b. Melaporkan berkurangnya nyeri

c. Memperlihatkan peningkatan kemampuan mobilitas

d. Berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri. Makan sendiri atau dengan bantuan minim

Tidak memperlihatkan adanya komplikasi

(Brunner & Suddarth, 2001)

11

PENYIMPANGAN KDM Kecelakaan lalu lintas Terjadi benturan Perubahan status kesehatan Kurangnya pengetahuan klien tentang penyakitnya Terputusnya kontuinitas jaringan Merangsang pengeluaran mediator kimia ( bradikinin, serotinin, histamin) Rangsangan dihantarkan melalui serabut saraf afferen ke hipotalamus Korteks cerebri Nyeri dipersepsikan Ansietas Nyeri Sebagian aktivitas dilayani ditempat tidur Klien tidak mampu melakukan sendiri Defisit perawatan diri Adanya kerusakan jaringan Media masuknya kuman

Resiko infeksi

Stressor meningkat Koping tidak efektif

Aktivitas terbatas Immobilitas fisik Kebutuhan klien dibantu

Intolerance activity

12

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN Tn. I DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL FRAKTUR DI RUANG PERAWATAN TUNJUNG RSUP SANGLAH DENPASAR A. PENGKAJIAN BIODATA a. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Agama Alamat No. reg Tgl Masuk Tgl Pengkajian Diagnosa b. Penanggung jawab Nama Alamat Pekerjaan RIWAYAT KESEHATAN a. Keluhan utama : Nyeri b. Riwayat keluhan utama Klien masuk RS dengan keluhan patah pada kaki kiri akibat jatuh dari motor, keluhan ini dialami sejak tanggal 5-5-2006. nyeri dirasakan hilang : TnIW : Perum dukuh sari permai no. 68 : Pegawai swasta : TnI : 27 Tahun : Laki-laki : Hindu : BR pusut Tibubiu tabanan kurambitan : 0110141134 : 5-5-2006 : 9-5-2006 : Fraktur femur

Hub dengan klien : Saudara

13

timbul dan terasa panas , nyeri dirasakan pada daerah kaki kiri dengan skala sedang. Hal yang memperberat keluhan bila pasien banyak gerak dan yang memperingan bila klien tidak banyak gerak/istrahat. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU Klien pernah masuk rumah sakit sebelumnya karena tumor tulang, klien pernah dioperasi pada tahun 1999. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA Genogram ? ? ? ?

? ?

? ?

? : Laki-laki : Perempuan ? : Tidak diketahui umurnya ------ : Serumah RIWAYAT PSIKOSOSIAL a. Pola konsep diri Gambaran diri : Klien merasa kakinya sakit sehingga dirawat di rumah sakit Ideal diri : Klien berharap cepat sembuh dan kembali berkumpul bersama keluarganya Identitas diri : Klien mengatakan dia anak tunggal

14

b. Pola kognitif

Harga diri : klien tidak ada perasaan minder dengan orang lain karena penyakitnya. Peran : Klien belum kerja dan masih dibiayai oleh orang tua Bahasa yang digunakan oleh klien adalah bahasa indonesia dan klien

yakin penyakit yang dialami saat ini adalah merupakan cobaan dari tuhan. c. Pola koping Jika klien menghdapi suatu masalah klien selalu menyelesaikan masalahnya sendiri, klien berusaha untuk sabar dalam menghadapi penyakit yang dialami. Klien merasa nyeri sehingga hanya berbaring di tempat tidur dan jika nyeri klien menarik napas. Klien dan keluarga mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya dan sering bertanya tentang penyakitnya. d. Pola interaksi Klien dapat berinteraksi dengan baik kepada sesama klien dan perawat. RIWAYAT SPIRITUAL Sebelum sakit klien rajin beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya, selama sakit klien hanya bisa berdoa di tempat tidur PEMERIKSAAN FISIK a. Keadaan umum klien Keadaan umum klien lemah, penampilan klien sesuai dengan usianya, ekspresi wajah klien nampak meringis, dan klien mengeluh nyeri pada daerah kaki kiri, dan nyeri yang dirasakan hilang timbul b. TTV - TD : 110/70 mmHg - P : 20 x/menit c. Sistem pernapasan Tidak terdapat pernapasan cuping hidung, tidak terdapat sekret pada hidung, tidak ada nyeri tekan, gerakan dada mengikuti gerak pola napas, - S : 36o C - N : 80 x/menit

15

bentuk dada normal chest, suara dug-dug pada saat dilakukan perkusi dan tidak ada bunyi napas tambahan. d. Sistem kardiovaskuler Konjunctiva tidak anemi, bunyi jantung S1 lub S2 dub, TD : 110/70 mmHg. e. Sistem pencernaan Sklera tidak ikterus, Bibir lembab, bunyi peristlatik 15x/menit, tidak ada stomatitis dan palatozkisis, jumlah gigi lengkap 3212 2123 3212 2123 Tidak ada pembesaran pada abdomen dan ginjal, bunyi timpani pada abdomen saat dilakukan perkusi. f. Sistem indra Tidak ada edema pada palpebra, mampu menutup dan membuka bola mata secara spontan, tidak ada tanda-tanda radang, klien mampu membedakan bau teh dan kopi, lubang hidung klien simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat sekret dan polip. g. Sistem saraf 1) Fungsi cerebral Klien mampu membedakan tempat dan waktu, klien mampu mengingat peristiwa yang terjadi, klien memperhatikan jika diajak bicara dan dapat menjawab pertanyaan serta mengikuti perintahperintah. Kesadaran klien composmentis dengan skor 15, kriteria : - E4 - V5 - M6 2) : Membuka mata secara spontan : Orientasi baik
:

Mengikuti perintah

Fungsi kranial a) Nervus I (Olfaktorius) Klien dapat membedakan bau kopi dan teh.

16

b) Nervus II (Optikus) Lapang padang klien normal dimana klien dapat melihat dari jarak jauh maupun dekat (6/6) c) Nervus III,IV,VI (okulomotorius, abdusen, trokealis,) Klien dapat menggerakkan bola matanya kesegala arah, respon pupil terhadap cahaya isokor. d) Nervus V (trigeminus) Klien dapat merasakan sensasi pada wajah dimana klien mampu merasakan usapan pada wajah atau tangan dan klien mampu mengunyah makanan dan otot mesesster dan temporalis dapat diraba. e) Nervus VII (facialis) Klien mampu tersenyum dan mampu menggerakkan alis. f) Nervus VIII (vestibulokoklearis) Klien menoleh jika dipanggil namanya tetapi klien tidak mampu berjalan sendiri karena fraktur pada kaki kiri. g) Nervus IX ( Glasofaringeal) Klien mampu membedakan rasa asin, manis, pahit dan asam. h) Nervus X (vagus) Gerakan ovula baik, dimana pada saat membuka mulut dan mengatakan ah, klien mampu menelan dengan baik. i) Nervus XI (Assesoris) Klien mampu menggerakkan kepala kekiri dan kekanan, dimana pada kaki kiri klien tidak mampu melawan tahanan. j) Nervus XII (Hipoglosus) Klien mampu menjulurkan lidah dan menggerakkan kesegala arah 3) Fungsi cerebellum Klien tidak dapat berjalan sendiri karena adanya fraktur pada kaki kiri dimana koordinasi kaki tidak dapat dilakukan

17

4) 5)

Refleks Bisep (+), Trisep (+), Patella(+), dan babinski (-) Iritasi meningen Klien tidak mampu menggerakkan kaki kiri karena sementara terpasang gips. h. Sistem muskuloskeletal Bentuk kepala mesochepal, dimana klien tidak bisa menggerakkan kaki kiri karena terpasang gips dan tidak bisa berjalan dengan baik, tidak ada pembengkakan tangan dan lutut. Kekuatan otot 5 5 5 3

Kekuatan otot tangan kanan :5, Tangan kiri :5, Kaki Kanan :5, Kaki Kiri : 3. Jumlah skor kekuatan otot = 18 i. Sistem integumen Rambut klien berwarna hitam, tidak ada luka pada kepala klien dan rambut klien tidak mudah tercabut, warna kulit sawo matang, tekstur kulit kering, warna kuku merah muda, kuku tidak mudah patah. j. Sistem endokrin Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada polidipsi, poliuri dan polipagia, tidak ada riwayat keringat berlebihan, dan tidak ada riwayat DM. k. Sistem perkemihan Tidak ada polidipsi, poliuri dan polipagia; tidak ada nocturia dan oliguria. l. Sistem immun Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, maupun batuk saat terjadi perubahan cuaca klien menderita flu

18

AKTIVITAS SEHARI-HARI N O 1 Nutrisi Pola makan Frek Makan dalam sehari Nafsu makan Makanan pantang 2 Menu Minum Jenis minuman 3 Frekuensi Eliminasi BAB Frekuensi Warna Konsistensi Tempat BAK Frekuensi Bau 4 Tempat Personal Hygiene Mandi Menyikat gigi 5 Cuci rambut Istirahat dan tidur Tidur siang Tidur malam 14.00-15.00 21.00-05.00 13.00-14.00 22.00-03.30 2X sehari 2X sehari 2X seminggu 1X sehari 2X sehari 3-4X/hari Amoniak WC 3-4X/hari Amoniak Urinal pot 1-2X/hari Kuning lembek WC 1-2X/hari Kuning Lunak Pispot Teratur 3x/hari Baik Nasi, sayur dan lauk Air putih 7-8 gelas/hari Teratur 3x/hari Berkurang Bubur, lauk, buah Air putih 8 gelas AKTIVITAS SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

19

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Foto toraks : Laboratorium Nilai normal 1) 2) 3) 4) 5) 6) WBC : 4,1-10,9 RBC : 4,0-5,9 HGB : 12-16 g/dl HCT : 34 % MCV : 89,3 pc MCH : 28, 7 Hpg 5000-10.000/mm3 lk 4,5-5,5 jt/mm3 pr 4,0-5,0 jt/mm3 lk 13-16 gr % pr 12-14 % lk 40-48 % pr 37-48 %

20

DATA FOKUS

Data Subjektif Klien mengeluh nyeri pada daerah kaki kiri Klien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul Klien dan keluarganya mengatakan tidak tahu banyak

meringis kaki kiri -

Data objektif Ekspresi wajah nampak Klien nampak lemah Kerusakan jaringan pada Nampak terpasang gips pada kaki kiri Klien nampak cemas Klien TTV : TD: 110 / 70 mmHg S : 36C N : 80x / m P : 24x / m menanyakan tentang keadaan penyakitnya

tentang penyakitnya klien banyak bertanya tentang penyakitnya

Pemeriksaan Diagnostik 1.WBC = 4.1 10.9 10x3 / ul 2. RBC = 4.0 5.9 3. HGB = 12.0 -16.0 4. HCT = 34 % 5. Mcv = 89.3 pc 6. McH = 28.7 Pg 10x6 /ul 9 /dl 37.48% 82.92 NPL 27.31 Hpg

21

ANALISA DATA NO 1 DS : - Klien mengeluh nyeri pada daerah kaki kiri - Klien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul DO : - Ekspresi meringis - Klien nampak lemah - TTV: TD:110 170 mmHg S : 36C N : 80/m P : 24x/m dikembalikan oleh serabut araf afferent menuju tubuh Nyeri wajah tanpa rangsangan yang dihantarkan oleh serabut saraf menuju hipotalamus merangsang neuroseptor homeding terjadi benturan DATA ETIOLOGI kecelakaan lalulintas MASALAH Nyeri

DS : DO : - Kerusakan kaki kiri jaringan pada

Adanya kerusakan jaringan Daerah invasif kuman

Resiko infeksi

22

- Nampak terpasang gips pada kaki kiri

patogen Resiko infeksi

DS : - Klien dan keluarganya tidak tahu banyak tentang kondisi saat ini - Klien banyak bertanya DO : - Klien nampak cemas - Klien menanyakan tentang keadaan penyakitnya

Perubahan status kesehatan Stressor Kurang pengetahuan ansietas

Ansietas

23

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO 1

DIAGNOSA KEPERAWATAN Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan, spasme otot, gerakan fragmen tulang.

TGL DITEMUKAN 09 05 2006

TGL TERATASI -

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya kerusakan jaringan

09 05 2006

3 Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tentang proses penyakitnya 09 05 2006

24

25

RENCANA KEPERAWATAN NO 1 DIAGNOSA DAN DATA Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan, spasme otot, gerakan fragmen tulang. DS : Klien mengeluh pada daerah kaki kiri - Klien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul DO : - Ekspresi wajah tanpa meringis - Klien nampak lemah - TTV: TD:110 170 mmHg S : 36C N : 80/m TUJUAN Kebutuhan rasa nyaman nyeri terpenuhi dengan kriteria : - Klien - Klien bergerak keluhan - Klien nampak ceria 4.HE tentang teknik 4. Untuk mengetahui teknik nyeri 5.Membantu proses penyembuhan mengurangi nyeri 5.Penatalaksanaan pemberian obat analgetik tidak 2.Atur posisi senyaman 2. Untuk menguragi rasa nyeri 3. Untuk mengetahui perubahan atau perkembangan. mengeluh nyeri tanpa mungkin INTERVENSI RASIONAL 1.Kaji tingkat nyeri dengan 1. Untuk mengetahui tingkat nyeri skala sedang 4-6, ringan 1-3, berat 7-10.

dapat 3.Observasi TTV

26

P : 24x/m 2 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya kerusakan jaringan DS : DO : - Kerusakan pada kaki kiri - Nampak terpasang gips pada kaki kiri jaringan Infeksi tidak terjadi 1. Rawat dengan kriteria : Luka bebas eritema dan demam dari 2. Inspeksi jika kulit terdapat 1. Untuk mencegah terjadinya infeksi untuk 2. Gips yang lembab memungkingkan adanya pertumbuhan bakteri

pemasangan gips mengetahui iritasi/robekan kontuinitas 3. Jelaskan tentang pada klien 3. Agar luka yang terdapat pada kaki dapat sembuh 4. Untuk mempercepat penyembuhan obat pentingnya

perawatan luka 4. Penatalaksanaan pemberian antibiotik

Ansietas dengan

berhubungan Kecemasan keluarga kurangnya berkurang dengan

1. Kaji tingkat kecemasan klien dan keluarganya.

1. Untuk mengetahui tingkat kecemasan klien dan keluarganya

27

pengetahuan keluarga DS : penyakitnya

klien

dan kriteria : proses Klien dan keluarganya tidak bertanya lagi tentang penyakit klien

2. eri penjelasan tentang kondisi luka dan prosedur tindakan 3. eri dukungan kepada klien dan keluarganya 4.

2. Agar

dapat

diketahui

sejaumana

tentang

pengetahuan klien dan keluarganya tentang penyakit klien 3. Agar klien dan keluarganya dapat B menerima keadaan yang dihadapi klien 4. Agar klien dan keluarga tahu tentang penyakit dari klien. B

- Klien dan keluarganya tidak tahu banyak tentang kondisi saat ini - Klien banyak bertanya DO : - Klien nampak cemas - Klien tentang penyakitnya menanyakan keadaan

erikan informasi kepada klien dan keluarganya tentang penyakitnya

28

CATATAN TINDAKAN Tanggal 09-05-2006 NDX Jam 1. 07.30 08.00 08.15 09.00 NO 1 2. 3 4. Tindakan Keperawatan Dan Hasil - Mengkaji tingkat nyeri yang dirasakan oleh klien dengan hasil nyeri pada skala sedang - Mengatur posisi yang senyaman mungkin dengan hasil nyeri berkurang - HE tentang teknik mengurangi nyeri dengan hasil untuk mengurangi rasa nyeri - Mengobservasi TTV : TD: 110/70 mmHg N : 80x/m P : 24x/m S :36C 09.30 2. 10.00 5. 1. 2 10.20 3 - Memberi .obat anti nyeri - Rawat jika terdapat pemasangan gips Mengobservasi hasil kondisi luka diketahui Menjelaskan kepada klien dan keluarganya tentang pentingnya perawatan dengan hasil klien sudah mengetahui tentang 4 3. 10.30 1 dan 11.00 2 11.30 3 10-05-2006 1. 08.00 1 penyakitnya Memberikan obat antibotik Kaji tingkat kecemasan klien keluarganya dengan hasil tingkat kecemasan klien dan keluarganya sudah berkurang Mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarganya dengan hasil klien dan keluarganya paham tentang penyakit klien Memberikan dukungan kepada luka dengan

29

keluarga klien 09.00 09.30 10.00 2 3 4 nyeri 11.00 2 11.30 12.00 5 1 2 12.30 3 12.45 3 1 Observasi tanda- tanda vital dengan hasil TD : 110/70 mmHg N : 80 kali/meni P S : 24 kali/menit : 36C Memberi obat anti nyeri Mengobservasi hasil kondisi luka di ketahui Menjelaskan kepada klien dan keluarganya tentang pentingnya perawatan dengan hasil klien sudah mengerti tentang 13.07 2 13.30 11-05-2006 1 13.45 3 1 penyakitnya Memberikan obat antibiotik Mengkaji tingkat kecemasan klien dan keluarganya dengan hasil tingkat kecemasan klien dan keluarganya berkurang Mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarganya dengan hasil klien dan keluarganya paham tentang penyakit klien 14.00 2 Memberikan dukungan kepada keluarga klien luka dengan Mengkaji tingkat nyeri yang dirasakan oleh klien dengan hasil nyeri pada skala 5 ( sedang) Mengatur posisi senyaman mungkin dengan hasil nyeri berkurang HE tentang tekhnik mengurangi nyeri dengan hasil ntuk menghilangkan rasa

30

14.30 15.00

3 4

Mengkaji tingkat nyeri yang dirasakan oleh klien dengan hasil klien tidak merasa nyeri pada skala sedang

- Mengatur posisi yang senyaman mungkin dengan hasil nyeri berkurang - HE tentang teknik mengurangi nyeri dengan 15.30 2 15.45 16.00 16.10 5 1 2 3 hasil untuk mengurangi rasa nyeri - Mengobservasi TTV : TD: 110/70 mmHg N : 80x/m P : 24x/m S : 36C - Memberi obat anti nyeri - Rawat jika terdapat pemasangan gips 16.20 3 15.00 4 1 15.20 2 Mengobservasi hasil kondisi luka diketahui Menjelaskan kepada klien dan keluarganya tentang pentingnya perawatan dengan hasil klien sudah mengetahui tentang penyakitnya - Memberikan obat antibotik 15.30 3 Mengkaji tingkat kecemasan klien dan keluarganya dengan hasil tingkat kecemasan klien dan keluarganya berkurang Mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarganya dengan hasil klien dan keluarganya paham tentang penyakit klien - Memberikan dukungan kepada keluarga klien luka dengan

31

32

CATATAN PERKEMBANGAN TGL O9-05-2006 NDX 1 JAM EVALUASI / SOAP 11.0 S : Klien mengatakan nyeri pada daerah kaki kiri 0 dengan skala sedang O : Ekspresi wajah meringis A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1-5 1. 2. mungking 3. 4. 2 12.0 0 S:O : Nampak terpasang gips pada kaki kiri A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1.2.3 1. 3 12.3 0 2. 3. antibiotik S : Klien dan keluarganya tidak banyak tahu tentang kesehatanya O : Klien nampak cemas A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1.2.3 1. 10-05-2006 1 kecemasan Mengkaji tingkat Observasi luka Jelaskan pentingnya pemberian perawatan Pemberian obat tentang 5. analgetik mengurangi nyeri Pemberian obat Observasi TTV HE tentang tekhnik Kaji tingkat nyeri Atur posisi senyaman

33

2. 10.0 0 3.

Mengkaji pengetahuan klien dan keluarganya Memberi kepada klien dan keluarga klien.

tingkat dukungan

S : Klien mengatakan nyeri pada daerah kaki kiri dengan skala sedang O : Ekspresi wajah meringis A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1-5 2 1. 2. mungkin 3. 11.0 0 3 4. mengurangi nyeri 5. analgetik S :O : Tampak terpasang gips pada kaki kiri A : Masalah belum teratasi 12.0 0 11-05-2006 1 P : Lanjutkan intervensi 1. Observasi luka 2. Jelaskan tentang pentingnya perawatan 3. Pemberian obat S: Klien dan keluarganya tidak banyak tahu tentang keadaannya O : Klien nampak cemas A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1 dan 3 13.3 1. Mengkaji tingkat kecemasan Pemberian obat vital HE tentang tekhnik Observasi tanda-tanda Kaji tingkat nyeri Atur posisi senyaman

34

3. Memberi dukungan kepada klien dan keluarga klien. S : klien mengatakan nyeri pada daerah kaki kiri

dan skala sedang O : Ekspresi wajah meringis A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1-5 1. Kaji tingkat nyeri 2. Atur posisi senyaman mungkin 3. Observasi tanda-tanda vital

14.0 0

4. HE tentang tekhnik mengurangi nyeri 5. Pemberian obat analgetik S :O : Tampak terpasang gips pada kaki kiri A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1. Observasi luka 2. Jelaskan tentang pentingnya perawatan

15.0 0

3. Pemberian obat S : Klien dan keluarganya tidak banyak tahu tentang keadaannya O : Klien nampak cemas A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1 dan 3 1. Mengkaji tingkat kecemasan 3. Memberi dukungan kepada klien dan keluarga klien.

35

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa karena atas berkat, rahmat dan hidayahnya kami dari kelompk V dapat menyelesaikan/menyusun Asuhan Keperawatan ini. Kami menyadari didalam penyusunan Asuan keperawatan ini masih banyak kekurangan- kekurangan yang perlu di perbaiki bersama oleh karena itu saran dan kritik dari pembimbing baik dari institusi maupun dari lahan sangat kami butuhkan demi kesempurnaan Asuhan keperawatan ini. Dan pada kesempatan ini kami tak lupa mengucapkan banyak- banyak terima nkasih kepada bapak Direktur beserta Staf/anggota RS sanglah Denpasar Bali yang telah menerima kami dengan tangan terbuka untuk praktek di RS sanglah ini dimana di dalam PKL (praktek kerja lapangan ) ini kami banyak mendapatkan keterampilan yang sebelumya belum pernah kami dapatkan sebelumya kami mengucapakan terimakasih.

Wassalam

Penyusun

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI A. BAB I Pengertian................................................................................................ Etiologi Patofisiologi Klasifikasi fraktur Manifestasi klinis Komplikasi.. Penatalaksanaan kedaruratan.. Prinsip penanganan fraktur. Perawatan pasien fraktur tertutup.. ... Perawatan pasien frktur terbuka. . Uji Laboratorium dan diagnostik. Proses penyembuhan... Proses keperawatan . Penyimpangan KDM.. B. BAB II Pengkajian Data fokus Analisa data. Daignosa keperawatan. Intervensi. Implementasi Evaluasi C. Kesimpulan dan saran 13 21 22 24 25 28 31 1 1 1 1 2 3 3 3 5 5 6 6 6 12 i ii

ii

Anda mungkin juga menyukai