Anda di halaman 1dari 20

Kasus Tn.

Casillas 32 tahun datang ke RS dengan keluhan tangan dan kaki sulit digerakkan, klien adalah seorang goal keeper club sepakbola terkenal, saat membela tim-nya dua hari yang lalu klien jatuh dengan bertumpu pada kepala.Hasil px lab, WBC=15.10-3. Hb= 14 mg%. AT = 200000, TD klien 120/85 mmHg. Nadi 70x/menit, RR=18x/menit dan suhu 37,3C . Saat ini klien mendapat tx: metilnprednisolon, dan direncanakan MRI. 1. Uraikan perbedaan medulla spinalis dan vertebra! Jawaban : Perbedaan medulla spinalis dan vertrebra dari segi fungsinya Vertrebra menopang tubuh manusia dalam posisi tegak, yang secara mekanik sebenarnya melawan pengaruh gravitasi agar tubuh secara seimbang tetap tegak Medulla spinalis sebagai pusat saraf (mengintegrasikan sinyal sensoris yang dating dan mengaktifkan respon motorik secara langsung tanpa campur tangan otak serta sebagai pusat perantara antara saraf tepid an otak

Perbedaan medulla spinalis dan vertrebra dari segi pertumbuhan Vertrebra melebihi kecepatan pertumbuhan medulla spinalis. Vertrebra tumbuh sekitar 25 cm lebih panjang dari medulla spinalis.Perbedaan panjang ini menyebabkan konus medularis ( bagian paling kaudal dari medulla spinalis yang berbentuk krucut dari terutama terdiri atas segmen-segmen sacral medulla spinalis) dan cauda equine( kumpulan radiks nervus lumbaris bagian kaudal dan radiks nervus sakralis yang mengapung dalam CSF)

2. Berapa vertebra yang dimiliki manusia dan berapa medulla spinalis yang dimiliki manusia ? Jawaban : Jumlah vertebra yang dimililiki manusia adalah 33 buah. Terdiri dari : 7 buah vertebra servikalis 17 buah vertebra torakalis 5 buah vertebra lumbalis 5 buah vertebra sakralis 4 buah vertebra koksigeal

Jumlah medulla spinalis yang dimiliki manusia adalah 31 segmen. Terdiri dari : 8 segmen cervical 12 segmen thorakal 5 segmen lumbal 5 segmen sacral 1segmen coxigeus

3. Uraikan organ-organ yang diinervasi oleh masing-masing segmen medulla spinalis? Jawaban: Fungsi dan Persarafan Otot Periferal dan Segemental Fungsi Otot I. Saraf Pleksus servikalis C1-C4 Saraf servikalis Fleksi, ekstensi, rotasi, dan eksorotasi leher Mm. koli profundi (M. sternokleidomastoideus, M. trapezius) Pengangkatan dada atas, inspirasi Saraf frenikus Inspirasi Diafragma II. Pleksus brakhialis C5-T1 Saraf torakalis anterior Aduksi lengan, Menurunkan bahu ke dorsoventral Saraf torakalis longus Fiksasi skapula selama mengangkat lengan Saraf skapularis dorsal Elevasi dan aduksi skapula ke arah kolumna spinalis M. levator skapula, Mm. rhomboidei Saraf supraskapularis C4-C5 M. seratus anterior C5-C7 dan endorotasi M. pektoralis mayor dan minor C5-T1 C3-C5 Mm. skaleni C3-C5 C1-C4

Mengangkat dan eksorotasi lengan, Eksorotasi lengan pada sendi bahu

M. supraspinatus,

C4-C6

M. infraspinatus

C4-C6

Saraf torakalis dorsal Endorotasi sendi bahu; aduksi dari ventral ke dorsal; menurunkan lengan yang terangkat Saraf aksilaris Abduksi lengan ke garis horizontal, Eksorotasi lengan M. teres minor C4-C5 Saraf muskulokutaneus Fleksi lengan atas dan bawah dan supinasi lengan bawah, Elevasi dan aduksi lengan, Fleksi lengan bawah Saraf medianus Fleksi dan deviasi radial tangan, Pronasi lengan bawah, Fleksi tangan, Fleksi jari II-V pada falangs tengah, Fleksi falangs distal ibu jari tangan, Fleksi falangs distal jari II dan III tangan, Abduksi metakarpal I, Fleksi falangs proksimal ibu jari tangan, M. abduktor polisis brevis M. fleksor polisis brevis C7-T1 C7-T1 M. fleksor digitorum profundus (radial) C7-T1 M. fleksor polisis longus C6-C8 M. fleksor karpi radialis M. pronator teres M. palmaris longus M. fleksor digitorum superfisialis C5-C6 C5-C6 C7-T1 C7-T1 M. korakobrakhialis, M. brakhialis C5-C7 C5-C6 M. biseps brakhii, C5-C6 M. deltoideus C5-C6 M. latissimus dorsi, M. teres major, M. subskapularis C5-C8 (dari pleksus) daerah dorsal

Oposisi metakarpal I

M. oponens polisis brevis Mm. lumbrikalis

C6-C7 Saraf medianus C8-T1

Fleksi falangs proksimal dan Jari II dan III tangan ekstensi sendi lain,

Saraf ulnaris Fleksi falangs proksimal dan Jari IV dan V tangan ekstensi sendi lain C8-T1

Saraf ulnaris Fleksi dan pembengkokan ke arah ulnar jari tangan, Fleksi falangs proksimal jari tangan IV dan V, Aduksi metakarpal I, Abduksi jari tangan V, Oposisi jari tangan V, M. fleksor digitorum profundus (ulnar) M. aduktor polisis M. abduktus digiti V M. oponens digiti V C8-T1 C8-T1 C7-T1 C7-T1 M. fleksor karpi ulnaris C7-T1

Saraf ulnaris Fleksi jari V pada sendi metakarpofalangeal, Pembengkokan falangs proksimal, meregangkan jari tangan III, IV, dan V pada sendi tangan dan distal seperti juga gerakan membuka dan menutup jarijari Saraf radialis Ekstensi siku, Fleksi siku, Ekstensi siku dan abduksi radial tangan, Ekstensi falangs proksimal jari II-IV, M. ekstensor digitorum M. biseps brakhii dan M. ankoneus M. brakhioradialis M. ekstensor karpi radialis C6-C8 C6-C8 C5-C6 C6-C8 Mm. interosei palmaris dan dorsalis Mm. lumbrikalis III dan IV C8-T1 M. fleksor digiti brevis V C7-T1

Ekstensi falangs proksimal jari V, Ekstensi dan deviasi ke arah ulnar dari tangan, Supinasi lengan bawah, Abduksi metakarpal I: ekstensi radial dari tangan, Ekstensi ibu jari tangan pada falangs proksimal, Ekstensi falangs distal ibu jari, Ekstensi falangs proksimal jari II M. ekstensor polisis longus M. ekstensor indisis proprius M. ekstensor polisis brevis M. supinator M. abduktor polisis longus M. ekstensor digiti V M. ekstensor karpi ulnaris

C6-C8 C6-C8

C5-C7 C6-C7

C7-C8

C7-C8 C6-C8

N. toracis Elevasi iga; ekspirasi; kompresi abdomen; anterofleksi dan laterofleksi tubuh. III. Pleksus lumbalis T12-L4 Saraf femoralis Fleksi dan endorotasi pinggul, Fleksi dan endorotasi tungkai bawah, Ekstensi tungkai bawah pada tungkai lutut Saraf obturatorius Aduksi paha M. pektineus M. aduktor longus M. aduktor brevis M. aduktor magnus M. grasilis Aduksi dan eksorotasi paha M. obturator eksternus L2-L3 L2-L3 L2-L4 L3-L4 L2-L4 L3-L4 M. quadriseps femoris L2-L4 M. iliopsoas M. sartorius L1-L3 L2-L3 Mm. toracis dan abdominalis T1-L1

IV.

Pleksus sakralis L5-S1 Saraf glutealis superior

Abduksi paha,

dan

endorotasi

M. gluteus medius dan minimus M. tensor fasia lata

L4-S1 L4-L5

Fleksi tungkai atas pada pinggul; endorotasi, Eksorotasi abduksi Saraf glutealis inferior Ekstensi paha pada pinggul, Eksorotasi paha M. gluteus maksimus M. obturator internus Mm. gemeli M. quadratus L4-S1 Saraf skiatikus Fleksi tungkai bawah M. biseps femoris M. semitendinosus M. semimembranosus L4-S2 L4-S1 L4-S1 Saraf peronealis profunda Dorsifleksi kaki, Ekstensi kaki dan jari-jari kaki, Ekstensi jari kaki II-V, Ekstensi ibu jari kaki Ekstensi ibu jari kaki Saraf Pengangkatan dan pronasi bagian luar kaki Mm. peronei superfisialis L5-S1 Saraf tibialis Fleksi plantar dan kaki dalam supinasi, M. gastroknemius M. triseps surae M. soleus L5-S2 peronealis dan supinasi M. tibialis anterior M. ekstensor digitorum longus M. ekstensor digitorum brevis M. ekstensor halusis longus M. ekstensor halusis brevis L4-L5 L4-S1 L4-S1 L4-S1 L4-S1 L4-S2 L5-S1 paha dan abduksi dan M. piriformis L5-S1

Supinasi dan fleksi plantar dari kaki Fleksi falangs distal jari kaki II-V (plantar fleksi kaki dalam supinasi), Fleksi falangs distal ibu jari kaki, Fleksi jari kaki II-V pada falangs tengah, Melebarkan, menutup, dan fleksi falangs proksimal jarijari kaki

M. tibialis posterior

L4-L5

M. fleksor digitorum longus

L5-S2

M. fleksor halusis longus M. fleksor digitorum brevis

L5-S2 S1-S3

Mm. plantaris pedis

S1-S3

Saraf pudendalis Menutup sfingter kandung kemih dan rektum Otot-otot perinealis dan sfingter S2-S4

Gambar manifestasi klinis trauma

medulla spinalis

4. Uraikan definisi reflex dan peran medulla spinalis dalam reflex manusia ! Jawaban: Refleks tendon dalam(reflex regang otot) dapat ditimbulkan dengan mengetukkan palu reflex secara cepat dan kuat pada tendon yang tereagang sebagian . Impuls kemudian berjalan sepanjang serabut aferen menuju medulla spinalis , kemudian bersinaps dengan neuron motorik, atau kornu anterior. Sesudah bersinaps, impuls dihantarkan ke bawah melalui neuron motorik menuju radiks anterior, kemudian diteruskan melalui saraf spinal dan saraf perifer. Sesudah melampaui batas neuromuscular , otot dirangsang unutk berkontraksi . Refleks yang sering diperiksa adalah reflex biseps, triseps, dan reflex brakioradialis, reflex patella, serta reflex Achilles. Respon terhadap reflex dibagi dalam berbagai tingkatan yang bervariasi dri 0 sampai +4 Tingkat +4 Makna Sangat adanya (UMN), kuat, mengesankan

Upper Motor Neuron sering disertai

klonus(gerak osilasi ritmik antra fleksi dan ekstensi) +3 Lebih kuat dari normal, teteapi tidak harus menunjukan suatu penyakit +2 +1 0 Rata-rata atau normal Sedikit berkurang Tidak ada respon

Penilaian respon sangat penting dilakukan dengan membandingkan kedua sisi. Refleks superfisisal diperiksa dengan menggores kulit dengan benda keras missal ujung palu reflex atau palikator yang menyebabkan otot berkontraksi . Refleks tersebut antera lain reflex abdominal, reflex kremaster, reflex plantar, dan reflex gluteal. Menurut E.Sukardi dalam buku Anatomia medica, Refleks dapat digolongkan dalam 4 golongan utama;

1. Refleks regang Refleks ini ditimbulkan dengan meregangkan otot, dan reflex ini kadang-kadang disebut reflex tendo miomatik. Beberapa contoh reflex regang yang bersifata spesifik adalah: a. Refleks rahang bawah( reflex musculi masseeter dan musculi temporalis) melalui nervus mandibularis b. Refleks biseps : melalui nervus musculocutaneus. C5, C6 c. Refleks branchioradialis: melalui nervus radialis: C6, C7, C8 d. Refleks Triceps : melalui nervus radialis, C6, C7, C8 e. Refleks quadriceps (reflex lutut)_ melalui nervus femoralis, L2, L3, L4 f. Refleks gastrocnemius dan soleus (reflex achilelles): melalui nervus tibialis, L5, S1, S2 g. Refleks Hoffman: melalui nervus medianius, C7,C8,T1 h. Refleks Rosolimo: melalui nervus tibialis, L5, S1, S2 i. Klonus biasanya diperiksa pada musculi gastrocnemius dan musculi soleus.

2. Refleks superficial Refleks ini dapat ditimbulkan dengan mernagsang cornea, kulitatau tunica mucosa, dan diperoleh reaksi-reaksi motoirk. Beberapacontoh reflex superficial ialah reflex cornea (Nervus V, VII);reflex bibir atau hisap (Nevus V, VII); reflex pharynx (Nervus IX,X);Reflkeks dinding perut (daerah epigastrik: T6 sampai 9; daerah umbilical: T9T11;daerah hipogastrik:T11 sampai L1). Refleks plantar merupakan suatu relfeks normal dalam bentuk fleksio jari-jari kaki (terutama ibu jari kaki) sebagai akibat adari rangsangan pada bagian fibular telapa kaki seperti yang dilakukan unutk menimbulkan efek babinski. 3. Refleks khusus Refleks ini tidak melibtakan otot-otot skelet. Beberapa contoh reflex dalam golongan ini antra lain ialah reflex cahaya pupil (Nervus II,III), reflex-refleks pernapasan , relfeks kardiovaskular, reflex salvias, dan reflex visceral lainnya. 4. Refleks patologis Walaupun reflex ini dapat ditimbulkan dengan meregangkan otot tau rangsangan superfisisal, reflex ini berbeda dari reflex-refleks lain dalam dua hal: a. Refleks-reflkes patologik yang sesungguhnya tidak dapat ditimbulkan pada individuindividu normal b. Walaupun dia merupakan reflex segmental, akan tetapi reflex patologik acapkali bersifat lebih rumit daripada refeks refleks sederhana dan timbul sebagai akibat

adanya suatu gangguan dalam keseimbangan impuls-impuls mencapai neuronneuron motorik. Jaadi timbulnya reflex patologik menandakan adanya gangguan dalam fungsi sususan saraf pusat. Beberapa reflex patologik yang spesifik adalahr reflex babinski, Refleks chaddock,reflex Oppenheim. Pada umumnya reflex ini dikatakan positif(ada) apabila ibu jari kaki menunjukan Dorsofleksio (reaksi yang normal terjadi adalah plantafleksio) sesudah dilakukan rangsangan-rangsangan tertentu.

5. Uraikan definisi trauma medulla spinalis (spinal cord injury)! Jawaban: Trauma spinal yaitu gangguan pada serabut spinal (spinal cord) yang menyebabkan perubahan secara permanen atau sementara, akan tetapi fungsi motorik, sensorik atau autonomik masih normal. Cedera medula spinalis adalah suatu kerusakan fungsi neurologis yangdisebabkan oleh benturan pada daerah medulla spinalis (Brunner & Suddarth,2001). Trauma medulla spinalis adalah suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan seringkali oleh kecelakaan lalu lintas. Apabila cedera itu mengenai daerah L1-2 dan/atau di bawahnya maka dapat mengakibatkan hilangnya fungsi motorik dan sensorik serta kehilangan fungsi defekasi dan berkemih. Trauma medulla spinalis diklasifikasikan sebagai komplet : kehilangan sensasi fungsi motorik volunter total, dan tidak komplet : campuran kehilangan sensasi dan fungsi motorik volunteer

6. Uraikan penyebab trauma medulla spinalis! Jawaban :

Penyebab dari trauma medulla spinalis yaitu : Kecelakaan lalu lintas, industri Terjatuh, olahraga, menyelam Luka tusuk, tembak Terdapat tumor

Gambar : bagan etiologi trauma medulla spinalis


Pada Kasus, Tn.Cassilas mengalami trauma medulla spinalis karena klien jatuh dengan bertumpu pada kepala pada saat membela timnya dua hari yang lalu.

7. Apa yang dimaksud dengan hemiparese, hemiplegia, paraparese, paraplegia, tetraparese, tetraplegia? Bagaimana pemeriksaan kekuatan otot untuk masing-masing kondisi tersebut ? Jawaban: Hemiparese adalah hemiparese : kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama karena lesi pada hemister yang berlawanan Hemiplagia : paralisis pada wajah, lengan Dan kaki pada sisi yang sama karena lesi pada hemister yang berlawanan Paraparese adalah kelemahan tonus otot pada ekstrimitas bawah Paraplegia adalah kelumpuhan yang diakibatkan oleh lesi yang mengenai lumbal torakal atau bagian sacral medulla spinalis dengan disfungsi ekstrimitas bawah, defekasi, dan berkemih. Tetraparese adalah kelemahan tonus otot pada kedua ekstrimitas (atas dan bawah) Tetraplegia adalah kelemahan tonus otot melibatkan salah satu segmen servikal medulla spinalis dengan disfungsi kedua lengan dan kedua kaki.

8. Bagaimana manifestasi klinis trauma medulla spinalis pada organ-organ tubuh manusia ? Uraikan berdasarkan segmen yang mengalami cedera (servikal,torakal,spinal,lumbal)! Jawaban: a. Manifestasi klinis cedera medulla spinalis cervical C1-C3 C4 C5 C6 C7 tangan. C8 : gangguan fungsi jari : gangguan fungsi diafragma (untuk pernapasan) : gangguan fungsi biceps dan lengan atas : gangguan fungsi gerakan bahu, tangan dan pergelangan tangan : gangguan fungsi tangan secara komplit, gerakan siku dan pergelangan

Gangguan motoriknya yaitu kerusakan setinggi medula spinalis servical menyebabkan kelumpuhan tetraparese b. Manifestasi klinis cedera medulla spinalis torakal T1 : gangguang fungsi tangan

T1-T8

: gangguan fungsi pengendalian otot abdominal, gangguan stabilitas tubuh, pengaturan suhu.

T9-T12

: kehilangan parsial fungsi otot abdominal dan batang tubuh

c. Manifestasi klinis cedera medulla spinalis lumbal L1-L2 L3 L4 L5 : gangguan ejakulasi dan gerakan pinggul : gangguan ekstensi lutut. : gangguan gerakan kaki : gangguan fleksi lutut

Gangguan motorik yaitu kerusakan medula spinalis thorakal sampai dengan lumbal memberikan gejala paraparese d. Manifestasi klinis cedera medulla spinalis sacral S1 S2-S3 S2-S4 : gangguan gerakan kaki : gangguan gangguan aktivitas kandung kemih dan usus : gangguan ereksi penis

Gangguang motorik kerusakan medula spinalis sacral menyebabkan gangguan miksi & defekasi tanpa para parese

Cedera pada segmen lumbal dan sakral dapat mengganggu pengendalian tungkai, sistem saluran kemih dan anus. Selain itu gangguan fungsi sensoris dan motoris, cedera vertebra dapat berakibat lain seperti spastisitas atau atrofi otot. 9. Apa yang dimaksud injury franklel A,B,C,D,E? Uraikan ! Jawaban: A : Airway B: Breathing C: Circulation D: Disability E:Exposure :

10. Bagaimana transportasi dan penanganan awal trauma medulla spinalis? Jawaban:

Tiga focus utama penanganan awal pasien cedera medulla spinalis yaitu: 1. Mempertahankan usaha bernafas, 2. Mencegah syok,dan 3. Imobilisasi leher (neck collar atau long spine board). Selain itu, focus selanjutnya adalah mempertahankan tekanan darah dan pernaafasan, stabilisasi leher, mecegah koplikasi(retensi urin),komplikasi kardiovaskuler atau respiratoarik dan thrombosis vena-vena profunda) Penderita cedera medulla spinalis setinggi C4 atau lebih tinggi tidak dapat bernafas spontan. Jaw Thrust telah dirancang unutk memperkecil gerakan leher sewaktu dilakukan resusitasi. Prioritasnya adalah membuka jalan napas yang efektif. Obat metilprednisolon merupakan pengobatan standar bagi cedera medulla spinalis. Obat ini diberikan dalam 3 jam pertama setelah cedera. Pasien mendapatkan keuntungan dari pengobatan yang doberikan hingga 8 jam setelah cedera. Terapi obat ini diberikan karean berperan dalam mengurangi cedera sekunder dan telah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) AS unutuk mengobati cederea medulla spinalis pada tahun 1990. Dan diyakini bahwa metilprodnisolson (steroid sintetis) menekan respon peradangan pada lokasi cedera sehingga mengurangi pembentukan edema. Selain itu, metilprednisolon menghambat pembentukan radikan bebas yang berperan dalam cedera sekunder karena mampu mengganggu dinding sel dan berperan lebih lanjut dalam edema dan iskemia medulla.

11. Uraikan pemeriksaan penunjang pada pasien dengan trauma medulla spinalis ? Jawaban: Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang yang sebaiknya dikerjakan meliputi pemeriksaan laboratorium darah dan pemeriksaan radiologis. Dianjurkan melakukan pemeriksaan 3 posisi standar (anteroposterior, lateral, odontoid) untuk vertebra servikal, dan posisi AP dan lateral untuk vertebra thorakal dan lumbal. Pada kasus-kasus yang tidak menunjukkan kelainan radiologis, pemeriksaan lanjutan dengan CT Scan dan MRI sangat dianjurkan. Magnetic Resonance Imaging merupakan alat diagnostik yang paling baik untuk mendeteksi lesi di medulla spinalis akibat cedera/trauma Radiologik

Foto polos posisi antero-posterior dan lateral pada daerah yang diperkirakan mengalami trauma akan memperlihatkan adanya fraktur dan mungkin disertai dengan

dislokasi.Pada trauma daerah servikal foto dengan posisi mulut terbuka dapat membantu dalam memeriksa adanya kemungkinan fraktur vertebra C1-C2. Pungsi Lumbal Berguna pada fase akut trauma medula spinalis. Sedikit peningkatan tekanan liquor serebrospinalis dan adanya blokade pada tindakan Queckenstedt menggambarkan beratnya derajat edema medula spinalis, tetapi perlu diingat tindakan pungsi lumbal ini harus dilakukan dengan hati-hati, karena posisi fleksi tulang belakang dapat memperberat dislokasi yang telah terjadi. Dan antefleksi pada vertebra servikal harus dihindari bila diperkirakan terjadi trauma pada daerah vertebra servikalis tersebut. Mielografi Mielografi dianjurkan pada penderita yang telah sembuh dari trauma pada daerah lumbal, sebab sering terjadi herniasi diskus intervertebralis 12. Uraikan komplikasi trauma medulla spinalis! Jawaban: Apabila kerusakan dan pembekakan di sekitar medulla spinalis terletak di spina

servikal (ke bawah sampai sekitar CS 5), pernapasan dapat berhenti karena kompresi saraf frenikus, yang terletak antara C3 dan C5 dan mengontrol gerakan diafragma.
Syok Spinal merupakan depresi tiba-tiba aktivitas reflex pada medulla spinalis

(areflexia) di bawah tingkat cidera.


Trombosis Vena Profunda adalah komplikasi umum dari imobilitas dan umumnya

pada pasien cedera-medulla spinalis.


Hiperrefleksia otonom ditandai dengan tekanan darah yang tinggi disertai bradikardia

(frekuensi jantung rendah), serta berkeringat dan kemerahan pada kulit wajah dan torso bagian atas.

Cedera medulla spinalis yang berat sebenarnya memegaruhi semua system tubuh

sampai beberapa derajat. Biasanya, infeksi ginjal dan saluran kemih, kerusakan kulit dan perkembangan decubitus, dan atrofi otot terjadi. Komplikasi lainnya : Selain komplikasi pernapasan ( gagal napas; pnemunia) dan hiperfleksia autonomic (dikateristikkan oleh sakit kepala berdenyut, berkeringat banyak, kongesti nasal, piloereksi, bradikardia, dan hipertensi), komplikasi lain yang terjadi meliputi decubitus dan infeksi (infeksi urinarius, pernapasan, dan local pada tempat lain).
13. Uraikan research apa yang sedang dikembangkan pada perawatan pasien dengan trauma medulla spinalis! Jawaban:

14. Buatlah pathway dan munculkan berbagai respon manusia dalam bentuk diagnose keperawatan ( NANDA 2012-2014) yang muncul dari patofisiology manifestasi klinis trauma medulla spinalis! Jawaban: Terlampir

15. Uraikan tujuan dan criteria hasil yang SMART berdasarkan NOC untuk semua diagnose yang mungkin muncul! Jawaban: Terlampir

16. Uraikan intervensi ( harus ada yang terapeutik) berdasarkan NIC untuk diagnose yang mungkin muncul! Jawaban: Terlampir

KESIMPULAN

Cedera medula spinalis merupakan salah satu penyebab utama disabilitas neurologis akibat trauma. Penyebab paling sering untuk terjadinya trauma medulla spinalis adalah karena kecelakaan lalu lintas, dll. Trauma medulla spinalis sendiri diklasifikasikan menjadi trauma medulla spinalis komplit dan trauma medulla spinalis inkomplit. Sedangkan gejala yang paling sering pada trauma medulla spinalis adalah, nyeri akut pada belakang leher, paraplegia, paralisis sensorik motorik total, kehilangan kontrol kandung kemih (retensi urine, distensi kandung kemih)m penurunan keringat dan tonus vasomotor, penurunan fungsi pernapasan, gagal nafas.Terapi cedera medula spinalis terutama ditujukan untuk meningkatkan dan mempertahankan fungsi sensoris dan motoris. Therapy operatif kurang dianjurkan kecuali jika pasien memiliki indikasi untuk dilakukannya operasi. Cedera medula spinalis tidak komplet cenderung memiliki prognosis yang lebih baik daripada trauma medulla spinalis komplit.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi8. Jakarta : EGC Guyton & Hall. (2003). Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta : EGC Prince, S.A. (1995). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC NANDA International.(2009-2011) Diagnosa keperawatan.Jakarta : EGC Dochterman dkk.(2004) Nursing Interventions Classification (NIC). Barbara Cullen: USA Morhead dkk.(2006) Nursing Outcome Classification (NOC). Barbara Cullen: USA

Sukardi,Elias.1985.Neuroanatomia Medica.Jakarta.Universitas Indonesia (UI-Press).

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SPINAL CORD INJURY

OLEH SGD 6 : Ni Luh Gede Lily Permata Sari Ni Kadek Dwi Mas Pujastuti A.A. Ayu Emi Primayanthi I Made Aryadi Putra Kadek dewi Yuliantini I Ketut Sugiarsa Ni Wayan Agustini Ni Putu Pande Satya Systa Dewi Ni Luh eka Tuastri Fitriani Ni Made Ayu Komala Sari Kadek Cita Citra Dewi (1102105019) (1102105020) (1102105028) (1102105029) (1102105031) (1102105045) (1102105056) (1102105058) (1102105073) (1102105074) (1102105076)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012

Anda mungkin juga menyukai

  • 5 Implementasi
    5 Implementasi
    Dokumen2 halaman
    5 Implementasi
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Learning Task 1 Juni 2012SASAd
    Learning Task 1 Juni 2012SASAd
    Dokumen1 halaman
    Learning Task 1 Juni 2012SASAd
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Data umumDN
    Data umumDN
    Dokumen4 halaman
    Data umumDN
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • 15 Sss
    15 Sss
    Dokumen1 halaman
    15 Sss
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • 5 Legal Etik, Lanjutan Di Anik
    5 Legal Etik, Lanjutan Di Anik
    Dokumen1 halaman
    5 Legal Etik, Lanjutan Di Anik
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Atik Pathway
    Atik Pathway
    Dokumen2 halaman
    Atik Pathway
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Learning Task 1 Juni 2012SASAd
    Learning Task 1 Juni 2012SASAd
    Dokumen1 halaman
    Learning Task 1 Juni 2012SASAd
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Lalala
    Lalala
    Dokumen1 halaman
    Lalala
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Lalala
    Lalala
    Dokumen1 halaman
    Lalala
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Abstrak Indo Anak Elektroooo Haha
    Abstrak Indo Anak Elektroooo Haha
    Dokumen1 halaman
    Abstrak Indo Anak Elektroooo Haha
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • DM SSSS
    DM SSSS
    Dokumen3 halaman
    DM SSSS
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Lalala
    Lalala
    Dokumen1 halaman
    Lalala
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Abstrak Indo Anak Elektroooo Haha
    Abstrak Indo Anak Elektroooo Haha
    Dokumen1 halaman
    Abstrak Indo Anak Elektroooo Haha
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Dx Keperawatan Kriteria Hasil
    Dx Keperawatan Kriteria Hasil
    Dokumen9 halaman
    Dx Keperawatan Kriteria Hasil
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    0% (1)
  • 2
    2
    Dokumen24 halaman
    2
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • HTTP
    HTTP
    Dokumen2 halaman
    HTTP
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Lalala
    Lalala
    Dokumen1 halaman
    Lalala
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Komplikasi
    Komplikasi
    Dokumen9 halaman
    Komplikasi
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Hormone
    Hormone
    Dokumen4 halaman
    Hormone
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Format SKPNSJBJSJJHSK
    Format SKPNSJBJSJJHSK
    Dokumen1 halaman
    Format SKPNSJBJSJJHSK
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Lalala
    Lalala
    Dokumen1 halaman
    Lalala
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Hormone
    Hormone
    Dokumen4 halaman
    Hormone
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Hormone
    Hormone
    Dokumen4 halaman
    Hormone
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Hormone
    Hormone
    Dokumen4 halaman
    Hormone
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Hormone
    Hormone
    Dokumen4 halaman
    Hormone
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • HTTP
    HTTP
    Dokumen2 halaman
    HTTP
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Hormone
    Hormone
    Dokumen4 halaman
    Hormone
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Hormone
    Hormone
    Dokumen4 halaman
    Hormone
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Hormone
    Hormone
    Dokumen4 halaman
    Hormone
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat
  • Hormone
    Hormone
    Dokumen4 halaman
    Hormone
    Dwie Mas Pujastutie Kd
    Belum ada peringkat