EDISI 8/2007
Untuk itu, edisi ini kami hadir dengan menghadirkan pesan-pesan yang mudah-mudahan jika dilihat dengan ketenangan hati dan kerenda-
han diri, mampu membuka sekat-sekat kesombongan dan ketidakjujuran dalam diri kita dalam mengakui kekurangan itu. Mudah-mudahan
kehadiran nara sumber pada edisi ini mampu menyadarkan kita dari ketidaktahumaluan kita akan segala kesombongan di atas ketidak-
mampuan kita. Dimulai dari kesederhanaan dan kecintaan Riza Marlon yang tekun mendalami wild life photography di tengah banyaknya
fotografer yang lebih tertarik pada fotografi yang lebih populer. DIsambung oleh Teddy Lim, seorang yang belum genap 23 tahun yang
sudah menembus level regional. Diperkuat oleh kesederhanaan Supri, seorang pewarta foto yang mengawali karirnya sebagai kenek dan
supir truk. Dan diakhiri oleh Leo Lumanto, seorang otodidak fotografi yang ternyata karyanya lebih memiliki roh daripada kita yang lebih
ABOUT THE COVER sering menggelari diri sendiri sebagai seorang fotografer. Semuanya berakhir pada kesuksesan tanpa dibebani nama besar, namun prestasi
PHOTOGRAPHER: dan karya yang mendunia. Tidak lain karena kerendahan hati dan passion for good photography.
“Hak cipta foto dalam majalah ini milik fotografer yang bersangkutan, dan dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang menggunakan
foto dalam majalah ini dalam bentuk / keperluan apapun tanpa seijin pemiliknya.”
PT Imajinasia Indonesia, Jl. Pelitur No. 33A, www.thelightmagz.com, Pemimpin Perusahaan/Redaksi: Ignatius Untung,
Technical Advisor: Gerard Adi, Redaksi: redaksi@thelightmagz.com, Public relation: Prana Pramudya,
Marketing: marketing@thelightmagz.com - 0813 1100 5200, Sirkulasi: Maria Fransisca Pricilia, sirkulasi@thelightmagz.com,
Graphic Design: ImagineAsia, Webmaster: Gatot Suryanto
RIZA MARLON,
SOLO DI JALUR
WILDLIFE
“Memotret wild life adalah proses merekam sejarah alam. Alamnya sendiri jauh
lebih cepat punahnya dibanding kita motretnya. Jadi ibarat mengejar kereta den-
gan sepeda. Kejar-kejaran terus makin lama makin tak terkejar. Nggak heran kalau
fotonya bisa laku lumayan mahal.” Buka Riza Marlon, seorang fotorgafer yang
menspesialisasikan dirinya pada wild life atau satwa liar pada awal pembicaraan
kami dengannya pagi itu.
Riza Marlon mulai mencintai fotografi wild life ketika ia berprofesi sebagai peneliti
satwa liar/ biolog. “Waktu itu saya banyak mengantar orang bule, baik peneliti,
LSM, fotografer maupun kamera person. Saya bingung alam kita ini kan begitu
kaya. Banyak spesies satwa liar yang begitu bagus dan langka. Tapi kita kurang
menghargainya. Herannya kenapa justru orang bule yang tertarik dengan satwa
liar kita. Sementara bangsa kita sendiri nggak ada yang tertarik untuk merekam
satwa liar ini.” Kenangnya. “Orang bule, sekali jalan ke lapangan bawa semuanya,
mulai dari video, still camera, recorder, dan lain sebagainya. Pokoknya komplit
banget. Mereka menyadari betapa berharganya satwa liar yang makin lama
makin langka ini.” Sambungnya.
jangan nanti habis di tengah jalan. Jadi nggak ada gunanya padahal
obyek yang dicari belum ketemu. Maka dari itu harus disiplin. Buat
list shot dari awal, sebisa mungkin potret hanya yang ada di situ.
Ya sekali-sekali bolehlah motret yang lain, tapi jangan kebanyakan
dan malah menghabiskan baterai dan film.” Ungkapnya. “Harus bisa
diprediksi juga sekali jalan ke lapangan bisa dapat berapa banyak,
karena sekali jalan saja bisa habis 10 juta untuk transport saja.”
Sambungnya.
“Perlu diingat lagi, fotogrfer wild life yang baik itu nggak cukup asal
bisa motret saja. Kita harus tau behaviournya wild life. Pelajari aktifi-
tas dan rutinitasnya. Malam atau siang? Tempat tinggalnya di mana,
tempat makannya di mana, tempat kawinnya di mana. Nggak akan
bergeser kok kecuali kita ganggu tempatnya itu.” Tegasnya. “Wild life
itu sangat peka, mereka bisa tau kalau habitatnya kita usik sedikit.
Kita bersihkan lah, kita patahkan dahan-dahan yang mengganggu
komposisi kita. Mereka tau sekali walaupun waktu itu mereka nggak
ada di situ. Jadi jangan sekali-sekali kita ganggu mereka. Kita dapat
motret mereka saja sudah sangat bagus, jadi jangan minta lebih lagi
dengan mengusik habitatnya.” Sambungnya.
Pengetahuan tentang satwa liar serta kebiasaannya itu sendiri
menjadi sangat penting melihat tiap satwa liar memiliki habitan dan
kebiasaan yang berbeda. “Burung kalau sudah menetas telurnya, 10
menit sekali pasti datang induknya. Jadi kita harus tau timingnya.
Contoh lain lagi harimau. Harimau itu adanya di dataran tinggi,
Namun begitu Riza cukup selektif memilih kliennya. “ada beberapa sponsor
yang masuk dalam kategori merah, artinya kurang bagus reputasinya da-
lam melestarikan alam. Biasanya saya tidak mau.” Ungkapnya. “Saya punya
prinsip, lo bisa bayar gue, tapi lo nggak bisa beli gue. Makanya saya juga
pilih-pilih.” Sambungnya.
Fotografi wild life yang baik menurut Riza tidak boleh banyak bergantung
pada penggunaan software pengolah foto. “Kalau terlalu jauh jadi diang-
gap tidak asli. Misalnya Orang Utan yang bulunya berwarna coklat diganti
jadi sedikit kemerahan. Mungkin memang bisa lebih bagus. Tapi dari segi
keilmuannya itu menyalahi karena orang utan memang ada yang merah
dan coklat. Jadi harus berhati-hati dalam memanipulasi.” Ungkapnya.
“Motret wild life harus jujur dengan diri sendiri. Jangan dicombine dengan
yang lain-lain. Misalnya burung di crop dan ditempel sehingga seolah-olah
menempel di tanduk kerbau. Harus hati-hati tidak semua burung berada
di habitat yang sama dengan kerbau, jadi terlihat palsunya kalau kita asal
tempel. Maka dari itu lebih baik dibiarkan sebagaimana aslinya saja.” Sam-
bungnya.
Ditanya mengenai takut atau tidaknya Riza memotret bersama orang lain,
Riza menjawab tidak takut. “Saya nggak pernah takut motret bareng, kar-
ena pasti beda. Ibaratnya kita motret wanita cantik ramai-ramai, ada yang
ternyata close up hanya di wajahnya, ada yang close up di pinggul ada
yang close up di kaki, ada yang setengah badan, ada yang full. Jadi pasti
beda.” Tegasnya. “Justru saya maunya banyak yang motret wild life juga
bareng sama saya. Ibaratnya saya ini berada di jalan tol, saya ingin ngebut,
tapi kalau nggak ada yang mau nyusul buat apa saya ngebut. Jadi saya
ingin ada pesaing supaya bisa maju sama-sama. Lagipula alam ini terlalu
luas untuk saya seorang diri.” Tutupnya.
MEMPELAJARI
FOTOGRAFI
KOMERSIL &
FASHION DARI
SEORANG
MAKE UP
ARTIST
AN INTERVIEW WITH TEDDY LIM
Berbicara mengenai fotografi fashion & komersil seakan tidak bisa dipisahkan
dengan make up. Make up memang sudah menjadi sesuatu yang memberi porsi
cukup dominan pada foto-foto fashion dan komersil, terutama yang mengguna-
kan model.
Hal ini dibenarkan oleh fotografer-fotografer fashion dan komersil setidaknya
yang pernah hadir di majalah ini. Untuk itu pada kesempatan kali ini, kami meng-
hadirkan Teddy Lim, seorang make up artis professional yang pernah dan masih
sesekali memotret. Tujuannya bukan karena kami kehabisan stok nara sumber fo-
tografer fashion & komersil, namun lebih karena kami ingin menggali permasala-
han ini dari sudut pandang yang berbeda.
Teddy belajar fotografi dari ayahnya yang memiliki usaha foto studio di Pontianak
dan Bandung. Ketika krisis moneter melanda Teddy menjadi satu-satunya pilihan
Tapi ternyata di putaran final Teddy justru menjadi juara 1. “Rasanya senang sekali, belum sadar akan pentingnya make up.
karena ternyata make up saya bisa dihargai orang juga.” Tambahnya. “Make up itu bagaikan puzzle, sekecil
Bulan berikutya Teddy kembali ikut kontes make up dan berhasil menduduki
juara 2. Sejak saat itu Teddy memutuskan untuk lebih serius mempelajari make
apapun yang kurang, tetap nggak
bisa jadi.” Tegasnya. Teddy melihat “make up bisa
up. Ia belajar di Puspita Martha dan ikut lomba yang diadakan oleh Puspita Mar- banyak fotografer yang melupakan digunakan un-
tha. Teddy ikut 3 kategori dan di dua kategori ia juara 1, sementara di 1 kategori dimensi pada saat memotret model. tuk membuat
lainnya ia juara 3. Ia pun menyabet gelar juara umum. “Shadownya terlalu keras, tidak ada
bentuk lebih in-
dah, menutupi
gradasi dan dimensi, jadinya banyak
Dari situ Teddy berangkat ke Malaysia dan membuka studio foto di sana. Ia yang nge-blok. Make upnya burn out.
menerima pekerjaan pebuatan komposit model. Ia melakukan make up dan foto Detailnya kurang. Akhirnya hanya focus kekurangan dan
sendiri. Menjalani usaha di Malayasia selama beberapa waktu, Teddy pun kembali di komposisi dan teknis.” Jelasnya.
membuat wajah
ke Jakarta dan bertemu dengan Warren Kiong (PCI- red.) dan Gerard Adi (Fo-
tografer – red.). Teddy pun diajak Warren untuk membuat buku bersama dengan Bagi Teddy make up dalam fotografi menjadi tampak
Gerard mengenai integrasi make up dan fotografi. Buku tersebut berhasil diterima dibagi dalam 2 kelompok besar ber- lebih ideal.”
pasar dan setelah itu bayak pekerjaan make up datang. dasarkan tujuannya. Yang pertama
adalah corrective make up. “make up
Berbicara mengenai fotografer fashion dan komersil, Teddy melihat banyak bisa digunakan untuk membuat ben-
fotografer fashion dan komersil Indonesia yang bagus, namun tidak sedikit yang tuk lebih indah, menutupi kekurangan
dan membuat wajah menjadi tampak
lebih ideal.” Jelasnya. Beberapa contoh
aplikasinya adalah untuk menutupi
“Idealnya
pasti hasilnya hancur. Contoh lain,
kalau motret di air, sebaiknya jangan
fotografer tahu pakai bedak, tapi pakai liquid saja
tografernya
tinggal meningkatkan kualitas dan
menjaga etika fotografi. Misalnya
sendiri.” mengenai harga. Teddy melihat banyak
fotografer muda yang banting harga
untuk mendapatkan pekerjaan. Di sisi
lain fotografer muda terlihat kurang
mengedukasi konsumen. “Daripada menurunkan harga, lebih baik harganya tetap tapi kualitasnya ditambah.” Tegas-
nya.
Sementara fotografer senior juga dilihat harus lebih banyak memberi kesempatan kepada yang muda. Dan yang
tidak kalah penting banyak tukar pikiran, antara yang senior dengan junior, fotografer dengan make up artis, supaya
semuanya jadi bagus.
Untuk mempelajari fotografi fashion & komersil Teddy menganjurkan fotografer muda untuk lebih banyak meli-
batkan make up artis. “Make up artis adalah bagian penting dalam tim tersebut, jadi jangan baru dilibatkan pada
saat pemotretan. Ajak diskusi pada saat pre produksi. Bahkan akan lebih baik lagi jika Digital Imaging artis juga ikut
berkonsultasi dengan make up artis dalam melakukan proses retouching. Karena bagaimanapun yang tau make up
kan make up artisnya.” Ujarnya. Teddy melihat banyak kesalahan dilakukan pada proses pemotretan hingga pasca
produksi karena kurang komunikasi dengan make up artis, contohnya kulit si model jadi terlalu halus tanpa kelihatan
pori, dimensinya jadi burn out, anatomi muka si model jadi berubah, dan permainan highlight dan shadownya jadi
tidak menarik. “Kerjasama dalam sebuah pemotretan layaknya sebuah puzzle, semua penting maka dari itu se-
muanya harus dilibatkan dengan lebih optimal. Karena bagian apapun yang kurang dalam puzzle membuat gambar
besarnya jadi cacat.” Tegasnya.
Teddy menganjurkan fotografer muda untuk mempelajari fotografi dan make up dengan cara yang murah, yaitu den-
gan banyak melihat-lihat majalah fashion. “yang penting bukan sekedar lihat-lihat tapi berusaha cari tahu caranya.
Be more alert, Be sensitive.” Tegasnya. “Diskusi dengan make up artis pun bisa jadi satu bagian penting dalam proses
belajar tersebut.”
“yang
22 tahun. Teddy pun mengaku bahwa
keinginannya untuk terus maju yang
penting
membuatnya bisa dalam pencapaian-
nya saat ini. “Saya suka mikir, orang lain
kok bisa kayak gitu ya? Makanya saya
mikir saya juga pasti bisa, dan saya
coba.” Tegasnya. “Selain itu belajar dan bukan
bergaullah dengan orang-orang yang
lebih maju. Dengan begitu kita bisa sekedar
ikut maju.” Tambahnya. Untuk itu Teddy
berencana untuk tinggal dan menetap lihat-lihat
di Jepang yang notabene jauh lebih
maju dibandingkan Indonesia untuk tapi beru-
saha cari
belajar secara langsung dengan ber-
gaul di tengah-tengah fotografer dan
tahu car-
make up artis Jepang yang jelas lebih
maju.
anya. Be
more alert,
Be sensi-
tive.”
40 EDISI VIII / 2007 EDISI VIII / 2007 41
FASHION&COMMERCIALFOTOGRAFI FASHION&COMMERCIALFOTOGRAFI
“Saya suka
mikir,
orang
lain kok
bisa kayak
gitu ya?
Makanya “Selain itu be-
lajar dan ber-
saya mikir gaullah dengan
orang-orang
saya juga yang lebih
pasti bisa, maju. Dengan
begitu kita bisa
dan saya ikut maju.”
coba.”
MENJIPLAK
LEBIH BAIK,
LEBIH BAIK
MENJIPLAK?
Kondisi usaha jasa fotografi Indonesia mulai memasuki titik kritis. Perang harga
terjadi di mana-mana. Foto yang ditawarkan pun senada dan setipe. Jika boleh
mengutip pemikiran dan perkataan beberapa orang nara sumber kami, fotografi
Indonesia saat ini berada di masa perkembangan yang pesat dalam sisi kuantitas,
namun secara kualitas, tidak ada bedanya, semua foto sama saja. Mungkin keser-
agaman kualitas dan gaya berfoto di tengah tidak adanya kesepakatan mengenai
usaha menjaga harga yang membuat perang harga mulai membawa fotografi ke
titik tidak bisa menghidupi.
tografer muda
agaknya bermu-
Jika kita lihat sejarah kehidupan repub- Ya, senang atau tidak, bangsa kita sudah dikenal dengan kreatifitas menjiplaknya.
lik ini, mentalitas menjiplak memang Pemiliki counter mainan di Jepang pun takut untuk menyerahkan contoh mainan
sudah ada dan semakin mendarah la pada ketagi- kepada pengunjung dari Indonesia karena ia yakin bahwa teman saya akan pu-
daging dalam beberapa generasi.
hannya para fo- lang ke Indonesia dengan membawa contoh mainannya dan tidak akan pernah
Beberapa tahun yang lalu seorang te-
man yang bekerja di sebuah restoran tografer muda kembali dengan pesanan dalam jumlah besar. Bukan karena ia tidak jadi meme-
san mainan itu. Tapi karena ia akan dengan mudah menjiplak mainan tersebut di
cepat saji internasional berangkat ke dalam mencon- tempat lain, sementara ide menciptakan mainan dari si pemilik counter Jepang
pameran mainan di Jepang. Ia pergi ke toh/meniru fo- tersebut tidak dihargai sepeserpun.
sana untuk mencari beberapa mainan
tografer yang
menjadi bench-
sederhana yang bisa dijadikan gim- Kita semua pasti sadar bahwa negara ini sangat kreatif dalam menjiplak. Dan
mick atau hadiah untuk paket menu hebatnya lagi, kita bukan hanya hebat dalam menjiplak, tapi juga latah.
untuk anak-anak di restoran tempatnya mark fotografi Beberapa tahun yang lalu ketika sebuah acara kuis di TV untuk pertama kalinya
bekerja. Ia pun mulai berkeliling dan
menemukan satu counter dimana
saat itu. menampilkan peserta dalam jumlah ratusan, dalam beberapa bulan saja banyak
program TV dengan jumlah peserta berjumlah ratusan bermunculan walaupun
ia mendapatkan yang ia cari. Ia pun topiknya berbeda.
melihat-lihat sejenak dan sedikit ber- layaninya dengan ramah. Teman saya Beberapa kali pula kita tertarik menonton sinetron yang sangat menarik cerit-
tanya jawab dengan pemilik counter ini pun meminta contoh dari beberapa anya, dan tidak sampai sinetron itu selesai kita menyadari bahwa ceritanya sama
tersebut. Pemiliki counter tersebut me- mainan yang ada di counter itu untuk persis dengan sinetron di Negara lain.
di bawa pulang untuk ditunjukkan
kepada atasannya. Tak lupa ia meminta
Menyebalkan- kartu nama dari pemilik counter itu
nya yang terlanjur dan berjanji jika atasannya setuju ia
menggandrung- akan segera menghubungi pemiliki
inya lebih senang counter itu untuk membelinya dalam
menyebutnya ter- jumlah banyak.
untuk melakukan yang bagus. Kalaupun ada konseptor juga menganut pemikiran ini. Dalam new under the
riset pasar serta yang bagus, sedikit yang punya ide menjiplak mereka selalu menjiplak hal
sun.” tau lebih
menggaji orang-
yang biaya produksinya murah. Jadi
ketika ada orang lain bikin program
yang baik dan meninggalkan kele-
mahan-kelemahan dari pesaing yang parah lagi “oh..
orang di divisi lit- yang bagus, kenapa nggak dijiplak saja. dijiplak dan menggantinya dengan sama ya…
bang untuk men- Apalagi karena sudah duluan ada, kita formula baru mereka.” gue baru lihat
cari formula yang lebih bisa mempelajari dimana letak
loh punya lo,
disukai konsumen. kesalahannya dan bikin yang lebih Ya, bangsa kita memang bangsa yang
ternyata mirip
Karena sudah ada bagus.” Ungkap Dodo. latah dan senang sekali menjiplak.
banget ya sama
contoh yang real Tidak heran jika suatu saat ada majalah
lebih sukses.” gungkapkan hal tersebut. “Cara paling sengaja atau tidak sengaja selalu
Satu hal yang bisa dengan jelas dilihat Seperti pendapat Leo Lumanto pada
oleh orang bodoh sekalipun, ketika edisi ini, memotret adalah pengalaman
orang menjiplak walaupun ia beru- pribadi maka berhentilah menjiplak
saha menambahkan lebih dari yang dan temukan pengalaman pribadimu
ia jiplak, kita tetap bisa mengenalinya sendiri. Selain tidak akan sama bagus-
sebagai usaha menjiplak walaupun nya kualitasnya, dengan menjiplak ketika orang men-
banyak fakta-fakta yang menunjukkan anda telah mendeklarasikan kekalahan jiplak walaupun ia
perbedaan walaupun hanya di kulit anda kepada semua orang yang meli-
berusaha menam-
saja. Usaha menambahkan kuantitas
pada elemen tertentu dari karya yang
hatnya. Seperti Krisna Satmoko pernah
berkata pada edisi yang lalu “dengan
bahkan lebih dari
dijiplak seringkali dijadikan sebagai meniru Artli paling bagus kita hanya yang ia jiplak, kita
senjata yang mujarab untuk mengka- jadi peniru Artli tidak akan pernah jadi tetap bisa men-
Terinspirasi artinya muflase proses penjiplakan. Mereka Artli.” genalinya sebagai
dengan melihat lupa bahwa esensinya sama. usaha menjiplak
apa yang dilakukan Temukanlah pengalaman pribadimu walaupun banyak
orang lain, tiba-tiba dan raciklah menjadi formula baru
fakta-fakta yang
dalam otak kita
yang menarik. Mungkin saja itu ter-
inspirasi dari pesaing, tapi itu bukan
menunjukkan per-
muncul formula jiplakan. bedaan walaupun
baru yang bukan Supaya tidak ada lagi perang harga da- hanya di kulit saja.
sekedar formula lam bisnis foto wedding karena mental Usaha menambah-
pesaing ditambah penjiplak yang merajalela. Supaya tidak kan kuantitas pada
sedikit jadi sesuatu ada lagi foto yang kita lihat dengan elemen tertentu
yang baru. Terin- rasa déjà vu. Supaya tidak ada lagi
dari karya yang
spirasi artinya me-
majalah yang dijiplak. Supaya semua
pengalaman pribadi yang ada menjadi
dijiplak seringkali
nemukan sesuatu orisinil apa adanya dan membuat kita dijadikan sebagai
yang baru atas semua semakin kaya. senjata yang mu-
trigger orang lain jarab untuk meng-
atau karya orang kamuflase proses
lain. Formula dan penjiplakan. Mer-
esensinya jelas ber- eka lupa bahwa
beda. esensinya sama.
54 EDISI VIII / 2007 EDISI VIII / 2007 55
THEEVENT THEEVENT
SUPRIYATIN,
PERJALANAN
PANJANG
MANTAN
SUPIR TRUK
Banyak fotografer yang menjadi besar, berprestasi dan terkenal karena memi-
liki jam terbang yang cukup tinggi di bidang fotografi. Sebagian besar sudah
menjadikan fotografi sebagai hobbynya sejak masih duduk di bangku sekolah.
Sebagian lain memiliki kemampuan fotografi yang mumpuni karena memiliki
latar belakang pendidikan formal fotografi.
Namun tidak semua yang sudah kami hadirkan di sini memiliki pendidikan formal
fotografi, dan tidak semua yang hadir di sini memiliki hobby fotografi. Fotografer-
fotografer semacam ini menarik untuk dikupas pengalamannya karena seakan-
akan kemampuan fotografinya turun dari langit secara tiba-tiba.
Pada kesempatan kali ini pun kami menghadirkan Supriyatin, seorang pewarta
foto yang memiliki pengalaman hidup yang berliku sebelum pada akhirnya ber-
labuh menjadi seorang fotografer jurnalistik.
Surpi besar di Wonosobo sebagai seorang yang tidak pernah memiliki hobby
fotografi sebelumnya. Selepas lulus SMA, Supri tertarik untuk menlanjutkan
pendidikannya di jurusan informatika sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Setelah
mengikuti tes ujian masuk, Supri diterima. Namun karena tidak adanya biaya
untuk berkuliah Supri pun membatalkan niatnya untuk berkuliah.
“motret
pengan-
tin serba
salah mas,
kalau pen-
gantinnya
jelek males
motretnya.
Kalau pen-
gantinnya
cantik jadi
boros film.”
dari Enny. “Masalahnya baru saja diajari menumpang pesawat Hercules TNI.”
“GAM welcome 3 hari sama mbak Enny, Mbak Ennynya Kenangnya seru.
Jangan malas pindah kalau memang bisa dapat lebih bagus. Foto
Merapi saya yang dapat penghargaan dari majalah Times juga saya
dapat karena saya nggak malas pindah. Waktu itu saya lihat aliran lava
menuju arah timur. Untuk itu saya cari tempat yang lebih bagus untuk
memotret dan akhirnya dapat.”
Untuk dapat
angle yang
bagus,
fotografer
jurnalis harus
mau datang
lebih dulu di
event-event
penting. Jadi
bisa pilh posisi
yang bagus.”
rang masih up
beruntung bisa banyak belajar dari
foto-foto yang dibuat fotografer Reu-
to date. Makan- ters di seluruh dunia. “Tuntutan akan
sesuatu yang
jurnalis yang baik Supri juga men-
yarankan fotografer muda untuk siap
baru.” mental “Harus mau ditempatin di mana
saja, di kondisi apapun. Fisik harus siap,
jangan lupa terkadang kita berada di
situasi di mana makanan dan air susah.
Dan yang tidak kalah penting juga
harus bisa nempatin diri. Hati-hati pe-
luru nyasar, konflik, dll.” Jelasnya. “Harus
diingat juga bahwa fotografi berkem-
bang terus, dulu kita hebat belum ten-
tu sekarang masih up to date. Makanya
terus eksplorasi, Saya sendiri berusaha
memisahkan diri dari yang lain. Bikin
sesuatu yang baru.” Tutupnya.
MEMANFAATKAN
Foto digital selalu menyimpan doku- Banyak orang yang meremehkan
men metadata yang berisi mengenai kegunaan metadata. Metadata hanya
METADATA
segala hal yang berhubungan dengan sering dipakai ketika kita ingin melihat
diciptakannya foto tersebut. Metadata kamera apa yang digunakan untuk
UNTUK
berisi: memotret, lensa apa dengan range fo-
1. Waktu pembuatan. cus berapa, bukaan diafragma berapa,
MENYELAMATKAN
2. Data alat yang digunakan (kamera, kecepatan berapa, dll. Tidak banyak
lensa, flash, dll) orang yang berpikir bahwa metadata
3. Software yang digunakan untuk ternyata menyimpan informasi yang
Waktu pembuatan:
Untuk membuktikan siapa yang membuat foto yang menjadi obyek sengketa
kita bisa membuktikan tanggal pembuatan foto tersebut dengan posisi di mana
fotografer yang terlibat sengketa berada pada waktu pembuatan foto tersebut.
Setiap foto yang dibuat oleh kamera digital selalu menyimpan waktu pembuatan
foto tersebut lengkap dari tanggal, bulan, tahun, jam, menit, detik, dan berada
pada posisi berapa dari GMT. Untuk itu pastikan anda selalu melakukan setting
tanggal pada kamera dengan benar untuk menghindari perbedaan tanggal
pembuatan foto yang terekam pada kamera dengan yang sesungguhnya. Ketika Kamera yang digunakan:
foto tersebut disimpan di dalam sebuah media penyimpanan seperti hard disk Jika anda menggunakan kamera dengan fasilitas GPS, secara otomatis kamera
komputer, komputer akan merekam data foto tersebut dibuat dan dimodifikasi. akan merekam koordinat lokasi penciptaan foto ketika anda memencet tom-
Untuk itu, pastikan juga setting tanggal di komputer anda juga akurat. bol shutter. Koordinat yang ada bisa dilihat pada metadata foto. Andapun bisa
membuktikan titik akurat penciptaan foto tersebut dengan membandingkannya
dengan yang tersimpan pada metadata.
Rekaman tanggal
pembuatan dan
modifikasi pada
metadata.
Kolom isian
data dan kontak
fotografer.
Memudahkan
siapapun yang
ingin membeli
foto anda untuk
menghubungi
anda.
COMFORT
ZONE,
ANUGERAH
ATAU
JEBAKAN?
Setiap manusia pasti bercita-cita untuk berada di sebuah kondisi di mana kita
tidak perlu memperjuangkan sesuatu untuk tetap exist dan dalam posisi aman.
Seorang pekerja kantor mungkin akan lebih senang berada di situasi di mana ia
hanya perlu menjalani rutinitas sehari-hari tanpa perlu takut posisinya terancam
oleh persaingan, atau takut suatu saat penghasilannya tidak mencukupi kebutu-
han hidup yang makin meningkat.
Seorang fotografer juga mungkin akan merasa jauh lebih bahagia dan menikmati
hidupnya ketika ia hanya perlu memotret untuk kepuasan sendiri tanpa perlu
memperhitungkan apakah orang lain menyukai fotonya atau tidak, apalagi tanpa
perlu memikirkan orang-orang yang justru mencela dan mengkritik fotonya. Di
level yang lebih tinggi, seorang fotografer professional akan lebih senang jika ia
tidak perlu takut akan persaingan, tidak perlu takut klien tidak menyukai hasil
pekerjaannya, tidak perlu takut tidak kebagian order pemotretan, dan lain seba-
gainya.
saat itu. Ketidakpuasan dan ketakutan akan ada orang lain yang bisa memotret Ya comfot zone memang sesuatu yang
Bagaikan sese-
jauh lebih baik dan dibandingkan dengannya. Dan berbagai macam ketakutan
lainnya. Hasilnya mereka tidak pernah berhenti untuk terus mencoba sesuatu
sangat layak dinikmati, walaupun
seringkali membuat kita terlena dan orang yang naik ke
yang baru untuk menjawab ketidakpuasan dan ketakutan itu. Capek memang, ketinggalan. Bagaikan seseorang yang gedung yang ting-
tapi ada hasil yang didapat, yaitu kemampuan yang terus meningkat. Hasil foto naik ke gedung yang tinggi, ketika gi, ketika berada di
yang terus menuju kesempurnaan, dan lain sebagainya. berada di lantai 70 ia berkata, “wah cu- lantai 70 ia berkata,
Di sisi lain, saya melihat banyak sekali pehobi fotografi yang mungkin lebih memi-
kuplah di sini pemandangannya sudah “wah cukuplah di
lih untuk sejenak menikmati hidupnya. Berusaha untuk tidak menuntut dirinya
sangat bagus. Saya akan menikmati
sini pemandangan-
sendiri dan menikmati kondisi aman dan nyaman itu apa adanya. Mereka ber-
pemandangan ini selama-lamanya,
nya sudah sangat
gabung dengan komunitas-komunitas online maupun offline. Melakukan hunting
karena ini sudah cukup.” Padahal ketika
ia naik lagi hingga lantai 100 ia mung- bagus. Saya akan
bersama-sama, selanjutnya mengupload foto, hingga saling tukar komentar dan
kin akan berkata “wahhhhhh… ini menikmati peman-
pujian foto tersebut. Hidup menjadi jauh lebih indah dan fotografi jauh menjadi
jauh lebih baik dari lantai 70 ya. Saya dangan ini selama-
sangat menyenangkan pada masa ini. Sayangnya memang, banyak yang ber-
henti di situ dan memutuskan untuk menikmati hidup yang indah ini. Berkali-kali
bisa melihat sesuatu yang jauh sekali lamanya, karena ini
selama beberapa tahun terus menerus mereka merasa puas untuk ikut sesi hunt-
dengan indah dan tanpa terhalang sudah cukup.” Pa-
ing bersama di mana lighting set up dilakukan oleh orang lain yang dirasa lebih
apapun… Saya akan menikmatinya
dahal ketika ia naik
mumpuni. Berulang kali pula mereka
dulu sebentar dan setelah itu saya
lagi hingga lantai
membuat foto dengan gaya yang sama
akan naik lagi ke atas, karena pasti ada
sesuatu yang saya tidak bisa lihat dan 100 ia mungkin
dengan puluhan foto yang mereka rasakan di sini namun bisa saya rasakan akan berkata “wah-
buat sebelumnya. Tidak ada perkem- dan saya lihat di atas sana.” hhhhh… ini jauh
bangan, ada sedikit penyempurnaan lebih baik dari lan-
tapi masih dalam batas minim. Hingga
suatu saat satu per satu teman dan
Ya, menuntut diri sendiri atau me- tai 70 ya.
nikmati zona nyaman memang keputu-
junior mereka mulai terlihat lebih baik, san yang sulit dan sama benarnya.
mulai mengadakan pameran tunggal, Tidak ada yang berhak untuk meny-
mulai mendapat order pemotretan alahkan atau membenarkan apapun
komersil, mulai dibeli fotonya, dan lain yang anda pilih. Kedua pilihan tersebut
sebagainya, sementara mereka masih hadir dalam satu paket masing-masing,
memilih untuk menikmati hidup yang paket pertama datang dengan detail
indah ini. spesifikasi kenyamanan menikmati
hidup, tidak dikejar-kejar oleh ambisi
dan ketidakpuasan pribadi, walaupun
LEO
lalu? Jika ya, mungkin kita harus lebih
galak dan kejam pada diri kita sendiri,
LUMANTO,
sebelum pada akhirnya eksistensi kita
mulai tergerus oleh kemajuan jaman
dan kemajuan kemampuan fotografi
FOTOGRAFI
orang lain seperti yang dialami banyak
fotografer besar yang mulai ompong
SEBAGAI
tajinya.
juga menyimpan resiko stagnasi ke-
mampuan dan kepuasan pada tingkat
PENGALAMAN
itu. Sementara paket kedua datang
dengan detail spesifikasi di mana mungkin kita harus
anda bisa merasakan sesuatu yang berpikir dan men-
SPIRITUAL
lebih yang tidak bisa didapatkan di gevaluasi diri kita,
paket pertama, namun memang hidup
kapan terakhir kali
menjadi tidak begitu indah lagi, karena
kita harus terus kejar-kejaran dengan
kita membuat foto
ambisi, ketidakpuasan pribadi, persain- dengan gaya yang Berbicara mengenai spesialisasi dalam fotografi, mungkin tidak banyak yang
gan dan lain sebagainya. benar-benar, ka- mengetahui mengenai spesialisasi dalam fotografi yang satu ini. Mungkin spesi-
pan terakhir kali alisasi yang satu ini tidak pernah ada di Negara lain. Tapi yang jelas ada di Indone-
Bagi mereka yang memilih untuk saya memotret sia.
menikmati hidup, selamat atas pilihan dengan lighting set
berani anda. Sementara bagi mer-
up yang baru dan Adalah M. Leo Lumanto yang pada kesempatan kali ini kami hadirkan untuk
eka yang memilih untuk menantang
kembali diri sendiri, mungkin kita harus
belum pernah saya berbagi pandangannya mengenai fotografi yang ia anut dan yakini. Banyak orang
berpikir dan mengevaluasi diri kita, pakai. Apakah kita mengenal Leo Lumanto sebagai tokoh spiritual yang kerap hadir dalam be-
berapa tayangan misteri dan horror. Ya , Leo yang kali ini tampil di sini adalah Leo
kapan terakhir kali kita membuat foto masih menyukai Lumanto yang memiliki kemampuan spiritual di atas rata-rata itu. Untuk itu kami
dengan gaya yang benar-benar, kapan foto yang kita buat mencoba menghadirkannya untuk memberi pencerahan mengenai fotografi
terakhir kali saya memotret dengan setahun yang lalu, spiritual yang ia jalani selama ini.
lighting set up yang baru dan belum 6 bulan yang lalu,
pernah saya pakai. Apakah kita masih
3 bulan yang lalu Leo Lumanto mulai menekuni fotografi ketika ia dalam masa produksi program
menyukai foto yang kita buat setahun
yang lalu, 6 bulan yang lalu, 3 bulan
atau bahkan 1 bu- acara misteri di salah satu TV swasta di Indonesia. “Waktu itu tahun 2002, saya
yang lalu atau bahkan 1 bulan yang lan yang lalu? kemana-mana bawa kamera poket. Baru tahun 2005 saya pindah ke DSLR. Setelah
punya DSLR setiap sabtu dan setiap ada waku saya pergi motret, motret apa saja.
pernah
Sempat mencoba berbagai macam
minat dalam fotografi, mulai dari
mengcrop foto landscape, human interest, model, dan
Saya motret
selalu tiba-ti-
ba, seperti ada
yang menun-
tun. Saya jalan
aja mengikuti
suara hati,
seperti orang
kemasukan
setan.”
biasanya tertutup awan. Dan benar JAKARTA Jl. Raya Cakung Cilincing Km. 4 JakPus
saja, ketika sampai di atas merapi Telefikom Fotografi Jakarta Utara 14140 Lasalle College
tertutup awan. Maka saya pun men- Universitas Prof. Dr. Moestopo (B), LFCN (Lembaga Fotografi Sahid Office Boutique Unit D-E-F
Jalan Hang Lekir I, JakPus Candra Naya) (komp. Hotel Sahid Jaya). Jl.
coba berdialog, saya bilang bahwa
Indonesia Photographer Komplek Green Ville -AW / 58-59, Jend Sudirman Kav. 86, Jakarta
saya ingin memotret kamu, kalau saya Jakarta Barat 11510 1220
Organization (IPO)
diijinkan, tolong berikan saya kesem- Studio 35, Rumah Samsara, Jl. HSBC Photo Club Jurusan Ilmu Komunikasi
patan untuk memotret kamu.” Dan Bunga Mawar, no. 27, Jakarta Menara Mulia Lt. 22, Jl. Jendral Universitas Al-Azhar Indo-
benar saja beberapa saat kemudia Selatan 12410 Gatoto Subroto Kav. 9-11, JakSel nesia
awannya bergeser. Saya pun memotret Unit Seni Fotografi IPEBI (USF- 12930 Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran
IPEBI) XL Photograph baru, Jak-Sel, 12110
beberapa jepret.” Kenangnya. “sesaat
Komplek Perkantoran Bank Jl. Mega Kuningan Kav. E4-7 No. 1 LSPR Photography Club
setelah saya selesai memotret, ada JakSel London School of Public Relation
Indonesia, Menara Sjafrud-
fotografer lain yang datang dan seper- din Prawiranegara lantai 4, Jl. Kelompok Pelajar Peminat Campus B (Sudirman Park Office
tinya sudah melihat dari jauh, ketika di MH.Thamrin No.2, Jakarta Fotografi SMU 28 Complex)
sampai tempat saya, awannya tertutup UKM mahasiswa IBII, Fotografi Jl. Raya Ragunan (Depan RS Pasar Jl. KH Mas Mansyur Kav 35
kembali dia pun kecewa. Jadi percaya Institut Bisnis Indonesia (FOBI) Minggu) JakSel Jakarta Pusat 10220
Kampus STIE-IBII, Jl Yos Sudarso FreePhot (Freeport Jakarta FOCUS NUSANTARA
nggak percaya berdialog lah dengan
Kav 87, Sunter, Jakarta Utara Photography Community) Jl. KH Hasyim Ashari No. 18,
alam.” Lanjutnya. Masterlist Management Export Jakarta
Perhimpunan Penggemar
Fotografi Garuda Indonesia Import Department PT Freport SUSAN + PRO
“Kenalilah alam
Mengenai penggunaan software (PPFGA) Indonesia Plaza 89 6th Floor. Jl Kemang raya No. 15 Lt.3, Jakarta
pengolah foto Leo biasa menggunakan PPFGA, Jl. Medan Merdeka Selatan Rasuna Said Kav X-7 No. 6 12730
baru kita dalam batas sewajarnya. “Biasanay un- No.13, Gedung Garuda Indonesia Nothofagus e-Studio
bisa tahu Lt.18 PT Freport Indonesia Plaza 895th Wisma Starpage, Salemba
tuk adjust saturasi, kontras, warna. Saya
Komunitas Fotografi Psikologi Floor. Jl Rasuna Said Kav X-7 No. 6 Tengah No. 5, JKT 10440
keindahannya tidak pernah melakukan sandwich atau
penggabungan foto.” Tutupnya.
Atma Jaya, JKT CybiLens VOGUE PHOTO STUDIO
di mana. Jl. Jendral Sudirman 51, Ja- PT Cyberindo Aditama, Manggala Ruko Sentra Bisnis Blok B16-17,
karta.Sekretariat Bersama Fakultas Wanabakti IV, 6th floor. Jl. Gatot Tanjung Duren raya 1-38
Kalau tidak Psikologi Atma Jaya Ruang G. 100 Subroto, jakarta 10270 Shoot & Print
kenal mana Studio 51 FSRD Trisakti jl. Boulevard Raya Blok FV-1 no.
Unversitas Atma Jaya, Jl. Jendral FSRD Trisakti, Kampus A. Jl. Kyai 4, Kelapa Gading Permai, jkt
tahu bagusnya Sudirman 51, Jakarta Tapa, Grogol. Surat menyurat: jl. Dr. Q Foto
bagaimana.” Perhimpunan Fotografi Taru- Susilo 2B/ 30, Grogol, Jakbar Jl. Balai Pustaka Timur No. 17,
manegara SKRAF (Seputar Kamera Fikom) Rawamangun, Jkt
Kampus I UNTAR Blok M Lt. 7 Universitas SAHID Jl. Prof. Dr. Soe- Digital Studio College
Ruang PFT. Jl. Letjen S. Parman I pomo, SH No. 84, Jak-Sel 12870 Jl. Cideng Barat No. 21 A, Jak-Pus
JakBar One Shoot Photography Darwis Triadi School of
Pt. Komatsu Indonesia FIKOM UPI YAI jl. Diponegoro no. 74, Photography
jl. Patimura No. 2, Kebayoran Baru Lab Teknologi Proses Material ITB Lembaga pendidikan seni dan Pusat IT Plasa Marina Lt. 2 Blok Samping Kolam Paradiso Medan, Jl. Manggis No. 55 Voorfo, Sa-
eK-gadgets centre Jl. Ganesha 10 Labtek VI Lt. dasar, design visimedia college A-5. Jl. Margorejo Indah 97-99 Sumatra Utara 20213 marinda Kaltim
Roxy Square Lt. 1 Blok B2 28-29, Jkt Bandung Jl. Bhayangkara 72 Solo Surabaya
Style Photo Satyabodhi BATAM SOROWAKO
Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Gedung Kampus Universitas Pasundan YOGYAKARTA TRAWAS Batam Photo Club Sorowako Photographers
AMDI-B, Sunter JakUt, 14330 Jl. Setiabudi No 190, Bandung Atmajaya Photography club VANDA Gardenia Hotel & Perumahan Muka kuning indah Society
Neep’s Art Institute Gedung PUSGIWA kampus 3 UAJY, jl. Villa Blok C-3, Batam 29435 General Facilities & Serv. Dept -
Jl. Cideng Barat 12BB, Jakarta TASIKMALAYA babarsari no. 007 yogyakarta Jl. Raya Trawas, Jawa Timur DP. 27, (Town Maintenance) - Jl.
V3 Technology Eco Adventure Community “UKM MATA” Akademi Seni Rupa PEKANBARU Sumantri Brojonegoro, SOROWAKO
Mall ambassador Lt.UG/47. Jl. Prof Jl. Margasari No. 34 Rt. 002/ 008, dan Desain MSD MALANG CCC (Caltex Camera Club) 91984 - LUWU TIMUR, SULAWESI
Dr. Satrio, Kuningan, Jakarta Rajapolah, Tasikmalaya 46155 Jalan Taman Siswa 164 Yogyakarta MPC (Malang Photo Club) PT. Chevron Pasific Indonesia, SCM- SELATAN
Cetakfoto.net 55151 Jl. Pahlawan Trip No. 25 Malang Planning, Main Office 229, Rumbai,
Kemang raya 49D, Jakarta 12730 SEMARANG Unif Fotografi UGM (UFO) JUFOC (Jurnalistik Fotografi Pekanbaru 28271 GORONTALO
POIsongraphy PRISMA (UNDIP) Gelanggang mahasiswa UGM, Bulak- Club) Masyarakat Fotografi Gorontalo
ConocoPhillips d/a Ratu Prabu 2 PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa) sumur, Yogya student Centre Lt. 2 Universitas LAMPUNG Graha Permai Blok B-18, Jl. Rambu-
jl.TB.Simatupang kav 18 Joglo Jl. Imam Bardjo SH No. 1 Fotografi Jurnalistik Club Muhammadiyah Malang. Jl. Malahayati Photography Club tan, Huangobotu, Dungingi, Kota
Jakarta 12560 Semarang 50243 Kampus 4 FISIP UAJY Jl Babarsari Raya Tlogomas No. 246 malang, Jl. Pramuka No. 27, Kemiling, Ban- Gorontalo
MATA Semarang Photography Yogyakarta 65144 dar Lampung, 35153. Lampung-
BEKASI Club FOTKOM 401 UKM KOMPENI (Komunitas Indonesia. Telp. (0721) 271114 AMBON
Lubang Mata FISIP UNDIP gedung Ahmad Yani Lt.1 Kampus Mahasiswa Pecinta Seni) Performa (Perkumpulan Fo-
Jl. Pondok Cipta Raya B2/ 28, Bekasi Jl. Imam Bardjo SH. No.1, Semarang FISIPOL UPN “Veteran” yogyakarta. Jl kampus STIKI (Sekolah Tinggi BALIKPAPAN tografer Maluku)
Barat, 17134 DIGIMAGE STUDIO Babasari No.1, Tambakbayan, Yogya- Informatika Indonesia) Malang, FOBIA jl. A.M. Sangadji No. 57 Ambon.
Jl. Setyabui 86A, Semarang karta, 55281 Jl. Raya Tidar 100 Indah Foto Studio Komplek Ruko (Depan Kantor Gapensi kota Ambon/
BANDUNG Jl. Pleburan VIII No.2, Semarang Bandar Klandasan Blok A1, Balikpa- Vivi Salon)
PAF Bandung 50243 SURABAYA JEMBER pan 76112
Kompleks Banceuy Permai Kav A-17, Ady Photo Studio Himpunan Mahasiswa Pengge- UFO (United Fotografer Club) ONLINE PICK UP
Bandung 40111 d/a Kanwil Bank BRI Semarang, Jln. mar Fotografi (HIMMARFI) Perum Mastrip Y-8 Jember, Jawa KALTIM POINTS:
Jepret Teuku Umar 24 Semarang Jl. Rungkut Harapan K / 4, Surabaya Timur Badak Photographer Club (BPC) www.estudio.co.id
Sekretariat Jepret Lt. Basement Pandawa7 digital photo studio AR TU PIC Univeritas Jember (UKPKM ICS Department, System Support http://charly.silaban.net/
Labtek IXB Arsitektur ITB, Jl Ganesha Jl. Wonodri sendang raya No. 1068C, UNIVERSITAS CIPUTRA Waterpark Tegalboto) Section, PT BADAK NGL, Bontang,
10, Bandung Semarang Boulevard, Citra Raya. Surabaya 60219 Unit Kegiatan Pers Kampus Kaltim, 75324
Spektrum (Perkumpulan Unit Kloz-ap Photo Studio FISIP UNAIR Mahasiswa Universitas Jember KPC Click Club/PT Kaltim Prima
Fotografi Unpad) Jl. Kalicari Timur No. 22 Semarang JL. Airlangga 4-6, Surabaya jl. Kalimantan 1 no 35 komlek Coal
jl. Raya Jatinangor Km 21 Sumed- Hot Shot Photo Studio ged. PKM Universitas Jember Supply Department (M7 Buliding),
ang, Jabar SOLO Ploso Baru 127 A, Surabaya, 60133 68121 PT Kaltim Prima Coal, Sangatta
Padupadankan Photography HSB (Himpunan Seni Ben- Toko Digital
Jl. Lombok No. 9S Bandung gawan) Ambengan Plasa B23. jl Ngemplak No. MEDAN SAMARINDA
Studio intermodel Jl. Tejomoyo No. 33 Rt. 03/ 011, Solo 30 Surabaya Medan Photo Club MANGGIS-55 STUDIO (Samarin-
Jl. Cihampelas 57 A, Bandung 40116 57156 Sentra Digital Jl. Dolok Sanggul Ujung No. 4 da Photographers Community)