Anda di halaman 1dari 16

I.

PENDAHULUAN a. Lokasi dan kesampaian daerah Fieldtrip petrologi pertama ini dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2012. Peserta berkumpul di hutan biologi pada pukul 06.00 WIB untuk mempersiapkan perjalanan fieldtrip dan mullai berangkat pada pukul 07.00 WIB. Lokasi fieldtrip 1 terdiri dari tiga tempat yang berada di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Tempat pertama di daerah Ngemplak, lokasi yang pertama sangat mudah dijangkau karena berada di daerah pemukiman penduduk yaitu di lingkungan perumahan Wahanapraja 1. Untuk lokasi kedua berada di salah satu sungai daerah Berbah. Lokasinya mudah dijangkau dikarenakan berada di bawah jembatan yang merupakan penghubung jalan desa. Sedangkan untuk lokasi terakhir bertempat di Godean dan berada di halaman rumah warga. Untuk kesampaian daerah lokasi tiga mudah dijangkau karena berada di dekat jalan desa. b. Maksud dan tujuan Maksud dari diadakannya kegiatan fieldtrip ini adalah supaya praktikan praktikum petrologi dapat mengerti dan memahami lebih dalam mengenai ilmu-ilmu petrologi, khususnya pada acara-acara yang telah dijelaskan pada saat kegiatan praktikum. Selain itu, kegiatan fieldtrip ini juga dimaksudkan sebagai bentuk

implementasi dari hasil kegiatan praktikum yang telah dilakukan serta kegiatan perkuliahan yang telah berlangsung selama ini. Sedangkan tujuan dari diadakannya kegiatan ini adalah supaya praktikan mampu melakukan identifikasi batuan dan penggambaran sketsa secara langsung di lapangan dan mampu membedakan litologi yang satu dengan yang yang lainnya berdasarkan karakteristiknya. Selain itu, praktikan juga diharapkan mampu menggunakan identifikasi petrologi tersebut sebagai dasar

untuk melakukan interpretasi awal terbentuknya batuan ataupun litologi tersebut. c. Perlengkapan lapangan dan kegunaannya Peserta fieldtrip diwajibkan untuk membawa perlengkapan lapangan yang telah ditentukan mengingat pentingnya peralatan tersebut ketika melakukan kegiatan fieldtrip. Adapun perlengkapan lapangan yang dibawa beserta kegunaannya adalah : Lup Digunakan untuk memperjelas kenampakan batuan beserta komposisinya. Palu Geologi Digunakan untuk mengambil sampel batuan, membuka singkapan, mengetahui kekompakan batuan dan juga dapat digunakan sebagai pembanding dalam pengambilan foto singkapan Plastik Sampel Sebagai tempat untuk menyimpan sampel batuan maupun fosil yang diambil dari lapangan. Kamera Untuk mengambil objek kenampakan yang penting selama pengamatan di lapangan. HCL 0,1 M Untuk menguji apakah batuan mengandung karbonatan. Alat tulis lengkap, meliputi : Clipboard, sebagai alas saat menulis HVS A4, sebagai tempat unutk membuat catatan lapangan dan sketsa. Plastik Mika transparan. OHP marker, Alat tulis lainnya (penghapus, penggaris) Buku Catatan Lapangan, sebagai tempat pembuatan catatan pengamatan lapangan dan sketsa. 2

Ponco (Jas Hujan) Digunakan bila sewaktu-waktu turun hujan pada saat pengamatan.

Pakaian dan Sepatu lapangan Topi lapangan,makanan, minuman dan obat obatan pribadi.

II.

STRATIGRAFI a. Stratigrafi Geologi Regional Pengangkatan Pegunungan Selatan pada Kala Plistosen Awal, telah membentuk CekunganYogyakarta. Di dalam cekungan tersebut selanjutnya berkembang aktivitas gunung api (Gunung)Merapi. Didasarkan pada data umur penarikhan 14C pada endapan sinder yang tersingkap di Cepogo, aktivitas Gunung Merapi telah berlangsung sejak 42.000 tahun yang lalu; sedangkan data penarikhanK/Ar pada lava di Gunung Bibi, aktivitas gunung api tersebut telah berlangsung sejak 0,67 jtl. Tinggian di sebelah selatan dan kemunculan kubah Gunung Merapi di sebelah utara, telah membentuk sebuah lembah datar. Bagian selatan lembah tersebut berbatasan dengan Pegunungan Selatan, dan bagian baratnya berbatasan dengan Pegunungan Kulon Progo. Kini, di lokasi-lokasi yang diduga pernah terbentuk lembah datar tersebut, tersingkap endapan lempung hitam. Lempung hitam tersebut adalah batas kontak antara batuan dasar dan endapan gunung api Gunung Merapi. Didasarkan atas data penarikhan 14C pada endapan lempung hitam di Sungai Progo (Kasihan), umur lembah adalah 16.590 hingga 470 tahun, dan di Sungai Opak (Watuadeg) berumur 6.210 tahun. Endapan lempung hitam di Sungai Opak berselingan dengan endapan Gunung Merapi. Jadi data tersebut dapat juga diinterpretasikan sebagai awal pengaruh pengendapan material Gunung Merapi terhadap wilayah ini. Di Sungai Winongo (Kalibayem) tersingkap juga endapan lempung

hitam yang berselingan dengan lahar berumur 310 tahun. Jadi, aktivitas Gunung Merapi telah mempengaruhi kondisi geologi daerah ini pada 6210 hingga 310 tl.Keadaan stratigrafi Pegunugan Selatan, dari tua ke muda yaitu : 1. Formasi Kebo, berupa batu pasir vulkanik, tufa, serpih dengan sisipan lava, umur Oligosen (N2-N3), ketebalan formasi sekitar 800 meter. 2. Formasi Butak, dengan ketebalan 750 meter berumur Miosen awal bagian bawah (N4), terdiri dari breksi polomik, batu pasir dan serpih. 3. Formasi Semilir, berupa tufa, lapili, breksi piroklastik, kadang ada sisipan lempung dan batu pasir vulkanik. Umur N5-N9. Bagian tengah menjari dengan Formasi Nglanggran. 4. Formasi Nglanggran, berupa breksi vulkanik, batu pasir vulkanik, lava dan breksi aliran. 5. Dari puncak Baturagung ke arah selatan, yaitu menuju dataran Wonosari akan dijumpai Formasi Sambipitu, Formasi Oyo, Formasi Wonosari dan formasi Kepek. b. Stratigrafi Daerah Fieldtrip Stasiun pengamatan 1 terdapat 3 singkapan yang terdiri dari 3 sekuen batuan. Yang pertama tersusun atas breksi andesit dengan massa dasar ash yang terbentuk dari mekanisme piroklastik aliran. Pada sekuen kedua terbentuk dari mekanisme piroklastik jatuhan, yang terdiri dari lapilli dan block yang terkonsolodasi dengan massa dasar ash. Pada sekuen ketiga ditemui gradasi pada lapisan batuan dengan komposisi breksi-lapilli. Pada stasiun pengamatan 2 terdapat formasi semilir yang terletak di timur sungai opak dan pillow lava disebelah baratnya. Untuk stasiun pengamatan 3 ditemui batuan andesit yang 4

mengandung feldspar sebagai fenokris. Lapisan feldspar ini yang membuat batuan yang terkiskis mengalami pelapukan membola.

III.

ISI a. Stasiun Pengamatan 1 (STA 1) 1. Informasi Lokasi a) Perumahan Wahanapraja 1,Dusun Caturbinangun, Widodomartani, Ngemplak, Sleman. Koordinat 7 42' 5" LS/110 26'35" BT

gambar1. STA 1 Perum Wahanapraja

b) Waktu Pengamatan Pukul 07.36-09.00 WIB c) Cuaca cerah dengan suhu 30 d) Batas morfologi Merupakan daerah aliran sungai yang terdapat endapan piroklastik hasil letusan gunung merapi dan merupakan jalur lahar bila terjadi erupsi. batas-batas: utara: perumahan; barat: tanah lapang; selatan: jalan; timur; sungai dan tanah lapang.

gambar 2. Morfologi STA 1

2. Lithologi Pada STA 1 LP1 di temui batuan dengan warna abuabu, struktur masif gradasi, denganbentuk butir subangular. Memiliki sifat intermediet. Dari komposisi batuan yang teridentifikasi mengandung lapilli dan abu < 25% yang terkonsolidasi. Mineral-mineral yang dapat dijumpai

diantaranya hornblende, plagioklas, kuarsa. Sehingga kami menamakannya breksi vulkanik.

gambar 3. breksi vulkanik STA 1 LP 1 arah palu menunjuk utara-selatan

gambar 4. sampel breksi vulkanik

Untuk LP 2 terdapat tiga sequence, adapun lithologi dari masing- masing sequence tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sequence 1 Warna Tekstur Struktur : Abu- abu cenderung terang : Afanitik : Masif

Asal magma : Intermediet menuju asam Komposisi : piroksen 30% , mika 30% , plagioklas 40%. Nama batuan : Andesit 2. Sequence 2 Warna : Abu- abu tua

Asal magma : Intermediet Tekstur Struktur Komposisi : Skorian : Fesikular : hornblende 20%, plagioklas 50%, piroksen 30% Nama : Skoria

3. Sequence 3 Warna Tekstur Struktur Sifat : Abu- abu gelap : Consolidated : Masif : Intermediet

Komposisi

Breksi andesit berwarna abu- abu gelap dengan tekstur afanitik dan struktur masif Lapilli dengan warna abu- abu Coarse Ash sebagai massa dasar (ground mass)

gambar 5. STA 1 LP 1; ketiga nomor menunjukkan urutan ketiga sequence

3. Petrogenesa Intensitas letusan ada yang besar dan kecil ini terlihat dari perlapisan yang terbentuk, ada yang memiliki ketebalan yang cukup tebal ada pula yang tipis. Mekanisme pembentukan daerah sungai ini adalah flow deposit dan tidak terbentuk dalam satu waktu.

b. Stasiun Pengamatan 2 (STA 2) 1. Informasi Lokasi a) Pada lokasi STA 2 terdapat dua lokasi pengamatan yang tempatnya sama yaitu berada di Watu Adeg, Sumberkulon, Berbah, Sleman. Koordinat 7 48'28"LS/110 27'28" BT

gambar 6 . STA 2 Watu Adeg

b) Waktu pengamatan Pukul 11.07 - 12.30 c) Cuaca cerah d) Batas Morfologi Merupakan daerah aliran sungai yang termasuk bentang alam fluvial dengan kenampakan alam sebelah timur terdapat formasi batupasir dan sebelah barat terdapat pillow lava. Batas-batas: utara: jembatan; barat: perbukitan; selatan:

sungai; timur: perbukitan

2. Lithologi Lithologi pada STA 2 LP 1di temui basalt pada pillow lava dengan tekstur gelas seperti obsidian, struktur mozaik jigsaw. Memiliki sifat basa. Mineral yang terkandung ialah mineral mafik diantaranya plagioklas, piroksen dan biotit. Pada lava bantal akan terlihat batuan yang seperti terkekarkan akan tetapi kekar-kekar tersebut sebenarnya bukan hasil dari proses tektonik akan tetapi hasil dari pembekuan lava secara langsung dan cepat karana mengalami kontak dengan air laut (tekanan hidrostatik tinggi) sehingga akan tampak seperti kekar-kekar pada tubuh batuan. Sedangkan untuk LP 2 ditemui material berukuran silt dengan inklusi lava bantal. Pada LP 2 memiliki struktur berupa silang siur dan berlapis. Dengan warna putih-coklat serta mempunyai tekstur klastik. Sortasi baik, kemas tertutup. Komposisinya tuff, biotit, kuarsa, dan material sedimen berukuran pasir sedang.Diketahi bahwa formasi batuan pada LP2 merupakan bagian dari formasi semilir. Dan merupakan perlapisan batupasir tuf dan batulapilli pumis. Batupasir ini berada pada bagian timur dari tubuh sungai dan diperkirakan berumur lebih muda dairi pada lava bantal yang ada hal ini dapat dilihat dengan tidak ditemukkannya ketidakselarasan pada batas antara lava bantal dengan batupasir, dan arah perlapisan dari batu pasir yang mengarah ke timur.

10

batupasir tuff

Pillow lava
gambar 7. morfologi STA 2

gambar 8. sampel basalt dari pillow lava

gambar 9. sampel batupasir tuff

11

3. Petrogenesa Petrogenesa untuk pillow lava terbentuk karena erupsi gunung berapi purba semilir sekitar 56 juta tahun yang lalu (Ngkoimani,2005). Yang mengalami pendinginan sangat cepat dibagian permukaan lava dan melambat kebagian dalam. Proses pendinginan sangat cepat

menyebabkan mineral tidak sempat membentuk kristal atau amorf. Sedangkan untuk batupasir pada formasi semilir terjadi karena erupsi dari gunung api purba semilir yang mendepositkan material piroklastik yang secara berurutan berupa breksi, lapilli kaya pumis, tuff, serta pasir sekitar 30 juta tahun yang lalu yang kemudian membentuk bidag ketidakselarasan dengan lava bantal.

c. Stasiun Pengamatan 3 (STA 3) 1. Informasi Lokasi a) Lokasi STA 3 berada Sidoluhur, Godean, Sleman Koordinat 7 45'37,30"LS/ 110 16' 54,30"BT

gambar 10. STA 3 Godean

12

b) Waktu pengamatan Pukul 15.07- 17.00 WIB c) Cuaca mendung-gerimis d) Batas morfologi Pada STA 3 berada pada perbukitan yang berada di belakang halaman rumah warga. Disini ditemui batuan yang mengalami pelapukan membola. Batas-batas: utara: sawah; barat: rumah warga; selatan: bukit dengan vegetasi; timur: rumah warga 2. Lithologi Batuan yang ditemui di tempat ini umumnya berwarna abu-abu. Memiliki struktur masif, dengan tekstur porfiroafanitik. Bersifat intermediet. Komposisi batuan diantaranya plagioklas, hornblende,feldspar. Dan bereaksi dengan HCl.

Pelapukan membola W

gambar 11. STA 3 pelapukan membola

13

gambar 12. Andesit yang telah mengalami pelapukan membola

3. Petrogenesa Magma mengalami intrusi sehingga terbentuk intrusi andesit pada lapisan pasir berumur eosen. Kemudian menjadi inti dari bukit yang disebut gunung wungkal terletak 30km barat laut merapi tua (Hiryama dan Suhanda 1962;Rahardjo et al, 1977). Pada zaman pertengahan tersier, endapan sedimen dan piroklastik di gunung Wungkal tersebut tererosi sehingga intrusi andesit yang menjadi inti gunung tersebut tersingkap. Karena gaya eksogen berupa panas dan hujan intrusi andesit tersebut mengalami pelapukan. Air atau tenaga hidrotermal yang masuk ke dalam pori pori atau rekahan batuan. Air tersebut memberi suatu tekanan (stress) pada bagian sudut batuan sehingga batuan mengalami pelapukan secara kimia yaitu Hidrolisis. Struktur pelapukan membola yang terjadi pada batuan di lokasi ini disebabkan oleh pelapukan mineral Feldspar yang bersifat asam yang sangat mudah mengalami pelapukan 14

kimia karena resistivitasnya kecil atau tidak resisten jika terkena curah hujan yang tinggi.

IV.

KESIMPULAN Ditemukan struktur bedding pada STA , hal tersebut diketahui dari kenampakan batuan Pyroclastic bertekstur kasar dan batuan Pyroclastic bertekstur halus secara berlapis. Ditemukan ketidakselarasan batuan pada STA 2 antara pillow lava (beku) dan batupasir (sedimen). Lava bantal terbentuk dari tekanan hidrostatis laut dalam. Usia lava bantal lebih tua dari batupasir tuff. Ditemukan intrusi batuan beku andesit pada STA 3 yang mengalami pelapukan membola. Pelapukan membola terjadi karena adanya tenaga hidrotermal yang masuk ke dalam pori pori atau rekahan batuan berupa air. Air tersebut memberi suatu tekanan (stress) pada bagian sudut batuan sehingga batuan mengalami pelapukan secara kimia yaitu Hidrolisis.

V.

REFERENSI http://www.scribd.com/doc/89198076/Laporan-Lapangan-B-bekuBerbah http://www.scribd.com/doc/68470453/Geologi-Regional-DaerahYogyakarta Husein,Sallahudin., 1999. Panduan Praktikum Geologi Dasar. Jurusan Teknik Geologi UGM Yogyakarta. Mulyaningsih, Sri., et al. 2006. Perkembangan Geologi pada Kuarter Awal sampai Masa Sejarah di Dataran Yogyakarta. Jurnal Geologi Indonesia. Vo 1 (2), h. 103- 113.

15

VI.

LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai