Anda di halaman 1dari 8

Dasar- dasar radiologi Definisi radiologi Radiologi adalah suatu ilmu tentang penggunaan seumber sinar pengion dan

bukan pengion, gelombang suara dan magnet untuk imaging diagnostic dan terapi. Bidang bidang dalam radiologi Radiodiagnostik Radiodiagnostik merupakan bagian dari cabang ilmu radiologi yang memanfaatkan sinar pengion untuk membantu diagnosa dalam bentuk foto yang di dokumentasikan. Radioterapi Radioterapi merupakan salah satu regimen terapi untuk penyakit terutama keganasan dengan menggunakan sinar pengion radioaktif. Kedokteran nuklir Kedokteran nuklir adalah bidang kedokteran yang memanfaatkan materi radioaktif (radioisotop) untuk menegakkan diagnosis dan mengobati penderita serta mempelajari penyakit manusia. Dapat juga untuk pemeriksaan dinamika organ misalnya pemeriksaan fungsi jantung dan ginjal. Ultrasonografi Ultrasonografi merupakan penggunaan gelombang suara frekuensi sangat tinggi / ultrasonic (3,55 MHz) untuk membantu diagnosis. Ultrasound adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000Hz. yang digunakan dalam bidang kedokteran antara 1-10 MHz. MRI (magnetic resonance imaging ) Merupakan teknik diagnose yang memanfaatkan medan ,agnet dan gelombang frekuensi radio(RF). Pemeriksaan ini tidak menimbulkan radiasi ionisasi, dan dapat di peroleh hasil berupa penampang dari erbagai arah.

RADIOLOGI 1. Sinar X Sinar X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio, panas, cahaya, dan sinar ultraviolet, tetapi dengan panhjang gelombang yang sangat pendek. Sinar X bersifat heterogen, panjang gelombangnya bervariasi dan tidak terlihat. Perbedaan antara sinar X dengan sinar elektromagnetik lainnya juga terletak pada panjang gelombang, dimana panjang gelombang sinar x sangat pendek itu, maka sinar x dapat menembus benda- benda. Panjang gelombang elektromagnetik dinyatakan dalam satuan angstrom. 1A = 10-8 cm (1 / 100.000.000 cm ). Gelombang yang di pergunakan dalam dunia kedokteran antara 0, 50 A 0, 125 A. gelombang atau sinar elektromagnetik terdiri atas, listrik, radio, inframerah, cahaya, ultraviolet, sinar X, sinar gamma, dan sinar cosmic. Sifat sifat sinar X Sinar X mempunyai beberapa sifat fisik, yaitu : daya tembus, pertebaran, penyerapan, efek fotografik, pendar flour (fluoresensi), ionisasi, dan efek biologic. a) Daya tembus Sinar X dapat menembus bahan, dengan daya tembus sangat besar dan di gunakan untuk radiografi. Makin tinggi tegangan tabung (besarnya KV) yang di gunakan, makin besar daya tembusnya, makin rendah berat atom atau kepadatan suatu benda, makin besar daya tembus sinarnya. b) Pertebaran Apabila berkas sinar X melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas tersebut akan bertebaran ke segala jurusan, menimbulkan radiasi sekunder (radiasi hambur) pada bahan / zat yang dilaluinya. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya gambar radiograf dan pada film akan tampak pengaburan kelabu secara menyeluruh . untuk mengurangi akibat radiasi hambur ini, maka diantara subjek dengan film rontgen di letakkan gird. Gird terdiri atas potongan potongan timah tipis yang diletaknya sejajar, masing masing dipisahkan oleh bahan tembus sinar. c) Penyerapan

Sinar X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom atau kepadatan bahan / zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat atomnya, makin besar penyerapannya. d) Efek fotografik Sinar x dapat menghitamkan emulsi film ( emulsi perak bromida) setelah diproses secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar gelap. e) Pendar flour (flouresensi) Sinar x menyebabkan bahan bahan tertentu seperti kalsium tungstat atau zink sulfide memendarkan cahaya (luminisensi ),bila bahan tersebut dikenal radiasi sinar x . luminisensi ada 2 jenis yaitu : Fluorensensi : yaitu akan memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar x saja. Fosforesensi : pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat walaupun radiasi sinar x sudah dimatikan (afterm- glow) f) Ionisasi Efek primer sinar x apabila memgenai suatun bahan atau zat akan menimbulkan ionisasin partikel partikel bahan atau zat tersebut. g) Efek biologic Sinar x akan menimbulkan perubahan perubahan biologic pada jaringan. Efek biologic ini digunakan dalam pengobatan radioterapi. 2. Angiokardiografi Angiokardiografi berperan sebagai penuntun untyuk tindakan angioplasty, dan embolisasi yang sifatnya terapeutik. Dengan kateter, stenosis pembuluh koroner, brakhiosefalik, renal, iliaka, femoropopliteal dan tibial yang dilebarkan. Selain itu, bahan kemoterapi juga dapat dimasukan secara selektif untuk memperkecil atau mematikan tumor. Kateter kateter yang dipakai untuk angioplasty sekarang juga digunakan untuk melebarkan struktur di ureter, esophagus, lambung dan sebagainya. 3. Digital Substraction Angiography (DSA) Alat untuk pemeriksaan DSA hamper sama dengan angiokardiografi tetapi dilengkapi dengan computer. Untuk mendapaykan suatu citra (image) pembuluh darah arteri, cukup dengan menyuntikkan bolus kontras kedalam vena secara cepat. Cara ini lebih mudah

dari pada menyuntikkan di dalam arteri dan praktis bersiasaf non- invasive. Pencitraan pe,buluh darah yang diperoleh denagn cara ini tidak begitu tajam disbanding dengan dengan arteriografi. Karena itu di beberapa pusat radiologi masih dipakai DSA dengan menyuntikkan kedalam arteri, akan tetapi kontras yang dipakai hanya sedikit. 4. Ultrasonogarafi (USG) USG menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi dan tidak menimbulkan ionisasi seperti sinar x. USG berkembang secara pesat karena beberapa factor : Bersifat non invasive Dapat digunakan untuk melihat pergerakan organ, sama seperti fluoroskopi. Sifat jaringan jaringan yang dcitrakan dapat dibedakan. Alatnya kecil dan dapat dibawa kemana- mana, misalnya kebangsal, unit gawat darurat, atau kamar bedah untuk pemeriksaan durante operationem Pemeriksaan tidak memerlukan waktu yang lama Berbagai bidang organ dalam tubuh dapat diperiksa Tenaga listrik yang dipergunakan hanya sedikit Tidak perlu kamar gelap Ruangan yang dipergunakan relative kecil dan dinding ya yang di pergukan tidak perlu diberi proteksi tambahan. Memungkin tindakan jaringan yang tepat Peralatan relative murah kalau disbanding dengan alat rontgen diagnostic khusus, kedokteran nuklir dan tomografi computer, dan alat magnetic resonance. 5. Computerized tomography (CT) 6. Magnetic Resonance (MR) Alat magnetic resonance yang berkaitan dengan radio frekuensi dan lapangan magnit dapat menghasilakan suatu citra (image) tanpa memakai radiasi ionisasi. Pencitraan yang diperoleh hamper mirip dengan CT dan tidak ada bahaya radiasi bagi pasien dan operator. Resolusi pencitraan (image) semakin lama semakin baik dengan menggunakan teknik teknik tertentu . pencitraan (image) otak dan medulla spinalis yang sangat menakjubkan. Jaringa lunak dan otot juga dapat dilihat dengan baik. Sisitem tulang yang sebelumnya diduga tidak dapat diperiksa dengan MR, ternyata denga pengalaman sekarang sudah dapat dilihat dengan baik. Biaya pemeriksaan untuk saat ini masih cukup tinggi.

7. Rontgen (R) Rontgen ialah satuan pemaparan radiasi yang memberikan muatan 2, 58 X 10-4 coulomb per kg udara. Rontgen merupakan satuan nilai penyinaran sinar x atau sinar , tetapi tidak digunakan untuk sinar , , atau neutron. Alat pengukurradiasi biasanya dikalibrasi dalam rontgen atau m R (milirontgen , 1 R = 1000 mR). untuk sinar - dan sinar dengan energy yang sampai 3 MeV yang melalui air atau jaringan lunak, suatu penyinaran sebesar 1 R ekivalen dan dosis serap sebesar 0, 93 0, 98 rad. Pemeriksaan rontgen dapat dibagi menjadi dalam : A. Pemeriksaan rontgen dasar 1. Pemeriksaan rontgen tanpa kontras seperti pemotretan thoraks , tulang tulang kepala , tulang tulang dada, tulang tulang belakang, tulang paanggul, tulang tulang tangan dan kaki. 2. Pemeriksaan rontgen dengan bahan kontras, seperti : Pemeriksaan esophagus, /oesofagogram / barium swallow Pemeriksaan lambung duodenum / OMD / barium meal Pemeriksaan kolon / colon in loop / barium enema Pemeriksaan traktus urinarius Pemeriksaan system traktus biliaris

B. Pemeriksaan rontgen khusus Termasuk pemeriksaan arteriografi, flebografi, angiokardiografi, embolisasi, ventrikulografi, dll. Pada pemeriksaan rontgen khusus di oerlukan alat rontgen yang khusus. 8. Gray (Gy) 1 Gy = 100 rad. Gray merupakan satuan internasional untuk menyatakan satuan dosis ionisasi. 1 Gy sama dengan 1 joule energy yang diserap 1 kg bahan dari radiasi pengion. Satuan ini menggantikan satuan lama, yaitu yad. 9. Becquerel (bq) Satuan yang dipakai pada aktivitas radioaktif (diambil dari nama henry Becquerel, penemu radioaktivitas dalam uranium ), yaitu mengukur laju peluruhan senyawa radioaktif. 1 Bq = disintegrasi /3. Satuan ini menggantikan satuan lama radioaktivitas, yaitu

curie (ci ). Becquerel adalah satuan yang sangat kecil untuk digunakan, sehingga dalam radiologi secara luas dipakai satuan megaBecquerel (MBq) = 106Bq. 10. Curie Satu curie sama dengan 3, 7 x 1010 disintegrasi atom perdetik. Jadi, 1 Ci = 3,7 x 1010 Bq. Nama curie diambil dari nama marie curie, penemu sifat radioaktif dalam unsure radium. 11. REM Dose equevalen (dulu disebut Rem) adalah jumlah radiasi ionisasi yang menyebabkan pengaruh biologis yang sama dengan 1 rad sinar x dan sinar . Satuannya sieverts (Sv). 1 Sv = 100 Rem. Dose equevalen (Sv) =dose (Gy) x QF (Q) Quality factor ini dulu dinyatakan sebagai RBE( Relative Biological Effectiveness)

Jenis sinar X ray, ray Electron Netron & proton (energy s/d 10 MeV) Partikel

QF 1 1 10 10

Komplikasi Pengaruh radiasi pada organ tubuh manusia dapat bermacam macam bergantung pada jumlah dosis dan luas lapangan radiasi yang di terima. Komidi internasional untuk perlindungan terhadap penyinaran menetapkan bahwa pengaruh sinar x adalah sebagai berikut : 1. Luka permukaan yang sangkal : Kerusakan kulit (skin damage) Epilepsy (epilation) Uku rapuh (brittleness of nails)

2. Kerusakan hemopoetik : Limfopeni Leukopeni Aneni

Leukemi Kehilangan respon terhadap daya tahan spesifik.

3. Induksi keganasan (induction of malignancy) Leukemi Karsinoma kulit Sarcoma

4. Berkurangnya kemungkinan hidup (reduction of life span ) 5. Abserasi genetic (genetic aberrations) Mutasi gen langsung Perubahan kromosom (chrosomonal alteration)

6. Efek- efek lainnya (other deleterious effects) Katarak lentikular Obesitas Sterilitas : sementara (temporary ) Tetap (permanent )

Reaksi luka permukaan yang dangkal dapat timbul segera atau setelah beberapa lama. Reaksi yang segera timbul dapat menyerupai luka bakar. Dosis maksimal untuk kulit yang masih dapat diberikan tidak diketahui, tetapi bagi para pekerja yang setiap harinya berhubungan dengan sinar x diperkirakan dosisnya kurang dari 1R per hari. Radiasi sinar X yang berlangsung lama (kronis) atau bertahun tahun telah terbukti dalam menimbulkan karsinoma kulit. Pencegahan atau proteksi radiasi Tujuan proteksi radiasi ialah : a) Pada pasien : dosis radiasi diberikan harus sekecil mungkin sesuai keharusan klinis. b) Pada personil : dosis radiasinyang di terima yang ditekan serendah mungkin dan dalam keadaan bagaimanapun juga tidak boleh melebihi dosis maksimum yang di perkenankan.

Tiga cara pengendalian tingkatan pemaparan radiasi 1. Jarak Ternyata cara ini efektif karena intensitas radiasi di pengaruhi oleh hukum kuadarat terbalik. 2. Waktu Pemaparan dapat diatur dengan waktu melalui berbagai jalan, yaitu : Membatasi waktu generator dihidupkan Pembatasan waktu berkas diarahkan keruang tertentu Pembatasan waktu ruang dipakai.

Bila ternyata dengan jarak dan waktu tidak mencukupi, maka di pakai cara ketiga di bawah ini. 3. Perisai Perisai ini dibuat dari timbale atau beton ,ada 2 jenis perisai, yaitu: Periasi primer, membrri proteksi terhadap radiasi primer (berkas sinar guna ). Tempat tabung sinar X dan kaca timbal pada tabir fluoroskopi merupakan perisai primer. Perisai sekunder, member proteksi terhadap radiasi sekunder ( sinar bocor dan hambur ). Tabir sarat timbale pada tabir fluoroskopi edan perisai yang dapat dipindah- pindahkan, merupakan perisai sekunder.

Anda mungkin juga menyukai