Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PRESENTASI KASUS NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA BLOK Early Clinical and Community Exposure 3 (ECCE 3)

Pembimbing: dr. Ismiralda Oke Putranti, SpKK

Disusun Oleh: Yulita Swandani Aziz G1A009032

JURUSAN KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO

2012

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRESENTASI KASUS NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA

Disusun oleh: Yulita Swandani Aziz G1A009032

Diajukan sebagai syarat untuk melanjutkan proses pembelajaran Blok Early Clinical and Community Exposure III Jurusan Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Disahkan dan dipresentasikan di Bagian Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan pada Desember 2012

Pembimbing,

Dr. Ismiralda Oke Putranti, Sp. KK

BAB I PENDAHULUAN

Dermatitis adalah peradangan kulit pada lapisan epidermis dan dermis sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). Neurodermatitis Sirkumskripta dikenal juga sebagai Liken Simpleks Kronik atau Liken Vidal merupakan penyakit gata-gatal lokal yang berlangsung kronik, lesi disebabkan garukan dan gosokan berulang, memiliki gambaran berupa likenifikasi yang berbatas tegas (Siregar, 2004). Neurodermatitis biasanya terjadi pada usia dewasa. Puncak insidensinya pada usia 30-50 tahun. Wanita lebih sering menderita neurodermatitis daripada pria. Neurodermatitis Sirkumskripta berlangsung secara kronis. Namun pasien yang memiliki riwayat dermatitis atopik dapat menderita neurodermatitis sirkumskripta pada onset usia yang lebih muda, yaitu rata-rata 19 tahun (Burgin, 2008). Selain itu, neurodermatitis sirkumskripta terjadi lebih sering pada wanita dibanding laki-laki dengan insidensi lebih banyak pada kelompok ras Asia dan kelompok ras asli Amerika. (Sularsito & Djuanda, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Dermatitis adalah peradangan kulit pada lapisan epidermis dan dermis sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Neurodermatitis Sirkumskripta dikenal juga sebagai Liken Simpleks Kronik atau Liken Vidal merupakan penyakit gata-gatal lokal yang berlangsung kronik, lesi disebabkan garukan dan gosokan berulang, memiliki gambaran berupa likenifikasi yang berbatas tegas. Keluhan dan gejala dapat muncul dalam hitungan minggu sampai bertahun-tahun. Kulit akan tampak menebal menyerupai kulit batang kayu (Siregar, 2004).

B. Etiologi dan Predisposisi Penyebab neurodermatitis tidak diketahui secara pasti. Diduga akibat gigitan serangga, pakaian ketat, dermatitis seboroika dan psoriasis (Siregar, 2004). Teori lain mengatakan bahwa dermatitis atopik memiliki kemungkinan lebih besar berkembang menjadi neurodermatitis. Faktor psikologis, seperti kecemasan, juga berperan dalam timbulnya

neurodermatitis (Hogan, 2012). . C. Patofisiologi Pruritus atau sensasi gatal berperan penting dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa likenifikasi. Sensasi gatal memicu keinginan untuk menggaruk yang lama kelamaan akan timbul lesi iritadi di tempat garukan. Namun patofisiologi yang mendasarinya masih belum diketahui. Sebagai akibat dari iritasi menahun akan terjadi penebalan kulit. Penebalan kulit ini akan menambah rasa gatal sehingga merangsang penderita untuk semakin menggaruk dan menyebabkan semakin tebalnya kulit (Hogan, 2012).

Neurodermatitis banyak ditemukan pada lokasi tubuh yang mudah dijangkau tangan untuk menggaruk. Beberapa jenis kulit lebih rentan mengalami likenefikasi, contohnya kulit yang cenderung ekzematosa seperti dermatitis atopi dan diathesis atopi. Hipotesis mengenai pruritus dapat oleh karena adanya penyakit yang mendasari, misalnya gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu, limfoma Hodgkin, hipertiroidia, penyakit kulit seperti dermatitis atopik, gigitan serangga, dan aspek psikologik dengan tekanan emosi (Hogan, 2012).

D. Penegakkan Diagnosis 1. Anamnesis Penderita akan mengeluh gatal sekali. Rasa gatal memang tidak terus menerus, namun jika muncul penderita akan sulit menahan diri untuk tidak menggaruk. Rasa gatal biasanya makin memburuk pada saat kondisi pasien tenang dan membaik ketika pasien sedang aktif. Penderita akan merassa enak setelah menggaruk daerah yang gatal. Setelah timbul luka, rasa gatal akan hilang karena berganti dengan sensasi nyeri (Hogan, 2012). Neurodermatitis biasanya terjadi pada usia dewasa. Puncak insidensinya pada usia 30-50 tahun. Wanita lebih sering menderita neurodermatitis daripada pria (Djuanda dan Sularsito, 2007). Penderita mungkin pernah memiliki riwayat penyakit dahulu berupa kondisi kulit kronik atau trauma akut. Pasien dengan dermatitis atopik maupun dermatitis kontak alergi mungkin memiliki liken simpleks kronik pada daerah kulit bekas efloresensi sebelumnya (Hogan, 2012). 2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik pada kulit didapatkan letak lesi yang dapat timbul dimana saja, tetapi biasanya ditemukan pada scalp, tengkuk, samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan kaki bagian depan, dan punggung kaki (Djuanda dan Sularsito, 2007).

Lesi biasanya tunggal, awalnya berupa plak eritematosa, sedikit edematosa, lama kelamaan edema dan eritema akan menghilang. Setelah itu bagian tengahnya akan berubah menjadi skuama tebal, likenifikasi dan ekskoriasi, sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas. Gambaran klinis dipengaruhi juga oleh lokasi dan lamanya lesi (Djuanda dan Sularsito, 2007). 3. Pemeriksaan Penunjang Kebutuhan untuk dilakukannya pemeriksaan tambahan sangat bergantung pada kondisi masing-masing pasien berdasarkan riwayat perjalanan penyakitnya, penyakit penyerta, dan komplikasi yang mungkin berkaitan. Misalnya pemeriksaan darah lengkap, gula darah, urin rutin, fungsi hepar dan fungsi ginjal (Siregar, 2004). Bila likenifikasi terjadi pada daerah genital bisa dilakukan pemeriksaan kalium hidroksida dan kultur jamur untuk menyingkirkan kemungkinan tinea cruris atau candidiasis. Patch test dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan dermatitis kontak alergi sebagai dermatosis yang mendasarinya (Hogan, 2012). Biopsi mungkin dapat bermanfaat dalam menemukan gangguan pruritus primer yang telah menyebabkan timbulnya likenifikasi sekunder yang terjadi, seperti psoriasis (Burgin, 2008). Namun pemeriksaan yang paling bermakna pada

neurodermatitis adalah pemeriksaan dermatopathology. Pemeriksaan ini dapat memberikan gambaran yang bervariasi mengenai derajat hiperkeratosis (Burgin, 2008). Gambaran histopatologisnya berupa ortokeratosis, hipergranulosis, akantosis dengan rete ridges

memanjang teratur. Bersebukan sel radang limfosit dan histiosit di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas, fibroblas bertambah, kolagen menebal (Djuanda dan Sularsito, 2007).

E. Penatalaksanaan 1. Medikamentosa a. Sistemik: Antipruritus oral yang berfungsi memblok pelepasan histamin sehingga mengurangi rasa gatal dan bersifat sedatif seperti hidroksizin, difenhidramin, dan prometazin (Djuanda dan Sularsito, 2007). b. Topikal: 1) Salep kortikosteroid Seperti betamethasone dipropionate cream 0,05% untuk mengurangi inflamasi. Cara kerjanya dengan menghambat migrasi sel leukosit PMN dan menurunkan permeabilitas vaskuler. Fluocinolone 0.01% or 0.025% cream merupakan kortikosteroid potensi medium yang ebrfungsi menghambat proliferasi sel, imunosupresif, antiproliferatif dan

antiinflamasi. Hydrocortisone valerate cream 0,2% adalah turunan adrenokortikosteroid yang cocok untuk kulit atau membran ektsternal, berfungsi sebagai anti inflamasi (Hogan, 2012). 2) Preparat ter 3) Injeksi kortikosteroid intralesi pada lesi-lesi yang kecil 2. Nonmedikamentosa Memberikan edukasi pada pasien bahwa garukan akan memperburuk keadaan penyakitnya, oleh karena hal itu harus dihindari. Untuk mencegah kulit kering, sehingga mengurangi keinginan untuk menggaruk, dapat menggunakan pelembab seperti lotion atau baby oil. Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya bukan merupakan penyakit alergi maupun menular melainkan karena pengaruh kondisi psikis (Wine dan Steinberg, 1972).

F. Prognosis Neurodermatitis dapat menjadi lesi yang persisten dan bersifat berulang. Eksaserbasi dapat terjadi bila dipicu adanya respon terhadap

stres emosional. Umumnya neurodermatitis memiliki prognosis baik (Siregar, 2004).

G. Komplikasi Sering menggaruk akan menyebabkan timbulnya lesi sekunder yang beresiko terinfeksi bakteri dan menjadi scar permanen atau perubahan warna kulit.

BAB III KESIMPULAN

Neurodermatitis Sirkumskripta merupakan penyakit gata-gatal lokal yang berlangsung kronik, lesi disebabkan garukan dan gosokan berulang, memiliki gambaran berupa likenifikasi yang berbatas tegas. Keluhan dan gejala dapat Kulit akan tampak

muncul dalam hitungan minggu sampai bertahun-tahun.

menebal menyerupai kulit batang kayu. Penyebab neurodermatitis sirkumskripta tidak diketahui, namun faktor psikis seperti kecemasan berperan dalam timbulnya neurodermatitis. Penatalaksanaan neurodermatitis adalah dengan edukasi agar pasien menahan diri untuk tidak menggaruk karena garukan akan justru memperparah kondisi. Pemberian antipruritus dapat mengurangi rasa gatal dan kortikstreoid topikal dapat mengurangi inflamasi.

DAFTAR PUSTAKA

Burgin, Susan MD. 2008. Numular Eczema and Lichen Simplex Chronic/Prurigo Nodularis. Dalam: Fitzpatrick TB, Eizen AZ, Woff K, Freedberg IM, Auten KF, penyunting: Dermatology in general medicine, 7th ed, New York: Mc Graw Hill: 158-162. Hogan D J, Mason S H. Lichen Simplex Chronicus. Diakses dari http://emedicine.medscape.com/article/1123423-overview 2012. Siregar, R.S. 2004. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Jakarta : EGC Sularsito, Sri Adi. Djuanda, Suria. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin : Dermatitis. Edisi kelima. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Wine, Stanley MD; Sidney Steinberg MD. 1972. Neurodermatitis: What Is It?. Canadian Family Physician: 65-66. 12 Desember

Anda mungkin juga menyukai