Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KIMIA DASAR TEKNOLOGI PEMBUTAN BIOGAS MENGGUNAKAN BAHAN BAKU ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Diajukan untuk

memenuhi tugas mata kuliah kimia dasar II

KELOMPOK 1 KELAS 2B NAMA ANGGOTA : 1. Ainul Fitroh Yanti 2224111158 2. Andini 2224110493 3. Diah Trifigasari 2224110773 4. Herlinah 2224111334 5. Junairoh Kestiani 2224112248 6. Khodijatus Sholihah 2224110549 7. Nanang Afnani 2224110797 8. Ratna Dwitasari 2224112230 9. Ria Siti Mariam 2224110936 10. Sulistiawati 2224111556 11. Ulfah 2224112480 12. Via Sufyati 2224110909

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS AGENG SULTAN AGENG TIRTAYASA 2012

TEKNOLOGI PEMBUTAN BIOGAS MENGGUNAKAN BAHAN BAKU ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) 1. Biomaterial Biomaterials merupakan material sintesis yang dipakai untuk mengganti bagian dari sistem hidup atau untuk berfungsi secara terikat dengan jaringan hidup. Biomaterials pada dasarnya adalah material dari bahan hayati; setiap substansi (selain obat) atau kombinasi substansi, sintesis atau alami, yang dapat dipakai pada perioda waktu tertentu, sebagai bagian atau keseluruhan sistem yang memperlakukan, menggandakan, atau mengganti setiap jaringan, organ, atau pun fungsi tubuh. Biomaterial dapat di gunakan sebagai bahan baku pembuatan biogas. 2. Biogas Biogas dibentuk dari hasil fermentasi anaerobik yang merupakan proses perombakan suatu bahan menjadi bahan lain yang lebih sederhana dengan bantuan mikroorganisme tertentu dalam keadaan tidak berhubungan langsung dengan udara bebas. Biogas merupakan campuran dari metana, karbondioksida, sedikit gas hidrogen, hidrogen sulfida dan nitrogen. Gas metana merupakan komponen gas yang paling dominan pada biogas memiliki sifat tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa, adanya gas lain meyebabkan timbulnya bau. Biogas mempunyai sifat mudah terbakar dengan warna nyala biru, tidak beracun dan memiliki nilai kalori 2,24 x 104 J/m3. Bahan organik yang dapat di jadikan sebagai bahan untuk pembuatan biogas diantaranya yaitu : 1. Limbah tanaman 2. Limbah dan hasil produksi 3. Hasil samping industri 4. Limbah perairan 5. Limbah peternakan unggas. 6. Dan bahan-bahan lain yang memiliki kandungan bahan organik. : tebu, rumput-rumputan, jagung, gandum, dan lain-lain. : minyak, bagas, penggilingan padi, limbah sagu. : tembakau, limbah pengolahan buah-buahan dan sayuran, : alga laut, tumbuh-tumbuhan air. : kotoran sapi, kotoran kerbau, kotoran kambing, kotoran

dedak, kain dari tekstil, ampas tebu dari industri gula dan tapioka, limbah cair industri tahu.

Dalam makalah ini, kelompok kami akan membahas eceng gondok sebagai bahan baku yang dapat di jadikan sebagai biogas. Eceng gondok atau enceng gondok ini memiliki nama latin Eichhornia crassipes yang merupakan famili dari Pontederiaceae adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Tumbuhan ini dapat beradaptasi dengan perubahan yang ekstrem dari ketinggian air, arus air, pH, temperatur, serta racun-racun dalam air. Enceng gondok ini memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan, tumbuhan ini tidak dapat dimakan bahkan menjadi tanaman pengganggu bagi tumbuhan lain dan hewan di sekitarnya. Bagi kebanyakan orang eceng gondok (Eichhornia crassipes) selama ini dianggap sebagai tanaman jenis gulma yang merugikan. Tanaman itu kerap merusak habitat air di sekitarnya. Meski memiliki sifat pengganggu, eceng gondok ternyata berperan penting dalam mengurangi kadar logam berat di perairan waduk seperti Fe, Zn, Cu, dan Hg. Bahkan yang paling menarik, tanaman ini mengandung selulosa dalam jumlah banyak, selulosa inilah yang bisa digunakan sebagai bahan bakar alternative. Selain eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat tikar, tas, campuran untuk kertas daur ulang, tanaman eceng gondok ini memiliki potensi sebagai bahan baku pembuat biogas. Untuk menghasilkan biogas dari enceng gondok cukup mempergunakan enceng gondok basah yang telah dipotong-potong dan dimasukkan kedalam wadah seperti drum untuk skala menengah atau botol galon aqua untuk skala kecil kemudian tutup dan biarkan berlangsung proses fermentasi oleh bakteri sehinggga akan menghasilkan methan. Zat methan ini yang berperan pada produksi biogas dalam skala lapangan. Selain methan gas lain yang dihasilkan adalah CO2, O2, N2. Biogas yang bagus adalah biogas yang porsi methannya tinggi. 3. Manfaat Biogas Setelah harga BBM naik beberapa hari yang lalu, kehidupan masyarakat baik di desa maupun di kota semakin sulit. Warga berlomba-lomba mencari sumber energi alternatif, ada yang menggunakan energi matahari, energi air, maupun energi angin. Tapi sampai sejauh ini masih belum ditemukan sumber energi yang benar-benar bisa menggantikan bahan bakar minyak. Kebanyakan sumber energi alternatif tidak bisa menghasilkan energi sebesar energi yang dihasilkan bahan bakar minyak. Tapi, sebenarnya ada sumber energi alternatif yang

relatif sederhana dan sangat cocok untuk masyarakat pedesaan, energi alternatif itu adalah energi biogas. Energi biogas digunakan sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan dipergunakan untuk memasak kemudian sebagai bahan pengganti bahan bakar minyak (bensin, solar). Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik.

4. Kelabihan dan Kekurangan biogas Selain bermanfaat sebagai pengganti bahan bakar, ada sejumlah kelebihan yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan, antara lain: a. Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar. b. Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak mengeluarkan asap. c. Kandang hewan menjadi semakin bersih karena limbah kotoran kandang langsung dapat diolah. d. Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat dijadikan pupuk sehingga tidak mencemari lingkungan. e. Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca melalui pengurangan pemakaian bahan bakar kayu dan bahan bakar minyak. f. Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran. Adapun kekurangannya adalah :

a. Memerlukan dana tinggi untuk aplikasi dalam bentuk instalasi biogas. b. Tenaga kerja tidak memiliki kemampuan memadai terutama dalam proses produksi. c. Belum dikenal masyarakat. d. Tidak dapat dikemas dalam bentuk cair dalam tabung. 5. Faktor faktor yang mempengaruhi biogas Laju proses anaerob yang tinggi sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi mikroorganisme, diantaranya temperatur, pH, salinitas dan ion kuat, nutrisi, inhibisi dan kadar keracunan pada proses, dan konsentrasi padatan. Berikut ini adalah pembahasan tentang faktor-faktor tersebut.

a. Temperatur Gabungan bakteri anaerob bekerja dibawah tiga kelompok temperatur utama. Temperatur kriofilik yakni kurang dari 20 C, mesofilik berlangsung pada temperatur 20-45 C (optimum pada 30-45) dan termofilik terjadi pada temperatur 40-80 C (optimum pada 55-75 C). b. Derajat keasaman ( pH ) Pada dekomposisi anaerob faktor pH sangat berperan, karena pada rentang pH yang tidak sesuai, mikroba tidak dapat tumbuh dengan maksimum dan bahkan dapat menyebabkan kematian yang pada akhirnya dapat menghambat perolehan gas metana. Bakteri-bakteri anaerob membutuhkan pH optimal antara 6,2 7,6, tetapi yang baik adalah 6,6 7,5. Pada awalnya media mempunyai pH 6 selanjutnya naik sampai 7,5. Tangki pencerna dapat dikatakan stabil apabila larutannya mempunyai pH 7,5 8,5. Batas bawah pH adalah 6,2, dibawah pH tersebut larutan sudah toxic, maksudnya bakteri pembentuk biogas tidak aktif. Pengontrolan pH secara alamiah dilakukan oleh ion NH4+ dan HCO3-. Ion-ion ini akan menentukan besarnya pH (Yunus, 1991). c. Nutrisi Mikroorganisme membutuhkan beberapa vitamin esensial dan asam amino. Zat tersebut dapat disuplai ke media kultur dengan memberikan nutrisi tertentu untuk pertumbuhan dan metabolismenya. Selain itu juga dibutuhkan mikronutrien untuk meningkatkan aktivitas mikroorganisme, misalnya besi, magnesium, kalsium, natrium, barium, selenium, kobalt dan lain-lain (Malina,1992). Bakteri anaerobik membutuhkan nutrisi sebagai sumber energi yang mengandung nitrogen, fosfor, magnesium, sodium, mangan, kalsium dan kobalt (Space and McCarthy didalam Gunerson and Stuckey, 1986). Level nutrisi harus sekurangnya lebih dari konsentrasi optimum yang dibutuhkan oleh bakteri metanogenik, karena apabila terjadi kekurangan nutrisi akan menjadi penghambat bagi pertumbuhan bakteri. Penambahan nutrisi dengan bahan yang sederhana seperti glukosa, buangan industri, dan sisa sisa tanaman terkadang diberikan dengan tujuan menambah pertumbuhan di dalam digester (Gunerson and Stuckey, 1986).

d. Keracunan dan Hambatan Keracunan (toxicity) dan hambatan (inhibition) proses anaerob dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya produk antara asam lemak mudah menguap (volatile) yang dapat mempengaruhi pH. Zat-zat penghambat lain terhadap aktivitas mikroorganisme pada proses anaerob diantaranya kandungan logam berat sianida. e. Faktor Konsentrasi Padatan Konsentrasi ideal padatan untuk memproduksi biogas adalah 7-9% kandungan kering. Kondisi ini dapat membuat proses digester anaerob berjalan dengan baik. g. Penentuan Kadar Metana Dengan BMP Uji BMP (Biochemical Methane Potential) ditunjukan untuk mengukur gas metana yang dihasilkan selama masa inkubasi secara anaerob pada media kimia. Uji BMP dilakukan dengan cara menempatkan cairan contoh, inokulan (biakan bakteri anaeorob) dan media kimia dalam botol serum. Botol serum ini, diinkubasi pada suhu 35 oC, lalu pengukuran dilakukan selama masa inkubasi secara periodik (biasanya setiap 5 hari), sehingga pada akhir masa inkubasi (hari ke-30) didapatkan akumulasi gas metana. Pengukuran dilakukan dengan memasukkan jarum suntik (metoda syringe) ke botol serum. h. Rasio Carbon Nitrogen (C/N) Proses anaerobik akan optimal bila diberikan bahan makanan yang mengandung karbon dan nitrogen secara bersamaan. CN ratio menunjukkan perbandingan jumlah dari kedua elemen tersebut. Pada bahan yang memiliki jumlah karbon 15 kali dari jumlah nitrogen akan memiliki C/N ratio 15 berbanding 1. C/N ratio dengan nilai 30 (C/N = 30/1 atau karbon 30 kali dari jumlah nitrogen) akan menciptakan proses pencernaan pada tingkat yang optimum, bila kondisi yang lain juga mendukung. Bila terlalu banyak karbon, nitrogen akan habis terlebih dahulu. Hal ini akan menyebabkan proses berjalan dengan lambat. Bila nitrogen terlalu banyak (C/N ratio rendah; misalnya 30/15), maka karbon habis lebih dulu dan proses fermentasi berhenti Sebuah penelitian menunjukkan bahwa aktivitas metabolisme dari bakteri methanogenik akan optimal pada nilai rasio C/N sekitar 8-20. (Anonymous, 1999a). i. Kandungan Padatan dan Pencampuran Substrat

Menurut Anonymous (1999a), walaupun tidak ada informasi yang pasti, mobilitas bakteri metanogen di dalam bahan secara berangsur angsur dihalangi oleh peningkatan kandungan padatan yang berakibat terhambatnya pembentukan biogas. Selain itu yang terpenting untuk proses fermentasi yang baik diperlukan pencampuran bahan yang baik akan menjamin proses fermentasi yang stabil di dalam pencerna. Hal yang paling penting dalam pencampuran bahan adalah menghilangkan unsur unsur hasil metabolisme berupa gas (metabolites) yang dihasilkan oleh bakteri metanogen, mencampurkan bahan segar dengan populasi bakteri agar proses fermentasi merata, menyeragamkan temperatur di seluruh bagian pencerna, menyeragamkan kerapatan sebaran populasi bakteri, dan mencegah ruang kosong pada campuran bahan. 6. Cara pembuatan biogas eceng gondok Tidak hanya kotoran sapi atau manusia, eceng gondok ternyata juga bisa dijadikan bahan untuk pembuatan biogas. Proses pembuatannya pun sangat mudah dan tidak menimbulkan bau apa pun, tak seperti biogas dari kotoran makhluk hidup. Untuk membuat biogas dari bahan baku eceng gondok, terlebih dahulu harus disiapkan beberapa alat dan bahan yangdiperlukan. Bahan dan alat itu dikelompokkan menjadi dua alat kerja, yaitu : Alat Kerja 1 :

3 buah drum isi 200 liter 1 buah drum isi 100 liter 1 meter pipa galvanis, ukuran 3 inchi- 5 meter slang karet/plastic 3 buah stop kran, ukuran inchi- 50 cm pipa, ukuran inchi 6 buah kleman slang, ukuran inchi- Pengelasan drum (Ls)

Alat Kerja 2 : Plastik polyethylene - Kompor biogas PVC ukuran 3 inchi- 4 buah kenie, ukuran inchi Drat luar dalam 2 buah isolatif besar 4 batang baut- Karet ban dalam 1 buah pipa T, ukuran inchi- Slang plastic saluran gas PVC ukuran inchi- 3 buah stop kran, ukuran inchi- 2 buah lem paralon- Lem aibon

2 plat acritik 150 cm2

7. Cara pembuatan alat a. Alat Fermentasi Dua drum ukuran 200 liter dibuang tutup atasnya dan keduanya disambung dengan dilas secara horizontal. Disamping kiri dan kanannya dipasang 3 inchi pipa sepanjang 50 cm yang berguna untuk memasukkan ecenggondok yang sudah dirajang/ditumbuk dan pipa yang satunya lagi sebagai pembuangan. Setelah itu di bagianatas drum fermentasi dipasang pipa inchi dan stop kran inchi yang disambung dengan slang. b. Alat Penampungan Gas Drum ukuran 100 liter tutup bagian bawahnya dibuang, kemudian pada tutup bagian yang tidak dibuangdipasang 2 buah pipa inchi dan stop kran inchi yang akan disambung dengan slang dari ruang fermentasidan ke kompor gas. Lantas, tempat penampungan gas yang bagian sisinya atau tutupnya dibuang dimasukkanke drum yang berukuran 200 liter yang sudah berisi 100 liter air.o Selain alat penampung gas terbuat dari bahan plastic yang berukuran panjang 120 cm dan diameter 60 cm. Alat penampungan gas ini dimasukkan ke drum ukuran 200 liter yang sudah terisi air.o Jika gas dari eceng gondok sudah masuk ke alat penampungan drum atau plastic maka akan terlihatmengambang. Fungsi air itu sebagai penekan. Air yang ada akan menekan gas ke atas. Karena air dan gas tak bersenyawa. 8. Proses produksi Proses produksi eceng gondok sangat sederhana sekali, hanya dibutuhkan perlengkapan seperti tabung fermentasi yang tersambung ke tabung pengumpul gas dan diteruskan ke kompor. Hanya tiga bagian yangdibutuhkan dalam biogas ini, tabung fermentasi, tabung penampung gas, serta kompor sebagai mediapembakar. Sebelum dimasukkan ke dalam tabung fermentasi, eceng gondok terlebih dahulu harus dirajang atau ditumbukhalus. Setelah itu dicampur air bersih 1:1. Misalnya 20 kg eceng gondok dicampur dengan 20 kiloliter air, lantasdiaduk merata. Setelah tercampur, masukkan ke dalam lubang pipa yang sudah disiapkan di ujung kiri tabung fermentasi yangakan mengalirkan gas ke drum penampungan setelah beberapa hari. Eceng gondok yang sudah ditumbuksebanyak 20 kg dapat menghasilkan gas yang dapat dipakai selama 7 hari, dan setiap harinya dapat dipakaiselama 30 menit. Eceng gondok seberat 30 kg yang telah dirajang tanpa ditumbuk dapat menghasilkan gas yang dapat dipakaiselama 7 hari, dan setiap harinya dapat dipakai selama 90 menit. Ketika menggunakan biogas untuk memasak, tabung fermentasi bisa kembali diisi dengan eceng gondok baru.Secara terus menerus eceng gondok bisa terus dimasukkan ke dalam tabung fermentasi. Karena dalam tabung tersebut sudah terpasang pipa untuk proses pengeluaran, ampas eceng gondok akanmengalir dengan sendirinya bila eceng gondok baru masuk ke dalam tabung. Ampas ini bisa digunakan untuk pupuk kompos.

9. Skema reaktor eceng gondok

DAFTAR PUSTAKA Asni.2009.Biomaterails.http://www.itb.ac.id/news/2348.xhtml di akses 28 Mei 2012. pukul 23:43 Herawan, Maharani. Enceng Gondok Sebagai Bahan Baku dalam Produksi Biogas. http://green.kompasiana.com/iklim/2012/05/07/enceng-gondok-sebagai-bahan-bakudalam-produksi-biogas/ di akses 24 Mei 2012. pukul 22:00 Winarni, Panggih.biogas.http://digilib.its.ac.id/ITS-Master-3100011044782/16934 Anonim.http://www.biogas-energi.biz/search/label/Potensi%20Energi%20bahan%20bakar%20dan %20Listrik%20dari%20Kemelimpahan%20Eceng%20Gondok%20Danau%20di%20Kutai %20Kartanegara Anonim.http://www.sobatbumi.com/solusi/view/186/Memanfaatkan-Eceng-Gondok

Anda mungkin juga menyukai