Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH LABA BERSIH TERHADAP PEMBAGIAN DIVIDEN KAS PT TAMBANG BATU BARA BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk

Oleh : Aisha Zuesty Izziyah Fikriyah 1111082000013 1111082000110 087774449471 085714276879

Mata Kuliah : MKD 1213 (1507) Teori Ekonomi Mikro

Dosen Pembimbing Tony S. Chendrawan, ST, SE, Msi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012

ABSTRAK The purpose of this research is to analyze the effect of net income to cash dividend. Analysis method that used in this research is kuantitatif method with simple regression. Software SPSS versi 17 for windows is used to test in this research. To determine the sample, we use simple purposive sampling method. The subjects were PT Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk which is located at Tanjung Enim, Jambi. The population in this research was the Financial Statements of PT Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk, and the samples are taken from the income statement and statement of changes in equity which are contained in the financial statements of PT Tambang Batu bara Bukit Asam (Persero) Tbk started from the year 2006 to 2011. The conclusion of this research is net income simultaneously has positive effect and significance to the dividends is 76.4%. Meanwhile, partially, the net income variable gives positive effect with significance to dividends is 42%, and other factors that probably influence it at 23,6%.

Keyword : Net Income and Cash Dividend

I.

Pendahuluan

yang paling minimum terjadi di tahun 2011 yaitu sebesar 3,71%. Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan dividen yang di buat oleh pihak perusahaan. Karena dividen merupakan bagian dari laba, maka salah satu faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran dividen adalah laba yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Laba sebagai tolak ukur bagi perusahaan juga untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam

Di era globalisasi ini, banyak para investor yang menanamkan modalnya pada suatu perusahaan, tentu saja mereka mengharapkan keuntungan yang akan diperoleh dari investasi yang telah dilakukannya. Keuntungan yang dapat diterima oleh investor atau pemegang saham dari penanaman modal melalui pembelian saham suatu perusahaan adalah berupa dividen. Ada berbagai macam dividen yang dibagikan perusahaan kepada pemegang saham atau investor, salah satunya adalah dividen kas yaitu dividen yang dibagikan berupa uang tunai (kas). Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham, tergantung dari masing-masing kebijakan perusahaan. Karena tidak semua keuntungan dialokasikan untuk pembayaran dividen, tetapi juga ada sebagian laba yang dijadikan sebagai laba ditahan. Hal ini dimaksudkan untuk memperhatikan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Nilai Dividen yang dibayarkan oleh perusahan dapat berfluktuatif setiap periodenya, namun juga dapat secara terus menerus mengalami peningkatan. Seperti yang terjadi pada PT Tambang Batu Bara Bukit Asam. Hal ini bisa dilihat di tabel 1. Tabel 1 Informasi pembayaran dividen kas PT Tambang Batu Bara Bukit Asam (dinyatakan dalam jutaan rupiah) Tahun Dividen Presentase kenaikan 2006 2007 2008 2009 2010 2011 233.530 242.835 380.104 1.007.494 1.235.841 1.281.752 3,98 % 56,53% 165,06% 22,66% 3,71%

memperoleh laba hal ini dapat dilihat dalam laporan keuangan. Dalam laporan keuangan suatu laba harus disusun secara sistematis dimulai dari pendapatan atau penghasilan diikuti dengan beban-beban yang telah dikeluarkan, sehingga dapat terlihat kemajuan yang telah dicapai oleh perusahaan dalam mendapatkan laba. Setiap periodenya laba dapat meningkat ataupun menurun. Seperti yang terjadi pada PT Tambang Batu Bara Bukit Asam yang memiliki keadaan laba yang fluktuatif, hal ini bisa di lihat pada tabel 2 di bawah ini. Tabel 2 Kondisi Laba PT Bukit Asam (dinyatakan dalam jutaan rupiah) Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Laba 485.670 760.207 1.707.771 2.727.734 1.998.937 3.088.067 Presentase 56,53% 12,64% 59,27% -26,72% 54,5 %

Sumber : www.idx.co.id (diolah)

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa laba akuntansi PT Tambang Batu Bara Bukit Asam setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Laba akuntansi tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar Rp. 3.088.067.000.000 sedangkan, laba akuntansi terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar Rp. 485.670.000.000 Pada tahun 2010 terjadi penurunan laba sebesar

Sumber : www.idx.co.id (diolah)

Rp.728.797.000.000 (dalam jutaan rupiah) Atau sebesar Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa setiap tahunnya ada kenaikan dalam pembayaran dividen, tingkat kenaikan dividen yang paling maksimum terjadi di tahun 2009 yaitu sebesar 165,06%, sedangkan tingkat kenaikan 26,72%. Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan dari sebuah media cetak online, adanya penurunan laba tersebut akibat adanya penurunan harga seiring dengan

turunnya permintaan komoditas secara global akibat krisis utang di Eropa. Dari data dan informasi yang dimuat pada kedua tabel tersebut maka, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kedua variabel tersebut. dimana, dalam penentuan kebijakan pembagian dividen kas, perusahaan harus memperhatikan berbagai hal,

variabel dependen. Itu berarti laba memiliki pengaruh yang kuat dalam penentuan dividen. Elizabeth (2000) dalam penelitiannya yang

menganalisis hubungan laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas, dengan menggunakan koefisien korelasi Spearman Rank, ia menganalisa 25 perusahaan yang go publik di BEJ pada tahun 1992, 1993 dan 1994. Berdasarkan penelitiannya itu

diantaranya adalah laba bersih perusahaan. Semakin tinggi laba perusahaan maka pembagian dividen juga akan semakin meningkat begitupun sebaliknya. Selain laba bersih masih terdapat faktor lainnya dividen yang kas.

disimpulkan bahwa ada konsistensi hubungan yang signifikan dan positif antara laba akuntansi dengan dividen kas. Nahibaho (2000) menyimpulkan bahwa laba perusahaan saat ini merupakan predictor bagi dividen yang akan datang. Dengan demikian laba saat ini mempengaruhi kebijakan dividen yang akan datang. Baik laba saat ini ataupun arus kas saat ini bukan merupakan predictor bagi dividen saat ini dan

mempengaruhi

kebijakan

pembagian

Namun, peneliti lebih tertarik untuk meneliti pengaruh laba yang merupakan salah satu indicator penentu kebijakan pembagian dividen taerhadap pembagian dividen kas. 1.2 Identifikasi Masalah 1. Bagaimana kondisi laba bersih di perusahaan tambang batu bara PT Bukit Asam ? 2. Bagaimana gambaran pembagian Dividen kas di Perusahaan Tambang Batu bara PT Bukit Asam ? 3. Bagaimana pengaruh laba bersih terhadap dividen kas di Perusahaan Tambang batu bara PT Bukit Asam ? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui kondisi laba bersih di

tidak mempengaruhi kebijakan dividen saat ini. 2.2 Teori Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik (Baridwan, 1992: 55). Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba per pengaruh laba bersih lembar saham. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain: laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih. 2.3 Teori Dividen Seorang investor yang menanamkan modalnya pada suatu perusahaan tentu saja mengharapkan return atau keuntungan yang akan diperoleh dari investasi yang telah dilakukannya. Keuntungan yang dapat

perusahaan Tambang Batu Bara PT Bukit Asam. 2. Untuk mengetahui gambaran pembagian

dividen kas di Perusahaan Tambang Batu Bara PT Bukit Asam. 3. Untuk mengetahui

terhadap dividen kas di Perusahaan Tambang Batu Bara PT Bukit Asam. II. Kajian Pustaka 2.1 Teori Hubungan Laba Terhadap Dividen Penelitian tentang hubungan laba terhadap dividen telah banyak dilakukan. Diantaranya adalah penelitian oleh Indyah Erawati Setyaningsih (2003) yang

menyimpulkan bahwa variabel

independen secara

simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

diterima oleh investor atau pemegang saham dari penanaman modal melalui pembelian saham suatu perusahaan terdiri dari dua macam yaitu dividen dan capital gain. Adapun Pengertian dividen menurut Zaki

Dividen utang timbul apabila saldo laba tidak dibagi mencukupi untuk pembagian dividen, sedangkan saldo kas yang ada tidak cukup. Sehingga pimpinan

perusahaan akan mengeluarkan dividen utang yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang. Dividen utang ini bisa dikenai bunga bisa juga tidak. 4. Dividen Likuidasi Adalah dividen yang dibagikan sebagian merupakan pembagian laba dan sebagian lagi merupakan

Baridwan (2004:434) menyatakan bahwa: Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham yang besarnya sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki. Sedangkan Riyanto

pengertian

dividen

menurut

Bambang

(2001:265) menyatakan bahwa : Dividen adalah aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity investors. Pengertian capital gain menurut Agus Sartono (2001:483) menyatakan bahwa : Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh dari penjualan aktiva tetap atau selisih harga jual dan harga beli surat berharga. Jenis-Jenis Dividen Biasanya dividen dibagikan dengan interval waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang diadakan pembagian dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya. menyatakan Menurut bahwa Zaki dividen Baridwan yang (2004:434) dibagi oleh

pengembalian modal. Perusahaan yang membagikan dividen likuidasi yang biasanya akan adalah perusahaanusahanya perusahaan menghentikan

misalnya dalam bentuk joint venture. Karena usaha perusahaan akan diberhentikan maka tidak perlu memperbesar modal. Pembagian dividen kepada pemegang saham dapat berakibat sebagai berikut : 1. Pembagian aktiva perusahaan dan suatu penurunan dalam jumlah modal perusahaan seperti dalam hal dividen kas, aktiva selain kas, dan dividen likuidasi. 2. Timbulnya suatu utang dan suatu penurunan dalam jumlah modal perusahaan seperti dalam hal dividen utang atau dividen kas yang sudah diumumkan tetapi belum dibayar. 3. Tidak ada perubahan dalam aktiva, utang atau jumlah modal perusahaan, tetapi hanya menimbulkan perubahan komposisi masing-masing elemen dalam

perusahaan bisa mempunyai beberapa bentuk sebagai berikut : 1. Dividen Kas Dividen yang paling umum digunakan oleh

modal perusahaan seperti dalam hal dividen saham. 2.4 Teori Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan

perusahaan adalah dalam bentuk kas. Para pemegang saham akan menerima dividen sebesar tarif per lembar dikalikan dengan jumlah lembar yang dimiliki. Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas adalah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut. 2. Dividen Aktiva Selain Kas Dividen yang dibagikan tidak selalu dalam bentuk uang tunai tetapi dapat juga berupa aktiva surat-surat berharga atau saham perusahaan, barang-barang hasil produksi perusahaan yang membagi dividen tersebut, atau aktiva-aktiva lain. 3. Dividen Utang Hipotesis yang dirumuskan dengan harapan akan ditolak membawa penggunaan istilah hipotesis

mengenai satu atau lebih populasi. Benar atau salah suatu hipotesis tidak pernah diketahui dengan pasti, kecuali jika seluruh populasi diperiksa. hipotesis yang paling sering dipakai adalah menerima dan menolak. Kalimat menolak dalam hipotesis dapat bermakna bahwa hipotesis yang diberikan adalah salah, sebaliknya kalimat menerima hanya sematamata mengimplikasikan bahwa kita tidak mempercayai penolakan hipotesis tanpa ada bukti-bukti lebih lanjut.

nol yang dilambangkan dengan H0. Penolakan H0 akan mengakibatkan penerimaan suatu hipotesis alternatif yang biasa dinyatakan dengan H1. Hipotesis nol (H0) harus menyatakan sebuah nilai atau

dipahami dalam kegiatan pengoperasiannya (Sugianto, 2007). c. Model penelitian Hubungan struktur jalur antara variabel X Dengan Variabel Y dapat digambarkan sebagai berikut :

pernyataan pasti, sedangkan hipotesis alternatif (H1) menyatakan sebaliknya. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh laba bersih terhadap pembagian dividen kas. Hipotesis yang dirumuskan adalah :

H0 : Tidak ada pengaruh laba bersih terhadap dividen kas H1 : Ada pengaruh laba bersih terhadap dividen kas Gambar 1 Model hubungan antar variabel III. Metode Penelitian a. Sampel dan Prosedur Analisis penelitian ini dikonsentrasikan pada PT Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan PT Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk. Laporan keuangan yang diterbitkan harus memuat informasi laporan laba rugi dan laporan perubahan modal. Pada penelitian ini, dipilih laporan keuangan selama 6 tahun yaitu dari tahun 2006-2011 sebagai sampel penelitian. Hal ini dimaksudkan penelitian untuk dan IV. Hasil Penelitian 4.1 Pengaruh Laba bersih terhadap Pembagian Dividen Kas Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi sederhana. Adapun persamaan yang diperoleh dari proses analisis adalah sebagai berikut : Y = -24212.128 + 0.42X Errorvar = 0,236 , R2 = 0,764 b. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini (Hasan, 2006: 34). Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji F dan uji t dengan analisis regresi linear sederhana. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputasi program SPSS Versi 17 (Statistical Product and Service Solution) karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah Nilai R2 atau koefisien determinasi sebesar 0,764 memperlihatkan besarnya pengaruh laba (X) secara keseluruhan terhadap pembagian dividen kas (Y) yaitu sebesar 0,42. Sementara itu nilai errorvar yaitu sebesar 0,236 memperlihatkan besarnya pengaruh faktor lain diluar laba bersih secara keseluruhan terhadap Dimana X merupakan Laba bersih PT Bukit Asam periode 2006-2011 dan Y merupakan Dividen kas yang dibayarkan oleh PT Bukit Asam selama periode 20062011.

memudahkan

peneliti

melakukan

pengambilan data.

pembagian dividen kas yaitu sebesar 0,236. Untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh laba bersih secara keseluruhan terhadap pembagian dividen secara keseluruhan, maka dilakukan uji F. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 3 Kesimpulan Pengujian Secara keseluruhan Nilai f hitung Tingkat signifikansi 12,952 0,023 Signifikan Kesimpulan

b. Uji Hipotesis Berikut ini adalah tabel yang memperlihatkan besarnya nilai t hitung yang dihasilkan melalui

perhitungan dengan bantuan software SPSS Versi 17. Secara keseluruhan dari tabel tersebut dapat kita lihat masing-masing nilai t hitung. Nilai t hitung tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel. Apabila

Sumber : Hasil perhitungan SPSS

Dari tabel diatas dapat dilihat tingkat signifikansi adalah sebesar 0,023. Pada ketentuan uji anova apabila tingkat signifikasi: >0,05 : Ho diterima dan H1 ditolak <0,05 : Ho ditolak dan H1 diterima Hal ini menunjukan bahwa Tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 artinya H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan kata lain secara simultan, laba bersih memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembagian dividen kas.

nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan pengujian signifikan dan pengaruhnya dapat digeneralisir terhadap PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam Persero (Tbk). Sebaliknya apabila nilai t hitung lebih kecil daripada nilai t tabel, maka pengujian tidak signifikan atau pengaruh tidak dapat di generalisir terhadap PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam Persero (Tbk). Adapun kesimpulan yang diambil pada tabel 4 adalah : Tabel 4

a. Pengaruh laba bersih terhadap dividen kas secara parsial Koefisien regresi Laba bersih (X) adalah 0,42. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan variabel laba sebesar satu satuan nilai akan meningkatkan Dividen kas (Y) sebesar 0,42 satu satuan nilai. Dari persamaan yang didapat melalui

Kesimpulan Pengujian secara individual Nilai t hitung 3,599 Nilai t tabel 2,571 Kesimpulan Signifikan

Sumber : Hasil Perhitungan

perhitungan SPSS, dapat kita ketahui hasil dari pengujian secara parsial antara laba bersih (X) terhadap pembagian dividen kas (Y) yaitu dengan
tabel.

Dari tabel 4 diatas terlihat bahwa nilai t hitung (3,599) lebih besar dari nilai t tabel (2,571) ini berarti variabel X memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. Artinya apabila terjadi perubahan sedikit saja pada variabel X (Laba Bersih), maka akan langsung terjadi perubahan yang berarti pada variable Y (Dividen kas). V. Kesimpulan

cara

membandingkan t
hitung

hitung

dengan nilai t

Jika nilai t

lebih besar dari nilai t tabel, maka hipotesis signifikan,

artinya bahwa pengaruh yang terjadi dapat di generalisir terhadap PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam Persero (Tbk). Sebaliknya apabila t
hitung

lebih kecil dari t

tabel,

maka hipotesis tidak signifikan, artinya pengaruh yang terjadi tidak dapat di generalisir terhadap PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam Persero (Tbk). Dari persamaan diatas dapat kita lihat dengan nilai t hitung sebesar 3,599. Bila kita bandingkan dengan nilai t tabel (2,571), maka dapat kita simpulkan bahwa secara parsial variabel laba bersih (X) berpengaruh terhadap pembagian dividen kas (Y).

Pada penelitian ini dibahas mengenai pengaruh laba bersih terhadap pembagian dividen. Adapun kesimpulan yang muncul yaitu dapat diuraikan sebagai berikut : Secara simultan hasil analisis menghasilkan nilai

signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, yang berarti bahwa variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Artinya Laba bersih akan mempengaruhi dalam pembagian dividen kas kepada investor.

Berdasarkan uji statistik secara parsial menunjukan bahwa Variabel laba bersih berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembagian dividen kas. Oleh karena itu, bagi investor atau calon investor, laba bersih suatu perusahaan pertimbangan berinvestasi. VI. Daftar Pustaka Hasan, Iqbal. 2004. Analisis data penelitian. Jakarta : PT Bumi Aksara Harahap, Sofyan Syafri. 2004, Teori Akuntansi. Jakarta : Raja Grafindo Persada Baridwan, Zaki. 2004, Intermediate Accounting (Edisi 8). Yogyakarta : BPFE Sartono, Agus. 2001, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : BPFE Riyanto, Bambang. 2001, Dasar-Dasar dapat dijadikan informasi dan dasar untuk dalam membuat keputusan

Pembelanjaan Perusahaan (Edisi 4). Yogyakarta: BPFE Khairani, Rosna, 2007. Hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas, jurnal Akuntansi, Volume 7, Nomor 1, Januari 2007 : 51-72 Chendrawan, Tony S, 2011. Pengaruh penerapan Total Quality Management terhadap perilaku produktif karyawan, Percikan : Vol. 121 edisi Februari 2011. Lind. Marchal, dkk. 2007. Teknik-Teknik dan

Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi Menggunakan Kelompok data Global. Jakarta : Salemba Empat www.idx.co.id

Anda mungkin juga menyukai