Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Pestisida adalah suatu bahan kimia yang digunakan secara umum untuk membunuh hama dalam bidang pertanian dan dalam rumah tangga sering digunakan untuk membunuh nyamuk,kecoak atau serangga yang mengganggu. Sering terjadi kelalaian dalam penggunaanya sehingga dapat menimbulkan keracunan pada pemakai. Tidak jarang pestisida disalah gunakan sebagai bahan untuk percobaan bunuh diri. Tapi saat ini sudah banyak pestisida yang diproduksi dengan kadar toksik yang rendah sehingga akan mengurangi bahaya keracunan pada pemakainya. Di negara lain penyebab terbanyak keracunan obat adalah dari golongan sedative hipnotik, sedang kan di Indonesia dari data yang diperoleh keracunan terhadap pestisida menempati urutan teratas. 1.2.Rumusan Masalah Kasus intoksikasi di masyarakat sangat banyak terjadi, maka dari itu makalah ini di buat untuk mengetahui jenis kasus, patofisiologi dan tata cara pengobatannya.

BAB II Studi Kasus INTOKSIKASI ORGANOFOSFAT

2.1. IDENTITAS PASIEN Nama : Nn. Anggraini

Jenis Kelamin : Perempuan Umur Alamat Pekerjaan No RM Agama Tngl MRS : 18 tahun : Probolinggo : Pelajar SMA kelas 2 : 467781 : Islam : 4 November 2012

2.2. ANAMNESIS Anamnesis ditanyakan pada pasien dan keluarga pasien (auto dan alo anamnesa) Keluhan Utama: RPS pasien tidak sadarkan diri habis minum baygon kurang lebih 600 ml. Kata ibunya pasien minum baygon karena bertengkar dengan pacarnya. Setelah minum baygon pasien munta-muntah dan mulut berbusa,beberapa menit kemudian tidak sadarkan diri, lalu segera dibawa ke RS dr. M Saleh probolinggo RPD RPK Rsosial Pasien sebelum minum baygon ada masalah dengan pacarnya Tidaka ada keluarga yang pernah melakukakn hal serupa Tidak ada riwayat HT dan DM Pasien tidak sadarkan diri

2.3. PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan umum 2. Kesadaran 3. Vital sign a. Tensi: 120/70 mmHg b. Nadi :100x/mennit c. RR :22x/menit d. Suhu:36,5 C 4. Kepala a. Inspeksi : : koma : GCS 111

a/i/c/d = -/-/+/+ pupil: miosis 1mm/1mm, R.cahaya -/b. Palpasi c. Perkusi : nyeri tekan (-) : tidak dilakukan

d. Auskultasi : tidak dilakukan e. Mulut tercium bau baygon 5. Leher a. Inspeksi b. Palpasi 6. Thorax a. Paru-paru - inspeksi - palpasi - perkusi - auskultasi : simetris(+) : fremitus (N), simetris kanan dan kiri : Sonor : Rhonki (-/-), Wheezing (-/-) : simetris : KGB membesar(-)

b. Jantung - inspeksi - palpasi - perkusi - auskultasi 7. Abdomen - inspeksi : Normal - palpasi - perkusi - auskultasi 8. 9. Genitourinary Ektremitas Inspeksi Palpasi : Normal,odem (-) ke empat ektremitas : normal,akral dingin : Nyeri tekan (-), hepar,lien,renal tidak teraba : Tympani : Bising usus normal : tidak ada kelainan : Normal : Norma : Normal : S1-S2 tunggal

2.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG DARAH LENGKAP Haemoglobin Leukosit Pcv (hematokrit) Trombosit FUNGSI GINJAL BUN Creatinine Uric acid FUNGSI HATI Bilirubin direct Bilirubin total SGOT SGPT Alkali fosfatase GDA 0,25mg/dl 0,61mg/dl 23 U/I 26 U/I 159 U/I 116mg/dl <0,5mg/dl <1mg/dl L<18, P<17 U/I L<22,P<17 U/I 60-170 U/I <140 mg/dl 14,9 mg/dl 1,6 mg/dl 6,0 mg/dl 10-20 mg/dl 0,5-1,7 mg/dl L: 3-7, P: 2-6 mg/dl 14,0 6500 41 L:13-18, P: 12-16 g/dl 4000-11000/cmm L: 40-54, P: 35-47 %

255.000/cmm 150000-450000/cmm

2.5. DIAGNOSA INTOKSIKASI ORGANOFOSFAT

2.6. FOLLOW UP Tangal 4, November 2012, jam 22.00 S: Pasien tidak sadarkan diri O: k/u: lemah a/i/c/d = -/-/+/+ pupil miosis 1 mm/1mm, R cahaya -/TD: 120/80 mmHg, Nadi: 74 x/menit,suhu: 36 C,RR: 25x/menit A: intoksikasi organofospat P: infuse RL 500cc 20 tpm Pasang O2 2-3 liter Kumbah lambung tiap 6 jam NGT no 12 Inj. Sulfat atropine 10 amp( 2,5mg) iv, lanjutkan 2 ampl(0,5mg) tiap 10-15 menit sampai atropinisasi. Inj. Pantoprazole 1x1 drip Inj. Lapibal 2x1 ampl iv Inj. Ceftriaxon 2x 1 ampl iv

Tanggal 4,November 2012 jam 00.00 Pasien muntah dan NGT terlepas. Muntahnya bening. Tanggal 5 November 2012 S: nyeri perut,banyak keringat,agak sesak. O: ku: lemah a/i/c/d: -/-/-/pupil miosis (-) TD: 110/70 mmHg, nadi: 75x/menit, RR: 20x/menit, Suhu: 37c A: intoksikasi organofospat P: inf RL 20 tpm Pasang O2 Inj.Ceftriaxone 1ampl Inj. Lapibal 1 ampl

Tanggal 6 november 2012 S: nyeri perut, merasa demam O: ku: lemah a/i/c/d: -/-/-/TD: 110/70 mmHg, nadi: 68x/menit,RR: 20x/menit, suhu: 36,5c A: intoksikasi organofosfat P:Inf. RL Inj. Ceftriaxone Inj.Pantoprazole

Tanggal 7 november 2012 S: pasien mengeluh luka di dada O: ku : baik TD: 120/80, nadi : 69x/menit, RR: 20x/menit, suhu 36c A: intoksikasi organofosfat P: Inf. RL Inj. Ceftriaxone Clopes Gentamycin salep Pasien pulang dari rumah sakit

BAB III INTOKSIKASI ORGANOFOSFAT

3.1. PENDAHULUAN

Keracunan organofosfat merupakan suatu keadaan intoksikasi yang disebabkan oleh senyawa organofosfat seperti malathion, parathion, tetraetilpirofosfat (TEPP) dan oktamil pirofosforamida (OMPA) yang bisa masuk kedalam tubuh baik dengan cara tertelan, terhirup nafas, atau terabsorbsi lewat kulit dan mata. 3.2. PATOFISIOLOGI Insektisida ini bekerja dengan menghambat dan menginaktivasikan enzim asetilkolinesterase. Enzim ini secara normal menghancurkan asetilkolin yang dilepaskan oleh susunan saraf pusat, gangglion autonom, ujung-ujung saraf parasimpatis, dan ujung-ujung saraf motorik. Hambatan asetilkolinesterase menyebabkan tertumpuknya sejumlah besar asetilkolin pada tempat-tempat tersebut.

Asetilkholin itu bersifat mengeksitasi dari neuron neuron yang ada di post sinaps, sedangkan asetilkolinesterasenya diinaktifkan, sehingga tidak terjadi adanya katalisis dari asam asetil dan kholin. Terjadi akumulasi dari asetilkolin di sistem saraf tepi, sistem saraf pusatm neomuscular junction dan sel darah merah, Akibatnya akan menimbulkan hipereksitasi secara terus menerus dari reseptor muskarinik dan nikotinik. Didalam kasus kita ini menyangkut keracunan baygon, perlu diketahui dulu bahwa didalam baygon itu terkandung 2 racun utama yaitu Propoxur dan transfluthrin. Propoxur adalah senyawa karbamat yang merupakan senyawa Seperti organofosfat tetapi efek hambatan cholin esterase bersivat reversibel dan tidak mempunyai efek sentral karena tidak dapat menembus blood brain barrier. Gejala klinis sama dengan keracunan organofosfat tetapi lebih ringan dan waktunya lebih singkat. Penatalaksanaannya juga sama seperti pada keracunan organofosfat.

10

3.3. GEJALA 1. Efek muskarinik : singkatan DUMBELS berguna untuk mengingat karena gejala dan tanda ini berkembang lebih awal, 12-24 jam setelah ingestion. D Diare U Urinasi M Miosis (absent pada 10% kasus) B Bronchorrhoe/bronkospasme/bradikardi E Emesis L lacrimasi S salivation dan Hipotensi

2. Efek Nikotinik a. Diaforesis, hipoventilasi, dan takikardi b. Fasikulasi otot, kram dan kelemahan yang menyebabkan flaccid muscle paralysis

3. Efek CNS a. Ansietas dan insomnia b. depresi nafas c. Kejang dan koma

11

3.4. DIAGNOSIS Anamnesis 1. Usahakan dapat nama,jumlah bahan yang diminum penderita 2. Tanyakan riwayat perselisihan dengan keluarga atau pun teman dekat. 3. Tanyakan usaha pengobatan yang sudah dilakukan Pemeriksaan fisik 1. Ukur vital sign 2. Tentukan kesadaran penderita 3. Lakukan pemeriksaan fisik yang teliti terhadap gejala yang ditemukan contoh: a. Koma tenang b. Koma gelisah,kejang : golongan sedative hipnotik :alkhol, insektisida hidrokarbon klorin

c. Luka-luka sekitar mulut : bahan korosif d. Hipersaliva,hiperhidrosis, pupil miosis( pin point): insektisida organofosfat Pemeriksaan laboratorium 1. Lab rution tidak terlalu membantu 2. Pemeriksaan khusus, seperti kadar kolinestrase plasma sangat membantu diagnosis keracunan IFO(kadar menurun dibawah 50 %) 3. Pemeriksaan toksikologi Penatalaksanaan umum 1. Pertolongan pertama(first aid) 2. Penatalaksanaan darurat(umum/kusus) 3. Perawatan jiwa

12

Pertolongan Pertama Tergantung dari cara racun masuk Racun yang tertelan baringkan di tempat datar usahakan muntahkan racun, bisa dengan merangsang faring menggunakan ujung telunjuk atau member minum 15-30 ml sirup ipecac diikuti dengan setengah gelas air selanjutnya berikan karbon aktif (norit) 25-40 gram. Pada anak 1 gram. Kontraindikasi: kejang,koma atau menelan bahan korosif Racun yang dihirup Bawa ke udara bebas Beri oksigen secepatnya Racun melalui kulit Bersihkan kulit dengan air mengalir Lepas pakaian guyur dengan air Kulit yang terkena disabuni hingga bersih Jangan lupa mengeramasi rambut penderita Racun melalui mata Lipat kelopak mata Bersihkan mata dengan air mengalir sekitar 15 menit

13

Penatalaksanaan Umum/Khusus Resusitasi A(air way) : bebaskan jalan nafas dari sumbatan bahan muntahan,lendir, pangkal lidah dll. Kalau perlu dengan pipa mayo( oropharyngeal airway). Posisi ditegakkan (ekstensi) B(breathing) : jaga agar pernafasan tetap dapat berlangsung dengan baik, kalau perlu lakukan pernaafasan buatan C(circulation) : tekanan darah atau nadi dipertahankan dengan infuse D5,PZ, atau RL

Eliminasi Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita yang sadar atau dengan 1. pemeberian sirup ipecac 15 - 30 ml. Dapat diulang setelah 20 menit bila tidak berhasil. 2. Katarsis,( intestinal lavage ), dengan pemberian laksan bila diduga racun telah sampai diusus halus dan besar. 3. bilas lambung atau gastric lavage, pada penderita yang kesadarannya menurun,atau pada penderita yang tidak kooperatif.Hasil paling efektif bila kumbah lambung dikerjakan dalam 4 jam setelah keracunan. Keramas rambut dan memandikan seluruh tubuh dengan sabun.Emesis, katarsis dan kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan bila keracunan terjadi kurang dari 4 6 jam . 4. pada koma derajat sedang hingga berat tindakan kumbah lambung sebaiknya dukerjakan dengan bantuan pemasangan pipa endotrakeal berbalon,untuk mencegah aspirasi pnemonia.

14

Antidotum Atropin sulfat ( SA ) bekerja dengan menghambat efek akumulasi Akh pada tempat penumpukan.

a. Mula-mula diberikan bolus IV 1 - 2,5 mg b. Dilanjutkan dengan 0,5 1 mg setiap 5 - 10 - 15 menitsamapi timbulk gejala-gejala atropinisasi ( muka merah,mulut kering,takikardi,midriasis,febris dan psikosis). c. Kemudian interval diperpanjang setiap 15 30 - 60 menit selanjutnya setiap 2 4 6 8 dan 12 jam. d. Pemberian SA dihentikan minimal setelah 2 x 24 jam. Penghentian yang mendadak dapat menimbulkan rebound effect berupa edema paru dan kegagalan pernafasan akut yang sering fatal.

Perawatan kejiwaan 1. bila penderita telah bangun, dan keracunan diduga akibat usaha bunuh diri, jangan lupa segera mengirim penderita ke psikiater sebelum memulangkan penderita 2. kalau perlu perawatan kejiwaan dapat dilanjutkan secara poliklinik

15

DAFTAR PUSTAKA 1. Tjokroprawiro Askandar, Boedi Setiawan Poernomo, Santoso Djoko,Soegianto Gatot. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Rumah Sakit Pendidikan Dr. Soetomo Surabaya. Airlangga University Press, Surabaya 2007;265-268 2. Mansjoer Arif, Triyanti Kuspuji, Savitri Rakhimi, Ika Wardhani Wahyu, Setiowulan Wiwiek. Kapita Selekta kedokteran. Edisi 3. Jilid 1. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2001;623-634 3. http://imidah.blogspot.com/2011/04/keracunan -organofosfat.html

16

Anda mungkin juga menyukai