Anda di halaman 1dari 13

PENGENALAN METODE PENELITIAN DESKRIPTIF

Disusun Untuk Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Oleh: Syaifi Abdurrahman

PROGRAM STUDI LUAR DOMISILI POLITEKNIK NEGERI PADANG 2012

SBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian lazim dilakukan oleh kalangan akademisi, mahasiswa hendak mengerjakan tugas akhirnya, maupun para praktisi dunia bisnis, sosial, dan ilmu pasti. Dengan kata lain, penelitian adalah hal lumrah yang dilakukan oleh banyak pihak. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh masing-masing pihak adalah pada metode yang dipilih. Sebuah metode yang dipilih berdasarkan jenis, tujuan dan latar belakang penelitian. Secara garis besar, ada dua jenis metode penelitian, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kuantitatif terdiri dari eksperimental dan non eksperimental. Eksperimental terdiri dari eksperimental murni, eksperimental kuasi, eksperimental lemah dan subyek tunggal. Non eksperimental terdiri dari deskriptif, komparatif, korelasional, survey dan tindakan. Metode kualitatif terdiri dari interaktif dan non interaktif. Interaktif terdiri dari etnografis, historis, fenomenologis, studi kasus dan studi kritis. Non interaktif terdiri dari analisis konsep, analisis kebijakan dan analisis historis. Salah satu jenis penelitian dari penjabaran penelitian kuantitatif adalah penelitian deskriptif. Menurut Budiarto (2002), menyebutkan bahwa rancangan penelitian deskriptif adalah rancangan penelitian yang sederhana berupa sampling survey dan merupakan suatu rancangan penelitian non experimental. Oleh karena itu, rancangan ini tidak membutuhkan kelompok control dan hipotesis yang spesifik. Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang (sementara berlangsung). Metode ini tidak terlepas dari penggambaran kekinian, dalam artian bahwa metode ini wujud dari pendeskripsian dari sesuatu yang akan di tinjau secara apa adanya. Dalam Wikipedia, Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau 1

hubungan antara fenomena yang diuji. Dalam penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan menggunakan pertanyaan siapa dalam menggali informasi yang dibutuhkan. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan,

memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian. Metode penelitian ini sangat menarik untuk dibahas. Sehingga pada makalah ini dijabarkan secara mendalam mengenai metode penelitian deskriptif. Tentang pengertian penelitian deskriptif dari berbagai pakar dan sebagainya.

B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah yang diperoleh berdasarkan latar belakang masalah diatas adalah : 1. Tidak semua mengetahui tentang metode penelitian deskriptif secara umum. 2. Beragamnya teknik pengambilan data, teknik yang tepat untuk pengambilan data pada penelitian deskriptif tidak semua memahaminya. 3. Langkah dan proses kerja yang perlu dilakukan pada penelitian deskriptif tidak semua mengetahuinya.

C. Batasan Masalah Batasan masalah yang diambil pada pembuatan makalah adalah tentang pengenalan metode penelitian deskripif yang meliputi pengertian mengenai serta ragam/macam yang termasuk penelitian deskriptif.

D. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya: 1. Memberikan pengenalan berupa pengertian dari berbagai pakar mengenai metode penelitian deskriptif. 2. Memberikan pengetahuan mengenai macam-macam jenis penelitian

deskriptif, serta penjelasannya. 3. Memberikan pemahaman perdana secara lebih mendalam mengenai penelitian deskriptif.

E. Manfaat Penulisan Manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini antara lain: 1. Mengerti dengan benar mengenai definisi serta istilah-istilah yang dipakai pada metode deskriptif. 2. Mengetahui secara detail mengenai macam-macam dari jenis penelitian deskriptif. 3. Memahami mengenai penelitian deskriptif secara umum.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Penelitian Deskriptif adalah Suatu Penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan Gambaran atau Deskripsi tentang suatu keadaan secara Objektif. Desain penelitian ini digunakan untuk Memecahkan atau Menjawab Permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, Situasi atau kelompok tertentu secara Akurat. Dengan kata lain penelitian deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat ini. Gulo (2000) juga menyatakan bahwa penelitian ini didasarkan pada pertanyaan dasar yang kedua, yaitu bagaimana. Pertanyaan deskriptif yang akan mengungkapkan suatu keadaan yang sebenarnya. Keadaan dimana suatu obyek penelitian itu ada. Informasi yang didapatkan akan berupa penjelasan serta uraian logis secara lengkap mengenai suatu peristiwa, kejadian atau gejala. Penelitian Deskriptif merupakan cara untuk menemukan Makna Baru, Menjelaskan Sebuah Kondisi Keberadaan, Menentukan Frekuensi Kemunculan Sesuatu, dan Mengkategorikan Informasi. Maryati (2006) menjelaskan juga bahwa penelitian deskriptif menghasilkan penelitian yang tarafnya memberikan penjelasan mengenai gambaran tentang ciriciri suatu gejala yang dihadapi yang kemudian diteliti. Penelitian Deskriptif dilakukan dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan hubungan atara berbagai variabel. Rancangan Penelitian Deskriptif bertujuan untuk menerangkan atau

menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik Orang, Tempat dan Waktu. Jenis penelitian ini diambil, apabila peneliti ingin mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan 4

atau menghubungkan variabel lain (Sugiyono, 2006). Fokus penelitian ini menjadi lebih terpusat pada variabel yang akan ditinjau lebih lanjut. Tinjauan meliputi pengamatan/observasi. Pengamatan/observasi ini pada akhirnya akan mengungkapkan keadaan yang sebenarnya atau peristiwa apasaja yang terjadi pada variabel penelitian. Penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2010) Penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi. Metode kualitatif ini memberikan informasi yang lengkap sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah. Metode penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Hal senada juga dijabarkan oleh Irawan (1999), bahwa tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk mengggambarkan secara tepat sifatsifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu atau untuk mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu seperti apa adanya. Metode ini menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasi serta

menyelidiki dengan teknik survey, interview, angket, observasi, atau dengan teknik test Bisa disimpulkan bahwa metode deskriptif ini ialah metode yang menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang menampak, atau tentang satu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang menampak, pertentangan yang meruncing, dan sebagainya.

Furchan (2004) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperiman. Pelaksanaan metode-metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu. Karena itulah maka dapat terjadi sebuah penyelidikan deskriptif, membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu lalu mengambil bentuk studi komperatif atau mengukur sesuatu dimensi seperti dalam berbagai bentuk studi kuantitatif, angket, test, interview, dan lain-lain. Ciri-ciri metode deskriptif itu sendiri adalah memusatkan diri pada pemecahan masalahmasalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual, kemudian data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik). Sifat-sifat lainnya adalah sama seperti pada setiap metode penyelidikan secara umum. Untuk memperoleh hasil sebesar-besarnya, seorang penyelidik umumnya mengusahakan agar : 1. Menjelaskan setiap langkah penyelidikan deskriptif itu dengan teliti dan terperinci, baik mengenai dasar-dasar metodologi maupun mengenai detail teknik secara khusus. 2. Menjelaskan prosedur pengumpulan data, serta pengawasan dan penilaian terhadap data itu. 3. Memberi alasan yang kuat mengapa dalam metode deskriptif tersebut penyelidik mempergunakan teknik tertentu dan bukan teknik lainnya. (Winarno, 1994)

Penelitian deskriptif juga digunakan untuk memberikan penjelasan yang obyektif, justifikasi, dan evaluasi sebagai bahan pengambilan keputusan bagi 6

yang berwenang dari suatu fakta atau kejadian yang sedang terjadi. Misalnya tentang pendapat umum tentang permasalahan dibidang ekonomi, pendidikan, sosial, hukum, politik yang berfungsi untuk menemukan sebab-sebab suatu kejadian seperti: kelaparan, kebodohan, kepintaran, pemogokan, kerusuhan dan kriminalitas. Penelitian deskriptif tidak memiliki kekuatan untuk mengontrol halhal yang sementara terjadi, dan hanya dapat mengukur apa yang ada(exists).

B. Macam-Macam Penelitian Deskriptif Banyak jenis penelitian yang termasuk sebagai penelitian deskriptif. Setiap ahli penelitian sering dalam memberikan infomasi tentang pengelompokan jenis penelitian deskriptif, cenderung sedikit bervariasi. Perbedaan itu biasanya dipengaruhi oleh pandangan dan pengetahuan yang menjadi latar belakang para ahli tersebut. Perbedaan pandangan tersebut, salah satu diantaranya bila dilihat dari apek bagaimana proses pengumpulan data dalam penelitian deskriptif dilakukan oleh peneliti. Purwanto (2009), menyatakan bahwa dari aspek bagaimana proses pengumpulan data dilakukan macam-macam penelitian deskriptif minimal dapat dbedakan menjadi tiga macam, yaitu laporan diri atau self-report, studi perkembangan, studi lanjutan (follow-up study), dan studi sosiometrik. Berikut penjelasannya: 1. Penelitian Laporan Dari (Self-report research) Dari kaitannya dengan data yang dikumpulkan maka penelitian deskriptif mempunyai beberapa macam jenis termasuk di antaranya laporan diri dengan menggunakan observasi. Dalam penelitian self-report, informasi dikumpulkan oleh orang tersebut yang juga berfungsi sebagai peneliti. Dalam penelitian self-report ini penelitian dianjurkan menggunakan teknik observasi secara langsung, yaitu individu yang diteliti dikunjungi dan dilihat kegiatanya dalam situasi yang alami. Tujuan obsevasi langsung adalah

untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Dalam penelitian self-report, peneliti juga dianjurkan

menggunakan alat bantu lain untuk memperoleh data, termasuk misalnya dengan menggunakan perlengkapan lain seperti catatan, kamera, dan rekaman. Alat-alat tersebut digunakan terutama untuk memaksimalkan ketika mereka harus menjaring data dari lapangan. Purwanto (2009) juga menegaskan bahwa yang perlu diperhatikan oleh para peneliti yang dengan model self-report adalah bahwa dalam menggunakan metode observasi dalam melakukan wawancara, para peneliti harus dapat menggunakan secara simultan untuk memperoleh data yang maksimal.

2.

Studi Perkembangan (Developmental Study) Studi perkembangan atau developmental study banyak dilakukan oleh peneliti di bidang pendidikan atau bidang psikologi yang berkaitan dengan tingkah laku, sasaran penelitian perkembangan pada umumnya menyangkut variabel tingkah laku secara individual maupun dalam kelompok. Dalam penelitian perkembangan tersebut peneliti tertarik dengan variabel yang utamakan membedakan antara tingkat umur, pertumbuhan atau kedewasaan subjek yang diteliti. Studi perkembangan biasanya di lakukan dalam periode longitudinal dengan waktu tertentu, bertujuan guna menemukan perkembangan demensi yang terjadi pada seorang respoden. Demensi yang sering menjadi perhatian peneliti ini, misalnya: intelektual, fisik, emosi, reaksi terhadapan tertentu, dan perkembangan sosoial anak. Studi perkembangan ini biasa dilakukan baik secara cross-sectional atau logitudinal. Jika penelitian dilakukan dengan model cross-sectional, peneliti pada waktu yang sama dan disimultan menggunakan berbagi tingkatan variabel

untuk diselidiki. Data yang diperoleh dari masing-masing tingkat dapat dideskripsi dan kemudian di komparasi atau dicari tingkat asosiasinya. Dalam penelitian perkembangan model longitudinal, peneliti

menggunakan responden sebagai sampel tertentu, misalnya: satu kelas satu sekolah, kemudian dicermati secara intensif perkembangannya secara continue dalam jangka waktu tertentu seperti tiga bulan, enam bulan, satu tahun. Semua fenomena yang muncul didokumentasi untuk digunakan sebagai informasi dalam menganalisis guna mencapai hasil penelitian.

3.

Studi Kelanjutan (Follow-up study) Study kelanjutan dilakukan oleh peneliti untuk menentukan status responden setelah beberapa periode waktu tertentu memproleh perlakuan, misalnya rogram pendidikan. Studi kelanjutan ini di lakukan untuk melakukan evaluasi internal maupun evaluasi eksteral, setelah subjek atau responden menerima program di suatu lembaga pendidikan. Sebagai contoh Badan Akreditasi Nasional menganjurkan adanya informasi tingkat serapan alumni dalam memasuki dunia kerja, setelah mereka selesai program pendidikannya. Dalam penelitian studi kelanjutan biasanya peneliti mengenal istilah antara output dan outcome. Out (keluran) berkaitan dengan informasi hasil akhir setelah suatu program yang diberikan kepada subjek sasaran di selesaikan. Sedangkan yang dimaksud dengan data yang di ambil dari outcome (hasil) biasanya menyangkut pengaruh suatu perlakuan, misalnya program

pendidikan kepada subjek yang di teliti setelah mereka kembali ke tempat asal yaitu masyarakat.

4.

Studi Sosiometrik (Sociometric study) Pengertian sosiometrik adalah analisis hubungan antarpribadi dalam suatu kelompok individu. Melalui analisis pilihan individu atas dasar idola

atau penolakan sesorang terhadap orang lain dalam suatu kelompok dapat di tentukan. Prinsif teori studi sosiometrik pada dasarnya adalah penanyakan pada masing-masing anggota kelompok yang diteliti untuk menentukan denga siapa dia paling suka, untuk bekerja sama dalam kegiatan kelompok. Pada kasus ini, dia dapat memilih satu atau tiga dalam kelompoknya. Dari setiap anggota, peneliti akan memperoleh jabatan yang bervariasi. Dengan menggunakan gambar sosiogram, posisi seseorang akan dapat diterangkan kedudukannya dalam kelompok organisasi. Dalam bidang pendidikan, sosiometrik telah banyak digunakan untuk menentukan hubungan variabel status seseorang misalnya pemimpin formal, pemimpin dalam lembaga pendidikan atau posisi seseorang dalam kelompoknya dengan variabel dalam kegiatan pendidikan. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarlkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakeristik objek yang di teliti secara tepat.

10

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan makalah dengan judul Pengenalan Metode Penelitian Deskriptif antara lain: 1. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau hubungan antara fenomena yang diuji. 2. Jenis penelitian ini diambil, apabila peneliti ingin mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan variabel lain. 3. Pelaksanaan metode-metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi deskriptif tentang arti data itu. 4. Penelitian deskriptif dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu laporan diri atau self-report, studi perkembangan, studi lanjutan (follow-up study), dan studi sosiometrik. B. Saran Saran yang dapat dibuat penulis mengenai penelitian deskriptif ini adalah: 1. Penggunaan kuesioner atau wawancara sering kali hanya mendapatkan responden yang sedikit yang dapat mengakibatkan biasnya kesimpulan. 2. Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadang kala dalam pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai. 3. Memerlukan permasalahan yang di rumuskan ssecara jelas, agar pada waktu menjaring data di lapangan, peneliti tidak mengalami kesulitan.

11

DAFTAR PUSTAKA A . Furchan. (2004). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Eko Budiarto. (2004). Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC Kedokteran. Irawan Soekantono. (1999). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. J.R. Raco. (2007). Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya. Jakarta: Grasindo. Kun Maryati dan Juju Suryawati (2006). Sosiologi. Jakarta: Erlangga. Nana Syaodih Sukmadinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suwardi Endraswara. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Widyatama. W. Gul. (2000). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo. Wawan Purwanto. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana. Winarno Surakhmad. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

12

Anda mungkin juga menyukai