2.1 Penetrasi Bahan-Bahan Bitumen Standar uji: 1) (AASHTO T-49-68) 2) (ASTM D-5-71) 2.1.1 Pendahuluan Penggunaan aspal dalam perkerasan jalan, disesuaikan dengan
kebutuhannya serta sifat penetrasi dari aspal yang bersangkutan. Suatu aspal yang menggunakan nilai penetrasi yang besar belum tentu menghasilkan hasil yang baik, oleh karena itu penggunaan aspal harus menyesuaikan dengan situasi, kondisi, dan jenis perkerasan yang akan dipakai. Aspal biasanya mempunyai angka penetrasi 60/70 ; 80/100 dan 100/120. Semakin besar angka penetrasi maka semakin lembek aspal tersebut. 2.1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi bitumen keras atau lembek (solid atau semi solid) dengan cara menusukkan jarum ukuran 1 mm, beban 50 gram, setiap 5 detik ke dalam bitumen pada suhu tertentu. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan angka penetrasi dari aspal keras yang diuji. Kemudian angka penetrasi ini digunakan untuk menentukan beban maksimum kendaraan yang masih diijinkan melalui jalan yang ditinjau supaya tidak terjadi kerusakan jalan.
2.1.3 Bahan dan Peralatan Bahan: 1) Aspal keras yang akan digunakan pada pembuatan campuran aspal panas tipe AC. 2) Air.
Peralatan: 1) Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm. 2) Pemegang jarum seberat (47,5 0,05) gram yang dapat dilepas dengan mudah dari alat penetrasi. 3) Pemberat dari (500,05) gram dipergunakan untuk pengukuran penetrasi dengan beban 50 gram. 4) Jarum penetrasi dibuat dari stainless steel mutu 44oC atau HRC 54 sampai 60. Ujung jarum harus berbentuk kerucut terpancung. 5) 6) Cawan contoh harus terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder Tempat air untuk benda uji ditempatkan di bawah alat penetrasi. Tempat tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml dan tinggi yang cukup untuk merendam benda uji tanpa gerak. 7) Pengukur waktu. Saat pengukuran penetrasi dengan tangan diperlukan stopwatch dengan skala pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dari kesalahan tertinggi 0,1 detik. Sedangkan pengukuran penetrasi dengan alat otomatis kesalahan alat tersebut tidak boleh melebihi 0,1 detik. 8) Termometer.
2.1.4 Penyiapan Benda Uji Contoh dipanaskan perlahan-lahan serta diaduk hingga cukup cair untuk dapat dituangkan. Pemanasan contoh untuk tidak lebih dari 60oC di atas titik lembek. Waktu pemanasan tidak boleh melebihi 30 menit. Diaduk perlahan-lahan agar udara tidak masuk ke dalam contoh. Setelah contoh cair merata dituangkan kedalam tempat contoh dan dibiarkan hingga dingin. Tinggi contoh dalam tempat tersebut tidak kurang dari angka penetrasi ditambah 10 mm. Benda uji ditutup
agar bebas dari debu dan didiamkan pada suhu ruang selama 1 sampai 1,5 jam untuk benda uji kecil dan 1,5 sampai 2 jam untuk benda uji besar.
2.1.5
Prosedur Pengujian 1) Benda uji diletakkan ke dalam tempat air yang kecil yang telah berada pada suhu yang ditentukan dan didiamkan dalam bak tersebut selama 1 sampai 1,5 jam. 2) Pemegang jarum diperiksa agar jarum dapat dipasang dengan baik kemudian jarum penetrasi dibersihkan dengan toluene atau pelarut lain lalu jarum tersebut dikeringkan dengan lap bersih dan dipasang pada pemegang jarum. 3) Pemberat 50 gram diletakkan di atas jarum sehingga beban sebesar (100 0,1) gram diperoleh. 4) 5) Tempat air dipindahkan ke bawah alat penetrasi. Arloji penetrometer diputar kemudian angka penetrasi yang berhimpit dengan jarum penunjuk dibaca dan pencatatannya dibulatkan hingga angka 0,1 mm terdekat. 6) Jarum diturunkan perlahan-lahan hingga jarum tersebut menyentuh permukaan benda uji. Kemudian diatur angka 0 di arloji penetrometer, sehingga jarum penunjuk berhimpit dengannya. 7) Pemegang jarum dilepaskan dan serentak dijalankan stopwatch selama jangka waktu (5 0,1) detik. 8) Pekerjaan sampai dengan di atas dilakukan tidak kurang dari 10 kali untuk benda uji yang sama dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak satu sama lain dari tepi dinding lebih dari 1 cm.
2.1.6
Pembukaan Contoh
Mendinginkan Contoh
Didiamkan pada suhu ruang Mulai jam : Selesai jam : Direndam pada suhu 25oC Mulai jam : Selesai jam :
14.30 14.40 Pembacaan suhu waterbath temperatur 25oC Pembacaan suhu penetrometer temperatur 25oC
14.40 15.00
Pemeriksaan
15.00 15.30
Penetrasi pada suhu 25oC 100 gram 5 dtk Pengamatan : 1 2 3 4 5 Rata rata (mm) Rata rata (mm)
Penetrasi (mm) 1 75 74 54 80 81
Penetrasi (mm) 2 73 62 72 77 75
72,8 72,3
71,8
Data hasil percobaan penetrasi aspal disampaikan pada tabel 2.2 2.1.7 Perhitungan dan Analisis Data Mencari rata-rata nilai penetrasi dari percobaan diatas adalah sebagai berikut: Nilai penetrasi rata-rata 1
75 74 54 80 81 5
= 72,3 mm Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh nilai penetrasi aspal sebesar 72,3 mm, angka penetrasi ini didapatkan dari hasil rata-rata penetrasi dua sample. Hal ini sesuai dengan penetrasi 60/70 dengan angka penetrasi antara 60
mm sampai 79 mm. Aspal dengan penetrasi 60/70 digunakan untuk jalan bervolume tinggi dan daerah panas sehingga didapatkan stabilitas yang tinggi. Tabel 2.3 Tabel Koreksi Hasil Penetrasi Toleransi 0 - 49 2 50 - 149 4 150 - 249 12 250 500 20
Toleransi hasil pemeriksaan penetrasi aspal disampaikan pada tabel 2.3 Dari data hasil percobaan diketahui nilai penetrasi terendah sebesar 54 dan yang tertinggi 81. Ini berarti nilai selisih kedua sampel adalah sebesar 27 mm dan melampaui angka toleransi yang diijinkan yaitu 4 mm ( Tabel 2.3 ). Hal ini mungkin dikarenakan jarum pada penetrometer yang masih kotor. Bisa juga disebabkan adanya debu yang terkandung dalam aspal. 2.1.8 Kesimpulan Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh nilai penetrasi aspal sebesar 72,3 mm. Hal ini berarti aspal tersebut dalam jenis aspal dengan penetrasi 60/70. 2.1.9 Saran 1) Saat percobaan lebih baik dilakukan 2 orang atau lebih. Agar pembacaan penetrometer dan stopwatch dapat dilakukan secara bersamaan dan akurat. 2) Percobaan sebaiknya dilakukan sebanyak 10 kali. Agar dapat diambil 5 data percobaan yang masuk dalam syarat.